Bagaimana cara membuatmu bahagia?
Nyaris ku menyerah jalani semua.
T’lah berbagai kata ku ungkap percuma.
Agar kau percaya cintaku berharga.
Tak kuat ku menahanmu, mempertahankan
cintaku.
Namun kau begitu saja tak pernah merindu.
Sungguh aku tak bisa.
Sampai kapanpun tak bisa membenci dirimu.
Sesungguhnya aku tak mampu.
Sulit untukku bisa.
Sangat sulit ku tak bisa memisahkan segala
cinta dan benci yang ku rasa.
Apa kau mengerti ku sedih sendiri?
Tanpa ada kamu ku merasa sepi.
T’lah lama ku menantimu.
Diam sendiri menunggu setengah hati
mencinta.
Ku sakit karenamu.
…. ….
Bumi tak bisa
menahan langkah kakiku berlari. Aku terus berlari melampaui batas kecepatanku.
Entah mau kemana atau ingin menuju siapa, aku tidak tahu. Kakiku semakin cepat
menginjak-injak tanah basah akibat sentuhan air hujan yang terus menimpa
ragaku. Aku benar-benar terpukul. Sangat terpukul! Zahra… Bangkit! Ayo! Ngapain
kamu memelas seperti itu? Berhenti bodoh!
Tubuhku basah
kuyup tertimpa air hujan. Meski begitu kaki ini seolah-olah tak mau berhenti
untuk melangkah sejauh mungkin dari rumah orang yang menjijikan itu. Kepalaku
terasa sakit seperti dipukul palu. Hatiku sudah tidak berbentuk lagi didalam
tubuh ini. Aku hancur!
Terpaan air
hujan semakin deras dan terus membuat bumi ini semakin basah. Bruak! Aku
terjerembab jatuh dijalan berlumpur dan terbaring disana. Aku tak bisa
menggerakkan tangan dan kakiku lagi karena terlalu marah dan kesal. Aku biarkan
hujan menenggelamkanku dengan airnya atau jika ada mobil yang melindas tubuhku,
aku rela asalkan aku tidak bertemu lagi dengan orang itu. Untuk sesaat aku
sempat berfikir demikian namun segera aku tepis. Orang yang selama ini aku
tunggu dengan segenap cinta tetapi ternyata…
“Arhhhhhhhh… hu…
hu… Te-ga! Benar-benar tega kamu kak!!!”.
Tangisku tak
bisa terbendung lagi. Ya Tuhan… tolong hamba. Hamba benar-benar tidak tahu
harus berbuat apa lagi.
***
“Ma, aku jalan
dengan kak Satria dulu ya…”. Aku berpamitan dengan mamaku yang sedang duduk
manis didepan tv.
Dia menoleh,
“Jangan kemalaman ya pulangnya. Nak, Satria tolong jaga Zahra ya…”, pinta ibu.
“Iya bu. Ibu
tidak usah risau. Saya akan menjaga Zahra kok. Ayo dek!”.
Aku naik keatas
motor kak Satria dan diboncengnya untuk segera menuju sebuah mall dan menikmati
malam minggu kami. Aku sangat senang malam itu. Sepanjang perjalanan aku peluk
perutnya yang rata dengan dekapan penuh cinta..
Oh iya, kenalkan
namaku Zahra. Aku adalah seorang perawat disalah satu rumah sakit di kotaku.
Meskipun usiaku masih muda yaitu 23 tahun tetapi orang tuaku sudah menjodohkan
aku dengan anak salah satu rekan mereka. Pria hasil perjodohan itu adalah orang
yang sekarang sedang memboncengku, kak Satria namanya. Kak Satria adalah
seorang polisi berpangkat Bripda dengan tubuh atletis dan tinggi 184 cm.
usianya hanya terpaut 3 tahun lebih tuan dari aku. Aku sangat sayang dan cinta
padanya. Meskipun kami hanya dijodohkan namun setelah aku mengenal kak Satria
aku menjadi sangat cinta padanya. Aku beruntung bisa menjadi tunangan dari
seorang polisi gagah yang mungkin banyak digilai oleh para gadis diluar sana.
Walaupun aku dan
kak Satria beda wilayah tetapi kami rutin bertemu setiap dua minggu sekali. Aku
tidak begitu mengerti dengan perasaan kak Satria padaku. Walau aku menangkap
kesan terpaksa darinya, atas perjodohan ini, tetapi aku tidak peduli. Selagi
aku terus berusaha untuk mendapatkan hatinya, maka aku tidak akan menyerah dan
terus berusaha.
Malam itupun
kami habiskan untuk makan-makan berdua dan menikmati indahnya malam yang
bertabur bintang di sebuah rumah makan dekat sebuah sungai yang indah. Gemerlapnya
lampu di sepanjang aliran sungai begitu memanjakan mata kami. Kak Satria juga
tampak sangat tampan malam itu dengan jaket hitam dan celana jeans.
Setelah jam 10
malam, aku pun di antar kak Satria pulang kerumah. Kami berjanji untuk selalu
menjaga komunikasi dan akan bertemu lagi setengah bulan dari sekarang. Aku jadi
nggak sabar deh menunggu dua minngu lagi untuk jalan bersama kak Satria. Namun,
ketika dua minggu telah berlalu, kak Satria juga tidak menepati janjinya dan
beralasan dia sedang ada tugas kantor. Aku kecewa juga sih mendengarnya.
Padahal hampir setiap hari aku sudah menunggu untuk saat-saat seperti ini.
Mungkinkah aku yang terlalu cinta dengan kak Satria? Bagaimana kalau kak Satria
tidak cinta padaku? Segera aku tepis pikiran jelek semacam itu dan aku putuskan
untuk mengunjungi kak Satria pada malam rabu nanti. Kebetulan aku mau ambil
cuti tiga hari untuk mencoba merilekskan tubuhku dari rutinanitas kerja. Walau
aku seorang perawat, tetapi aku juga butuh perawatan untuk diriku sendiri. Dan
kali ini aku manfaatkan waktu liburku untuk mengunjungi kak Satria.
Aku mengendarai
bus untuk menuju daerah kak Satria. Dengan kendaraan ini, aku hanya memerlukan
waktu sejam agar bisa sampai ke tempat tunanganku tinggal. Aku sudah
mempersiapkan sebuah kado jam tangan yang sengaja aku belikan untuk kak Satria
sebagai tanda cintaku padanya. Sepanjang perjalanan aku sangat bahagia karena
sebentar lagi aku akan bertemu dengan pujaan hatiku. rupanya nasib sial
menghampiriku, bus yang kami tumpangi bocor ban dan kami harus menunggu sang
sopir menambalnya dibengkel terdekat. Setelah agak sore, barulah ban bus
selesai ditambal dan kembali melanjutkan perjalanan. Wah, molor waktu 2 jam
nih.
Jam di tanganku
sudah menunjukan pukul 6 sore. Aku memutuskan untuk membeli makan untuk kak
Satria terlebih dahulu dan sekaligus untukku. Aku tahu kalau di kosannya dia
jarang masak sehingga aku lebih baik membawa makanan. Nanti malam aku akan
menginap dirumah temanku yang juga tinggal didaerah kak Satria dinas.
Hari mulai
mendung dan gerimis menyapaku. Dengan mengendarai ojek, aku menuju rumah kak
Satria. Aku sengaja tidak memberi tahu dia sebelumnya agar dia terkejut dengan
kehadiranku di kosannya. Aku benar-benar senang hari ini.
Sesampainya di
depan kosan kak Satria, aku tidak menemukan ada motornya terparkir disana. Aku
ketuk-ketuk pintu rumahnya tetapi tidak ada sahutan. Aku pikir dia sedang
keluar jadi aku telepon ke hape-nya namun ternyata hape-nya pun tidak aktif.
Sementara hujan diluar teras mulai turun sehingga aku putuskan untuk menunggu
kak Satria sambil duduk diteras depannya.
Cukup lama aku
menunggu, mungkin sudah sejam lebih. Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 08:04
pm. Aku mulai gelisah dan kembali mengetuk pintu kosan kak Satria. Tiba-tiba…
Treeeetttt… Hah?
Pintu rumah kak Satria tidak dikunci. Apakah kak Satria ada didalam? Tapi motor
kak Satria kok nggak ada ya? Aku memberanikan diri untuk masuk secara
mengendap-endap dan tiba-tiba…
“Aw… ahhhh…
pelan-pelan kak.. aw… aw… Uh…. Ahhh… ahhhh… auhhh… shhtt… ahhh”.
Terdengar
erangan dari seorang lelaki yang tampaknya berasal dari arah kamar kak Satria.
“Arggghhh..
Ohhh… Kakak sukah lubang kamuhhh Bay. Enak dan uh… empotannya itu lho…
ohhhhh…ohhh…. Bikin pengen kayak gini nih. Ah ah ah ahhhh!!!”.
Itu suara kak Satria!
Tapi mengapa ada suara seorang laki-laki dikamarnya? Mereka sedang apa? Kok
sepertinya mereka sedang merintih-rintih.
Suara-suara
erangan yang aku dengar itu semakin membuat aku penasaran sehingga aku putuskan
untuk mengintip dari celah pintu kamar yang tidak tertutup rapat. Mataku
melotot kaget, urat syrafku berhenti bekerja dan nafasku terasa tersumbat oleh
sesuatu yang dahsyat. Aku tak bisa berkata-kata lagi dan hanya diam mematung.
Seketika kado dan bungkus makananku jatuh ke lantai dan air mataku berlinang
tak tertahankan. Didalam kamar itu sedang berlangsung persenggamaan hebat
antara tunanganku dengan seorang remaja laki-laki muda. Tubuh berotot kak
Satria menindih tubuh anak muda itu. Kaki si lelaki terangkat keatas dan
diletakkan diatas pundak kak Satria sementara penis kak Satria yang besar dan
panjang itu sedang asyik keluar masuk menghujam anus si lelaki muda. Keluar
masuk kontol gede itu menjejal dubur si anak muda itu tanpa menggunakan kondom.
Wajah kak Satria terlihat mendekat kewajah lelaki muda itu dan merekapun
berciuman mesra sambil kontol kak Satria masih sibuk mengentot lubang anus si
remaja lelaki. Tubuh kak Satria terlihat berkeringat dan sangat menggoda.
Aku menangis dan
langsung berlari meninggalkan tempat itu. Aku sungguh tidak menyangka kalau
tunanganku yang seorang polisi itu adalah… seorang “gay”. Aku berlari menerobos
hujan dan terus berlari sejauh yang aku bisa. Aku jijik dengan apa yang baru saja
aku lihat di atas tempat tidur kak Satria. Aku hancur berkeping-keping.
***
Bayu mendorong
bahu kak Satria dan melepaskan pagutan bibir polisi itu dari bibirnya. Dia
terlihat ngos-ngosan akibat sulit bernafas selama diciumi kak Satria. Dia
menarik nafas sebentar lalu kemudian dia tarik lagi kepala plontos polisi itu
untuk segera menciumi bibirnya lagi. Bibir mereka berdua saling menyatu. Bayu
menggigit bibir Satria dengan lembut dan sesekali dia julurkan lidahnya yang
kemudian di sambut Satria dengan bibirnya. Satria menyedot lidah Bayu dan
setelah itu dia satukan bibir mereka berdua dan mulai bertukar air ludah. Lidah
Bayu dia kenyot perlahan-lahan dan dengan penuh cinta. Mata mereka saling
menatap dan tangan kekar Satria mengelus kepala Bayu dengan mesra.
Kulit tubuh
Satria yang agak coklat terlihat mengkilap menonjolkan lekuk-lekuk tubunya yang
berisi. Sementara Bayu yang memiliki perawakan kecil merasa kewalahan dientot
kontol Satria yang gede dengan panjang 18 cm. Kepala kontol Satria terlihat
ingin keluar dari dubur Bayu tetapi entah mengapa dia tidak mencopot kontolnya.
Pelan-pelan dia tekankan kembali kontol besarnya itu hingga masuk semuanya
kedalam lubang anus Bayu. Dia diamkan beberapa saat sebelum gerakan kontolnya
semakin tanpa ampun dia tusukkan kencang-kencang ke dalam anus pria manis itu.
Dia tampak kesetanan mengentot lubang anus Bayu yang berbulu dan hangat. Dia lepas
ciumannya pada bibir Bayu dan berkonsentrasi untuk menjejalkan kontolnya
dalam-dalam.
“ARGGG… AHHHHH…
AHH…. BAY… AH… UHH… INI LUBANG ATAU SURGA? SUMPAH KONTOL KAKAK BETAH BANGET
DIDALEMNYA. AHHHHH”, erang Satria sambil menggenjotkan kontolnya didalam dubur
Bayu.
“AHHH… UH….
ERMMM… YEAH… AH-AH.AH.. KERASA BANGET ENTOTAN KAKAK MALAM INI. SAMPAI MENGOBRAK-ABRIK
RASANYAHHHH.. AHHH”.
“KAMU KUAT KAN
KALAU DI TUSUK KAYAK GINI? ARGGHHHHH… OOOHHHHH!”.
Satria
membenamkan kontolnya dalam-dalam dan dia hentakkan pinggulnya kencang-kencang
sehingga Bayu tersentak menahan kenikmatan yang tiada tandingan itu.
“AUHHHH… BERASA
BANGET KAK.. LAGIH”, pinta Bayu.
“LAGIHHHH..
KAYAK GINI??? AHHHHH….”.
Plak! Plak!
Plak! Plak! Bunyi pertemuan antara selangkangan Satria dengan pantat Bayu. Dia putar-putar
kontolnya dan sesekali dia tarik-tekan agar semakin terasa servis dari kontolnya
di anus Bayu.
Bayu hanya bisa
mengigit bibir bawahnya menahan rasa nikmat yang begitu dahsyat yang sedang menyerang
tubuhnya malam itu. Dia terguncang-guncang akibat hajaran kontol besar sang
Polisi. Dia begitu bergairah malam itu.
Satria menarik
timun supernya pelan-pelan kemudian dia cabut dari anus Bayu. Dengan cepat dia
kembali masukkan kepala kontolnya, kemudian dia tekankan batang kontol yang
beruratnya itu hingga tertancap seluruhnya dilubang anus Bayu. Dia putar-putar
penisnya kemudian dia tarik lagi hingga keluar dan dia masukkan jari tengahnya
kedalam anus Bayu yang sudah menganga akibat baru dimasuki Kontol. Dia gelitiki
dinding anus kekasihnya itu kemudian dia tancapkan kembali kontolnya yang gede
dengan sekali dorongan. Clok!
“ARHHHH…
KAKAKKK.. AHHHHH.. AWWWW”.
“MAU NIKAH
DENGAN KAKAK, BAY? HAH! MAU DI ENTOT KAKAK KAYAK GINI TIAP MALAM? AHHHH”.
Satria
benar-benar hot! Hot! Dan hottttt!!!!! Dia mengangkat tubuh Bayu dan menggendongnya.
Dia bawa Bayu kedekat jendela dan dia turun-naikkan pantat Bayu agar lubang
duburnya semakin enak melayani batang kontol Satria.
Bayu
melingkarkan tangannya dileher Satria. Sambil sesekali menjilati pipi Satria
dengan mesra. Dia jilati pipi polisi itu hingga lidahnya menyentuh daun telinga
Satria. Dia mengejan dinding anusnya agar Satria semakin keenakan mengentoti
anus Bayu yang selalu bisa membuat para Polisi ketagihan. Ahhh… enaknya jadi si
Bayu. Munakin dari sekian banyak cowok, dialah orang yang paling beruntung bisa
di entot kontol polisi-polisi yang gagah dan macho.
Satria dengan
gemas menundukan kepalanya dan mengeyot puting susu Bayu secara bergantian. Dia
kenyot kencang-kencang sampai Bayu mengerang kesakitan.
“KAKKKK… SAKIT…
AW….!!!”.
Nyot-nyot-nyot…
slurpppphhh… slurppphhh… plak! Plak! Plak! Plak! Plop! Satria mengangkat pantat
Bayu tinggi-tinggi hingga kontolnya terlepas. Dia duduk di kasur dengan
bersandar didinding kemudian dia perintahkan Bayu yang menghajar kontolnya
dengan remasan otot dubur Bayu. Pelan-pelan Bayu mulai menurunkan pantatnya
sambil tangannya membelai dada berotot Satria. Clok! Blesss… amblaslah seluruh
batang kontol Satria didalam anus Bayu. Dengan gerakan turun-naik sederhana dia
mulai menelan bulat-bulat kontol polisi itu. Bayu mengigit bibir bawahnya
menahan nikmat dan Hasrat. Sementara Satria dengan gemasnya meremas-remas
pantat Bayu.
“GITUH BAYYHHHHH…
KAKKKK… AHHH… AISHHH.. AHH…. AHHHK… SAYANGHHHH… UHHH”, erang Satria.
“GIMANA BANG?
MASIH PENGEN NUSUK MEMEK? KALAU LUBANG BAYUH BISA BUAT ABANG KEENAKAN… KENAPA
MUSTI NUSUK MEMEK? HAH?! AHHHHHH… UHHHHH”.
“ABANG… CUMA MAU
NUSUK BAYUHHH… ABANG NGGAK DOYAN MEMEK. LUBANG BAYUH UDAH LEBIH DAHSYAT DARI
MEMEK. UHHHH”.
“BENERANNNN
NIH…. AHHHHHH”.
“BENER…
SAYANGHHHKUHHH… AHH-AHH.AHHHHH”.
Mereka semakin mengganas
menumpahkan segala birahi dimalam itu. Lubang anus Bayu semakin gatal menelan
kontol Satria. Dia putar-putar gerakannya kemudian dia hentakan dalam-dalam
kontol polisi itu. Bayu menarik kontol Satria dengan duburnya kemudian dia
benamkan sedalam-dalamnya. Tentu saja Satria tidak mau hanya tinggal diam
menerima hentakan Bayu. Dia membaringkan tubuh ke kasur kemudian dengan gaya
jongkok dan diam, Bayu disuruhnya menghadap kearah kakinya sehingga dia
dipunggungi oleh Bayu. Dengan cepat dia dorong kontol besarnya keluar masuk
lubang dubur Bayu. Secepat gerakan jarum jahit mesin, Satria melakukan
penetrasi dari bawah. Dia menyodok-nyodokan kontol super gedenya kelubang anus
Bayu yang hangat. Dia obrak-abrik setiap inci lubang remaja itu. Dia tidak
peduli lagi dengan Bayu yang terus merintih menahan hasrat.
“AGGGHHHH…
ENAKHHH.. KAKK…. AHH…”.
Satria semakin
ganas mengentoti anak itu. Tubuh berototnya tampak mengkilap akibat keringat
yang terus mengalir. Hari yang dingin tidak mampu menahan keringat Bripda itu
keluar dari pori-pori keringatnya. Tangan kekarnya meremas pantat Bayu. Dia
terpejam nikmat menrasakan sensasi mengentot anus Bayu.
Satria mulai
menurunkan ritme hujaman kontolnya. Dia tekan pelan-pelan dengan penuh
penghayatan. Matanya terpejam meresapi hangatnya empotan dinding anus Bayu.
Satria sepertinya sengaja memelankan sodokannya untuk mencari sesuatu didalam
lubang anus Bayu. Dia arahkan kepala kontolnya agak kedepan. Satria ingin
menemukan prostat Bayu yang mungkin bisa membuat kekasihnya itu tambah
kelojotan dientot oleh kontolnya. Setelah ujung kontolnya menemukan sesuatu,
dia putar-putar dan dia sodok-sodok perlahan.
“ADUUHHHHHH..
AUHHH.. KAKKKK… AHHHHHH…. ENAKKKK”. Bayu terpejam dan tangannya bertumpu pada
lutut Satria.
Satria mulai semakin
gencar menusuk anus Bayu. Dorong-tarik-dorong-tarik-dorong-tarik..
plak-plak-plak! Hangatnya lubang anus Bayu dan pas banget untuk ukuran kontol
gedenya tentu membuat polisi gagah itu menjadi ketagihan mengentot anus Bayu. Dia
sudah tidak tampak seperti seorang polisi lagi. Dengan gerakan yang semakin
cepat, Satria tampak seperti pemain film porno gay asal Indonesia yang sedang
mengentoti cowok manis, siswa sekolah menengah atas.
“KAMUHH… MEMANG…
ENAK BUAT DITUSUK BAYHHH.. AUHHH”.
“TUSUK TERUSHHHH
LUBANG BAYUHHH.. KAK…. SODOKIN KONTOL KAKAK DI SITUHHHH AHHHH”.
“AHHH-AHHH..
DISINIH? AHHHH”.
“IYAHHH..
AW,AW,,, AWHHHH”.
Satria menarik
tubuh Bayu hingga berbaring telentang ditubuhnya yang kekar kemudian dengan
kontol yang masih tertancap, dia hujamkan pistol dagingnya untuk menerobos
dubur Bayu yang hangat itu. Usus Bayu terasa sobek menerima hujaman kontol
Polisi itu. Tangan Satria memeluk erat tubuh Bayu dan dia mulai nakal mengigit
leher remaja itu hingga menyisakan bekas-bekas cupang merah.
Tubuh Bayu
tergoncang-goncang akibat hentakan pinggul Satria yang membabi buta. Bayu
merasa teraduk-aduk duburnya. Dia meringis menahan sakit akibat dahsyatnya
hujaman kontol polisi itu. Bayu mengigit bibirnya yang merah dengan mata terpejam
meresapi entotan kontol dan cupangan Satria.
Tangan Satria
mengangkat kaki Bayu keatas agar mempermudah dia melakukan penetrasi. Kakinya
pun sedikit ditekuk dan dengan gempuran yang semakin hebat, Satria tampaknya
sudah mengejang-ngejang dan tubuhnya semakin bersemangat menusuk lubang anus
Bayu.
“OOOHHH… OHHH…
OHHH.. TERIMA INI BAY!!!!!!!!!!!!!!!!!! ARGGGHHHHH!!!”.
CROOOTTT..
CROOOTTT…CRROOOOTTT..CCROOOTTT.. … CROOOTTT…CRROOOOTTT..CCROOOTTT.. … CROOOTTT…CRROOOOTTT..CCROOOTTT..
CROOOTTT…CRROOOOTTT..CCROOOTTT.. CROOOTTT…CRROOOOTTT..CCROOOTTT.. … CROOOTTT…CRROOOOTTT..CCROOOTTT..
…CROOOTTT…CRROOOOTTT..CCROOOTTT.. … CROOOTTT…CRROOOOTTT..CCROOOTTT.. …
“ARGGGHHHHH…
HAMILIN AKUHHH KAKKKKK.. ARGGHHH!!!”, Bayu membiarkan pejuh kental dan dahsyat
milik polisi itu masuk kedalam ususnya. Muncratan pejuh hangat dan cukup banyak
menyentuh usus Bayu dan benar-benar terasa penuh didalam anus remaja itu.
Hentakan-hentakan
pinggul Satria mulai melemah dan akhirnya berhenti seiring habisnya muncratan
cairan pejuh yang kental seperti susu. Kontol Satria mulai lemas dan
pelan-pelan terlepas dari anus Bayu. Zrrruuuttt….. zruuutt…. Zruuuttt… wow!
Dari dalam lubang anus Bayu, keluar seperti semprotan air selang, pejuh kental
milik Satria. Pejuh itu tertenbak jauh hingga menggenang di kasurnya. Semerbak
aroma pejuh mulai memenuhi ruangan itu.
Satria
meletakkan Bayu di kasur dan dia kemudian bangkit berdiri. Satria memposisikan
kepalanya di depan anus Bayu lalu kemudian dia cucuk jari telunjuknya dilubang
dubur Bayu yang merah akibat jejalan kontolnya tadi. Dia korek-korek lelehan
pejuh yang masih tertinggal disana kemudian dia sedot bibir anus Bayu dengan
bibirnya dan ketika mulutnya sudah penuh dengan pejuhnya sendiri, dia muntahkan
pejuh itu ke kasur. Ya ampun, Satria hebat sekali. Polisi gagah itu terlihat
tidak merasa jijik sama sekali menyedot lubang anus Bayu. Setelah dia rasa
cukup, kemudian mereka akhirnya tertidur sambil berpelukan menghabiskan malam
yang dingin akibat turun hujan.
***
Beberapa hari
setelah kejadian dimalam itu, kak Satria mendatangiku kerumah. Dia membawa
sebuah kotak yang tak lain adalah kado berisi jam tangan dariku. Walaupun aku
sudah tahu kelakuan kak Satria yang ternyata menyukai sesama jenis, tetapi aku
masih berharap dia masih mau merubah itu dan meninggalkan dunia yang menjijikan
tersebut setelah menikah denganku nanti.
“Maaf dek.
A-aku.. tidak bisa. Aku benar-benar tidak bisa menghilangkan itu. Aku tidak
tahu mengapa aku bisa sepeti ini. Aku…”.
Mendengar ucapan
kak satria barusan, aku pun terdiam dan berdiri dari tempat dudukku. “Baiklah
kak. Ambil saja jam itu untuk kakak. Anggap saja itu kenang-kenangan dari aku.
Aku janji akan menyimpan rahasia ini rapat-rapat asal kakak menjauh dari
kehidupanku. Asal kakak tahu. Aku tulus mencintai kakak. Tapi, aku juga tidak
bisa membiarkan kakak tersiksa jika menikah denganku. Anggap saja kejadian yang
aku lihat malam itu tidak terjadi dan mulai saat ini kita saling menjaga
rahasia itu. Aku cinta kakak..”.
Plak! Sebuah
tamparan dariku mendarat di pipi kak Satria. Lalu kemudian aku berlari masuk
kamar. Sejak saat itu aku berusaha melupakan kenangan dengan kak Satria dan
mencintai laki-laki lain yang menjadi pilihanku. Dia hanya seorang pegawai Bank
swasta yang aku kenal dari temanku. Kami pun akhirnya menikah dan membina rumah
tangga. Aku sempat mendengar kalau kak Satria masih sendiri dan aku yakin dia
tetap berhubungan dengan remaja laki-laki yang aku lihat dimalam itu. Aku cinta
kak Satria tetapi aku juga benci jika harus mengingatnya. Ya Tuhan, ijinkan
hamba melupakannya.
Sungguh aku tak bisa.
Sampai kapanpun tak bisa membenci dirimu.
Sesungguhnya aku tak mampu.
Sulit untukku bisa.
Sangat sulit ku tak bisa memisahkan segala
cinta dan benci yang ku rasa…
Semoga kamu bahagia denga kekasih cowokmu
itu, Bripda Satria Hermawan…
Salam
Azahra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar