Hidungku
mancung, bibirku merah dan daguku agak lancip dengan bentuk wajah yang oval.
Kulitku tidak putih namun coklat muda. Banyak sih yang bilang aku mirip artis
korea, tapi aku juga lupa namanya siapa. Penting nggak sih? Sayangnya tubuhku tidak tinggi. Aku hanya
memiliki tubuh setinggi 160 cm dan berat badan 47 kg. Aku anak yang cerdas dan
ini terbukti dari peringkatku yang selalu masuk sepuluh besar. Siapa dulu dong,
Bayu Antoni…
Tentu
kalian sudah baca beberapa ceritaku sebelumnya. Mulai dari bang Wando, kak
Satria, dan para Polisi lainnya. Kali ini aku akan bercerita mengenai seorang
Polisi kesepian baruku yang aku kenal secara tidak sengaja.
Siang
itu cuaca cukup panas dan gerah. Aku yang baru pulang sekolah memutuskan untuk
keluar mencari makanan sekalian cari angin segar untuk mendinginkan otakku yang
sepertinya sudah mendidih akibat panasnya cuaca. Disalah satu gang dekat pasar,
aku melihat ada tukang bakso keliling sedang mangkal didekat pohon. Wah, pas
banget tuh lokasinya. Aku pun memutuskan untuk mendatangi abang tukang bakso
dan menepikan motorku didekat pohon. Aku memesan satu mangkuk bakso tanpa
pangsit. Hmmppp… enak banget siang-siang gini makan bakso. Sambil makan bakso
aku duduk didepan rumah yang kelihatannya sunyi itu. Tiba-tiba keluarlah
seorang pria dewasa yang aku taksir umurnya 30 tahunan. Wah ganteng juga tuh
laki, tinggi dan tegap badannya, atletis-lah pokoknya. Suka aku ngeliat si pria
ganteng itu. Dia membuka pintu pagarnya dan menyapaku.
“Kok
makannya disitu, kan deket tong sampah”, tegur si pria berwajah khas Jawa itu.
Aku
menoleh ke samping kananku yang memang ternyata ada sebuah tong sampah.
“Gak
apa kok pak”, jawabku sambil memberikan senyumku yang paling sensual (kata
orang).
“Duduk
diteras aja yuk, aku juga mau makan bakso kok”, dia pesen semangkuk bakso dan
mempersilahkan aku masuk.
Aku
ikutan masuk kerumahnya, mumpung lagi sepi. Siapa tahu aja nanti ada setan yang
menggoda pria gagah itu dan langsung ngentotin aku. Hahahaha… Omes= otak mesum!
“Bapak
suka bakso juga ya?”
“Suka-suka
gitu aja. Dari pada nggak ada yang dimakan siang-siang gini. Kenalin aku Sonny
Pramono”.
“Saya
Bayu pak”.
Kami
bersalaman sebentar. Kami pun terlibat obrolan menarik dan ternyata pak Soni
adalah seorang Bripka yang tugas di kecamatan tetangga. Wah, pantesan aja gagah
dan macho penampilannya. Ngobrol dengan pak Soni sungguh menyenangkan sekali,
mana orangnya ganteng, pinter cerita yang lucu-lucu sampe aku terpingkal-pingkal.
Memang sih, guyonannya mengarah ke hal-hal yang berbau sex, tapi biasanya kan
guyonan sex malah asik. Iya nggak? Dia seorang polisi, keluarganya tinggal
dikota lain karena istrinya harus meneruskan usaha ayahnya yang telah meninggal
dunia. Jadi pak Soni tinggal sendirian
dirumah yang besar itu. Sebulan sekali dia pulang kerumah istrinya. Nyetor
kali...
Tak
terasa hari sudah sore dan aku memutuskan untuk pamit pulang kerumahku.
“Besok-besok
kita ngobrol lagi ya pak”.
“Udah
tinggal aja mangkok baksonya, aku yang bayar sekalian. Boleh dapet nomer hp-nya
nggak Bay?”.
Aku
memberikan nomer hape-ku, dan meninggalkan rumah itu.
“Makasih
ya pak buat baksonya. Sering-sering aja traktir aku bakso. hahaha”, candaku
sambil berdiri dari tempat duduk.
“Ntar
bapak kasih bakso spesial mau nggak? Hahaha”, balasnya.
Upppsss!
Bakso apaan tuh? Jadi penasaran aku. Aku men-starter motor maticku dan pamit kepada
bapak polisi ganteng yang nungguin aku dipintu pagernya. Sejak pertemuan itu
beberapa kali aku sempat kembali ngobrol dengan pak Soni.
Beberapa
hari kemudian, aku bertamu kerumah pak Soni. Kebetulan dia lagi nggak dinas.
“Bay,
biar kita ngobrolnya lama, kamu kesininya jangan pas ada acara dong”.
“Aku
lihat nanti ya pak, soalnya Bayu belom bisa janji”.
“Nanti
deh aku kontak kamu di hp”, kata pak Soni.
Besoknya
ada sms dari pak Soni yang minta aku datang kerumahnya. Aku pamit sama mamaku
untuk pergi ke rumah temen tapi nyatanya aku mengaarahkan motorku menuju ke rumah
pak Soni. Bohong lagi dah!!! Catet tuh malaikat… OMG… Pak Soni sudah menungguku
didepan rumahnya lalu dia mengajakku masuk kedalam. Dia menutup pintu rumahnya.
“Kok
sepi pak rumahnya? Pembantu bapak kemana?”, tanyaku.
“Pembantu
kan nggak tiap hari datengnya, 2 hari sekali, kerjanya cuma bersihin rumah dan
setrika pakaian. Cuci baju kan pake mesin cuci. Untuk makan aku siapin sendiri,
seringnya kan aku makan diluar”.
“Ketika
ngobrol sama aku, aku nggak pernah lihat tuh ada pembantu”.
“Dia
kan kerja didalam, kita kan ngobrolnya diluar”.
“Hari
ini bukan jadwalnya pembantu kerja ya pak?”.
“Enggak,
Bay. Biar nggak ganggu acara kita”, dia tersenyum.
“Memangnya
kita mau bikin acara apa pak?”, selidikku.
“Gak
ada apa-apa kok, cuma mau ngobrol bebas aja. Kamu tuh manis banget, Bay”.
Wah
mulai ngegombal nih pak Soni.
“Masa
sih pak, rasanya Bayu biasa-biasa aja deh”.
“Bibir
kamu manis. Pasti asyik dong pacar kamu”.
“Bayu
nggak punya pacar kok pak”. Plak! Bohong lagi? Catet Malaikat!
“Beneran
nggak ada?”
“Hehe..
Sebenarnya ada, cuma pacaran jarak jauh pak. Nggak asyik ”.
“Memangnya
ngapain aja kalo pacaran?”.
“Ya
biasalah pak, kayak bapak nggak tahu aja”.
“Ramah
dong”. Pak Soni kembali tersenyum padaku.
“Maksudnya?”,
aku gak ngerti arah ucapannya.
“Rajin
menjamah maksudnya..”.
Aku
senyum-senyum saja.
“Pacar
kamu cowok apa cewek Bay?”. Nah lho mau jawab apa gue?.
“Hmmpp…
Menurut Bapak?”. Aku menggantungkan jawabanku agar dia semakin penasaran.
“Ya
sudah. Kamu bilang kalau aku kan pernah muda juga. Mau nonton dvd nggak Bay,
ada film seru nih”.
“Seru
apa saru pak..”, candaku.
“Seru
dan saru pokoknya. Aku puterin ya…”.
Ternyata
yang diputar adalah dvd bokep Gay, bot-nya orang Asia, chinese kayaknya, kecil,
imut dan top-nya bule.
“Ih
pak, kok film gay? Bapak suka cowok juga ya? Bule punya gede dan panjang gitu
ya. Apa muat tuh di anus cowok china yang imut banget?”.
“Dia
bukan imut, tapi bersebelahan sama bule tinggi besar ya jadi kelihatan imut”.
Aku
terangsang juga melihat adegan ngemut yang sedang dilakukan si cowok china.
“Suka
ngelakuin gini juga ma cowok kamu, Bay?”. Rupanya pak Soni sudah tahu kalau aku
adalah seorang cowok yang suka cowok.
Aku
terdiam menikmati adegan demi adegan yang sangat merangsang itu. Dia rupanya tahu
kalau aku sudah mulai terangsang, dia menggeser duduknya ke sebelahku di sofa.
“Udah
napsu ya Bay?”.
“Bapak
sok tahu ah”.
“Tuh
buktinya baru liat bokep sebentar aja duduk kamu sudah nggak tenang. Udah ngaceng
ya Bay?”.
Aku
dirangkulnya, pipiku diciumnya. OMG! Mimpi apa aku semalam bisa dicumbu oleh
polisi gagah, 187 cm ini.
“Kamu
cakep Bay. Bapak suka”.
Ketika
aku menoleh kearahnya dia langsung saja menyambar bibirku dengan bibirnya. Aku
diciumnya dengan penuh napsu.
“Aku
terangsang sekali deh Bay lihat cowok kayak kamu gini”
“Pak….”,
aku hanya melenguh saja karena kembali bibirku dikulumnya dengan penuh napsu.
“Dah
lama nggak dientot ya Bay?”.
“Ya
mau ngentot sama siapa pak? Kan cowok Bayu nggak disini”.
“Sama
aku aja ya”, kembali dia mengulum bibirku.
Tangannya
kemudian mulai mengelus-elus pahaku. Pahaku dikangkangkan dan elusannya
mengarah keselangkanganku. Dvd bokep makin seru, si bule lagi ngegenjot kontol
gede panjangnya di anus china. Aku sudah terangsang sekali karena tontonan dvd
dan elusan tangan pak Soni.
“Lepasin
ya celana kamu, biar kerasa elusanku”.
Tanpa
menunggu jawabanku, dia pelorotkan celanaku kemudian baju kaosku.
Pentilku
yang imut dielus-elusnya dengan telunjuknya. Aku makin menggelinjang karena
elusan tangan kasar pak Soni di putingku. Dia mendekatkan mukanya ke putingku
dan mulai menjilatinya. Mungkin dia kira putingku ini susu istrinya kali.
“Aaaah pak… Uhhhh.. bapak.. nakal…,” kembali
aku melenguh karena ulahnya.
putingku
langsung cenat-cenut diisapnya.
“Puting
kamu ngeceng tuh Bay”.
Dia
langsung mengemut putingku dan disedot-sedotnya, sementara tangannya mulai
mengelus-elus pusarku yang terbuka.
“Pak,
geli…Uhhhhh”, lenguhku lagi.
“Geli
apa napsu, Bay?”.
“Dua-duanya
pak”.
“Wah
lebat juga jembut kamu Bay. Kamu udah napsu ya Bay?”.
“Dari
tadi pak, abis tangan bapak nakal sih”, jawabku manja.
Dia
terus memilin-milin putingku. Aku bersandar di dadanya yang bidang. Dia kembali
menciumi leherku lalu mengecup bibirku. Aku balas dengan ganas. Bibirku
dikulumnya, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tanganku segera turun
mencari kontolnya. Aku usap-usap, terasa sekali kontolnya sudah ngaceng berat,
keras sekali. Segera ikat pinggangnya aku buka kemudian celananya. Dia berdiri
sehingga celana panjangnya meluncur ke lantai. Kontolnya yang besar sekitar 20
cm-an itu nongol dari bagian atas CD nya yang mini, hampir menyentuh pusernya
saking panjangnya. Kami segera bergelut dan aku mengocok kontolnya.
“Pak,
keras banget, gede lagi”, kataku sambil jongkok didepannya, melepas cd-nya dan
menciumi kontolnya kemudian menghisap daerah sekelilingnya termasuk buah zakarnya.
“Aah
Bay, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangnya. “Aaaduuuuuhh…. Bay….. enak
banget emutanmu”.
Kontolnya
aku jilati seluruhnya kemudian aku masukkan ke mulutku, aku kulum dan aku hisap-hisap.
Kepalaku mengangguk-angguk mengeluar masukkan kontolnya di mulutku. Aku makin
terangsang ketika mengemut kontol besarnya. Akhirnya dia nggak tahan lagi. Baju
yang melekat ditubuh beototnya dilepaskan sehingga dia telanjang bulat. Aku
ditariknya ke kamarnya, sebelumnya dvd dimatikan karena sudah tidak aku menonton
televisi itu sejak dia mulai meraba-raba tubuhku. Aku dibaringkannya diranjang.
“Pak,
geli”, erangku.
“Geli
apa nikmat Bay? Ayoo…”, tanyanya.
“Dua-duanya
pak. Bayu dientot dong pak, udah pengen banget nih”, kataku to the point.
Tangannya
menyusup ke punggungku sambil mengecup bibirku.
“Bay
kamu nafsuin banget deh”, katanya.
Dia
langsung saja menindihku. Aku angkat kakiku agak keatas supaya mempermudah pak
Soni menusuk anusku lalu kontolnya diarahkan ke belahan anusku yang sudah
sedikit terbuka, lalu dia menekan kontolnya sehingga kepala kontolnya mulai
menerobos masuk duburku. Aku mengerang keenakan sambil memeluk punggungnya. Dia
kembali menciumi bibirku. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera aku
isap-isap. Sementara itu dia terus menekan pantatnya pelan-pelan sehinggga
kepala kontolnya masuk lubang anusku makin dalam dan bless…… Kontolnya sudah
masuk setengahnya kedalam anusku.
“Aah,
kontol bapak nikmat banget deh”, erangku sambil mencengkeram punggungnya.
Kedua
kakiku aku lingkarkan di tubuhnya sehingga kontol besarnya langsung amblas
semua di anusku.
“Pak,
ssh, enak pak, terusin”, erangku.
Aku
menggeliat-geliat ketika dia mulai mengeluar masukkan kontolnya di duburku. Aku
mengejang-ngejangkan dinding anusku agar semakin meremes-remes kontolnya yang
sedang keluar masuk itu.
“Bay
nikmat banget empotan lobang kamu”, erangnya. “Kencang sekali empotannya, mana seret
banget lagi”.
“Jelas
saja seret pak, Bayu baru sekali ini ngerasain kontol sebesar bapak punya
keluar masuk lubangku”. Bohong lagi nih? Lupa ya ama kontol-kontol gede yang
udah nusuk lu Bay? Gila…
“Memangnya
kontol cowok kamu kecil ya Bay?”.
“Ketika
itu sih rasanya gede pak, tapi udah ngerasain kontol bapak, kayaknya kecil
banget deh kontol cowok aku”.
Dia
memelukku dan kembali menciumi bibirku, dengan menggebu-gebu bibirku
dilumatnya, aku mengiringi permainan bibirnya dengan membalas mengulum
bibirnya. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Dia mengenjotkan kontolnya
keluar masuk makin cepat dan keras, aku menggeliatkan pinggulku mengiringi
keluar masuk kontolnya di anusku. Setiap kali dia menancapkan kontolnya
dalam-dalam aku melenguh keenakan. Terasa banget kontolnya menyesaki seluruh
duburku sampe kedalam-dalam. Karena lenguhanku dia makin bernafsu menggenjotkan
kontolnya. Dia nggak bisa cepat-cepat karena kakiku masih melingkar
dipinggangnya, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di anusku.
Kenikmatan terus berlangsung selama dia terus mengenjotkan kontolnya keluar
masuk. Jepitan kakiku di pinggangnya terlepas dan aku kangkangkan dan angkat lebar-lebar.
Posisi ini mempermudah gerakan kontolnya keluar masuk anusku dan rasanya masuk
lebih dalam lagi, mungkin menyentuh ususku. Tidak lama kemudian aku memeluk
punggungnya makin keras.
“Bay bapak mau nyampe.. Uhhhh”, katanya sambil
mempercepat enjotannya.
Kakiku
kembali aku lingkarkan di pinggangnya sehingga kontolnya menancap dalam sekali
di duburku sehingga bendungan pejuhnya jebol juga.
“Akh…
Bay, aku ngecret Bayuhhhh, akh… arggggg…”, dia mengerang sambil mengecretkan
pejuhnya beberapa kali di anusku.
Dengan
nafas yang terengah-engah dan badan penuh dengan keringat, aku dipeluknya
sementara kontolnya masih tetap menancap di anusku. Setelah nggak ngos-ngosan,
dia mencabut kontolnya dari anusku. Kontolnya berlumuran pejuhnya sendiri lalu
dia berbaring disebelahku.
“Bay,
akhirnya aku kesampaian juga ngentotin kamu. Sejak pertama ngeliat kamu, aku udah
nafsu banget sama kamu. Kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling
nikmat dari semua cowok muda yang pernah aku entot”, katanya sambil
mengelus-elus pipiku. “Mandi yuk” ajaknya. “Kan udah kringeten”, ketika melihat
ekspresiku yang menanyakan apa gunanya mandi.
Kami
bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan
sabun, dia kemudian menarik tubuhku merapat ke tubuhnya. Aku duduk
dipangkuannya dan tangannya mengusap-usap pahaku.
“Kamu
manis sekali, Bay”, rayunya.
Tangannya
pindah ke pantatku dan mempermainkan lubang anusku. Dia bisa melakukan itu
karena aku mengangkangkan pahaku. Tangannya terus menjalar ke atas ke
pinggangku.
“Geli
pak”, kataku ketika tangannya menggelitiki pinggangku. Aku menggeliat-geliat
jadinya.
“Kontol
kamu lumayan juga ya Bay? Tapi kenapa kamu nggak mau ngentot?”, tanya Pak Soni
sambil melihat kontolku.
“Aku
Bot pak. Jadi aku seneng dientot. Bapak suka kan ngentot aku?”, kataku.
“Ya
Bay, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabnya sambil terus
meremas-remas pantatku.
Dia
kemudian mencium bibirku. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami
saling mengeringkan badan, dan kembali keranjang. Kontolnya yang belum aku
apa-apain sudah ngaceng berat.
“Pak,
nafsu bapak besar sekali. Baru saja ngecret di lubangku bapak sudah ngaceng
lagi”, kataku sambil mengocok kontolnya.
“Abis
kamu nafsuin sekali Bay, nggak puas aku cuma sekali ngentotin kamu”.
Aku
menjatuhkan diri dipelukan dadanya yang bidang. Segera dia mengecup bibirku,
beralih ke leherku dan kemudian turun ke putingku. Aku terengah dan nafsuku
berkobar lagi. Putingku diemutnya. Tangan satunya menjalar kebawah menerobos
lebatnya jembut pantatku dan mengilik-ilik anusku.
“Aakh
pak, pinter banget ngerangsang aku”, erangku.
Aku
mengangkangkan pahaku supaya kilikannya di anusku makin terasa. Tanganku
mencari kontolnya, aku remes dan kepalanya aku kocok-kocok. Aku bangkit dari
pelukannya. Kontolnya terlihat tegak berdiri dengan kerasnya lalu kontolnya aku
jilati. Pertama cuma kepalanya aku masukkan ke mulutku dan aku emut-emut. Dia
meraih pantatku dan menarik aku menelungkup diatasnya. Dia mulai menjilati anusku,
aku menggelinjang setiap kali dia mengecup bibir anusku. Pak Soni memang top
sejati. Buktinya dia tidak tertarik untuk menjamah kontolku. Dengan kedua
tangannya, dia membuka anusku pelan-pelan, terasa lidahnya menjulur menjilati
bagian dalam bibir anusku. Aku melepaskan emutanku di kontolnya dan mengerang
hebat.
“Pak
aakh… ahhhhhh…”. pantatku menggelinjang sehingga mulutnya melekat erat di lubang
anusku. “Terus pak aakh”, erangku lagi. Aku makin mengerang keenakan.
Aku
memutar badanku kesamping dan berbaring disebelahnya. Dia bangun dan mencium
bibirku. Dia mengambil soft drink dari lemari es dan diberikannya kepadaku. Aku
minum sedikit untuk meredakan napasku yang ngos-ngosan. Kemudian aku
dinaikinya, ditancapkannya kontolnya ke anusku dan didorongnya masuk
pelan-pelan.
“Pak,
enak, dimasukin semuanya pak, tekan lagi pak, akh”, erangku merasakan nikmatnya
kontolnya menancap lagi di duburku.
Dia
mengenjotkan keluar masuk, ketika kontolnya sudah menancap kira-kira separuhnya,
dia menghentakkan pantatnya kebawah sehingga langsung aja kontolnya amblas
semuanya di anusku.
“Pak,
aakh”, erangku penuh nikmat.
Dia
mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepat, sambil menciumi bibirku. Dia
meringis-ringis keenakan karena kontolnya diremas-remas lubang duburku dengan
keras, tapi dia masih perkasa. Kemudian dia mencabut kontolnya dan minta aku
nungging. Dia menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilati dan
mengusapi pantatku. Aku mendesis merasakan sensasi waktu lidahnya menyapu anusku.
Kedua jarinya membuka bibir anusku dan dia menjulurkan lidahnya menjilati
bagian dalam duburku. Aku makin mendesah tidak karuan, tubuhku menggelinjang.
Ditengah kenikmatan itu, dia dengan cepat mengganti lidahnya dengan kontolnya. Aku
menahan napas sambil menggigit bibir ketika kontol besarnya kembali menancap di
duburku.
“Pak”,
erangku ketika akhirnya kontolnya amblas semuanya di anusku.
Dia
mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, mula-mula pelan, makin lama makin
cepat dan keras. Aku kembali mendesah-desah saking enaknya. Ditengah
kenikmatan, dia mengganti posisi lagi. Aku diajaknya keluar kamar dan dia duduk
di sofa di ruang tamu dan aku duduk dipangkuannya membelakanginya. Kontolnya
sudah menancap semuanya lagi di duburku. Aku semakin cepat menaik turunkan
badanku. Tangannya mencengkram bahuku kemudian putingku yang sudah keras itu
diplintir-plintirnya. Gerakanku makin liar saja, aku makin tidak terkendali
menggerakkan badanku, aku gerakkan badanku sekuat tenaga sehingga kontolnya menancap
dalam banget. Dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga kontolnya yang
masih perkasa lepas dari anusku.
“Kok
berhenti pak?”, tanyaku protes.
Aku
didudukkan lagi disofa, pantatku ada dipinggiran sofa dan kakiku diangkatnya
keatas. Dia berlutut di depanku sambil memegang dan mengangkangkan pahaku
lebar-lebar, kembali ditancapkannya kontolnya kedalam duburku. Dengan sekali genjot,
kontolnya sudah amblas semuanya. Dia mulai menggenjotkan kontolnya keluar masuk
dengan cepat. Dinding anusku semakin berkontraksi, mengejan, meremes-remes
kontolnya. Dia makin gencar mengenjotkan kontolnya. Enjotannya makin cepat saja
sehingga akhirnya…
“Bayyyyyy…!!!
Ahhhhh,,…” Dia berteriak menyebut namaku dan terasa pejuhnya ngecret dengan
derasnya di anusku.
“Pak,
nikmat banget ya?”, tanyaku.
Dia
mencabut kontolnya dan langsung menarikku menuju ke kamar. Di ranjang kami
terkapar bersebelahan. Tak lama kemudian aku terlelap karena lemas dan nikmat.
Bagiku aku tidak perlu ngecret untuk meraih kenikmatan. Aku hanya perlu dientot
sampai tepar maka itulah kenikmatanku.
Ketika
terbangun hari sudah senja.
“Bay,
kamu bilang ke orang rumah kalau kamu nginep dirumah temen. Jadi kita bisa asyik
sampe besok. Mau ya?”.
Aku
menggangguk dan menelpon ke rumah menggunakan hp-ku memberitahu kalau malem ini
aku nginep dirumah teman. Kami mandi bersama kembali, kali ini benar-benar
mandi karena perutku sudah terasa lapar. Selesai mandi, kami berpakaian. Aku
terpaksa memakai pakaianku yang tadi lagi.
“Nanti
kita beli baju ganti buat kamu ya Bay, bilang aja minjem sama temen kamu kalau
besok ditanya”.
Aku
diajaknya ke mall. Polisi itu membelikan aku pakaian untuk mengganti yang aku
pakai dari tadi pagi. Pakaian dan dalaman baru langsung aku pakai setelah
dibayar. Nggak enak pakai pakaian dan dalaman yang dari tadi pagi udah aku pakai.
Pakaian dan dalaman kotorku dimasukkan aja ke tas pakaian.
“Makasih
ya pak, bapak baik banget sih”.
“Kan
kamu juga udah kasih aku nikmat, kita harus berbagi dong. Makan yuk!”.
Dia
mengajakku ke satu resto, aku ikut saja, dia yang pesan makanan dan minuman.
Santai sekali malem ini, kami makan dengan santai sambil bercanda ngomongin
aktivitas yang baru kami lakukan tadi dirumahnya.
“Bapak
kuat banget sih mainnya. Kalau main sama ABG pada lemes ya pak? Bayu lemes
banget deh”.
“Tapi
nikmat kan?”.
“Banget”.
“Mau
lagi kan”.
“Ya
maulah pak. Tiap malam juga boleh”.
Bersambung…
km mau gx jdi pcr q.....
BalasHapusBgud bnget ceritanya,,, jdi ngaceng nihhhh....
BalasHapusInvite pin:281503F1 ªќц ya...
iya bgus banget..untung aq di kmr klo gk ketahuan aq colly ma mama
BalasHapus