Jum’at sore…
Undangan yang di titipin tante Anis sudah
hampir habis dan tinggal satu undangan yang harus aku antarkan namun kali ini
mama mempercayakan aku buat nganterin undangan ini. Padahal ntar malamnya aku
ada rencana mau nginep ditempat Pak Nikki ku tersayang.
Aku sudah ijin ke mama dan mama mengijinkan.
Nah, karena itulah mama menitipkan sebuah undangan yang tersisa ini untuk aku
kasihkan kepada orangnya, sekalian aku nginep kerumah pak Nikki. Ya sudahlah
nggak apa-apa juga yang penting rencanaku mau bercinta lagi dengan pak Nikki
bakalan kesampaian malam ini. Hahahaha…
“Bapak Lukman Mahmud ini rumahnya dimana mah?”,
tanyaku sambil melihat sebuah nama yang tertera dikolom nama yang di undang
pada undangan tersebut.
“Kamu jalan menuju pasar *******. Disana ada
pertigaan yang menuju pasar, kan? Belok kiri terus cari gang Gading, sekitar 2
km kalau dari simpang tiga pasar. Nomor rumahnya ibu lupa. Kamu tanya ama
satpam di komplek itu aja, Bay. Takutnya mama salah sebut”, sahut mama sambil
menutup jendela rumah.
“Oke lah… aku berangkat dulu ya mah. Aku
sekalian nginep di tempat pak Nikki”.
Tanpa tunggu panjang lebar lagi, aku hidupin
motor matic-ku dan segera menuju alamat yang ibu sebutkan tadi. Akhirnya aku
sampai juga ditempat yang dituju. Sekarang tinggal tanya sama satpam di depan
komplek tersebut.
“Permisi, Pak. Rumahnya pak Lukman Mahmud di
blok berapa, Pak?”, tanyaku dari atas motor.
“Oh…, pak Mahmud? Adek terus aja sampai ketemu
simpang empat kedua terus belok ke kiri. Rumahnya pak Mahmud yang ada di blok D
nomor 6.”
“Makasih, pak!” sahutku ramah.
Tidak susah menemukan rumah yang dimaksud oleh
satpam tadi.
Kupencet bel rumah itu. Tidak lama kemudian
keluarlah seorang wanita muda. Penampilannya kelihatan agak kusut. Kelihatannya
habis bekerja. “Mungkin pembantunya kali ya?”, pikirku.
“Permisi, mbak. Ini rumahnya pak Mahmud? Bapaknya
ada? Saya mau nganterin undangan buat Bapak.”
“Bener Mas, tapi Bapak lagi mandi, sebentar lagi
juga kelar kayaknya.”
“Oh, kalo gitu undangan ini saya titipin aja ke
Ibu.”
“Ibu sama anak-anak lagi liburan mas”.
Ada-ada aja kelakuan orang kaya nyusahin aku.
Capek deh…
Belum apa-apa, pintu sudah dibuka dan aku
dipersilahkan masuk untuk memberikan undangan langsung kepada majikannya.
Begitu aku duduk, langsung ditanya,“Mau minum
apa Mas?”.
“Oh, nggak usah repot-repot mbak”.
“Air sirup dingin mau?”, sarannya seperti pramu
saji restoran.
Karena aku rada haus juga, akhirnya aku jawab
aja. “Boleh juga tuh”.
“Tunggu sebentar ya mas”.
Tidak lama kemudian, pembantu itu kembali lagi
dengan membawakan secangkir sirup jeruk lengkap dengan es-nya.
“Makasih, mbak.” Begitu kuteguk sedikit.
Hmmmppp.. segernya…
Sambil minum, aku obnservasi keadaan
disekelilingku. Rumah itu cukup mewah dengan segala perabotan dan barang-barang
seni yang terkesan mahal. Beberasa lukisan wanita dalam berbagai pose tampak
menghiasi dinding. Lampu di ruangan itu termasuk temaram karena hanya dua lampu
meja yang menyala, sementara lampu utama dimatikan. Mungkin karena sebagian
penghuninya sedang pergi berlibur.
Tidak lama kemudian, keluarlah seorang lelaki (wajahnya
khas Jawa Chinese) yang kutaksir usianya sekitar 33 tahunan. Kelihatannya agak
buru-buru, sehingga beliau masih bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk
untuk menutupi daerah pinggang ke bawah. Gluk! Seksi dan ganteng banget bapak
Mahmud ini! Tingginya sekitar 184 cm dengan
kulitnya yang berwarna coklat muda. Diperutnya tampak bulu-bulu halus yang
tumbuh dan menghilang dibalik handuknya. Badannya sih cukup tegap dengan
bahunya yang lebar. Walaupun bukan body orang yang suka pergi fitness, tapi
otot-ototnya terlihat kencang. Mungkin tempaan dari olahraga-olahraga lain
seperti tenis, badminton atau yang lainnya.
“Malam, Pak (karena kuperhatikan jam di dinding
sudah lewat jam tujuh malam), saya mau nganterin undangan untuk perkawinan
anaknya tante Anis.” Kataku begitu ia berdiri didepanku. Hmm … Bau wangi sabun
langsung tercium dan beberapa butir air masih menetes di ujung rambutnya yang
agak basah.
Dahinya mengkerut dan agak lama dia terdiam … Kemudian,“Maaf
dek, tapi Anis yang mana ya?”.
Aneh juga nih pak Mahmud, masa yang diundang nggak
kenal sih sama yang ngundang.
“Tante Anis yang di ****, istrinya pak Ajiz ?”
jawabku makin bingung.
Tiba-tiba melesat di kepalaku. Jangan-jangan
...
“Maaf, ini dengan Bapak Lukman Mahmud, kan?”.
Tiba-tiba diapun tersenyum dan bilang kepadaku,
“Oh, Bapak Lukman Mahmud tinggalnya sekitar dua blok dari sini, di blok G-8,
saya Mahmud Septanto.”
“Hahhhh …???”.
Kurasakan mukaku panas dan merah padam
seketika. Dalam hati aku memaki-maki satpam sialan di pos depan tadi. Tapi
dengan cepat aku bisa mengendalikan rasa maluku.
“Kalo begitu saya permisi dulu, Pak. Maaf sudah
mengganggu.” sahutku siap-siap bangkit dari tempat dudukku untuk mohon diri.
“Oh, nggak apa-apa kok. Minumnya dihabiskan aja
dulu.” Katanya langsung duduk menemaniku di ruang tamu itu.
Posisi duduknya pun sedemikian rupa sehingga
mempertontonkan bentuk jendolan yang cukup nyata di balik handuknya itu.
Rasanya seperti ada botol susu bayi yang diselipkan disana. Kurasakan jendolan
itu makin lama makin besar dan memanjang menjadi sebuah gundukan. Siapa sih
yang tahan disuguhi pemandangan seperti itu. Sementara yang “punya”, masih
kelihatan tenang-tenang saja dan senyum-senyum pepsodent.
“Dari mana, dek?” tanyanya sekedar untuk
memulai pembicaraan supaya suasana tidak kaku..
“Dari H*****, Pak. Saya Bayu,” jawabku.
“Adek salah orang tuh. Emangnya adek nggak
tanya sama satpam di depan?”.
“Sudah tanya pak dan dia kasih tahunya disini”.
“Kalau bapak ini dikenal dengan Pak Mahmud
Polisi dan Pak Lukman itu Mahmud bison. Biar tidak ketuker”.
Wah, pantesan badannya keren banget wong
ternyata dia Polisi. Aku udah curiga sih dari tadi melihat potongan rambutnya
yang cepak itu. Kuangkat gelas yang ada dimeja dan kuteguk air es tersebut.
Sekali-kali sempat juga aku mencuri pandang ke gundukan diselangkangannya yang
tersembunyi di balik handuknya itu, sambil menebak-nebak seperti apa rupa dan
bentuknya. Otomatis kontolku mulai bangun dan memenuhi celana jeans-ku yang
agak sempit ini.
Nggak tahu setan apa yang lewat atau mungkin
terlalu asyik menikmati “pemandangan” yang ada, tiba-tiba aku tersedak. Karena
kaget atas situasi ini, aku pun menumpahkan sisa air sirup yang ada dicangkir
ke badanku. Wuih…. Basah deh…
Kebetulan hari itu aku tidak mengenakan kaos
singlet, maka air sirup yang tumpah di dadaku itu langsung membuat bentuk dan
warna kedua puting susuku yang coklat ini tercetak jelas dibalik kaosku yang
tadinya berwarna putih. Selain itu bentuk dadaku yang agak bidang ini juga
langsung tercetak jelas.
“Wah, basah semua nih dek. Dibuka aja, daripada
masuk angin. Saya ada gantinya kok. Mungkin ada beberapa baju yang muat untuk
adek”, sahutnya sambil sibuk memberesi sana-sini hasil ulahku tadi.
Maka segera kubuka kemejaku ini sehingga
memperlihatkan otot-otot tubuhku yang tidak terlau berotot namun lumayan ada.
Beliau nampak tertegun sejenak melihat badanku
yang ranum saat aku melepaskan pakaian atasku.
“Ayo ikut saya ke kamar, kita ganti disana aja”,
katanya sambil menuju pintu kamarnya. Jalannya kelihatan aneh karena ia
berusaha keras menutupi gundukan yang makin besar dan keras diselangkangannya
itu.
Sesampainya dikamar, pintu langsung dikuncinya.
Aku berlagak bodoh dan bertanya,“Lho kenapa di kunci, Pak?”
“Lha iya dong, nanti kalo Uni (pembantunya)
masuk gimana?” jawabnya sekenanya dengan suara yang sudah tidak begitu jelas.
Dari suaranya, matanya yang dari tadi terus
menelanjangi tubuhku dan desah nafasnya yang makin cepat itu, aku tahu bahwa
nafsunya sudah diubun-ubun dan protes untuk segera dituntaskan. Aku pun sendiri
dari tadi sudah horny banget melihat gundukan dibalik handuknya itu yang kian
membesar.
Toh harus ada yang mengambil inisiatif. Dengan
yakinnya, aku yang masih bertelanjang dada segera menghampirinya. Kupegang ikat
handuknya didepan pinggangnya itu. Kutatap wajahnya lekat-lekat. Dia diam saja,
tapi hembusan nafasnya terdengar jelas dan cepat. Sekilas dapat kurasakan
tubuhnya agak gemetar saking nafsunya. Kucium bibirnya. Kumainkan lidahku
disana. Langsung disambut hangat dan disedot-sedotnya lidahku ini.
Kusedot-sedot lehernya juga hingga meninggalkan beberapa spot merah. Kemudian
turun ke dadanya. Kujilati dadanya dan kupermainkan putingnya yang kelihatan
seperti kismis itu dengan lidah hangatku. Jilatanku kemudian turun perutnya
yang berbulu itu. Kusapu dengan lidahku bulu-bulu diperutnya sampai
ngerintil-ngerintil. Dan akhirnya kubenamkan lidahku di lubang pusernya dan
kumainkan sejenak disana. Kudengar dia mendesah-desah keenakan.
“OHHHH..
SHHIIITTT… AHHHHH.. YEAH… UHHHHH… OHHHHH… ENAK…. HMMMPPP… AUHHHH… AHHH…. AHHHH…
AHHHHAHHHHHHHAHHAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH……”.
Akhirnya genggamanku dihanduknya itu kutarik
dan kubuka handuknya. Benar juga dugaanku bahwa Pak Mahmud dari tadi tidak
memakai celana dalam sama sekali. Terpampang didepanku meriam pusakanya yang
sebesar botol susu bayi dan panjangnya hampir sejengkal tanganku. Ujungnya
nampak basah oleh cairan precum. Gila, gede banget pikirku!
Walaupun baru habis mandi, aroma bau kontol
langsung tercium cukup kuat. Sebenarnya aku rada enggan menjilati kontol yang
belum disunat, karena selain suka bau amis dan rada anyir juga rasanya aneh!
Tapi kalau kontol sebesar ini sudah ditangan, masa dilewatkan aja, kan rugi!
Akhirnya kupegang pangkal kontolnya dan
kuarahkan ujungnya ke mulutku. Kujilat semuanya sampai tidak ada satu bagian pun
yang tersisa. Terus kumasukkan “botol susu” itu kedalam mulutku. Kukenyot dan
kuemut sampai pak Mahmud melenguh keenakkan. Mulutnya memohon-mohon agar aku
jangan sampai menghentikan emutanku. Ngilu-ngilu nikmat katanya. Tanganku pun
tidak berhenti memainkan kantung pelernya.
Kukenyot kontol itu sampai mulutku terasa pegal
dan kaku saking gedenya. Saat aku bangun, dia segera mendorongku sehingga aku
langsung jatuh terebah diatas ranjangnya yang empuk itu. Tanpa basa-basi, aku
langsung diterkamnya. Dipreteli-nya sisa-sisa pakaian yang ada ditubuhku hingga
aku benar-benar telanjang bulat. Sejenak ia bangun dan menikmati
ketelanjanganku, kemudian ia pun membungkuk diatasku dan mulai menjilat seluruh
tubuhku. Mandi Kucing nih.. Hehe
Mungkin dia begitu menikmati aroma tubuhku. Parfum
campur keringat sepanjang sore ditambah lagi dengan rasa manis dari sirup yang
tumpah kebadanku tadi. Kontolku, peler dan lubang anusku pun tidak luput dari
acara mandi kucingnya tadi.
Setelah puas “memandikanku”, aku di angkatnya
sampai aku duduk diatas perutnya dan dia baring telentang. Dia melumuri
kontonya dengan ludah berkali-kali. Kemudian aku duduk diatasnya dan
mengarahkan kontolnya ke anusku. Diturunkannya tubuhku perlahan-lahan. Sensasinya
luar biasa, bro! Pantatku serasa dibelah sesuatu! Tak lama kemudian diapun
mulai menggerakkan tubuhnya sambil sibuk mengocok kontolku. Matanya terpejam
menikmati sensasi luar biasa yang sedang dirasakannya. Butir-butir keringat
tampak mengalir dibadannya dan membuat badannya terlihat mengkilat. Aku yang
pasif diatas hanya bisa menikmati “tusukan”nya sambil sekali-kali memainkan
puting kismisnya.
Setelah hampir 30 menitan aku tidak tahan juga.
Kalau dibiarkan begini terus aku akan segera muncrat, karena aku tidak bisa
mengatur ritme-nya. Aku dibaringkannya tanpa mencabut kontol gedenya dari
lubang kenikmatanku. Dia angkat kakiku ke pundaknya, hingga posisi kami kalau
dilihat dari samping seperti huruf “L”.
Dia gerakkan pantatnya perlahan-lahan beberapa
saat sambil terus mengalihkan perhatianku supaya tidak muncrat. Kuhayati dan
nikmati sensasi dari gesekan-gesekan dan cengkeraman pada anusku oleh kontolnya
yang super bertenaga dan gede itu. Setelah beberapa waktu, dia mulai mencondongkan
tubuhnya kedepan atau lebih tepatnya kebawah. Sambil mempercepat genjotannya,
dia lumat bibirku yang sedang mendesah dan meringis kenikmatan itu. Sekali-kali
dia gigit kedua puting susuku.
“Ahhh… AHHHHHH.. AAAAHHHHH.. OHHHH… ENAK…
BANGET…LOBANG…MUHHH…SAYANGHH…EMMMPPP…OOOOHHHH…..aku sudah nggak tahan lagi,AKU…
mau keluaaar !!!” katanya terengah-engah.
“ayo mas…. GENJOTHHH YANG KENCENG… AHHHH…
AHHH…!!!”,sahutku sambil menggeol-geolkan pantatku ke kanan dan ke kiri agar
semakin terasa kontolnya di dalam lubangku.
Menerima sensasi luar biasa ini beberapa kali, aku
pun menyerah dan memuncratkan pejuhku yang banyak ke atas perutku.
Melihat semua ini membuat nafsunya terasa
semakin meledak-ledak. Rasanya dia juga sudah tidak bisa bertahan lagi. Dia
cabut kontolnya dari lubang pantatku dan dia kocok sambil mengambil pejuhku
yang tadi tumpah diatas perut. Tidak lama kemudian, dia tembakan pejuhnya ke
badanku. Tembakannya begitu jauh, bahkan ada yang masuk langsung ke dalam mulutku.
Semerbak pejuh langsung memenuhi ruangan itu seketika. Oh… Polisi Mahmud…Nikmatnya
!!!
***********
Selesai mandi berdua, aku tiba-tiba ingat bahwa
aku belum mengantarkan undanganku, sementara hari sudah cukup malam. Rasanya
tidak sopan mengantarkan undangan pada jam segini. Tapi pak Mahmud menawarkan
solusi ampuhnya, “Tenang saja, besok biar Uni yang mengantarkannya. Sekarang
kita makan malam dulu, sudah itu kita lanjutkan lagi. Kan saya belum dapat
giliran muncrat di lobang kamu sayang.. he.. he.. he..," kata pak Mahmud sambil
tertawa-tawa mesum…..
Aku teringat janjiku dengan pak Nikki yang
ternyata ada misscall hape-ku tadi. Aku sms dia dan bilang kalau aku nggak jadi
nginep dirumahnya. Karena aku mau let’s go menuju kamar pak Mahmud untuk ronde
kedua.
____
“AHHHHH… AHHHHH… EMPOTAN LOBANG KAMUH ENAK
SEKALI SAYANG… UHHHH….. GIMANAH… ENAKHHH???? KONTOL… AKUHHH…ENAKH NGGAKHHH..
AHHH.. UHHH…”,racaunya kesetanan.
“OHHH… BEIB… EENAK BANGET… AHHHH… TAPIHHH…
KURANG KENCENG…. LETOY BANGET… TUSUKANNYAH… NGGAK HOT…
AHHHH..AHHH…AHHH..UHHH.,…. KENCENGIN BEIB…LAGIHHH…IHHHHH…AHHHH”.
Aku semakin terbakar nafsu dironde kedua ini.
Gimana nggak terangsang, kami main diatas balkon rumahnya yang agak gelap
sambil diterangi cahaya bulan, tubuhku yang berbaring dilantai marmer terasa
semakin basah akibat keringat. Begitu juga tubuh Pak Mahmud yang semakin basah
dan liarnya mengentoti anusku. Sesuai kesepakatan, dironde kedua ini, dia mau
muncratin pejuhnya didalam anusku.
“AUHHHHH…AHHHHH..AHHHHA,.,..AHHH..AHHHHA…RAPET…BANGET…SAYANGH…MEMEK
ISTRIKU…TIDAK SEKESAT INIHHH…AKU MAU…KAMU TIAP MALAM…AKU TUSUK…PAKE
KONTOL..GEDE AKUH…MAU..NGGAK MAH?”, tanyanya.
“Mau banget pah…. Uhhhh…UHHHH…papah AKAN MAMAH
SERVICE TIAP MALAM…AHHH….”.
Setelah hampir dua jam ronde kedua, akhirnya
pak Mahmud tidak bisa menahan dorongan pejuhnya yang sudah sampai diujung
kontol gedenya untuk segera menanamkan benih-benih cintanya kedalam anusku.
“ahhhh… papah mauhhh keluarrrrr maaahhhh!!!
Ahhhhh…ahhhhhh… uhhhh…aaarggghhhhh!!!!1”.
CROOOOTTT! CROOOTTT!!! CROOOOTTT!! CROOOOTTTT….CROOOOTTT….CROOOOTTT…CRROOOTTTT…
Gila! Ternyata tidak diragukan kejantanan
kontol pak Mahmud ini. Walaupun tadi pejuhnya sudah muncrat tapi kali ini
terasa sekali pejuhnya masih banyak dan membanjiri anusku hingga masuk kedalam
usus. Hangat dan enak sekali rasanya.
“Terima kasih sayang… Muachhhh…”, dia mengecup
dahiku.
“Iya pah…. Muachhh”.
Kami kembali berciuman bibir dengan kontol pak
Mahmud yang masih tertancap sempurna di anusku dan perlahan-lahan mulai lepas.
Plop! Lepaslah kontol itu dari dalam anusku dilanjutkan dengan melelehnya pejuh
pak Mahmud yang banyak turun kelobang anusku dan menetes kelantai.
***********
Sejam setelah persenggamaan kedua, aku lewat di
depan pos satpam tadi lagi. Satpam sialan tadi menghampiri mobilku lagi.
“Ketemu dek?”.
“Oh iya, makasih banyak ya, Pak.” Kataku.
Setelah itu, aku melanjutkan memacu gas motorku
dan besok kayaknya bakal ML lagi dengan Pak Mahmud karena aku punya niat
mengembalikan bajunya yang kupinjam saat ini.
Sekali lagi aku membuktikan bahwa aku bisa
menakhlukan hati seorang POLISI. Ketika aku menulis posting ini, aku sebenarnya
sedang bersedih. Pacarku seorang anggota Brimob di pulau Indonesia bagian Timur
sedang dipindah tugaskan kedaerah terpencil. Untunglah ada satu operator yang
bisa menerima sinyal dengan baik disana. Walaupun kami harus berganti kartu,
tetapi aku tetap sayang dengannya. Dia tidak terlalu ganteng tapi sangat jantan
dan manis. Namun aku tidak bisa memberitahu siapa namanya ke publik. Yang jelas
dia masih sering nge-teg foto-fotonya ke wall facebook-ku. I Love U…. Muachhhh…
yudha arya - Married
BalasHapus30/175/64 need bf
Bot/69 hot player
( foreplay with madu,batu es n yoghurt )
17cm,cari top yg dewasa, big size, hardcore
Teluk gong Jakarta Utara 021-31716648
cari bf.. dewasa manly .. stay di malang.. cari yg serius 085753630916... no alay...
BalasHapusHehe
BalasHapus