Kali ini aku akan
menceritakan kisah cintaku dengan IPTU PANJI ARIFIN si durenku…
Aku sudah lama
tidak berhubungan dengan IPTU Arifin, memang setelah ngentot dengan si polisi
duren itu, beberapa kali mas Arif mengajakku untuk nginep di rumahnya, sehingga
aku lemes banget melayani napsu mas Arif yang kayanya gak pernah puas, tapi
rasanya nikmat sekali ketika kontol yang besar, panjang dan sangat keras itu
akhirnya mengecretkan pejuhnya di lobang anusku dengan semburan yang keras dan
banyak. Mana mas Arif, gak puas cuma seronde lagi, sehingga aku harus melayani
napsunya beberapa ronde. Makanya ketika aku melihat Polisi baruku yang macho
itu, napsuku tanpa sadar bangkit lagi.
Hari itu, hari
Sabtu, aku bertamu lagi kerumah mas Arif. Saat aku duduk diteras rumahnya,
tiba-tiba ia memandang ke arahku dan jantungku berdegup keras. Dia mengenakan
kaos singlet dan celana pendek, dari pangkal lengannya terlihat ototnya yang
masih kecang. Dia tersenyum, “Adek… sini dong deket mas. Ngapain duduk disitu
sendirian, ntar masuk angin lagi”.
Memang saat itu aku
juga memakai celana pendek dan kaos tanpa lengan. Matanya jelalatan memandangi
tubuhku dari atas sampai ke bawah.
“Mas memangnya
mau ngapain?”, tanyaku dengan nada agak sedikit menggodanya.
“Mas mau angetin
Bayu nih.. Mau kan?”.
“ih, mas Nakal”, candaku. Aku kemudian
menghampirinya kemudian dia menggandeng tanganku masuk kerumahnya. Dia membuat
kopi 2 cangkir dan satu diberikannya ke aku.
“Adek mau pake
susu, nggak?” tanyanya.
“Gak usah mas,
kan udah ada creamernya”, jawabku.
“Iya ya, sudah
punya. Kalau mau tinggal perah aja punya mas. Hahahaha…”, godanya.
Aku hanya tersipu
mendengar guyonannya yang mulai mengarah. Kami pun mulai ngobrol ngalor ngidul,
dia mengarahkan pembicaraan kearah ngentot.
“Adek sering-sering
dong nemenin mas kalo malem, daripada masing-masing sendirian di rumah. Atau
adek tinggal aja disini bareng mas… Gimana?”, tawaran yang merangsang napsuku
kembali
Aku terdiam.
“Kok diem? Diem
itu artinya mau lho”, godanya terus. “Nanti malem ya dek. Mas kepengen nih..”,
katanya sambil tersenyum.
Aku hanya
tersenyum.
“Boleh nggak, mas
nusuk adek lagi”, tanyanya lagi.
Aku hanya diam
dan senyum manis didepannya. Tanpa dimintapun aku mau dong dientot mas Arif..
apa sih yang nggak buat mas.
Hari itu berjalan
sangat lambat. Rasanya, aku sudah gak sabar menanti datangnya malam, aku mau tahu
apakah aku akan melayaninya atau tidak. Aku membayangkan apa yang akan
dilakukannya terhadapku. Itu membuat napsuku berkobar-kobar dengan sendirinya.
Hal itu membuat aku tidak bisa berkonsentrasi mengerjakan tugas dari pak guru yang
diberikan kepadaku. Akhirnya saatnya tiba, dia menungguku dikegelapan karena
lampu ruang tengah rumahnya sengaja tidak dinyalakannya.
“Masuk kekamar yuk
dek”, katanya sambil mengunci pintu samping. Aku ditariknya masuk kekamar. Dia
cuma mengenakan baju mandi. Namun aku segera melepas pegangan tangan mas Arif
dengan alasan mau makan malam dulu. Makan malem yang dibelinya dikedai depan
sudah disiapkan di meja makan. Aku diajak makan sambil ngobrol. Selesai makan
aku mencuci peralatan makan, sedangkan dia menungguku disofa di depan TV. Aku
duduk disebelahnya, langsung tangannya memeluk pundakku. Dia mulai merayuku.
“Kamu manis sekali Dek,mas kangen sama lobang
kamu. Kamu juga kangenkan sama kontol mas?”, katanya sambil mengelus tanganku.
Tangan lainnya mulai mengelus-elus pundakku.
“Emangnya kalo kangen
kontol mas, adek mau diapain?”, tanyaku pura-pura nggak ngerti.
“Yah kalau kangen
banget kan, ntar kalau dientot, nggak puas kalau cuma seronde, mesti berkali-kali
baru puas, iya kan?”, jawabnya.
Aku tidak
menjawab, kepalaku kusenderkan dipundaknya.
“Dek, kakimu
mulus sekali ya”, katanya.
“Ah.. Mas bisa
aja,” balasku sekenanya.
Kurasakan
tangannya mengelus dan mengusap pahaku, aku diam saja, aku menikmatinya, napsuku
makin lama makin berkobar.
“Bay, mas jadi
terangsang, gimana nih?” suaranya terdengar kalem tanpa emosi.
Aku menggelinjang
ketika jari tangannya mulai menggosok pantatku dan semakin dekat dengan anusku yang terbungkus CD. Dan… astaga! ternyata
dibalik baju mandinya dia tidak mengenakan CD sehingga kontolnya yang membesar
dan tegak, keluar belahan baju mandinya tanpa disadarinya. Nafasku sesak
melihat kontol besar dan panjang yang berdiri keras penuh dengan tonjolan otot
di sekelilingnya dan kepala yang licin mengkilat. Ingin rasanya aku memegang
dan mengelusnya. Tetapi kutahan napsuku. Dia membungkuk menciumku, kurasakan
bibirnya yang hangat menyentuh bibirku dengan lembut. Kurasakan lidahnya
mencari-cari lidahku dan maka kusambut dengan lidahku pula, aku melayani
hisapan-hisapannya dengan penuh napsu. Separuh tubuhnya sudah menindih tubuhku,
kontolnya menempel di pahaku sedangkan tangan kirinya telah berpindah ke
dadaku. Dia meremas pentilku dengan lembut sambil menghisap bibirku. Tanpa
canggung lagi kurengkuh tubuhnya, kuusap punggungnya dan terus ke bawah ke arah
pahanya. Dadaku berdesir enak sekali, tangannya sudah menyelusup ke balik kaosku,
pilinan jarinya sangat ahli, kadang pentilku dipelintir sehingga menimbulkan
sensasi yang luar biasa. Nafasku makin memburu ketika dia melepas ciumannya.
Kutatap wajahnya, dia tersenyum dibelainya wajahku.
“Bay kamu manis
banget. Mas sayang banget sama Bayu” dia memujaku. “Bagaimana Bay? kita
teruskan?” tangannya masih mengusap rambutku, aku tak menjawab.Tanpa menunggu
lagi tangannya sudah melucuti semua pakaianku, dan hanya tinggal mengenakan CD
saja, dia juga telah telanjang utuh. Seluruh tubuhnya mengkilat karena
keringat, kontolnya panjang dan besar berdiri tegak.
Diangkatnya
pantatku dan dilepaskannya CD-ku.
“Wow, kamu pasti juga
sudah napsu banget ya, dek?”, tanya mas Arif sambil tersenyum karena melihat
kontolku yang sudah ngaceng abis.
Kubiarkan
tangannya membuka selangkanganku lebar-lebar. Kakiku sedikit diangkat keatas
dan tampaklah lubang anusku yang telah merekah kemerahan bibirnya yang siap memanjakan
setiap barang yang akan masuk.
Dia membungkuk,
menyingkirkan bulu-bulu disekitar anusku dan mulai menjilat lubangnya, terasa
nikmat sekali aku menggeliat, lidahnya menyeruak makin dalam lubangku, kupegang
kepalanya dan aku mulai merintih kenikmatan. Beberapa lama dia menggeserkan
lidahnya didalam anusku. Karena kenikmatan tanpa terasa aku telah menggoyang
pantatku, kadang kuangkat kadang ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba dia melakukan
sedotan kecil di lobangku, kadang disedot kadang dipermainkan dengan ujung
lidah. Kenikmatan yang kudapat luar biasa, gerakanku makin tak terkendali.
“Oohhh… aduh.. Mas…
Adek mau kontol massss ….ahhh”. Kuangkat tinggi-tinggi pantatku. Tetapi pada
saat yang tepat dia melepaskan ciumannya dari anusku. Dia menarikku bangun dan
menyorongkan kontolnya kemulutku.
” Gantian ya
sayang.. mas juga ingin kamu ngisep kontol mas.”
Kutangkap kontolnya,
terasa penuh dan keras dalam genggamanku. Dia sudah terlentang disofa dan
posisiku membungkuk siap untuk mengulum kontolnya. Aku sering membayangkan dan
aku juga beberapa kali menonton dalam film porno. Napsuku sudah sampai puncak.
Kutelusuri kontolnya dengan lidahku dari pangkal sampai ke kepalanya yang
mengkilat berkali-kali.
“Ahhh… Enak
sekali sayang…” dia berdesis.
Kemudian kukulum
dan kusedot-sedot dan kujilat dengan lidah sedangkan pangkal kontolnya kuelus
dengan jariku. Suara desahannya membuatku tidak tahan menahan napsuku. Kusudahi
permainan di kontolnya, aku sudah setengah jongkok di atas tubuhnya dan aku
kangkangkan kakiku yang naik keatas sofa mirip seperti kodok, kontolnya persis
di depan anusku.
“Mas, adek
masukin ya, adek pengen sekali.” Dia hanya tersenyum. Kupegang kontolnya,
kutempelkan pada bibir anusku, kusapu-sapukan sebentar di lubangku dan kepala
kontolnya kumasukan ke anusku, aku hampir terbang. Beberapa detik aku tidak
bergerak, tanganku masih memegangi kontolnya, ujung kontolnya masih menancap
dalam anusku. Kurasakan kedutan-kedutan kecil dalam anusku. Kuangkat sedikit
pantatku, dan gesekan ujung kontolnya yang sangat besar terasa menggeser dinding
anusku. Kudorong pinggulku ke bawah makin dalam, separuh kontolnya sudah
melesak dalam anusku. Kukocokkan kontolnya naik-turun, kujepit kontolnya dengan
otot dalam anusku, kusedot ke dalam, kulepas kembali berulang-ulang.
“Oh.. sayang kamu
hebat, jepitanmu nikmat sekali”, dia mendesis-desis, pentilku dicubit-cubit dan
membuat aku merintih-rintih. Dia mengocokkan kontolnya dari bawah. Aku
merintih, mendesis, mendengus, dan akhirnya kehilangan kontrolku. Kudorong
pinggulku ke bawah, terus ke bawah sehingga kontolnya masuk semua ke anusku.
Luar biasa nikmatnya. Dari posisi duduk, kurubuhkan badanku di atas badannya,
dada kami saling menyatu, perutku merekat pada perutnya. Kudekap dia erat-erat.
Tangan kirinya mendekap punggungku, sedang tangan kanannya mengusap-usap
pantatku.. Aku makin kenikmatan. Sambil merintih-rintih kukocok dan kugoyang
pinggulku, sedang kurasakan kontol besarnya meyodok-nyodok dari bawah.
Kontolnya masih terus menyesaki anusku. Kurasai lubangku masih keenakan dan
makin pasrah. Disentuhnya bibirku dengan bibirnya. Aku tidak menyia-nyiakannya.
Dengan cekatan pula kujulurkan lidah kecilku untuk dinikmati dan kami saling
berpagutan ketat. Kuhisap mulutnya dia juga membalas tangkas sampai aku hampir
kehabisan nafas.
“Mas, nikmat
banget deh kontolnya, besar, panjang, keras lagi, lobang Bayu sampe sesek
rasanya”, kataku setelah dia menyudahi ciumannya.
“Hehe.. Tapi aku
belum mau ngecret , Bay. Musti genjotnya yang keras ya…”, jawabnya. Kemudian
dia menarik-narik pentilku dan kurasakan pentilku mulai mengeras lagi.
“Mas, enjot lagi
dong”.
Dia membalikkan
posisi sehingga dia sekarang diatas. Perlahan dia menggerakkan pantatnya
kebelakang dan kedepan, aku mulai kegelian dan nikmat. Kubantu dengan ikut
menggerakkan pantatku berputar, Dia mengerang menahan laju perputaran pantatku,
rupanya dia juga kegelian kalau aku menggerakkan pantatku. Ditahannya pantatku
kuat-kuat agar tidak berputar lagi, justru dengan menahan pantatku kuat-kuat
itulah aku menjadi geli dan berusaha untuk melepaskannya dengan cara bergerak
berputar lagi tapi dia semakin kuat memegangnya. Kulakukan lagi gerakanku
berulang dan kurasakan bijinya menyentuh pantatku, licin dan geli. Rupanya dia
termasuk kuat juga berkali-kali kontolnya mengocek anusku masih tetap saja
tidak menunjukkan adanya kelelahan bahkan semakin meradang. Kucoba mempercepat
gerakan pantatku berputar semakin tinggi, kakiku mengamit pinggangnya dia
semakin tidak leluasa untuk bergerak sehingga aku bisa mengaturnya, tetapi dia
belum ngecret juga. Pantatku berbunyi plak-plak saat kontolnya mengucek habis
didalamnya aku kegelian hebat, tiba-tiba aku mengerang, aku menyerah, aku tidak
dapat menahan sensasi kenikmatan ini. “Terus.Mashhh ohhhh…” ucapku, gerakanku semakin
kencang dan membuat dia tambah bernafsu mengentotiku. Dia manarik kontolnya
keluar dari anusku. Melihat kontolnya yang besar itu membuat napsuku semakin
bangkit lalu dengan reflek kugenggam dan dengan lincah kumasukkan kepalanya
kedalam mulutku, kukocok lagi, sambil kuhisap kuat-kuat dan dengan cepat
mulutku maju mundur untuk mencoba merangsang agar pejuhnya cepat ngecret.
Mulutku mulai payah tapi pejuh yang kuharapkan tak juga keluar. Aku tersentak
merasakan dia menarik kontolnya agak keras menjauh dari mulutku dan dengan
sigap dibukanya anusku dengan tangan kiri dan tangan kanan menuntun kontolnya
yang gede menuju anusku. Didorongnya perlahan, dia melihatku sambil tersenyum
dan bleeesssss, digenjotnya kuat pantatnya kedepan hingga kontolnya kembali menghunjam
kedalam lubangku. Aku menjerit. Aku berusaha mengejan sehingga kontolnya merasa
aku pijit-pijit. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan keras dan
cepat. Tidak lama kemudian dipeluknya tubuhku sambil mengerang.
“Bay, .. aku mau
ngecret”.
“Keluarin aja
Mas… didalem”, pintaku agar kenikmatan yang kurasakan bertambah dan akhirnya pejunya
menyemprot didalem anusku, kurasakan ada semburan hangat dilubangku. Dia
memelukku erat demikian pula aku. Dia tersenyum puas.
“Bay, Tak pernah
aku merasakan lubang kecil seperti punyamu ini, enak banget memijit kontol mas
sampai nggak karuan rasanya, aku puas Sayang”. Dia memelukku lama sekali sambil
beristirahat, terus dia mengajakku ke kamarnya.
“Terusin
diranjang ya sayang”, katanya sambil mencabut kontolnya dari anusku. Lemes saja
kontolnya sudah besar, nggak heran kalo ngaceng menjadi besar banget dan
panjang lagi. Dia masuk ke kamar mandi, sedang aku tergolek diranjangnya.
Keluar dari kamar
mandi, dia berbaring disebelahku. Kembali dia mengulum bibirku kuat- kuat. Kupegang
kontolnya sambil kukocok pelan-pelan. Nggak lama kemudian, kontolnya mulai
mengeras lagi. Luar biasa orang ini, baru ngecret sudah bisa ngaceng lagi. Aku
jilati kontolnya lagi, dia mulai menggelinjang dan melenguh. Mulai dari ujung
kugerakkan masuk dan keluar dengan mulutku dia semakin tidak karuan juga
geraknya. Semakin cepat dan semakin cepat. Kuhisap semakin kuat dan kuat, dia
pun semakin keras erangannya. Mas Arif mulai mengelus anusku sehingga mulai
gatal pengen dientot kembali. Mulutku masih penuh kontolnya dengan gerakan
keluar masuk. Sesekali dibelainya dadaku saat dia merasa geli yang hebat.
Kulepas mulutku dan kukocok kontolnya naik turun. Kuhisap lagi berulang-ulang.
Aku terus berusaha, mulutku mulai payah, kugoyang-goyang bijinya, dia kegelian
dan menggelitik lubangku dengan jarinya dalam-dalam.
“ahh…Mas, geli”,
kataku sambil melepaskan kontolnya dari mulutku.
Kelihatannya dia
sudah pengen mengentoti aku lagi. Dimainkan putingku, aku mendesah keenakan,
setiap ciuman ditubuhku membuatku geli dan membuat napsuku kembali meningkat.
Kurasakan jarinya bergerak makin liar di dalam anusku, membuatku juga semakin
liar, desahan dan eranganku makin keras. Pantatku sedikit-sedikit terangkat
karena jarinya, sedangkan putingku sedang di lahapnya, dicium, di jilat, dan
dikulum pentilnya, ah nikmat sekali rasanya, beberapa kali dia mengecup daerah
sekitar dada dan leherku.
“Mas, Bayu udah
nggak tahan nih”, erangku pengen segera dientot.
“Dek, indah
sekali pantatmu.” katanya sambil meremas pantatku.
Aku tersenyum “suka
kan,…?”. Aku menggerakkan pantatku seperti meledeknya agar dia lebih bernafsu,
lalu dia menindihku, kurasakan sedikit demi sedikit kontolnya masuk keanusku.
“Oohhh..mas,
besar sekali”. Aku menyukainya, kontolnya yang besar dapat membuatku terlena,
“ah enak banget mas”. Dia terus menggoyangkan pantatnya dan aku berusaha
menandingi gerakannya, tetapi aku merasa kewalahan. Satu tangannya memilin
putingku, membuat nafsuku terus memuncak hingga ke ubun-ubun.
“Enak mas terus
oohhhh…”.
“Kenapa capek yah
dientot kontol mas? Hehe..”
Aku mengangguk,
nafasku terengah-engah dadaku turun naik.
“Tapi mas belum
ngecret, sebentar lagi yah”, perlahan tapi pasti kontolnya kembali disodok-sodokkan
kedalam anusku. Goyanganku makin liar membuat dia juga mendesah-desah keenakan.
Kedua tangannya meremas-remas kedua putingku, napsuku sudah benar-benar tinggi,
nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu lihai dalam bercinta. Frekuensi
goyanganku kutambah, lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu sambil
bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di sekitar mulut,
eranganku teredam oleh ciumannya. Kontolnya menghujam makin dalam dan anusku
makin terasa sesak. Aku hanya bisa pasrah saja ditindihnya. Dengan lembut dia
mengecup keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di
bibir, mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, kenikmatan
ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding anusku.
Dadaku bergesekan dengan dadanya yang berisi, kedua pahaku kulingkarkan pada
pinggangnya. Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara
pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat
atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga
oleh liurnya. Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia
angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh..
ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku sehingga desahanku
bercampur dengan ketawa geli. Suara pertemuan antara pantatku dan pahanya
terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan kontolnya. Tanpa memberiku
istirahat dia meneruskan mengocok anusku, aku sudah tidak kuat lagi mengerang
karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-mengap.
”Aku udah mau
ngecret sayang” desahnya dengan mempercepat enjotannya. Enjotannya makin cepat
sampai akhirnya dia mengerang keras dan pejunya menyemprot deras didalam anusku.
“Mas enak benget
deh”, kataku lemes.
“Iya sayang, mas
juga nikmat banget ngecret dilubang kamu”, jawabnya. “Besok kita main lagi, mas
pengen ngecret di lubang kamu lagi”.
“Iya mas-ku,
besok kan minggu, jadi Bayu bisa ngentot sama mas terus”, jawabku.
Dia mencabut
kontolnya dan terkapar disebelahku. Tak lama kemudian aku tertidur kecapaian.
Begitulah cerita
singkatku dengan Mas Arif sang duren kesepian. Aku suka dengan kontolnya dan
aku mau dientotnya sampai pagi, setiap hari… Makasih ya mas, atas Pejuhnya… I
Love U… Muah…
AKU TAK PUNYA KELEBIHAN APA APA DAN KEKUATAN UNTUK MELAWAN MEREKA YANG MENIPUKU,MEREMEHKANKU DAN MEMPERMAINKANKU. TUBUHKU LEMAH DAN TIDAK PUNYA BANYAK UANG...
BalasHapusTAK ADA YANG MENOLONG..
SELAIN AKU HARUS BERSUMPAH DENGAN DUPA DI HADAPAN TUHAN ,LANGIT DAN BUMI UNTUK MINTA BENCANA ATAS KETIDAK ADILAN DAN MENGUTUK SEMOGA TANAH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MENGALAMI BENCANA,MALAPETAKA DAN SIAL SEUMUR HIDUP MEREKA..
AMIEN...
AKU TELAH DIPERMAINKAN SEMUA ORANG...
TIDAK ADA UNDANG UNDANGKAN DI DUNIA YANG MELARANG AKU BERSUMPAH DAN BICARA ????
SETIAP ORANG JUGA PUNYA HAK UNTUK MENILAI DAN BICARA UTARAKAN PENDAPAT...
DALAM HAL INI AKU TIDAK PANDANG LAGI ALKITAB ATAU AGAMA..
TUHAN BOLEH MEMAAFKAN TAPI ROHKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN DAN AKAN MENUNTUT SAMPAI KE PINTU NERAKA..
MENGENAI DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO BESERTA ARSITEK DIAN SETIAWATI ,MANAGER JELFI DAN MANDOR BRAM YANG TELAH MENIPUKU DENGAN MENYURUHKU TANDA TANGAN SERAH TERIMA KUNCI RUMAH LALU MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU ASAL JADI.
SAMPAI KAMAR MANDI DAN KAMAR TIDUR BOCOR KLU SAAT HUJAN. KOSENG JENDELA TERBELAH 2 DAN DINDING LEMBAB SERTA BANGUNAN DINDING RETAK RETAK, TIDAK DI ACI DENGAN BAIK, ANTARA KOSENG JENDELA DAN DINDING TIDAK DI PLESTER SEHINGGA KELUAR MASUK SEMUT MERAH.
DINDING DI CAT BA ROTO ROTO OLEH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO YANG BERALAMAT JALAN ARAH BANDARA SAM RATULANGI MANADO, KECAMATAN MAPANGET LINGK X KELURAHAN PANIKI DEPAN TUGU ADIPURA dan lantai kamar mandi tidak di plester dengan baik.
MENGADUH KE BANK MANDIRI JUGA TETAP SALAH...
SALAH JADI BENAR DAN BENAR JADI SALAH..
GAMBAR BUKTI FOTO YANG MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU, BOLEH KALIAN LIHAT DI YOUTUBE, GOOGLE, FB UN WALL DAN FACE BOOK MILIK WANG YIHAN.
(7 foto) Foto
Saya topan umur 20 thn saya bot mencari top sejati yg mencintai saya dgn tulus saya di bekasi ini nomor hp saya 082156383012
BalasHapus