Hunk Menu

Overview of the Naolla

Naolla is a novel which tells about life of Hucky Nagaray, Fiko Vocare and Zo Agif Ree. They are the ones who run away from Naolla to the Earth. But only one, their goal is to save Naolla from the destruction.

Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls

Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...

Look

Untuk beberapa pembaca yang masih bingung dengan pengelompokan posting di blog ini, maka saya akan memberikan penjelasannya.
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla

Rabu, 03 April 2013

Intermezzo: Briptu Setya Menusukku... (1)


“Ibu sama ayah mau berangkat nih. Jaga rumah baik-baik ya. Jangan lupa kalau mau jalan, dikunci dulu pintu dan jendelanya. Kalau mau masak di kulkas ada ikan dan sayur. Uang kamu masih ada kan?”. Mama berbicara sambil mengambil tasnya.
Aku bakalan ditinggal dirumah sendirian nih. Rencananya ayah dan ibuku ada urusan. Aku juga tidak terlalu paham urusan apa itu tapi kayaknya penting banget deh makanya mama buru-buru berangkat. Ayahku juga cuti dua hari buat nganterin ibuku. Mungkin besok sore mereka sudah pulang.
“Iya bu….”, jawabku.
Wuasekkkk!!! Aku bebas malam ini! Cihuy!! Bruak! Tapi bebas ngapain ya? Bang Wando kayaknya nggak bisa deh malam ini ketempatku. Kak Satria juga. Hmppp… Mau kemana ya malam ini? Jadi bingung aku.
Aku mengantar ayah dan ibu hingga kedepan pintu. Mereka pun pamit kemudian aku pun kebali masuk kedalam rumah. Tiba-tiba hape-ku berbunyi, kayaknya ada sms masuk deh.
“Bay, lagi apa?”, bunyi sms dari Mas Setya.
Setya Anugrah adalah seorang polisi berpangkat Briptu yang tak lain adalah pacar dari kak Hesty sepupuku. Dia berusia sekitar 24 tahun. Aku sangat suka dengan mas Setya karena dia orangnya ganteng, macho, dan perhatian sama aku. Kami juga sudah pernah ML dan sejak itu aku jadi tahu kalau dia ternyata juga suka dengan aku. Awalnya aku tidak tahu kalau mas Setya ternyata ‘sakit’ namun ketika dia mencumbui aku beberapa waktu lalu maka aku semakin yakin kalau dia adalah seorang gay juga.
“Lagi kesepian mas, soalnya sendirian dirumah”, jawabku singkat.
Tet! Kembali sms masuk ke hp-ke.
“Mas temenin boleh?”.
“Boleh mas…”
“Ntar malam mas kesitu ya”.
“Oke mas, aku tunggu ya”.
Wah, pucuk di ulam cinta pun tiba. Ups, kebalik. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Seorang Polisi gagah akan menemaniku malam ini. Hehehe.. Bakalan semalam suntuh nih! Wow, ngapain? Semalam suntuk tidur.. wkwkwk..
Sekitar jam tujuh mas Setya pun datang dengan mengendarai CBR hitamnya. Dia mengenakan jaket kasual hitam dan celana trening. Sungguh terlihat santai pakaian polisi itu.
Ternyata langit kayaknya tahu aja kalau aku pengen bermesraan sama ,mas Setya. Begitu sampai ke depan rumah tiba-tiba hujan mengguyur dengan derasnya hingga aku suruh mas Setya masuk ke ruang tengah. Lalu aku membuatkan kopi mucca untuknya. Sementara mas Setya menikmati kopinya aku pun masuk ke kamar mandi untuk mandi, karena kebetulan aku baru pulang dari main futsal jadi musti mandi biar segar.
Hujan tidak kunjung reda hingga aku selesai mandi, kulihat mas Setya masih duduk menikmati kopinya dan rokok kesukaannya sambil menerawang. Aku ikut duduk di sofa dekat mas Setya untuk menemaninya ngobrol.
“Gimana dinasnya hari ini mas?” tanyaku membuka percakapan.
“Tidak terlalu sibuk dek. Cuma ngurusin berkas-berkas aja. Orang rumah pada kemana emangnya?”
“Mama ama ayah lagi ada urusan mas. Besok baru pulang”
Mata mas Setya terlihat melirikku yang saat itu mengenakan celana kolor dan baju kaos warna putih. Di samping itu aku sudah merasa dekat dengan mas Setya yang selama ini selalu bersikap baik padaku. Baru aku sadar sewaktu melihat jakunnya naik turun melihat tubuhku. Aku sadar tubuhku yang bersih telah membuatnya terangsang. Bagaimanapun, dia tetaplah seorang lelaki yang pernah ML denganku…
Mungkin karena hujan yang semakin deras membuat gairah nakalku bangkit. Aku sengaja mengubah posisi dudukku sehingga badanku agak merapat kearah mas Setya. Hal ini membuat duduknya semakin gelisah. Matanya berkali-kali mencuri pandang ke arahku.
“Sebentar ya mas, aku haus nih mau ambil minum dulu,” kataku sambil bangkit dan berjalan masuk.
Terlihat jakunnya semakin naik turun dengan cepat. Aku tahu dia mungkin sudah lama tidak muncratin pejuhnya. Suasana sepi di rumahku ditambah dengan dinginnya malam membuat gairahku bergejolak menuntut penuntasan.
Apa boleh buat aku harus berhasil menggoda mas Setya, apapun caranya. Demikian tekad nakalku menari-nari dalam kepalaku.
Aku yang semakin gelisah sibuk mencari-cari akal bagaimana menundukkan mas Setya. Setelah minum, aku duduk kembali di ruang tengah sambil bersebelahan dengan mas Setya. Duduknya semakin gelisah melihat penampilanku yang sangat segar habis mandi tadi. Akhirnya mungkin karena tidak tahan atau karena udara dingin dia minta ijin untuk ke kamar kecil.
“Eh.. Bay.. Boleh anterin mas ke kamar kecil, nggak?.”
“Sendirian aja dong mas...”
“Ah.. mas nggak berani.” Wadoh keterlaluan banget sih polisi kekar seperti mas Setya nggak berani ke toilet. Aneh!
“Udah gede ah… Itu, mas masuk aja, nanti ada di dekat dapur .”
“Ya deh…
Sambil berdiri dia membetulkan celana treningnya yang mulai membukit. Aku melihat ada tonjolan besar yang mengganjal di sela-sela pahanya. Aku membayangkan isinya yang sebesar terong ungu… Agak ragu-ragu dia melangkah masuk hingga aku berjalan di depannya sebagai pemandu jalan. Akhirnya aku tunjukkan kamar kecil yang bisa dipakainya. Begitu dia masuk aku pun pergi ke dapur untuk mencari makanan kecil, sementara di luar hujan semakin lebat diiringi petir yang menyambar-nyambar.
Aku terkejut saat aku keluar dari dapur tiba-tiba ada tangan kekar dan aroma tubuh wangi yang memelukku dari belakang. Toples kue hampir saja terlepas dari tanganku karena kaget. Rupanya aku salah menduga. Mas Setya sudah mendahuluiku dengan cara mendekapku. Napasnya yang keras menyapu-nyapu kudukku hingga membuatku merinding.
“Ma..maaf, ya Bay..mas.. sudah tidak tahan…” desisnya diiringi dengus napasnya yang menderu.
Lidahnya menjilat-jilat tengkukku hingga aku menggeliat sementara tangannya yang kukuh secara menyilang mendekap dadaku. Tangannya semakin liar bergerak meremas dan kedua ujung ibu jarinya memutar-mutar kedua putingku dari luar kaosku.
Perlawananku semakin melemah karena terkalahkan oleh desakan napsuku yang menuntut pemenuhan. Apalagi tonjolan di balik celana mas Setya yang keras menekan kuat di belahan pantatku. Hal ini semakin membuat nafsuku terbangkit ditambah dinginnya malam dan derasnya hujan di luar sana. Suasana sangat mendukung bagi setan untuk menggoda dan menggelitik nafsuku.
Tubuhku semakin merinding dan kurasakan seluruh bulu romaku berdiri saat jilatan lidah mas Setya yang panas menerpa tulang belakangku. Tubuhku didorong mas Setya hingga tengkurap di atas meja makan dekat dapur yang kokoh karena memang terbuat dari kayu jati pilihan. Saat itulah tiba-tiba salah satu tangan mas Setya beralih meremas kedua buah pantatku.
Aku semakin terangsang hebat saat tangan mas Setya yang kasar menyusup celana dalamku dan meremas pantatku dengan gemas. Sesekali jarinya yang nakal menyentuh lubang anusku.
Gila..!! Benar-benar laki-laki yang kasar dan liar. Ini sensasi lain..!! Kasar dan liar…apa lagi samar-samar kucium aroma parfum mas Setya yang maskulin.
“Akhh..massshh..Mashh jangg…anhhhh..” desahku antara pura-pura menolak dan meminta.
Ya, harus kuakui kalau aku benar-benar rindu pada jamahan lelaki. Mas Setya yang sudah sangat bernafsu sudah tidak mempedulikan apa-apa lagi. Dengan beringas dan agak kasar digigitnya punggungku di sana-sini sehingga membuat aku menggeliat dan menggelepar seperti ikan kekurangan air. Apalagi saat bibirnya mulai menjilat-jilat pantatku.
“Akhh..mas..akhh..jang..akhh…”
Kepura-puraanku akhirnya hilang saat dengan agak kasar mulut mas Setya dengan rakusnya menggigiti kedua belah pantatku!! Luar biasa sensasi yang kurasakan saat itu. Pantatku bergoyang-goyang ke kanan dan kiri menahan geli saat digigit polisi itu. Mungkin kalau di banding-bandingkan kayaknya lebih dahsyat diri goyang ngebornya si Inul.
“Emhh..pantat Bayu indahh…”
Aku dengar mas Setya menggumam mengagumi keindahan pantatku. Lalu tanpa rasa jijik sedikitpun lidahnya menyelusup ke dalam lubang anusku dan di jilatnya sana sini.
“Ouch…shh…Am..ampunnhhh… mashhh.. ah… enak…” aku mendesis karena tidak tahan dengan rangsangan yang diberikan Briptu Setya. Aku benar-benar pasrah total.
Liang anusku sudah berkomat-kamit seolah tak sabar menanti disodok-sodok. Rangsangan semakin hebat kurasakan saat tiba-tiba kepala mas Setya menyeruak di sela-sela pantatku dan mulutnya yang rakus mencium dan menyedot-nyedot liang pembuanganku.
Secara otomatis kakiku mengangkang untuk memberikan ruang bagi lidahnya agar lebih leluasa menyeruak masuk. Aku sepertinya semakin gila. Tapi aku tak peduli yang penting gejolak nafsuku terpenuhi. Titik nggak pake koma!
“Ouch… shh…terushhh.. Ohhh, mas settthhh… yahhhh…”
Dari menolak aku menjadi meminta! Benar-benar gila!! Pantatku semakin liar bergoyang saat lidah mas Setya menyelusup ke dalam lubang sempit di pantatku yang sudah sangat haus akan sentuhan laki-laki karena memang sudah seminggu pacar-pacarku tidak bisa ngasih aku kontol mereka. Aku merasakan ada suatu desakan maha dahsyat yang menggelora, tubuhku seolah mengawang dan ringan sekali seperti terbang ke langit kenikmatan. Tubuhku berkejat-kejat menahan terpaan gelora kenikmatan.
Mas Setya semakin liar menjilat dan sesekali menyedot duburku.
“Akhhh…mashhhh… akhhh…”.
Napasku memburu saat mas Setya melepaskan bibirnya dari anusku. Lalu masih dengan posisi tengkurap di atas meja makan dengan setengah menungging tubuhku kembali ditindih mas Setya.
Kali ini dia rupanya sudah menurunkan celana treningnya karena aku merasakan ada benda hangat dan keras yang menempel ketat di belahan pantatku. Gila panas sekali benda itu!
Beberapa saat kemudian aku merasakan benda itu mengosok-gosok belahan anusku. Sedikit demi sedikit benda keras itu menerobos kehangatan liang duburku. Sesak sekali rasanya. Kontol mas Setya memang besar sekali dengan diameter 5 cm dan panjang 21 cm. Aku terangsang saat benda hangat itu menyeruak masuk dalam kehangatan bibir anusku.
“Hkkk…hhh.. shhh.. lob..anghh Bayuhh...ni benar-benar enakhhhhhh…” Gumam mas Setya di sela-sela napasnya yang memburu. Didesakkannya batang kemaluannya ke dalam lubang duburku. Ouhhh lagi-lagi sensasi yang luar biasa menerpaku. Di kedinginan malam dan terpaan deru hujan kami berdua justru berkeringat…
Gila… mas Setya menyetubuhiku di ruang makan tempat aku biasanya sarapan pagi bersama keluargaku! Pakaianku tidak dilepas semuanya, hanya kolorku dan CD ku yang dilepasnya.
“Ouhh mashhh.. ahhhh….”
Aku hanya mampu merintih menahan nikmat yang amat sangat saat mas Setya mulai memompaku dari belakang! Dengan posisi setengah menungging dan bertumpu pada meja makan, tubuhku disodok-sodok mas Setya dengan gairah meluap-luap.
Tubuhku tersentak ke depan saat polisi itu dengan semangat menghunjamkan batang kemaluannya ke dalam jepitan anusku! Lalu dengan agak kasar ditekannya punggungku hingga dadaku agak sesak menekan permukaan meja! Tangan kiri mas Setya menekan punggungku sedangkan tangan kanannya meremas-remas pantatku dengan gemasnya.
Tanpa kusadari tubuhku ikut bergoyang seolah-olah menyambut dorongan batang kemaluan mas Setya. Pantatku bergoyang memutar mengimbangi tusukan-tusukan batang kemaluan mas Setya yang menghunjam dalam-dalam.
Suara benturan pantatku dengan tulang kemaluan mas Setya yang terdengar di sela-sela suara gemuruh hujan menambah gairahku kian berkobar. Apalagi bau keringat mas Setya semakin tajam tercium hidungku. Oh..inikah surga dunia… Tanpa sadar mulutku bergumam dan menceracau liar.
“Ouhmmm terushh.. terushh.. yang kerashhh..mashhh”
Aku menceracau dan menggoyang pantatku kian liar.
“Putar, Bayy…putarrrhh”
Kudengar pula mas Setya menggeram memberiku instruksi untuk memuaskan birahinya sambil meremas pantatku kian keras. Batang kemaluannya semakin keras menyodok duburku. Aku merasakan batang kemaluan mas Setya mulai berdenyut-denyut dalam jepitan anusku.
Tubuhku serasa melayang. Mataku membeliak menahan nikmat yang amat sangat. Tubuh kami terus bergoyang dan beradu, sementara baju kaosku sudah basah oleh keringatku sendiri. Mas Setya semakin keras dan liar menghunjamkan batang kemaluannya yang terjepit erat anusku. Lalu tiba-tiba tubuhnya mengejang-ngejang dan mulutnya menggeram keras.
“Arghhh… terushhh, Bayyy… goyangghhhh… arghh…”
Batang kemaluannya yang terjepit erat dalam duburku berdenyut kencang dan akhirnya aku merasakan adanya semprotan hangat di dalam tubuhku…
Crooottt..crroott…crrrooottt…
Beberapa kali pejuh Mas Setya menyirami anusku seolah menjadi pengobat dahaga liarku. Tubuhnya kian berkejat-kejat liar dan tangannya semakin keras mencengkeram pantatku hingga aku merasa agak sakit dibuatnya. Tapi aku tak peduli. Tubuhku pun seolah terkena aliran listrik yang dahsyat dan pantatku bergerak liar menyongsong hunjaman batang kemaluan mas Setya yang masih menyemprotkan sisa-sisa spermanya.
“Ouch… akhh.. terushh.. Massss..aaahhh…”
Tanpa malu atau sungkan aku sudah meminta mas Setya untuk lebih kuat menggoyang pantatnya untuk menuntaskan dahagaku.
Akhirnya aku benar-benar terkapar. Tulang-belulangku serasa terlepas semua. Benar-benar lemas aku dibuat oleh mas Setya. Kami terdiam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami rasakan.
Batang kemaluan mas Setya kurasakan mulai mengkerut dalam jepitan anusku. Perlahan namun pasti akhirnya batang kemaluan itu terdorong keluar dan terkulai menempel di depan lubang anusku yang basah oleh pejuh mas Setya.
Gila, banyak sekali mas Setya mengeluarkan air maninya! Aku tahu itu karena banyaknya tumpahan air mani yang menetes dari lubang anusku ke lantai ruang makan.
“Kamu benar-benar hebat… mas jadi tambah sayang sama kamu Bay…” bisik mas Setya di telingaku.
Aku remas tangan mas Setya yang sedang memeluk tubuh setengah bugilku. Mas setya dengan mesra lalu menciumi tengkuk dan telingaku.
 “Su.. sudah, mashh.. nanti lagi…,”. kulepas tangan mas Setya yang masih memelukku.
Aku berusaha melepaskan diri dari jepitan tubuh mas Setya yang kekar. Lalu aku meninggalkan mas Setya yang masih bugil dan lemas begitu saja untuk bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Sekali lagi aku mandi di malam yang dingin itu.
Aku keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk dan baju kaos. Baru kusadari betapa kacaunya ruang makanku! Meja makanku sudah bergeser tak karuan. Sementara kulihat celana dalamku terlempar ke sudut ruangan dekat kulkas. Mas Setya masih membetulkan celana treningnya.
“Bay,mas.. boleh numpang mandi, nggak??”
“Silakan, mas.. Handuknya ada di dalam.”
Aku mengambil kain pel dan membersihkan cairan pejuh mas Setya yang berceceran di lantai. Sementara itu mas Setya mandi di kamar mandi yang baru saja kupakai.

Bersambung… bro… tungguin ya..

2 komentar:

  1. for more pleasure visit
    http://indonesianmaleescort.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Saya topan saya bot 20 thn mencari top sejati yg mencintai saya dgn tulus saya di bekasi ini nomor hp saya 082156383012

    BalasHapus