Polisi??? Ada yang mau? |
“Aku sakit demam
mas…” Aku memberitahu Mas Mahmud Septanto-ku.
Polisi 33 tahun
berpangkat IPDA itupun tampak khawatir dan kembali berbicara disaluran telepon,
“ Adek nggak ke dokter?”
“Udah minum obat
kok mas. Paling nanti demamnya udah turun lagi,” jawabku.
“Ya sudah adek
istirahat dulu. Nanti mas usahain jenguk adek dirumah ya.”
“Iya mas,
makasih.”
Kemudian dia pun
menutup teleponnya setelah mengucapkan salam.
Aku yang sedang terbaring diatas tempat tidur
sejak tadi malam merasa agak suntuk juga seharian Cuma bisa tiduran. Badanku
rasanya seperti bara api dan inilah yang membuat aku semakin gelisah. Sms di
hapeku sudah menumpuk. Banyak teman-temanku yang khawatir karena aku tidak
masuk sekolah hari itu. Kak Satria juga mengkhawatirkan keadaanku dan begitu
juga dengan bang Wando.
Ya Allah… tolong
sembuhkan aku segera. Aku tidak ingin mereka terlalu mengkhawatirkanku.
Malam pun tiba
dan sesuai dengan janjinya, mas Mahmud menjenguk aku. Dia membawakan sekantung
kresek buah apel untukku.
“Silahkan masuk
dek Mahmud. Tuh, Bayu masih belum turun-turun demam,” tunjuk ayah ketika masuk
kekamarku bersama mas Mahmud.
“Sejak kapan
demamnya pak?” Mas Mahmud duduk didekat ranjangku.
“Sejak tadi
malam. Mungkin karena terlalu kecapean main,” kata ayah.
Tak lama
kemudian Ibu masuk kedalam kamarku sambil membawakan nampan berisi teh hangat
untuk mas Mahmud.
“Ini diminum
dulu teh angetnya…,” tawar ibu sambil meletakan segelas teh dimeja dekat tempat
tidurku.
Aku hanya
membuka mata sedikit lalu kembali terpejam. Aku merasa sangat pusing sekali.
Aku tidak memperdulikan lagi perbincangan antara mas Mahmud dengan ayahku.
***
Beberapa hari
kemudian aku sudah sehat kembali dan beraktifitas seperti biasanya. Untuk
merayakan kesembuhanku, mas Mahmud berniat untuk mengajakku makan malam. Kali
ini dia rela berbohong dengan istrinya kalau dia ada tugas piket malam itu dan
untunglah istrinya percaya. Jadilah kami makan malam disalah satu rumah makan
Jepang. Setelah makan entah mengapa mas Mahmud tidak langsung mengantarkan aku
pulang kerumah melainkan mengajak aku untuk pergi kesalah satu penginapan di
dekat terminal. Lho, ada apa nih? Jangan-jangan…
“Kok
kepenginapan mas?”
“Adek nggak mau
ya?”, tanya mas Mahmud balik.
“Hmmppp… untuk
apa kita kepenginapan?”
“Adek terima
enak aja.. hahaha…”
Hmmppp.. sudah
aku tebak kalau dia mau sesuatu deh ama aku malam ini. Kami memesan sebuah
kamar dan langsung masuk kedalam kamar tersebut. Baru aku melangkahkan kaki
untuk masuk kedalam kamar, aku langsung dipeluk oleh mas Mahmud dari belakang. Tubuhnya
yang lebih tinggi dari aku mengharuskannya sedikit membungkuk ketika ingin
mensejajarkan bagian tubuh tertentunya. Seperti saat ini, dia mencium leherku
dan mengigit area itu dengan penuh kelembutan sambil agak membungkukan badan
tegapnya. Nafasnya sangat hangat dan menaikkan nafsu birahiku. Kontolnya mulai
tampak tegang dari balik celana bahannya yang aku rasakan sudah merojok-rojok
pantatku..
Aku raih kepala
cepaknya dan aku belai-belai mesra. Tanganku yang nakal juga tidak mau tinggal
diam begitu saja. aku langsung mencari kontol mas Mahmud yang sudah keras itu
dan aku belai-belai lembut.
Hembusan nafas
hangatnya menyentuh leherku dan menstimulasi syaraf-syaraf birahiku.
Entah bagaimana
caranya, tiba-tiba tubuhku sudah telanjang bulat dan terbaring dikasur yang
empuk dikamar itu. Cuaca malam itu memang cukup gerah karena tampaknya mau
hujan. Mas Mahmud mendekat kearahku namun aku tahan laju kakinya dengan bangkit
dari tempat tidur dan berdiri telanjang dihadapannya. Aku seka keringatnya
sambil kuraba tubuhnya. Kuraba dadanya yang bidang, lalu tangan kiriku turun
hingga pusarnya sambil kuciumi dadanya. Sedangkan tangan yang satu lagi
membelai punggungnya yang juga berotot. Tubuh mas Mahmud memang sudah tidak
mengenakan baju. Makanya aku bisa menikmati keindahan tubuh bagian atasnya yang
tetap kencang berotot.
Ketika tangan
kiriku meraih kancing celana bahannya, tangan kanannya menangkap tangan kiriku,
lalu tangan kirinya meraih pinggangku. Sambil menarik pinggangku, dilumatnya
bibirku. Oohh.. aku merasakan sentuhan yang berbeda dari yang pernah aku
rasakan sebelumnya. Aku balas dengan melumat bibir bawahnya, lalu kurasakan
lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku, kami saling melumat. Lalu di
rebahkannya aku, dan dia membuka kancing celananya yang sudah tampak menggunung
akibat kontol gedenya yang minta segera dikeluarkan dari dalam kekangan.
Pemandangan itu sungguh erotis sekali di hadapanku, aku bangkit lagi dan aku
elus celana dalamnya yang terlihat kepenuhan itu. Aku cium bagian atasnya, tak
tercium bau khas kontol yang menyengat namun hanya samar-samar saja, tampaknya
mas Mahmud cukup sering merawat miliknya itu. Aku kecup kepalanya sambil ku
pelorotkan celana dalamnya. Oohh, gelegak nafsuku semakin menggelora. Segera
kumasukkan batangnya ke dalam mulutku, aku sedot keluar masuk, aku dengar
rintihannya yang membuatku semakin panas. Ketika aku lihat ke atas, tampak dia
terpejam menikmati sedotanku. Setelah aku hisap selama kurang lebih sepuluh
menit, mas Mahmud menghentikan gerakanku. Di lumatnya lagi mulutku sembari
membaringkan aku di tempat tidur. Lalu dilumatnya leherku, sehingga aku kembali
menggeliat liar.
”Ekhs.., mas…
ohh…. Enak mas… awwww…” Ku cengkeram sprai tempat tidur, sementara tangan yang
satu lagi mencengkram punggungnya. Tampaknya mas Mahmud sudah mengetahui
kelemahanku, dia segera berpindah untuk melumat putingku. Lidahnya melumat
habis kedua pentil susuku. Sementara tangannya terus turun meluncur melalui
perutku, sampai pada kontolku yang berbulu tipis dan kini sudah semakin keras.
Tangannya terus nakal dan kini sudah mencapai bibir anusku dan tersentuhlah lubang
pelepasanku. Aku langsung tersentak, seperti terkena setrum ribuan volt.
“akhs….. Mas…
awww… lagihhhh…” jeritku sambil meremas rambutnya. Sementara tangan mas Mahmud
bermain di anusku, lidahnya kini turun ke perutku, bermain sebentar di seputar
perut lalu kembali turun ke lobang anusku. Kedua belah tangannya memegang kedua
belah pantatku, sambil di pandanginya lubang anusku yang indah.
“Lubang adek indah sekali..”
Perkataan itu
seakan memberi suntikan gairah sehingga aku berkata dengan merintih ,“Ayo mas..
jangan di liatin aja.. mulai dong… ”
Langsung di benamkannya
bibirnya ke dalam lubang duburku, sementara dahinya menyentuh buah zakarku,
sehingga aku langsung tersentak mendongak ke atas. Di julurkannya lidahnya
menyapu bagian dalam duburku, sehingga aku merasa seperti ada yang menggelitiki
dinding anusku itu.
“Oohhh….terus
mashhhhhh…..terus….” rintihku sambil terus meremasi rambut di kepalanya.
Tangannya naik
ke putingku, sambil meremasi sesekali dia pelintir kedua putting susuku.
Membuatku menjadi semakin liar, dan ku rasakan badai kenikmatan yang terus
menggelora di dalam diriku. Sampai akhirnya saat bibir mas Mahmud mengecup lalu
menyedot anusku, aku tersentak sedemikian hebatnya sambil menjerit,
“Aaakkhhsss…… masshhhhh………”
Aku jambak kepalanya
sambil aku angkat pantatku tinggi-tinggi, kedua tanganku agak kencang menjambak
rambutnya. Ipda Mahmud pun tak henti-hentinya terus menusuki duburku dengan
lidahnya sembari memutarkan kepalanya, dihisap dan dijilatinnya hingga habis anusku
itu, aku pun serasa terbang di awan-awan dan menembus langit ketujuh dibuatnya.
Seketika itu
tubuhku melemas, mas Mahmud pun merangkak naik ke arahku, di peluknya diriku,
di kecupnya keningku lalu dilumatnya bibirku. Akupun membalasnya dengan melumat
kembali bibirnya yang menurutku cukup sexy untuk dilumat. Kami saling
berpandangan beberapa saat, aku serasa kembali menemukan sesuatu yang kini
mengisi relung-relung hatiku.
“Masukin
kontolmu mas, tapi pelan-pelan dulu ya. Adek masih agak lemas nih” kataku
dengan lirih di telinganya.
“Baik, sayang.”
“Ahhh.. cepetan…”
“Baik, sayang.
Aku masukin ya?”
“He eh, tapi
pelan pelan lho… adek kan baru sembuh”
Tak lama
kemudian, aku rasakan kepala kontolnya yang mengkilap merah menempel pada
lubang anusku.
Ada rasa berdebar di hatiku, inilah salah satu kejantanan selain milik polisi Wando yang beruntung dapat memasuki liang senggama milikku. Kurasakan perih ketika kepalanya masuk sedikit di bibir anusku.
Ada rasa berdebar di hatiku, inilah salah satu kejantanan selain milik polisi Wando yang beruntung dapat memasuki liang senggama milikku. Kurasakan perih ketika kepalanya masuk sedikit di bibir anusku.
“Awwwww,
pelann.. agak perih nih mas...”
“Iya sayang, ini
juga pelan-pelan koq.” Mas Mahmud kembali menekan pantatnya, dan penisnya
kurasakan semakin menyeruak masuk ke dalam anusku.
Aku pun spontan
memeluk Mas Mahmud. “AAAakh..masssss….”
“Tahan sedikit
sayang!” Polisi itu pun menghentakkan pantatnya dengan sekali hentakan dan
seketika kurasakan perih yang kurasakan saat keperjakaanku hilang. Mas Mahmud
pun mengangkat pantatnya pelan-pelan, sehingga aku merasa anusku seperti
tersedot keluar seiring dengan kontolnya. Lalu ditekannya kembali kontolnya ke
dalam lubang duburku, rasa perih yang semula kurasa itu hilang berganti sensasi
nikmat di kala kontol mas Mahmud keluar masuk dengan berirama menggelitiki dinding
anusku.
“Akhs…enak mas….teruss
sayang….”
“Lubangmu seret
banget yang, kontolku kayak di urut nih”
Dilumatnya
kembali bibirku, kamipun berpagutan sambil bergoyang pelan. Setelah beberapa
saat mas Mahmud mengentotiku dengan irama pelan, yang membuatku seakan sedang
bercinta dengan kekasih yang telah lama tak bersua, gairahku timbul bersama
dengan kekuatan yang mulai pulih setelah sakit beberapa hari yang lalu. Dengan
berpelukan, aku gulingkan tubuhnya ke sampingku, kini posisiku ada di atas
tubuhnya dengan penis tetap tertancap di anusku.
“Giliranku
sayang.. , aku ingin memberikan kamu kenikmatan, seperti yang udah mas berikan
kepadaku.”
Ku tekan dadanya
yang bidang dengan kedua tanganku, lalu ku angkat pelan pelan pantatku.
“Oookhh…..
aaaahhhhhh… awww auhhhh….” Mas Mahmud memegang kedua tanganku sambil matanya
membeliak
“Kenapa sayang
?”
“Kontolku kayak
di sedot ke atas.”
Akupun tersenyum
sambil menurunkan kembali pantatku, aku lakukan beberapa saat, hingga aku lihat
mas Mahmud pun merem melek keenakkan. Sesekali aku goyangkan pantatku ke kanan
dan ke kiri.
Mas Mahmud pun
menyambut hentakanku dengan mengangkat pantatnya ke atas sehingga batangnya
terbenam habis ke dalam anusku dan menyentuh prostatku. Akupun mengerang
panjang, “Aaakkkkhhhh……….. “
Aku genjot terus
kontol mas Mahmud. Dengan liar aku bergoyang sambil mulutku terus menceracau
dan mendesis, putingku yang satu dihisapnya, yang satu di pilin-pilin. Lalu
tubuhku bergetar hebat, aku cengkeram pundak mas Mahmud. Mas Mahmud pun lalu
bangkit, sambil mengangkat tubuhku. Dia membaringkan aku lalu menggenjotnya.
Sodokannya begitu cepat sehingga tubuhku terguncang-guncang. Lalu aku dia pun mengerang,
“Aaakkkkhhhh……….. bbbaayyyyy………. Aakkuuu uuddaahh mmooo kelluuaarrrr……..”
Aku dengan sigap langsung melepas kontol mas
Mahmud dari duburku lalu menyambarnya dan mengulumnya. Polisi itu pun langsung
mengejang, seketika ditariknya kepalaku sambil menyemprotkan pejunya ke dalam
mulut ku.
CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCRRRRRRRRRRRRRRRRROOOOOOOOOOTTTT….
CCCCCCRRRRRRROOOOTTTTTTT… CCCCRRRRROOOOOOOOTTTTTTTTTT… CCCCRRROOOOTT!!!
Terasa cairan
kental berwarna putih meleleh dari sela-sela bibirku. Akupun kembali mengulum
batang mas Mahmud dan membersihkan pejuhnya yang masih ada diujung kontolnya.
Aku benar-benar
merasa bugar kembali malam ini. Aku lepas isapanku dari kontol gede mas Mahmud
kemudian aku biarkan dia ambruk ketempat tidur dan terpejam disana. Aku ambil
hape-ku dan aku baca sms yang masuk. Ternyata ada sms dari mamaku.
“Bay, kamu
nginep dimana malam ini?”, tanya mama.
“Di rumah pak
Nikki, bu”, bunyi balasanku.
Ada juga sms
dari bang Dayat dan bang Wando yang ngucapin selamat tidur untukku. Aku merasa
bersalah sudah mengkhianati mereka. Dengan agak lemas, aku masuk kekamar mandi
dan membersihkan tubuhku. Dibawah guyuran air, aku termenung sesaat dan duduk
menyadari kekeliruanku. Entah mengapa aku tidak sadar, mataku terpejam dan
tanpa sadar aku terlelap. Jika bukan karena kepalaku menyentuh dinding, mungkin
aku tidak terbangun. Aku buru-buru menyelesaikan mandiku dan kemudian kembali
masuk kekamar. Aku berpakaian rapi kemudian tidur disamping mas Mahmud.
Polisi gagah itu
telentang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh berototnya. Aku pandangi
wajah chinesenya sambil tersenyum kemudian aku tarik selimut dan aku selimuti
dia. Aku pun merebahkan diri disampingnya dan ku tutup hari ini dengan senyuman
bahagia…
Am Mario 29 yo, 173 cm & 70 kg, Bubbled butt, Gym Toned, Masculine, Well
BalasHapusEducated, Charming, Caring, Funny, Horny and Discreet.
It would be my pleasure to please you and satisfy every one
of your deepest wishes IN YOUR WAY.
Am offering relaxing full service whole body massage, service for +-1 hour at an affordable rate of
Rp 650.000 ($ 85).
If you're interested, you may call me at +6283895329554/ 083895329554
I am residing at CENTRAL JAKARTA.
Foreign clients are most welcome anytime 24 HOURS
Don't hesitate to call me, you can reach me anytime
Eager of fun and action, in a total discreet way.
I only accept hotel, Apartment or home service.
For Call and For Man only!
AKU TAK PUNYA KELEBIHAN APA APA DAN KEKUATAN UNTUK MELAWAN MEREKA YANG MENIPUKU,MEREMEHKANKU DAN MEMPERMAINKANKU. TUBUHKU LEMAH DAN TIDAK PUNYA BANYAK UANG...
BalasHapusTAK ADA YANG MENOLONG..
SELAIN AKU HARUS BERSUMPAH DENGAN DUPA DI HADAPAN TUHAN ,LANGIT DAN BUMI UNTUK MINTA BENCANA ATAS KETIDAK ADILAN DAN MENGUTUK SEMOGA TANAH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MENGALAMI BENCANA,MALAPETAKA DAN SIAL SEUMUR HIDUP MEREKA..
AMIEN...
AKU TELAH DIPERMAINKAN SEMUA ORANG...
TIDAK ADA UNDANG UNDANGKAN DI DUNIA YANG MELARANG AKU BERSUMPAH DAN BICARA ????
SETIAP ORANG JUGA PUNYA HAK UNTUK MENILAI DAN BICARA UTARAKAN PENDAPAT...
DALAM HAL INI AKU TIDAK PANDANG LAGI ALKITAB ATAU AGAMA..
TUHAN BOLEH MEMAAFKAN TAPI ROHKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN DAN AKAN MENUNTUT SAMPAI KE PINTU NERAKA..
MENGENAI DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO BESERTA ARSITEK DIAN SETIAWATI ,MANAGER JELFI DAN MANDOR BRAM YANG TELAH MENIPUKU DENGAN MENYURUHKU TANDA TANGAN SERAH TERIMA KUNCI RUMAH LALU MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU ASAL JADI.
SAMPAI KAMAR MANDI DAN KAMAR TIDUR BOCOR KLU SAAT HUJAN. KOSENG JENDELA TERBELAH 2 DAN DINDING LEMBAB SERTA BANGUNAN DINDING RETAK RETAK, TIDAK DI ACI DENGAN BAIK, ANTARA KOSENG JENDELA DAN DINDING TIDAK DI PLESTER SEHINGGA KELUAR MASUK SEMUT MERAH.
DINDING DI CAT BA ROTO ROTO OLEH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO YANG BERALAMAT JALAN ARAH BANDARA SAM RATULANGI MANADO, KECAMATAN MAPANGET LINGK X KELURAHAN PANIKI DEPAN TUGU ADIPURA dan lantai kamar mandi tidak di plester dengan baik.
MENGADUH KE BANK MANDIRI JUGA TETAP SALAH...
SALAH JADI BENAR DAN BENAR JADI SALAH..
GAMBAR BUKTI FOTO YANG MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU, BOLEH KALIAN LIHAT DI YOUTUBE, GOOGLE, FB UN WALL DAN FACE BOOK MILIK WANG YIHAN.
(7 foto) Foto