"Aldy! Sini sebentar Nak!"
"Bentar Pi, tanggung!" Kupercepat kocokanku pada Kardi satpam rumahku.
Nafasnya semakin memburu, dan akhirnya semenit kemudian ia orgasme.
"Aldy!!" teriak ayahnya lebih keras. "Iya Pi!!!" balas Aldy tak kalah
kerasnya. "Kau bersih-bersih sendiri ya. Jangan sampai Papi tahu kau di
kamarku." "Iya Den," jawab Kardi patuh sementara Aldy bergegas
membersihkan tangannya, lalu turun ke bawah menemui ayahnya. "Ada apa
sih Pi, ngebet banget ketemu Aldy?" tanyanya sambil menggelayut manja di
bahu ayahnya.
"Ayah punya hadiah untukmu. Untuk ultahmu besok."
"Yah Ayah...," nada kecewa tersirat dari ucapan Aldy. Ia tahu, ayahnya
takkan ada di ulang tahunnya besok, apalagi besok adalah ulang tahunnya
yang ketujuh belas. Dua tahun berturut-turut ayahnya melewatkan ulang
tahunnya, walaupun ia tetap mendapat hadiah. Ayah Aldy adalah seorang
direktur di sebuah perusahaan elektronik inovator, maksudnya perusahaan
ini selalu mengeluarkan produk-produk hi-tech hasil riset mereka
sendiri. "Eits, siapa bilang Ayah besok bakal sibuk. Besok kan hari
Minggu!"
"Lha kok dikasih sekarang Yah?" tanya Aldy was-was. "Jangan-jangan besok..."
"Nggak kok Sayang, Ayah sudah pesan ke sekretaris Ayah, besok Ayah tidak
mau diganggu sama sekali. Besok kan ultahmu yang ketujuh belas kan?
Masa Ayah melewatkannya." Ia kemudian memeluk Aldy dan membiarkan anak
semata wayangnya itu menggelayut manja, walaupun terasa ada yang
mengganjal di bawah. "Besok aja Yah kalau gitu, biar jadi hadiah ultah
beneran!" usul Aldy. "Sekarang Aldy bobo dulu ya, ngantuk nih. Ayah juga
jangan tidur malam-malam, nanti sakit lho!" Ia mengecup kening ayahnya,
sebuah kebiasaan sebelum tidur yang selalu ia lakukan sejak kecil.
Sayang ibunya sudah tidak ada lagi; orang tuanya bercerai ketika ia
berumur belasan tahun, dan hak asuh jatuh ke ayahnya. Berhubung ayahnya
sangat kaya dan Aldy adalah anak semata wayang, hampir semua kemauan
Aldy dituruti. Namun Aldy juga tahu diri, ia tidak sampai mabuk-mabukan
atau menggunakan narkoba, dan ia cukup jarang berfoya-foya. Ayah Aldy
sendiri masih trauma atas pengkhianatan mantan istrinya yang selingkuh,
sehingga sampai lima tahun kemudian ia belum juga menikah kembali.
Aldy sendiri tidak punya masalah dengan cewek, kecuali bahwa ia gay.
Parasnya sendiri tampan, banyak yang bilang ia mirip artis Korea.
Badannya atletis karena rajin fitness, tingginya sekitar 180cm karena ia
suka main basket. Kehidupan seksualnya cukup menantang, yang jelas ia
doyan kontol. Sejak ia melihat satpam rumahnya ngocok, ia mulai suka
pada kontol. Setelah pendekatan beberapa lama, akhirnya ia bisa
menikmati kontol satpam rumahnya. Namun jiwa mudanya menginginkan lebih.
Ia menginginkan kontol polisi. Dari yang ia dengar, kontol polisi
biasanya besar-besar. Namanya juga anak muda, ia penasaran dengan kontol
polisi.
Namun rasa penasarannya akan segera terwujud.
Keesokan harinya, Aldy bangun dengan tergesa-gesa. Ia segera mencari
ayahnya, namun rumah itu sepi bukan main. Hanya ada Heru, satpam sif
pagi. "Ayah ke mana Her?" tanya Aldy. "Tadi pagi tergesa-gesa Den,
sepertinya ada masalah. Tapi Tuan menitipkan ini untuk Aden." Ia
menyerahkan sesuatu pada Aldy yang langsung dibukanya. Ada sebuah pulpen
di dalamnya dan sebuah catatan kecil:
Aldy,
Maafkan Ayah, namun Ayah harus pergi. Tadi pagi-pagi buta Ayah
mendapat kabar kalau pamanmu kecelakaan dan sekarang ada di RS X. Ayah
tidak tega membangunkanmu, jadi ayah langsung pergi. Jangan menyusul
dulu ke rumah sakit, nanti Ayah kabari kalau semuanya sudah membaik. Di
laci meja belajarmu ada sedikit uang, gunakanlah untuk merayakan ulang
tahunmu hari ini. Kadomu adalah sebuah pulpen berkamera, petunjuknya ada
di dalam.
Selamat bersenang-senang hari ini. Ayah cinta padamu.
Walaupun agak kecewa karena ayahnya tidak bisa merayakan ultahnya, Aldy
suka dengan kadonya. Pulpen berkamera itu terlihat seperti pulpen biasa,
dan sangat mudah mengoperasikannya. Rekaman pertamanya adalah aksi
ganti baju Heru di pos, yang diselingi sedikit bonus aksi membetulkan
posisi kontol di dalam celana. Pulpen itu sengaja ditinggalnya ketika
Aldy main ke pos. Pikiran nakal Aldy pun berputar, bagaimana cara
mendapatkan kontol polisi dengan mainan barunya itu. Dan ia pun
mendapatkan ide.
Namun, tanpa perlu menjalankan ide itu, ia akan segera mendapatkannya.
Esok harinya, seperti biasa ia berangkat ke sekolah dengan motor
kesayangannya. Karena jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh, ia
jarang menggunakan helm, toh setelah sekolah ia langsung pulang, apalagi
tak pernah ada polisi. Ia sendiri tak pernah berurusan dengan polisi,
namun ia selalu berharap bisa berurusan dengan polisi dalam hal kontol.
Pagi itu ia memacu motornya dengan kecepatan normal. Priiiiittt!!!
Seorang polantas menyuruhnya minggir. Aldy pun meminggirkan motornya.
"Pagi Dik," sapa polantas itu. "Pagi Pak. Ada apa ya?"
"Hanya
pengecekan biasa kok Dik. Tolong SIM dan STNK-nya." Aldy pun menyerahkan
surat-surat tersebut. Sambil menunggu, Aldy pun mengamati polisi itu.
Tingginya sekitar 185cm, beratnya mungkin 80an kg, umurnya sekitar 30an.
Wajahnya tampan juga dengan kumis tercukur rapi, rambutnya mungkin
cepak karena polisi itu mengenakan helm. Namanya Syaiful S. Kacamata
hitamnya semakin menambah kegagahan polisi itu. Aldy mencoba
mencuri-curi pandang selangkangan polisi itu, besar juga. Otak Aldy
mulai berputar, ia ingin mendapatkan polisi itu. Ia raih diam-diam
pulpen kamera di sakunya, lalu ia nyalakan dan sebisa mungkin ia arahkan
ke wajah polisi itu. "Kenapa tidak pakai helm?"
"Iya Pak helm saya lagi dipinjam teman, ini mau saya ambil di sekolah."
"Tapi kan bahaya nggak pakai helm? Mau saya tilang?"
"Jangan lah Pak..."
"Kamu ada duit berapa?" Polisi itu tidak sadar dirinya sedang direkam.
"Cuma lima puluh ribu Pak, buat makan siang dan bensin."
"Udah
kasih saya saja buat damai, daripada saya tilang, jatuhnya lebih banyak
nanti, buat atasan saya. Hitung-hitung buat Lebaran."
"Ya sudah deh Pak." Ia menyerahkan selembar uang lima puluh ribu pada polisi itu, dan segera ia dibebaskan.
Seharian itu ia tidak konsen pada pelajarannya. Ia masih
terbayang-bayang pada Syaiful si polisi. Kontolnya berontak di celana
seragam abu-abunya. Saat sekolah berakhir, ia cepat-cepat pulang,
memelankan motornya saat mendekati pos polantas tempatnya ditilang tadi
pagi, berharap ia bisa melihat Syaiful. Benar saja, Syaiful si polantas
masih di sana, namun melihat Aldy ia hanya tersenyum. Senyuman termanis
yang pernah dilihatnya. Sampai di rumah, tanpa mengganti bajunya Aldy
langsung memindahkan video dari pulpennya ke komputer dan memutarnya.
Ooohh betapa tampannya Syaiful si polantas... Aldy pun mengelus-elus
kontolnya yang sudah tegang dari tadi. Sejenak ia menikmati video itu
sambil memainkan kontolnya. Suara Syaiful begitu jantan, membuatnya
sangat bernafsu. Ia bertekad menikmati tubuh polisi itu. Tapi bagaimana
caranya ya...
Di akhir pemutaran ketiga, ia mendapat akal. Polisi kan harusnya tidak
boleh terima uang damai, bisa dihukum atau bahkan dipecat. Apalagi tadi
dia menyebut atasannya juga terima uang damai. Fitnah atau menghina
atasannya. Disalin dulu ah... Ia salin video itu ke HP-nya untuk
ditunjukkan ke polisi itu nantinya, agar ia dapat menundukkannya.
Kebetulan sekali rumahnya sepi, ayahnya tentu saja bekerja dan tadi pagi
sudah berpesan bahwa ia akan pergi ke rumah sakit dulu, sehingga
pulangnya pasti malam. Ia mengeluarkan motornya kembali, sengaja tetap
mengenakan seragam sekolahnya dan tidak membawa helm. Ia memacu motornya
menuju pos polisi itu...
...dan sesuai harapan, ia diberhentikan lagi oleh seorang polisi, tak
lain dan tak bukan Syaiful sendiri. "Kamu lagi. Masih nggak pakai helm
juga?" tanya Syaiful agak tegas. "Iya Pak, ada barang ketinggalan di
sekolah."
"Mana helmmu?"
"Ketinggalan di sekolah Pak."
"Jangan alasan kamu! Sengaja ya? Mau saya tilang beneran, hah?"
"Silakan Pak, saya nggak takut!" tantang Aldy.
"Eeee, nantang ya kamu! Belum pernah disel ya?!!"
"Jangan sok galak dulu Pak," ujar Aldy tenang. "Lihat ini dulu." Ia mengeluarkan HP-nya lalu memutar video kejadian tadi pagi.
"Apa ini? Apa maksudnya ini?"
"Tonton dulu sampai selesai."
"Kamu mau meras saya ya?"
"Nggak
kok Pak. Saya cuma pingin tanya, kalau video ini diupload ke Youtube,
kira-kira Bapak bakal terkenal ga ya kaya Briptu Norman?"
"Jangan
bercanda kamu!!!" hardik Syaiful sambil merebut HP Aldy dan
membantingnya hingga hancur berkeping-keping. "Sekarang mau apa kamu,
hahaha!!!" Polisi itu tertawa menang.
"Jangan senang dulu Pak. Saya
madih punya banyak rekamannya. Di situ hanya ada wajah Bapak, pasti
Bapak yang kena duluan. Gimana?" Aldy tersenyum sementara polisi itu
mulai ketakutan. Ia menarik Aldy ke belakang pos agar tidak ada yang
melihat. "Baik, saya menyerah! Jangan sebarkan video itu. Apa maumu? Ini
uangmu saya kembalikan." Polisi itu merogoh kantong belakangnya hendak
mengeluarkan dompet, namun Aldy mencegahnya. "Nggak usah Pak, saya
ikhlas kok. Saya cuma mau burung Bapak." Aldy pun meremas kontol polisi
itu.
"Jangan main-main kamu ya!" hardik polisi itu dan menepis tangan Aldy.
"Ya
sudah kalau gitu Pak, saya permisi dulu." Aldy melangkah pergi, namun
dengan segera polisi itu menghadangnya. "Jangan Dik, Bapak mohon. Bapak
harus menghidupi istri Bapak, Bapak nggak tahu harus kerja apa lagi.
Bapak bersedia melakukan apa saja, asal Adik tidak sebarkan video itu."
"Kalau gitu, saya minta kontolnya Bapak," ujar Aldy sambil meremas kembali kontol polisi itu.
"Jangan
Dik," kali ini polisi itu hanya memegangi tangan Aldy. "Saya mohon,
yang lain saja. Saya masih setia sama istri saya." Wah ternyata si
polisi cowok straight, pikir Aldy. Pasti tambah enak menikmati
kontolnya, biar ketagihan.
"Gak bisa Pak, saya mau ini!!!" sergah
Aldy sambil meremas kontol polisi itu agak keras, membuat polisi itu
mengerang kesakitan. "Atau saya sebarkan video Bapak." Polisi itu
berpikir sejenak, namun dengan satu remasan lagi dari Aldy membuat
polisi itu menjawab, "Baik! Baiklah! Saya turuti apa maumu!" Dalam hati
Aldy kasihan juga melihat raut wajah polisi itu yang memelas, namun
sudah kepalang tanggung... Ia lepaskan remasannya, dan selagi polisi itu
bernapas lega, Aldy mengeluarkan pulpennya dan menuliskan alamat serta
nomor teleponnya. "Ini alamat saya. Datang ke rumah saya kalau Bapak
sudah selesai dinas. Rumah saya sebelah minimart. Telepon saya di nomor
itu kalau sudah sampai. Ingat, jangan ganti seragamnya!" Aldy berpamitan
dengan meremas sekali lagi kontol polisi itu, lalu ia melangkah keluar
dengan penuh kemenangan. Akhirnya!
Sampai di rumah, Aldy langsung memasang kamera rahasia di sekeliling
kamarnya. Ia tentu saja tak ingin momen langka itu hilang begitu saja,
momen ketika ia memperkosa seorang polisi. Ia tak perlu khawatir
wajahnya terekam, teknologi yang dimiliki perusahaan ayahnya sudah mampu
menyamarkan atau bahkan mengganti wajah seseorang dalam suatu video.
Tepat setelah merapikan semuanya, HP Aldy satunya berdering. Dari nomor
tidak dikenal. Sepertinya polisi itu. "Halo, siapa ini?"
"Ini saya, Syaiful."
"Oh
ya sudah, saya ke depan." Ia menyuruh satpam membukakan pintu untuk
polisi itu. "Ayo masuk Pak, tidak perlu lepas sepatunya." Ia membimbing
polisi itu ke kamarnya, lalu mengunci pintu. "Mau diapakan saya Dik?"
Tanpa komando Aldy langsung membanting polisi itu ke ranjang. "Bapak
santai saja, nikmati semuanya. Anggap saya istri Bapak." Aldy pun
membelai wajah polisi itu. "Bapak tampan sekali." Polisi itu diam saja.
"Istri Bapak memang tidak salah pilih. Bodinya..." Aldy meraba dada
bidang polisi itu. "Jangan Dik..." "Tenang saja Pak," ujar Aldy sambil
menghunjamkan kepalan tangannya ke selangkangan polisi itu.
"Aaaakkkhh..." Erangan polisi itu tertutup ciuman Aldy yang penuh nafsu.
Syaiful pun meronta-ronta, dan sejenak mereka bergumul. Aldy berusaha
meraih borgol yang sudah ia siapkan di sisi ranjang, dan setelah terkena
beberapa kali tendangan, ia berhasil memborgol polisi itu.
Terengah-engah, Aldy berkata, "Bapak, saya sebenarnya tidak mau main
keras, melukai Bapak. Tapi kalau Bapak melawan terus, saya harus main
keras juga." Ia menaiki tubuh polisi itu dan berbisik, "jadi, kalau
Bapak menurut, saya tidak akan melakukan ini." Ia menusuk kontol polisi
itu dengan lututnya, membuatnya mengerang. "Aaarrghhh! Jahanam kau!!!
Kau tidak akan lepas dari ini!!!"
"Oh ya?" ejek Aldy sambil
memperdalam tusukannya, memberikan rasa sakit yang lebih kuat pada
polisi itu. Peluh mulai bercucuran di dahi polisi itu, seragam coklatnya
mulai basah karena keringat. "Ingat Bapak, saya punya rekaman tadi.
Begitu rekaman itu tersebar, walaupun saya dipenjara, nama Bapak akan
selamanya tercemar. Bahkan mungkin istri Bapak akan meninggalkan Bapak,
menceraikan Bapak kalau tahu Bapak ternyata menerima suap."
"Jangaaannn...,"
isak polisi itu. "Saya tidak mau hidup saya hancur..." Aldy agak
terkejut juga, polisi yang selama ini ia kira jantan dan tegar ternyata
bisa menangis juga. Ah polisi juga manusia... "Saya tidak akan
melakukannya kalau Bapak berserah diri pada saya. Turuti saja apa yang
saya perintahkan, dan saya jamin rahasia ini akan terjaga selamanya.
Setuju?" Aldy melepaskan lututnya dari kontol polisi itu dan membelainya
wajah polisi itu. Polisi itu mengangguk sambil masih terisak. Aldy
menghapus air matanya dan perlahan mencium polisi itu. Pada awalnya
polisi itu diam saja, masih terisak-isak, namun akhirnya isakannya
terhenti. Perlahan-lahan polisi itu mulai menikmati ciuman Aldy, bahkan
lama-kelamaan ia membalasnya, seakan-akan sekarang ia sedang berpagutan
dengan istrinya. Kebetulan saja istrinya sedang datang bulan, sehingga
lima hari ini ia tidak dapat jatah.
"Pak Syaiful, kalau saya lepas borgolnya, Bapak janji tidak akan
berontak?" tanya Aldy. Polisi itu mengangguk. Maka Aldy pun melepaskan
borgol yang membelenggu kedua tangan Syaiful. Mereka pun kembali
berpagutan, kali ini justru Syaiful yang bernafsu. Lima menit berciuman,
polisi itu terbaring lelah. "Wah masa sudah capek Pak," goda Aldy.
"Kasihan kontolnya nih, kepalang tanggung sudah bangun." Memang, saat
diraba Aldy, bonggolan daging yang tersembunyi di balik celana dinas
polisi itu sudah semakin menggunung. Batang kontolnya tercetak jelas di
celana coklat itu. "Saya mainin ya Pak." Polisi itu hanya mengangguk,
lalu ia membuka kedua kakinya. Awalnya Aldy hanya mengelus-elus onderdil
polisi itu, namun lama-lama ia tak tahan. Dibenamkannya mukanya pada
selangkangan polisi itu, dihirupnya aroma kejantanannya. Bau keringat
akibat berdiri seharian penuh di terik matahari semakin menambah aroma
kejantanan polisi itu. Sambil salah satu tangannya meraba-raba dada
polisi itu, ia sapukan hidungnya pada batang kontol polisi itu, sambil
sesekali ia sundul-sundul bola-bolanya. Syaiful bernafas dengan berat,
walaupun separuh otaknya mengatakan itu laki-laki yang sedang bermain
dengannya, separuh lagi menyukainya. "Besar nih senjatanya Bapak,
istrinya pasti suka ya," puji Aldy. "Pernah dihisap Pak?"
"Pernah sama istri, tapi cuma sekali saja. Katanya kegedean."
"Ya pasti lah Pak, tapi kalau saya yang hisap pasti muat. Dan enak."
Belum sempat polisi itu bereaksi, Aldy mulai melucuti bagian bawah
polisi itu. Pertama-tama, dibukanya sabuk putih kebanggaan polantas itu.
Tidak sampai ia tanggalkan. Ia langsung membuka kait celana polisi itu
dan menurunkan resletingnya. Ia menurunkan celana itu sampai sebatas
paha. Tampaklah kini area segitiga emas polisi itu, masih terbalut
celana dalam hitam. Dengan nakalnya Aldy menjilati perut bawah polisi
itu, membuatnya menggelinjang. Satu tangan Aldy menelusup ke dada polisi
itu, tanpa berusaha melepaskan kemejanya, dan memainkan putingnya.
"Oooohhh, enak Dik... Istriku tak pernah bermain seperti ini..."
"Percaya
saya deh Pak, saya akan kasih Bapak servis yang lebih nikmat lagi."
Digigitnya celana dalam polisi itu dan disibaknya turun, sehingga batang
kontol polisi itu langsung menyambut dan menampar wajah Aldy. "Hmmmm...
Kontol Bapak besar sekali..."
Sumber: http://feifantasy.blogspot.com/2011/08/video-penakluk-polisi.html
Hunk Menu
Overview of the Naolla
Naolla is a novel which tells about life of Hucky Nagaray, Fiko Vocare and Zo Agif Ree. They are the ones who run away from Naolla to the Earth. But only one, their goal is to save Naolla from the destruction.
Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls
Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...
Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls
Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...
Look
Untuk beberapa pembaca yang masih bingung dengan pengelompokan posting di blog ini, maka saya akan memberikan penjelasannya.
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla
bagi ya nomor hp polisi
BalasHapusemail ke : kusuma_berry@yahoo.com
ditunggu
di palembang ya? :D
BalasHapusAKU TAK PUNYA KELEBIHAN APA APA DAN KEKUATAN UNTUK MELAWAN MEREKA YANG MENIPUKU,MEREMEHKANKU DAN MEMPERMAINKANKU. TUBUHKU LEMAH DAN TIDAK PUNYA BANYAK UANG...
BalasHapusTAK ADA YANG MENOLONG..
SELAIN AKU HARUS BERSUMPAH DENGAN DUPA DI HADAPAN TUHAN ,LANGIT DAN BUMI UNTUK MINTA BENCANA ATAS KETIDAK ADILAN DAN MENGUTUK SEMOGA TANAH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MENGALAMI BENCANA,MALAPETAKA DAN SIAL SEUMUR HIDUP MEREKA..
AMIEN...
AKU TELAH DIPERMAINKAN SEMUA ORANG...
TIDAK ADA UNDANG UNDANGKAN DI DUNIA YANG MELARANG AKU BERSUMPAH DAN BICARA ????
SETIAP ORANG JUGA PUNYA HAK UNTUK MENILAI DAN BICARA UTARAKAN PENDAPAT...
DALAM HAL INI AKU TIDAK PANDANG LAGI ALKITAB ATAU AGAMA..
TUHAN BOLEH MEMAAFKAN TAPI ROHKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN DAN AKAN MENUNTUT SAMPAI KE PINTU NERAKA..
MENGENAI DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO BESERTA ARSITEK DIAN SETIAWATI ,MANAGER JELFI DAN MANDOR BRAM YANG TELAH MENIPUKU DENGAN MENYURUHKU TANDA TANGAN SERAH TERIMA KUNCI RUMAH LALU MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU ASAL JADI.
SAMPAI KAMAR MANDI DAN KAMAR TIDUR BOCOR KLU SAAT HUJAN. KOSENG JENDELA TERBELAH 2 DAN DINDING LEMBAB SERTA BANGUNAN DINDING RETAK RETAK, TIDAK DI ACI DENGAN BAIK, ANTARA KOSENG JENDELA DAN DINDING TIDAK DI PLESTER SEHINGGA KELUAR MASUK SEMUT MERAH.
DINDING DI CAT BA ROTO ROTO OLEH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO YANG BERALAMAT JALAN ARAH BANDARA SAM RATULANGI MANADO, KECAMATAN MAPANGET LINGK X KELURAHAN PANIKI DEPAN TUGU ADIPURA dan lantai kamar mandi tidak di plester dengan baik.
MENGADUH KE BANK MANDIRI JUGA TETAP SALAH...
SALAH JADI BENAR DAN BENAR JADI SALAH..
GAMBAR BUKTI FOTO YANG MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU, BOLEH KALIAN LIHAT DI YOUTUBE, GOOGLE, FB UN WALL DAN FACE BOOK MILIK WANG YIHAN.
(7 foto) Foto