Januar
Andhika, 28 tahun adalah salah seorang POLISI berpangkat Briptu di kota ****.
Istrinya, Desi ( 24 tahun) adalah ibu rumah tangga yang aktif di beberapa
kegiatan organisasi. Mereka dikaruniai satu orang anak.
Suatu
sore dikontarakan Lisa, selingkuhan Dhika, mereka terlihat terburu-buru masuk
ke kamar.
“Aku
selalu merindukan kamu,” kata Dhika sambil memeluk pinggang Lisa lalu mencium
bibirnya.
Lisa
membalasnya dengan panas. Lidah Lisa bermain liar di dalam mulut Dhika,
sementara tangannya meremas selangkangan Dhika yang sudah terlihat menggembung
akibat kontolnya yang besar.
“Ohh..
Kamu sangat pintar dan memuaskan.. Mmhh,” bisik Dhika sambil meremas pantat Lisa.
“Cepat
buka bajunya..” pinta Lisa kepada Dhika sementara dia sendiri mulai melucuti
semua pakaiannya.
Setelah
keduanya telanjang, tangan Lisa menarik tangan Dhika ke ranjang lalu
mendorongnya agar telentang. Dijilatinya puting susu Dhika lalu turun ke perut,
sementara tangannya meremas dan mengocok kontol Dhika yang sudah tegang.
“Ohh
sayang..” desah Dhika sambil terpejam.
“Ohh..
Mmhh..” desah Dhika makin keras terdengar ketika kontolnya terasa hangat dan
nikmat berada dalam kuluman mulut Lisa.
“Terus,
Lis.. Teruss..” bisik Dhika sambil terpejam dan menggoyangkan pinggulnya.
Setelah
beberapa lama, Lisa menghentikan hisapannya pada kontol Dhika. Dia bangkit lalu
naik dan mencium bibir Dhika. Kemudian dalam posisi mengangkangi wajah Dhika, Lisa
mendekatkan memeknya ke mulut polisi itu.
“Jilati,
sayang..” bisik Lisa. Lidah Dhika tak lama kemudian sudah bermain di belahan
memek Lisa.
“Oww..”
desah Lisa sambil terpejam sambil menggoyangkan pinggulnya. “Oh sayangg..
Ohh..” desah Lisa keras ketika kelentitnya dijilat lidah Dhika. “Terus sayang..
Terusshh..” desah Lisa sambil mendesakkan memeknya ke mulut Dhika.
Lalu digoyang pinggulnya lebih cepat sambi Dhika agak gelagapan tak bisa bernafas. “Ohh.. Ohh.. Ohh..” jerit Lisa ketika terasa ada yang menyembur di dalam memeknya. “Nikmat sekali sayang..” kata Lisa tersenyum sambil menurunkan badannya dan berbaring di samping Dhika.
Lalu digoyang pinggulnya lebih cepat sambi Dhika agak gelagapan tak bisa bernafas. “Ohh.. Ohh.. Ohh..” jerit Lisa ketika terasa ada yang menyembur di dalam memeknya. “Nikmat sekali sayang..” kata Lisa tersenyum sambil menurunkan badannya dan berbaring di samping Dhika.
Dhika
yang sudah bernafsu, langsung bangkit lalu membuka kaki Lisa lebar sehingga
memeknya tampak terbuka. Diarahkan kontolnya ke lubang memek Lisa. Dengan sekali
tekanan, bless.. Kontol Dhika sudah masuk ke dalamnya. Lisa terpejam menikmati
nikmatnya rasa yang ada ketika kontol Dhika dengan perkasa keluar masuk di
dalam memeknya.
“Ohh..
Fuck me!” desah Lisa sambil menatap mata Dhika.
“Aku
selalu bergairah kalau melihat kamu..” kata Dhika di sela-sela persetubuhan
itu.
“Kenapa?”
tanya Lisa sambil tersenyum mesum.
“Karena
kamu sangat sexy..” kata Dhika lagi sambil terus memonpa kontolnya.
“Aku
pengen ganti posisi..” kata Lisa.
Jaka
menghentikan gerakan dan mencabut kontolnya dari memek Lisa. Lisa kemudian
bangkit lalu nungging.
“Cepat
masukkan, sayang..” kata Lisa.
Dhika
mengarahkan kontolnya ke lubang memek Lisa yang jelas terbuka. Lalu, blep..
blep.. blep.. Kontol Dhika kembali keluar masuk memek Lisa.
“Ohh..”
desah Lisa sambil memejamkan matanya.
Setelah
beberapa lama, Dhila makin cepat mengeluar masukkan kontolnya ke memek Lisa.
Kemudian Dhika mendesakkan kontolnya dalam-dalam sampai amblas semua ke dalam
memek Lisa. Crott! Crott! Crott! Air mani Dhika muncrat di dalam memek Lisa dengan
banyaknya.
“Ohh..
Enak sekali sayang..” kata Dhika sambil mencabut kontolnya. “Hisap, sayang..” pinta
Dhika.
Lisa
lalu bangkit kemudian tanpa ragu kontol Dhika dijilat membersihkan sisa air
mani di batangnya. Kemudian mulutnya langsung mengulum dan menghisap kontol Dhika.
“Sudah
sayang..” kata Dhika, lalu mencium bibir Lisa mesra.
Setelah
kembali berpakaian seragam polisi dan merapikan diri, Jaka pulang ke rumah. Desi
dan anaknya menyambut gembira kepulangan Dhika. Setelah mandi, Briptu Dhika
duduk dengan Desi di ruang keluarga sambil memangku anaknya.
“Mau
makan, tidak?” tanya Desi.
“Nanti
sajalah.. Aku masih kenyang,” sahut Dhika.
“Nanti
hari Minggu kita ajak anak kita berenang ya?” ajak Desi.
“Boleh..”
jawab Dhika pendek sambil membuka-buka koran.
Malam
harinya, di tempat tidur, Desi yang sedang naik birahi, sedang memeluk tubuh
Dhika yang sedang memejamkan matanya.
“Ayo,
dong..” bisik Desi.
“Apa
sih?” kata Dhika sambil tetap memejamkan matanya.
“Aku
pengen..” kata Desi memohon.
“Aku
capek seharian kerja, sayang.. Besok lagi ya..” kata Dhika sambil mengecup
bibir Desi lalu kembali memejamkan matanya.
Desi
yang merasa kecewa hanya diam.
Hari
Minggu, sesuai dengan rencana, Dhika dan Desi pergi ke kolam renang untuk
mengantar anaknya. Disana sudah banyak yang berenang. Tua muda, laki perempuan.
Setelah Desi berganti pakaian renang dengan anaknya, mereka langsung masuk kolam.
Dhika hanya duduk di pingir kolam melihat istri dan anaknya.
“Lho,
kok tidak ikut berenang, Mas..” tanya seorang pria mengagetkan Dhika.
“Eh,
tidak.. Males,” kata Dhika sambil melirik ke orang tersebut.
“Kenalkan,
saya Bayu..” kata remaja itu.
“Dhika,”
kata Dhika sambil bersalaman.
Dhika
menatap Bayu. Sangat ganteng dan tubuh Edi sangat ranum. Juga terlihat celana
renang mininya sangat menggembung bagian depannya.
“Boleh
saya duduk disini, mas?” tanya Bayu.
“Oh,
boleh.. Boleh..” kata Dhika.
Bayu
duduk berhadapan dengan Dhika. Jarak mereka cukup dekat. Mereka bicara ngalor
ngidul tentang keluarga, pekerjaan dan lain-lain. Pada mulanya Dhika biasa
saja, tapi entah kenapa lama-kelamaan Dhika sangat suka pada wajah manis Bayu.
Ditatapnya lekuk wajah Bayu yang menggoda. Ada perasaan berdesir di hatinya.
Apalagi ketika melihat Bayu tersenyum, Dhika merasa sangat ingin mengecup
bibirnya. Dhika akhirnya menjadi salah tingkah.
“Kenapa,
Mas?” tanya Bayu sambil tersenyum.
Dengan
sengaja tangannya menggenggam tangan Dhika. Dhika berdesir darahnya. Entah mengapa
ada perasaan senang ketika tangannya digenggam.
“Tidak
apa-apa..” kata Dhika sambil menatap Bayu.
Mereka
saling bertatapan selama beberapa saat. Hati Dhika benar-benar tak menentu
ketika saling bertatapan sambil digenggam tangannya.
“Kita
bicara di tempat yang lebih nyaman saja, Mas..” kata Bayu.
Dhika
diam sambil melirik anak istrinya yang sedang berenang. Dhika bangkit lalu
menghampiri mereka di tepi kolam.
“Aku
keluar sebentar dengan dia ya, sayang? Ada sedikit bisnis..” kata Dhika sambil
menunjuk Bayu.
Bayu
tersenyum dan mengangguk ke Desi ketika Desi meliriknya. Desipun tersenyum.
“Jangan
lam-lama ya..” kata Desi.
“Iya,”
kata Dhika sambil bangkit lalu menghampiri Bayu.
“Kemana
kita?” tanya Dhika.
“Kita
bicara di tempat parkir saja biar tenang..” kata Bayu sambil melangkah diikuti
Dhika.
Dhika
terus menatap tubuh dan bokong Bayu dari belakang. Darahnya semakin berdesir.
Setelah Bayu berganti pakaian, mereka lalu menuju tempat parkir.
“Di
dalam mobil saya saja kita bicara,” ajak Dhika sambil membuka pintu mobil
berkaca gelap. “Lebih tenang dan nyaman,” kata Dhika lagi.
Merekapun
segera masuk.
“Boleh
nggak saya jujur mas? Saya suka sama Mas.. Mas cakep, gagah lagi,” kata Bayu
sambil mengenggam tangan Dhika.
Dhika
terdiam sambil menatap Bayu. Hatinya berdebar disertai dengan munculnya satu
gairah aneh ketika menatap Bayu, si remaja yang mungkin baru kelas dua SMA itu.
Bayu tersenyum lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Dhika. Tak lama bibirnya
mengecup bibir Dhika. Dhika terdiam, tapi perasaannya sangat senang. Lalu tak
lama Dhika membalas kecupan bibir Bayu. Ciuman mereka makin lama makin liar
disertai permainan lidah.
“Buka
celananya, Mas.. Waktu kita tidak banyak, anak istri Mas menunggu,” kata Bayu
sambil dia sendiri melepas celana pendek dan celana dalamnya.
Tampak
kontolnya sudah tegak. Dhika agak ragu untuk melepas celananya. Bayu tersenyum
lalu tangannya segera membuka sabuk dan resleting celana Dhika. Kemudian
diperosotkannya celana Dhika sampai lepas. Celana dalam Dhika tampak
menggembung. Bayu lalu melepas celana dalam Dhika.
“Kontol
Mas gede banget,” kata Bayu sambil meremas kontol Dhika.
Dhika
terdiam sambil merasakan suatu sensasi kenikmatan ketika kontolnya dikocok oleh
sesama lelaki. Apalagi ketika mulut Bayu telah mengulum kontolnya. Dhika terpejam
sambil meremas rambut Bayu.
“Ohh..
OHHHHH… shhhtttt…. Uhhhhh… enak…” desah Dhika.
Bayu
terus menjilat, menghisap, dan mengocok kontol Dhika. Lalu dilumatnya bibir Dhika.
Mereka berciuman liar sambil saling kocok kontol. Tak lama kemudian Bayu naik
ke pangkuan Dhika. Diarahkan lubang anusnya ke kontol Dhika. Setelah masuk,
secara perlahan tubuh Bayu naik turun sambil matanya terpejam menikmati
nikmatnya kontol Dhika di anusnya. Sementara Dhika juga terpejam sambil
menggerakan kontolnya keluar masuk anus Bayu.
“Ohh..
Sshh..” desis Dhika merasakan nikmatnya kontol keluar masuk anus hangat Bayu.
“Enak,
Mas?” bisik Bayu.
Dhika
tak menjawab. Hanya pejaman mata dan desahan kenikmatan saja yang keluar dari
mulutnya. Dhika juga tak mau tinggal diam, dengan inisiatifnya dia mulai
memegang pinggul Bayu dan menghujamkan kontolnya keanus Bayu. Dia putar-putar
kemudian dia benamkan dalam-dalam kontol besarnya itu hingga Bayu melenguh
keenakan.
“Aku
mau keluarrhh..” bisik Dhika. Gerakannya makin cepat.
“Keluarkan..
Mas…Puaskan..aku… uhh… ayo mas…” kata Bayu.
Dhika
memegang pinggang Bayu lalu didesakan ke kontolnya hingga kontol itu masuk semua
ke anus Bayu. Croott! Croott! Croott! Air mani Dhika muncrat di dalam anus Bayu.
“Ohh..
Nikmat sekali..Bay” kata Dhika lemas sambil memeluk tubuh Bayu.
Bayu
bangkit lalu mulutnya segera menjilat dan menghisap kontol Dhika yang
berlumuran air mani sampai habis. Setelah itu mereka berciuman kembali.
“Kapan
kita bisa bertemu lagi mas?”, tanya Bayu sambil berpakaian.
“Kapanpun
kamu mau,” kata Dhika sambil berpakaian pula lalu mereka bertukar nomor hape.
Setelah
berciuman mesra sebentar, Bayu segera pergi meninggalkan tempat tersebut. Dhika
segera kembali menemui keluarganya di kolam renang.
“Bisnis
apa sih?” tanya Desi.
“Lumayanlah
sebagai sampingan, siapa tahu berhasil,” kata Dhika.
Desi
diam karena dipikirnya Dhika benar-benar berbisnis dengan bayu. Begitulah,
sejak saat itu Dhika telah benar-benar menjadi petualang seks yang hampir
melupakan keluarganya. Telah sangat banyak wanita yang dikencaninya, juga
sangatsering meniduri Bayu. Memang secara materi, Dhika selalu memberikan
apapun dan berapapun yang Desi butuhkan. Tapi tidak secara batiniah.. Desi
sebetulnya sudah mulai merasa jenuh dan tersiksa akan kehampaan batinnya.
Sampai
suatu ketika..
Hari
Minggu itu Dhika pamit kepada Desi untuk bertemu Bayu di suatu tempat demi kepentingan
bisnis. Sebenarnya Dhika menemui Edi di suatu motel untuk berkencan. Setelah
check-in, mereka segera masuk kamar.
“Lama
amat sih, Mas,” kata Bayu sambil memeluk Jaka lalu melumat bibirya.
Dhika
tidak menjawab, hanya balasan lumatan bibirnya saja yang menandakan kalau Dhika
bergairah. Sambil tetap berciuman, tangan Bayu dengan cepat membuka semua
kancing baju dan resleting celana Dhika.
“Buka
bajunya, Mas..” pinta Bayu tak sabar.
Dhika
lalu melepas semua pakaiannya sambul tersenyum. Setelah Dhika telanjang, Bayu
langsung jongkok lalu mengulum kontol Dhika dengan bernafsu.. Begitulah, mereka
memacu birahi saat itu tanpa menyadari ada seorang wanita dan anak kecil yang
duduk menunggu di depan kamar mereka.
Dialah
Desi.. Sebetulnya Desi sudah lama mendengar selentingan tentang kelakuan Dhika.
Tapi Desi tetap bertahan karena rasa cintanya kepada Dhika masih besar kala
itu, juga karena tidak ada bukti. Setelah selesai melampiaskan nafsu birahi
mereka, Dhika dan Bayu berciuman lalu segera berpakaian. Sambil berpegangan
tangan dan tersenyum penuh arti, mereka membuka pintu kamar untuk pulang.
Ketika pintu terbuka.. Dhika terkesiap darahnya tanpa bisa bicara sepatah katapun.
Matanya nanar menatap Desi dan anaknya.
“Aku
sudah lama mendengar kelakuan kamu dari teman-teman kamu..” kata Desi dengan
nada datar bergetar menahan amarah.
“Kalau
kamu berhubungan hanya dengan perempuan, aku masih bisa memaafkan kamu..” kata
Desi dengan suara mulai terbata-bata. “Tapi tidak dengan kelakuan menjijikan
ini!” suara Desi mulai meninggi sambil berderai air mata.
“Aku minta cerai!!” bentak Desi. “Sekarang juga aku mau pulang ke rumah orang tua.. Jangan temui aku dan anakmu lagi!” bentak Desi lagi. “Aku akan kirim gugatan cerai untuk kamu tanda tangani lewat pengacara..” kata Desi lagi sambil segera menarik tangan anaknya dan berlari ke jalan untuk memanggil taksi.
“Aku minta cerai!!” bentak Desi. “Sekarang juga aku mau pulang ke rumah orang tua.. Jangan temui aku dan anakmu lagi!” bentak Desi lagi. “Aku akan kirim gugatan cerai untuk kamu tanda tangani lewat pengacara..” kata Desi lagi sambil segera menarik tangan anaknya dan berlari ke jalan untuk memanggil taksi.
Dhika
dan Bayu hanya diam mematung. Menurut penuturan Dhika, tak lama kemudian mereka
resmi bercerai. Sampai detik ini rasa rindu Dhika kepada Desi, dan terutama
rindu kepada anaknya sangatlah besar dan sangat menyiksa batinnya. Dhika sangat
ingin untuk bisa kembali bersama mereka.
Pernah
beberapa kali Dhika mencoba untuk mengubah kebiasaan yang selama ini
dijalaninya, tapi tidak membuahkan hasil. Sudah beberapa psikiater dan pemuka
agama yang dimintai pertolongannya, tapi tetap nihil. Keinginan dan hasratnya
untuk bercinta dengan wanita dan juga lelaki sangatlah tidak bisa dibendung..
Batinnya sudah tersiksa oleh rasa rindu akan keluarga dan keinginan untuk
berubah, tapi raganya tidak bisa membendung gairahnya.
Hingga
dia memutuskan untuk menuruti kata hatinya dan Bayu adalah orang yang selalu
hadir disaat-saat terpuruknya. Sehingga Dhika memantapkan hatinya untuk
mencintai Bayu sepenuhnya dan setia pada remaja itu. Inilah awal hubungan manis
POLISI muda itu dengan seorang remaja kelas dua SMA bernama Bayu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar