Hunk Menu

Overview of the Naolla

Naolla is a novel which tells about life of Hucky Nagaray, Fiko Vocare and Zo Agif Ree. They are the ones who run away from Naolla to the Earth. But only one, their goal is to save Naolla from the destruction.

Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls

Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...

Look

Untuk beberapa pembaca yang masih bingung dengan pengelompokan posting di blog ini, maka saya akan memberikan penjelasannya.
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla

Rabu, 20 Maret 2013

Intermezzo: Kak Satria POLISI jantanku


Gerimis mulai menyentuh kulitku. Aku terus berjalan meski beberapa kendaraan mengklaksonku karena aku terus saja menyeberang jalan yang suasana lalu lintasnya dimalam itu cukup padat. Aku memang masih sangat kesal dengan Kak Satria. Meskipun aku dengar kak Satria memanggil namaku dan berusaha mengejarku untuk menjelaskan semua ini tetapi entah mengapa aku bisa seegois ini. Rasanya memang tidak adil bagi kak Satria jika aku saja bisa menikmati kejantanan polisi atau pria lain dibelakangnya mengapa dia tidak bisa. Bahkan dia tidak sejahat aku yang menyelingkuhinya. Kak Satria Cuma bilang kalau dia akan bertunangan dengan seorang gadis pilihan orang tuanya. Sepanjang langkah kakiku, aku tertunduk dan memikirkan hal terbaik untuk hubungan kami. Sebenarnya bukan masalah kak Satria mau tunangan atau mau menikah yang aku persoalkan melainkan tentang cintanya padaku. Apakah dia masih bisa membagi cintanya untukku? Semua pertanyaan itu menghajar otakku sepanjang jalan hingga kakiku terhenti disebuah kursi didekat pohon dan semakin tertunduk bingung.
“Bay… Maafin kakak. Ini bukan kehendak kakak. Walau bagaimanapun kakak tidak mungkin menyakiti hati orang tua kakak. Kamu mengerti kan?”.
Suara kak Satria yang tiba-tiba berada disampingku membuyarkan lamunanku.
“Tapi kak, kalau kakak nanti tidak bisa menemui aku lagi gimana? Aku tidak bisa kehilangan kakak… Aku cinta banget sama kakak. Kakak tolong dong ngerti perasan aku”.
Kak Satria duduk disampingku dan merangkul bahuku. Kepalanya yang plontos dia sandarkan kekepalaku.
“Bayu… Cinta kakak sudah menemukan tempatnya di kamu. Seberapa kuat pun kakak berusaha membohongi diri kakak, kakak tidak bisa membohongi perasaan sendiri kalau kakak benar-benar cinta sama kamu. Kakak janji, kakak akan ngeluangin waktu buat Bayu kalau nanti kakak sudah bersama dia. Sudah dong Bay, nanti cakepnya hilang tuh, gara-gara cemberut terus”, rayu kak Satria.
“Mungkin kakak bisa menyempatkan waktu buat aku tapi apakah dia mau ngijinin kakak pergi? Bayu belum siap kak…”.
Cupppp… Sebuah ciuman hangat kak Satria mendarat di ubun-ubunku. Semuanya kini mulai dingin dan begitu saja diterima otakku. Ah… Kak Satria, kamu memang mampu membius hatiku.
Meskipun perdebatan itu kembali terjadi namun aku akhirnya bisa memahami kak Satria. Aku benar-benar beruntung bisa kenal dengan seorang polisi yang sangat bertanggung jawab seperti kak Satria. Aku tidak akan menyia-nyiakan orang sebaik kak Satria. Aku berjanji didalam hatiku.
Dengan motor sport berwarna hitamnya, kak Satria mengantarku pulang kerumah. Dinginnya udara malam itu semakin memaksa jemari dan tubuhku mendekap tubuh kak Satria yang berisi. Aku benamkan kepalaku dipunggungnya yang kokoh seakan tidak mau melepaskan kak Satria. Sepanjang pejalanan itu kami hanya terdiam…
***
“Waduh, kok bisa? Emangnya kamu taruh dimana?”, tanyaku pada Juno yang kehilangan hapenya.
“Tadi aku taruh dibawah meja. Kirain kamu iseng nyembunyiin hape aku”, tuduhnya dengan sedikit menyelidik.
Aku kembali melihat kedalam laci meja Juno untuk memastikan bahwa didalam meja tersebut tidak terdapat hape. “Nggak ada tuh. Kamu salah inget tuh. Coba kamu inget-inget lagi dimana kamu naruh hape. Perasaan tadi Mita mau minta lagu deh dengan kamu”.
Deg! Juno tersenyum. “Oh… iya. Aku lupa. Dikantin tadi Mita emang minjem hapeku terus dia bawa. Hahahaha…”.
“Huuuuu… dasar kakek-kakek, bentar-bentar pikun. Aku kan nggak harus khawatir kayak gini. Ya sudahlah, aku mau gabung ma anak-anak yang lain. Makan tuh Mita! Hahaha”. Aku meninggalkan Juno. Eh, baru beberapa langkah aku tinggalin dia ngikut aja dibelakangku. Dasar Juno ini…
Sepulang sekolah, tiba-tiba hapeku berbunyi.  Kak Satria memanggil. Ada apa ya? Aku angkat telepon dari dia sebentar sambil menuju parkiran.
“Hallo kak, ada apa?”.
“Tengok dong kedekat pohon ketapang didepan sekolahmu…”.
Deg! aku langsung kaget. Tahu nggak apa yang sedang aku pikirkan? Jangan-jangan kak Satria sudah nungguin aku disana. Waduh…. Kalau nggak cepet-cepet disamperin and dibawa jauh-jauh dari sekolahku bisa-bisa aku mati berdiri karena cemburu. Aku pastikan kalau cewek-cewek kegatelan disekolahku langsung ngebet deh ngelihat kegagahan dan kegantengan kak Satria. Secara, dia seorang polisi… Tapi, sebagian anak-anak pasti takut juga tuh sama kehadiran kak Satria, kalau dia mengenakan seragam polisinya. Buat apa seorang polisi ada didepan pintu gerbang sekolahan coba, kalau nggak buat melakukan rajia atau memburu buronan, mungkin? Sudahlah, aku mendingan langsung mengambil motor matic-ku dan menghidupkannya.
Baru keluar dari pintu gerbang sekolah, sosok pria tinggi dan kekar berjaket kulit berwarna hitam, bercelana jeans biru dan bersepatu sandal berwarna coklat terlihat gagah sekali diatas motor sport hitamnya. Helm kak Satria dibuka kacanya. Sementara ditangan kanannya sebuah hape terlihat sedang dipegang.
Tit! Tegurku dengan klakson motor. “Kak, ayo kita kerumahku”.
“Ini dia orang yang ditunggu dari tadi. Oke bos!”, dia menghidupkan motornya dan langsung mengikutiku melaju di aspal.
Matahari yang sangat terik siang itu membuat aspal mirip seperti wajan datar yang siap memanggang apa saja yang melintas diatasnya. Setelah beberapa menit mengendarai motor, kami tiba di rumahku yang sederhana. Mamaku sudah pulang dan beliau tengah asik membereskan rumah.
“Asalamualaikum…”. Aku masuk kedalam rumah sambil mempersilahkan kak Satria untuk masuk. Ini pertama kalinya aku membawa kak Satria mampir kerumahku. Aduh, ibu nanti nanyain apa ya ke kak Satria.
“Waalaikum salam…”, sahut ibuku.
“Bu, aku bawa temen mainku. Dia aku ajak makan ya?”. Aku meminta ijin ke ibuku terlebih dahulu.
“Boleh. Ibu siapin dulu ya… kebetulan ibu sudah beli lauk di warung tadi. Kamu ganti baju dulu… Sudah disuruh masuk belum temennya?”.
“Sudah bu…”, jawabku. “Kak Satria… masuk aja kemari, sambil nonton tv dulu nih”, panggilku.
“Iya Bay…”. Kak Satria dengan segera masuk keruang tengah dan melepas jaketnya. Tubuh kekarnya terlihat berkeringat akibat panas dan terkurung jaket.
“Nih, aku hidupin kipas angin dulu. Mau idupin AC, tapi AC-nya lagi di toko belum di ambil. Hahaha”, candaku.
Aku berganti pakaian dan cuci kaki-tangan kemudian memanggil kak Satria untuk makan dimeja makan. Kak Satria duduk disampingku. Baru mau duduk ibu sudah siap-siap jadi presenter acara talk show. Bukan ibuku namanya kalau tidak tanya-tanya dan ngajak ngobrol teman-temanku.
“Ayo nak, silahkan dinikmati makanannya. Seadanya ya, soalnya ibu nggak sempet masak”.
“Iya bu nggak apa-apa, aku jadi ngerepotin”. Kak Satria mengambil nasi dan lauk kemudian mulai makan.
“Kamu dari mana nak?”, tanya ibu sambil menyuap nasi.
Aduh… kak Satria pasti jawab jujur deh semua pertanyaan ibuku.
“Dari ************ bu, kebetulan aku lagi ada urusan di sini”.
“Lho, jauh juga. Kelihatannya kamu polisi ya nak?”.
“Iya bu”.
“kok bisa kenal Bayu? Apa Bayu pernah nakal?”.
Tentu saja ibuku curiga dengan hubungan kami. Darimana aku yang seorang pelajar SMA bisa kenal dan akrab dengan polisi yang memiliki beda umur cukup jauh.
“Nggak bu, Bayu baik-baik aja kok. Kebetulan kami sering main badminton bareng”.
Huhh… Kak Satria punya alasan yang bagus juga. Kebetulan aku memang sering pamit untuk main bulutangkis.
“Kirain Bayu pernah berurusan sama nak… Siapa namanya?”.
“Satria bu…”.
“Iya, sama nak Satria… Bayu ini anaknya manja lho, susah dikasih tahu sama ibu”.
“Boong tuh… Ibu bikin aku malu aja”, aku membela diri.
Kami pun kembali menikmati acara makan tentunya dengan cercaan pertanyaan ibu yang bikin aku seperti nonton film aksi, deg-deg-an jadinya.
Setelah makan, aku mengajak kak Satria kekamarku. Kamarku cukup dingin, ditambah lagi ada kipas angin besarnya. Aku beralasan mau tidur siang dulu, biar ibu nggak curiga. Aku merebahkan tubuh dikasurku disusul kak Satria yang juga ikut berbaring disampingku. Set, tangan nakalnya langsung memeluk perutku. Tentu saja aku langsung tepis tangan itu dan buru-buru duduk.
“Kakak…. Jangan sekarang, ntar ketahuan ibu. Pintu nggak ditutup lagi”.
“Hmppp…”. Dia berdiri dan menuju pintu kamarku lalu menutup serta menguncinya.
Aku tahu, pasti kak satria mau macam-macam deh. Dia mendekat kearahku dan langsung menubruk tubuhku dengan tubuh besarnya sampai aku terbaring dengan dia berada diatasku. Aku ditindihnya.
“Kakak kangen sama kamu Bay”.
Perlahan-lahan dia mendekatkan bibirnya kebibirku. Seolah terbius oleh sosoknya yang gagah perkasa, aku membuka mulut dan menyambut bibirnya. Kami berciuman mesra. Lidahnya menyentuh bibir atasku kemudian terus masuk dan mengajak bibirku beradu. Air ludahnya menetes bercampur dengan ludahku. Aku terpejam menikmati kecupan kak Satria. Tanganku meraba-raba kepalanya yang plontos dan mengusap pipinya.
Dia sedot ludahku, kemudian dia gigit bibirku. Aku menggeliat karena nikmat dibuatnya.
“Sudah kak, takut ketahuan ibu”.
“Biarin. Biar sekalian dinikahin”.
Dia kembali mecelemoti bibirku mesra. Bau keringat kak Satria menusuk hidungku namun bau jantannya ini semakin membangkitkan gairahku untuk bercinta dengannya. Aku terus terbakar nafsu dan seolah-olah tidak bisa mengontrol gairahku lagi. Baju kaos kak Satria tercetak ditubuh kekarnya karena keringat.
Tiba-tiba handphone-ku berbunyi. Aku melepas bibirku dari bibir kak Satrai dan mengambil hapeku.
“Bay, mama mau ke arisan dulu. Kalau kamu mau jalan, kunci ditaruh ditempat biasa”. Bunyi SMS mamaku.
“Siapa Bay?”.
“Mama kak. Katanya mau ke arisan”.
“Berarti kita berduaan aja dong dirumah sayang?”, kaka Satria benar-benar girang mendengarnya.
Terdengar sebuah motor menjemput mamaku didepan rumah kemudian mereka berlalu pergi. Bagai kesetanan kak Satria langsung memeluk tubuhku erat dan menciumi bibirku kembali. ya sudahlah, kayaknya lubang anusku bakalan diembat kontol kak Satria siang ini.
Tanganku masuk kedalam kaos kak Satria yang basah dan bergerilya mencari putingnya. Aku pelintir dan aku tarik-tarik agar semakin membakar gairah kak Satria. Kontol kak Satria sudah tegang dibalik celananya. Dia gesekan kontolnya ke kontolku. Auh… enaknya…
Pop! Kak Satria melepaskan ciumannya. Kemudian melepas semua pakaian dibadannya. Dadanya berisi dan perutnya keras tetapi tidak kotak-kotak namun rata. Otot pahanya kokoh dan yang bikin aku meneguk air ludah adalah perkakas yang terdapat diselangkangan kak Satria. Bentuknya yang gemuk dan cukup panjang tegak menjulang membentuk sudut 45 derajat dengan perutnya. Kontol 18 cm dan diameter 4 cm itu berhiaskan sepasang biji yang menggantung sebesar salak dan ditumbuhi jembut-jembut yang mulai membelukar. Dia kocok-kocok sebentar kontolnya seolah-olah mengisyaratkan untuk aku segera menyerbunya dengan mulutku.
Nantang banget kak Satria ini! Hap! Langsung saja aku serbu kontol itu dengan mulutku. Aku isap dan aku kulum batang kejantanan kak Satria dengan bergairah. Tangan kak Satria mulai membantu melepas semua pakaian ditubuhku hingga aku telanjang bulat. Aku genggam kontol kak Satria kemudian aku kenyot kepalanya. Cairan precum kak Satria terasa nikmat diujung lidahku.
“Ahhhh… sshhhhtttt … ahhh… ah…… Lobang kencingnya Bay, masukin lidah kamu dilobangnya.. Uh…. Lagi sayang, terus… Hhhhhmmmppppp”.
Dasar kak Satria, begitu aja sudah mengerang-erang. Untung rumahku dan para tetangga tidak berdekatan sehingga suaranya tidak begitu terdengar oleh tetanggaku. Kak Satria menyodokan kontol gedenya kemulutku. Clok! Aku tersedak dan keget dibuatnya. Sekarang kak Satria mulai memaju mundurkan pinggul agar kontolnya bergerak seperti mengentoti anusku. Aku mengimbangi sodokannya dengan diam mematung dan berusaha mengambil nafas seefektif mungkin agar tidak kehabisan nafas. Tangan kak Satria mengelus kepalaku lalu dengan perlahan dia mendorong bagian belakang kepalaku agar semakin menelan kontolnya lebih dalam lagi. Gila banget!
Entah mengapa kak Satria terlihat menggebu-gebu nafsunya siang itu. Dia menuntunku untuk berbaring dengan kontolnya yang masih bersarang dirongga mulutku. Aku turuti apa mau kekasihku itu. Dia menunjukan senyum nakal padaku kemudian secara cepat dia pegang tanganku kuat-kuat lalu… Astaga dia memperkosa mulutku. Seluruh kontolnya yang besar dia gerakan maju mundur dengan cepat di mulutku. kepala kontolnya terasa menyapa tenggorokanku dan membuat aku berlinang air mata ingin muntah. Untunglah dia berhenti sesekali agar aku mengambil nafas namun setelah itu dia kembali merojokan kontolnya dengan ganas. Aku memang seperti diperkosa olehnya namun entah mengapa aku merasakan bahwa inilah sebenar-benarnya persenggamaan. Aku merasa tertindas namun karena itu pula aku mendapatkan kenikmatan tersendiri. Masa bodoh ah! Yang penting kontol POLISI ini bisa jadi milikku seutuhnya dan tentunya calon istri kak Satria hanya dapat sisanya. Hahaha…
“Akhhhh… arghh… ahhh.. owhhh… oooohhhh… ermmm… ohhh… sayanghhh… kakak… udah lama …pengen begini… uhhh… maafin kakak… ahhhhhhh… ahhh…. Enakh sayanghhh… enak! Arggggg”.
Mungkin sifat sadis kak Satria yang mendorongnya untuk melakukan ini padaku. Aku bahagia kalau kak Satria bahagia walau apapun gaya yang akan kak Satria lakukan dalam mengentotiku (ah, nggak semuanya juga kaleee…).
Air mataku mengalir karena ingin muntah. Aku ngos-ngosan dan hampir kehabisan nafas. Melihat itu, kak Satria menghentikan tusukan dan menarik kontolnya dari mulutku. aku membuka mulut dan menjulurkan lidah. Kemudian kak Satria menggesekan kepala kontolnya kelidahku. Precum segarnya menyentuh syaraf-syaraf pengecapku sehingga aku mulai rileks dan menenangkan diri.
Dia gerakan ujung kontolnya yang mengkilap karena ludahku kepermukaan lidahku. Tubuh kak Satria yang besar telah dipenuhi oleh tetesan keringat. Beberapa tetesan air badannya itu mengalir kekeningnya dan menetes ketempat tidurku.
Sepertinya dia mengijinkan aku untuk mulai mengatur permainan. Segera aku emut kepala kontol gede milik kak Satria selembut mungkin. Cengkraman tangan kak Satria juga sudah dia lepaskan sehingga aku bisa memainkan kedua buah zakarnya yang menggantung cukup besar. Buah zakarnya aku tarik-tarik agar semakin giat memproduksi pejuh untukku.
“Arggghhhhh… hangat sayang, uh…. Isap terus… Emut kontol kakak… ahhh… ohhhhh…..”, erangnya sambil menjambak rambutku.
Puas dengan memainkan buah zakarnya, aku mulai tertarik untuk memainkan puting susu kak Satria yang coklat dan keras menantang. Mula-mula aku usap-usap dengan gerakan memutar. Puting kak Satria semakin keras dan membuat aku gemas ingin mencubitnya. Dada kak Satria berisi dan bidang. Aku sangat suka tipe dada seperti milik kak Satria ini. Aku remas-remas dada sintal kak Satria dengan mulut yang masih terus mengisap kontol kak Satria.
“Ahhh…. Shhhttt… ahh…. Uhhh… enak… ahhh…. Kamuh… pandai betul… sayang…”.
Plop! Kak Satria mencabut kontol gedenya dari dalam mulutku.
“Ada apa kak? Kok dicabut”, protesku.
“Kamu masih mau ngisep ya sayang? Haha.. kakak langsung mau ke acara inti nih”.
Aku paham sekarang, kak Satria langsung pengen ngentotin aku. Maka buru-buru dia angkat kakiku keatas bahunya. Posisiku masih berbaring ditempat tidur dengan kak Satria diatasku. Kak Satria mulai mengarahkan kontol gedenya kedalam anusku. Uh.. susah banget masuknya. Kak Satria harus beberapa kali melumuri kontolnya dan anusku menggunakan air ludahnya agar kontol itu bisa dengan mudah bersarang dianusku. Kak Satria masih berkonsentrasi penuh untuk mencoblos lubangku hingga… Clok! Kontol besar milik kak Satria akhirnya masuk kedalam lubangku.
“Arggghhhh…. Aww… pelan-pelan kak… sakittt….”. aku merengek manja.
“Uh… masih sempit aja lubangmu sayang.. Uhhhhh… ahkkkk… ooohhh…”.
Kak Satria bertumpu pada kedua tangan kokohnya yang diletakan diantara kedua belah bahuku. Wajah kami saling bertatapan. Aku menikmati ekspresi jantan kak Satria ketika mulai menghujamkan pistol keramatnya kedalam lubangku. Wajahnya yang tampan dan gagah terlihat meringis menahan nikmat. Matanya terpejam dan sesekali terlihat dia mengangakan mulutnya. Jakunnya juga tak luput dari pandanganku. Sungguh pemandangan yang sangat jantan.
Clok-clok-clok-clok-clok-clok-clok… itulah bunyi lubangku ketika dientot kontol besar kak Satria. Lubangku yang bsah akibat terlalu banyak diberi air ludah kak Satria mengakibatkan bunyi becek ketika kontol polisi itu menyodomiku. Awalnya pelan-pelan saja kak Satria menusuk lubangku hingga semakin lama semakin cepat dan bunyi pertemuan antara pantatku dan selangkangan kak Satria semakin kencang terdengar. Plak-plak-plak! Untung saja mamaku tidak ada dirumah, kalau sampai beliau ada dirumah pasti suara erangan dan desahan kak Satria terdengar jelas hingga keluar kamarku. Aku nggak mau kalau sampai mama memergokiku di entot oleh kak Satria yang tadi aku perkenalkan sebagai temanku, bukan suamiku. Hahaha…
“Oohhhhh…. Ohhhh… ahhhh… apa ini sayang?!”.
“itu surga buat kakak.. ahh…. Mau kesurga dengankuhhhh?”.
“arggghhhh… mau sayang… ini rasakan surga kakak… ah….. uhhh”.
“Aww.. rojokan kakak… uhhhh… ahhhh.. enak banget..kak…. aw!”.
Tubuhku tergoncang-goncang karena hentakan kontol kak Satria. Aku tidak dapat lagi melukiskan betapa enaknya dientot kak Satria. Semua batang kejantanan polisi itu sudah anusku lahap seutuhnya sehingga tidak adalagi batas ketakutan atau keraguan dihatiku. Namun terbesit dibenakku kalau kak Satria melakukan ML segila ini karena ingin meninggalkanku.
“Kak… jangan tinggalin adek yah… ahhhh”.
“nggak bakalan sayang… kakak janji… uhhh….”.
Kak Satria mencium bibirku mesra. Kamipun kembali terlibat adu bibir sambil kontol kak Satria mengentot anusku. Entotan kak Satria semakin kencang dan tak terkendali. Sepertinya dia mau muncrat. Benar saja, dengan bibir yang masih mencelemoti bibirku, tiba-tiba aku rasakan kontol kak Satria menegang, wajahnya memerah dan tarikan nafasnya memburu. Crooottt…crooottt..crrroooottt…  croootttt… crroooottt… crrrooottttt.. crrrrroooooooottttt…
Clok! Clok! Clok! Ya ampun, tumpahan pejuh kak Satria membuat anusku kembali becek dan berbunyi clok-clok. Kontol kak Satria yang masih cukup keras menghujam anusku seolah-olah gerakan piston motor. Pejuh kak Satria teraduk-aduk sempurna dan sebagian tak mampu bertahan lama dianusku hingga mengalir keluar dan mengotori spraiku.
“Ahhh.. huh… enak banget sayang.. muach..”. Dia mengecup dahiku.
Plop! Kontol besarnya yang mulai lembek dia cabut dari lubangku kemudian kak Satria kembali menciumiku mesra.
Setelah stamina kak Satria kembali, kami mengulagi persenggamaan itu sekali lagi hingga kak Satria muncrat untuk kedua kalinya disore itu.
Tok-tok-tok… suara pintu kamar diketuk.
“Bay, sudah sore… ayo bangun…”. Mama mengetuk pintuku.
Aku lihat jam hape, ternyata sudah pukul setengah lima. Berarti sudah dua setengah jam kami bersenggama kali ini.
“Iya bu…”, jawabku. “Kak, cepet bersihin badan kakak. Sudah setengah lima nih, jadi nggak kita jalannya? Ntar malem kita sambung lagi, gimana?”.
“Iya deh sayang…”. Kak Satria bangkit dan menuju kamar mandi.
***
Setelah kami membersihkan diri dan berpakaian, kak Satria dan aku pun pamit untuk pergi. Disenja itu kami mengitari kota dan menikmati gemerlapnya lampu yang indah. Sekarang aku sudah bisa menerima jika kak Satria ingin bertunangan dengan jodohan orang tuanya. Bagiku melingkarnya cincin dijari manis kak Satria tidak begitu penting karena yang terpenting adalah mekingkarnya cincin anusku di kontol besar nan menggoda milik Bripda Satria Hermawan, POLISI Superku.. Hahaha…




4 komentar:

  1. bagi ya nomor hp polisi
    email ke : kusuma_berry@yahoo.com
    ditunggu

    BalasHapus
  2. Saya topan 20 thn saya bot mencari top sejati yg tulus mencintai saya saya di bekasi ini nomor hp saya 082156383012

    BalasHapus
  3. Saya putra 25 tahun dikota medan sumatera utara, saya mencari teman top d kota medan sumut sekitar nya 757c7231 / 085262175999

    BalasHapus
  4. Hi.Visit new Asian plu blog
    http://plukakiskodeng.blogspot.com/

    Wow.Amazing Bontot (Butt)
    http://adf.ly/qd2VE

    Drunk Guy(Local Sabahan,Malaysia)
    http://adf.ly/qcy4g

    Sport Science Student been Spy
    http://adf.ly/qcrks

    Its free for u..Thanks for viewing.
    This is not a spam.I just want would like u to know.
    Sharing Is Caring.

    BalasHapus