Aku
masih mengepel cairan sisa-sisa perjuangan kami tadi yang masih menempel di
lantai. Tanpa kusadari tiba-tiba mas Setya yang hanya mengenakan handuk
memelukku lagi dari belakang.
Gila!
Orang ini benar-benar bernafsu kuda!! Tubuhku diangkatnya dan hendak dibawa
masuk ke kamar mandi.
“Jangan
di situ, mas…” bisikku. “Aku tidak mau bersetubuh di lantai kamar mandi yang
dingin! Bisa-bisa masuk angin nanti!”
“Ke
kamar tidur depan aja, mas…”
Aku
tahu tak mungkin aku menolak keinginan mas Setya! Apalagi aku juga menyukainya.
Jadi aku menurut saja saat dia ingin menyetubuhiku lagi…
Akhirnya
tubuhku dibopong ke kamar tidur depan yang memang khusus untuk tamu bila ada
yang menginap. Setelah menutup pintu kamar dengan kakinya, mas Setya menurunkan
tubuhku di lantai dan bibirnya mulai mencari-cari bibirku.
Aku
diam saja saat bibirnya menyedot-nyedot bibirku. Aku semakin geli saat lidahnya berusaha
menyusup ke dalam mulutku dan mengais-ngasi didalamnya. Tanpa sadar lidahku
ikut menyambut lidah mas Setya yang mendesak-desak dalam mulutku. Akhirnya kami
saling pagut dengan liar dan menggelora.
Yang
aku tahu sekarang adalah nafsuku mulai bangkit lagi. Apalagi tangan mas Setya
mulai melepas handuk dan baju kaosku hingga aku telanjang bulat di depannya!
Gila aku telah telanjang bulat di depan seorang Polisi!! Aku memang belum
sempat memakai celana dalam setelah mandi tadi. Lalu dengan sekali tarik mas
Setya melepas handuk yang melilit di pinggangnya hingga ia juga telanjang bulat
di depanku!
Batang
kemaluannya berwarna coklat dengan rambut yang sangat lebat. Topi bajanya tampak
mengkilat dan mengacung ke atas dengan gagahnya! Mungkin bila dijajarkan dengan
pisang ambon ukurannya sedikit lebih besar!! Makanya tadi kurasakan betapa
sempitnya duburku menjepit benda itu!! Aku jadi tak merasa rugi menyerahkan
tubuhku pada mas Setya…
Aku
tidak sempat berlama-lama melihat pemandangan itu, karena sekali lagi mas Setya
menyergapku. Mulutnya dengan ganas melumat bibirku sementara tangannya memeluk
erat tubuh telanjangku. Aku merasa kegelian saat tangannya meremas-remas
pantatku yang telanjang. Aku semakin menggelinjang saat bibirnya mulai turun ke
leher dan terus ke putingku menjadi sasaran mulutnya yang bergairah!
Gila..
Liar dan panas! Itulah yang dapat kugambarkan. Betapa tidak! Mas setya mencumbuku
dengan semangat yang begitu bergelora seolah-olah harimau lapar menemukan
daging! Agak sakit tapi nikmat saat kedua putingku secara bergantian digigit
dan disedot dengan liar oleh mulut mas Setya.
Tanganku
pun dibimbingnya untuk dipegangkan ke batang kemaluannya yang tegak menjulang.
“Ouch…
shhh… enakhhh..mashhh”
Mulutku
tak sadar berbicara saat lidah mas Setya yang panas dengan liar mempermainkan
putingku yang sudah mengeras. Sambil masih tetap memeluk tubuhku dan menciumi putingku,
mas Setya duduk di pinggir tempat tidur.
Dilepaskannya
mulutnya dari putingku dan kembali diciuminya bibirku dengan ganasnya. Aku jadi
terjongkok didepan tubuh telanjangnya yang sudah duduk di pembaringan, aku jadi
berdiri di atas kedua lututku.
Tiba-tiba
tangan mas Setya yang kokoh menekan kepalaku ke bawah. Diarahkannya kepalaku ke
arah kemaluannya, sementara tangan satunya memegang batang kemaluannya yang
berdiri gagah di depan wajahku. Aku tahu dia menginginkan aku untuk mengulum
batang kemaluannya.
Tanpa
perasaan malu lagi kubuka mulutku dan kujilati batang kemaluan mas Setya yang
mengkilat. Gila besar sekali!! Mulutku hampir tidak muat dimasuki benda itu.
“Arghh..ter..terushhh,
Bayyy…”
Mulut
mas Setya mengoceh tak karuan saat kumasukkan batang kemaluannya yang sangat
besar itu ke dalam mulutku. Kujilati lubang di ujung kemaluannya hingga dia
mendesis-desis seperti orang kepedasan. Sementara itu, kedua tangannya terus
memegangi kepalaku seolah takut aku akan menarik kepalaku dari selangkangannya.
Setelah
beberapa lama, dengan halus kubelai tangan mas Setya dan kulepaskan
cengkeramannya dari kepalaku. Setelah itu, sambil mulut dan tanganku terus
bekerja memanjakan penisnya, mataku senantiasa menatap mata Briptu itu.
Sesekali aku pun melempar senyum manisku padanya jika mulutku sedang tak
dipenuhi oleh kontolnya. Dengan begitu, aku seolah ingin mengatakan padanya.
“Jangan
khawatir. Aku tak akan menjauhkan kepalaku dari selangkanganmu, mas. Aku akan
terus memanjakan penismu yang besar dan indah ini dengan mulut dan kedua
tanganku….”
Mas
Setya pun jadi lebih santai dan menikmati pekerjaanku yang kulakukan dengan
penuh ketulusan. Tidak puas bermain-main dengan batang kemaluannya saja,
mulutku lalu bergeser ke bawah menyusuri guratan urat yang memanjang dari ujung
kepala kemaluannya hingga ke pangkalnya. Dia semakin blingsatan menerima
layananku! Tubuhnya semakin liar bergerak saat bibirku menyedot kedua buah
zakarnya secara bergantian.
“Sayanghhh..
heb..bathh… ohhh… sssshh.. akhhh…”
Aku
semakin nakal, bibirku tidak hanya menyedot kantung zakarnya melainkan lidahku
sesekali mengais-ngais anus mas Setya yang ditumbuhi rambut. Mas Setya semakin
membuka kakinya lebar-lebar agar aku lebih leluasa memuaskannya.
Aku
tahu aku telah bertindak sangat gila. Aku yakin telah mengalahkan pelacur yang
manapun saat memberikan layanan kepada pelanggannya. Seorang pelacur bahkan
dibayar untuk melakukan itu semua. Sedangkan aku memberikannya secara gratis
kepada Mas Setya! Aku yakin dia pun belum pernah mendapatkan layanan istimewa
ini dari wanita manapun, termasuk dari kak Hesty… Pastilah ini karena rasa
horny yang telah menyelimuti sekujur tubuhku!
Beberapa
saat kemudian tubuhku ditarik mas Setya dan dilemparkannya ke tempat tidur. Aku
masih tengkurap saat tubuh telanjangku ditindih tubuh telanjangnya. Kakiku
dibentangkannya lebar-lebar dengan kakinya. Otomatis batang kemaluannya kini
terjepit antara perutnya sendiri dan pantatku. Ditekannya pantatnya hingga
batang kemaluannya semakin ketat menempel di belahan pantatku.
Tubuhku
menggelinjang hebat saat lidahnya kembali menyusuri tulang belakangku dari
leher terus turun ke punggung dan turun lagi ke arah pantatku.
Tanpa
rasa jijik sedikitpun, lidah mas Setya kini mempermainkan lubang anusku. Aku
merasakan kegelian yang amat sangat tetapi aku tidak dapat bergerak karena
pantatku ditekannya kuat-kuat. Aku hanya pasrah dan menikmati gairahnya…
Aku
tahu mas Setya melakukan itu karena aku pun telah melakukan hal yang sama
padanya barusan. Aku sama sekali tak mengharapkan balas budi seperti itu, tapi
tentu saja aku sangat berterima kasih padanya karena aku pun kini dapat
menikmatinya.
Seluruh
tubuhku dijilatinya tanpa terlewatkan seinci pun. Dari lubang anus, lidahnya
menjalar ke bawah pahaku terus ke lutut dan akhirnya seluruh ujung jariku
dikulumnya. Benar-benar gila!! Rasa geli dan nikmat berbaur menjadi satu.
Setelah
puas melumat seluruh jari kakiku, dia membalikkan tubuh telanjangku hingga kini
aku terlentang di tempat tidur. Kakiku dibentangkannya lebar-lebar dan diangkat
keatas lalu dia sekali lagi menindihku. Kali ini posisi kami saling
berhadap-hadapan dengan tubuhku ditindih tubuh kekarnya.
Lidahnya
kembali bergerak liar menjilati tubuhku. Sasarannya kali ini adalah daerah
sensitif di belakang leherku. Aku menggelinjang kegelian. Bibir mas Setya
dengan ganasnya menyedot-nyedot daerah itu.
“Jang..jang..an
dimerah ya, mas..…” erangku memohon padanya.
Tentu
saja aku tidak mau disedot sampai merah soalnya besok pasti orang satu sekolah
pada ribut.
“Tidak.. Bay…. Mas
cuma gemasss!!” desisnya sambil tetap menjilati bagian belakang telingaku.
“Tapi
kalo di sini boleh kan?” katanya nakal sambil tiba-tiba menyedot putingku.
“Aaaauuwwww…..”
jeritku terkejut karena gerakannya yang tiba-tiba.
Rupanya
mas Setya dengan sengaja meninggalkan cupangan merah yang banyak di seputar
kedua dadaku. Tingkah lakunya seperti ingin menandai bahwa tubuhku sekarang
telah jadi miliknya juga… Aku kegelian dan semakin bertambah horny karena
aksinya itu. Aku hanya bisa berharap agar semua cupang itu telah hilang saat
Bang Wando mencumbuku nanti.
Aku semakin mendesis liar saat mulut mas Setya
dengan liar dan gemas menyedot putingku bergantian. Kedua putingku dipermainkan
oleh lidahnya yang panas sementara tangannya bergerak turun ke bawah dan mulai
bermain-main dianusku. Duburku berdenyut-denyut karena terangsang hebat, saat
jari-jari tangan mas Setya menguak bibir anusku dan menggesek-gesekkan jarinya
di dinding lubang duburku.
Sensasi
hebat kembali menderaku saat dengan liar mulutnya menggigit-gigit perut bagian
bawahku yang rata.
“Akhh..
masss…ouchh..” Aku mendesis saat bibir mas Setya menelusuri pusarku.
Lidahnya
menyapu-nyapu di selangkanganku hingga dekat lubang anusku. Lidahnya terus
bergerak liar seolah tak ingin melewatkan apa yang ada di sana.
Tubuhku
tersentak saat lidah mas Setya yang panas menyusup ke dalam anusku dan
menyapu-nyapu dinding duburku. Pantatku diangkatnya
tinggi-tinggi hingga wajah mas Setya bebas memainkan lubang anusku. Rasa geli
yang tak terhingga menderaku. Apalagi bibirnya yang tidak terlalu tebal kadang
ikut menggesek dinding lubang anusku sehingga membuat aku semakin kelabakan.
Tubuhku
serasa kejang karena kegelian saat wajah mas Setya dengan giat menggesek-gesek buah
zakarku yang tergantung bebas. Perutku serasa kaku dan mataku terpejam. Kugigit
bibirku sendiri karena menahan nikmat yang amat sangat.
“Akhhh
mashhh…hhhh…ak..ku..ohhhh…”
Lidah
mas Setya dengan liar menggesek-gesek duburku. Tubuhku seolah terhempas dalam
nikmat. Aku tak bisa bergerak karena kedua pahaku ditekan lengan mas Setya yang
kokoh. Pinggulku ditarik mas Setya hingga pantatku berada di tepi tempat tidur.
Dia lalu memposisikan dirinya di tengah-tengahnya.
Sejenak
dia tersenyum menatapku yang masih terengah-engah tak berdaya di bawahnya
karena menahan gejolak birahi. Aku pun tentu saja sangat senang diperlakukan
seperti itu oleh seorang laki-laki apalagi oleh seorang polisi muda nan gagah
seperti mas Setya. Maka aku pasrah saja membiarkannya berbuat apa pun yang
disukainya untuk melampiaskan nafsunya pada diriku sekarang.
Kemudian
dia mencucukkan batang kemaluannya yang sudah sangat keras ke duburku. Aku
menahan napas saat mas Setya mendorong pantatnya hingga ujung kemaluannya mulai
menerobos masuk ke dalam jepitan dinding anusku. Seinci demi seinci, batang
kemaluannya mulai melesak ke dalam jepitan anusku. Aku menggoyangkan pantatku
untuk membantu memudahkan penetrasinya.
Rupanya
dia sangat berpengalaman dalam hal seks. Hal ini terbukti bahwa dia tidak
terburu-buru melesakkan seluruh batang kemaluannya tetapi dilakukannya secara
bertahap dengan diselingi gesekan-gesekan kecil ditarik sedikit lalu didorong
maju lagi hingga tanpa terasa seluruh batang kemaluannya sudah terbenam
seluruhnya ke dalam lubang duburku.
Kami
terdiam beberapa saat untuk menikmati kebersamaan menyatunya tubuh kami.
Kami
bisa melihat saat-saat yang indah itu secara utuh melalui cermin besar yang ada
di kamar tidur tamu. Tiba-tiba aku melihat bahwa kami adalah pasangan yang
sangat serasi. Terlihat tubuh mas Setya yang bugil memiliki otot-otot yang
keras dengan kulit yang berwarna coklat. Tubuhku yang bugil pun terlihat bagus
dengan kulit yang kuning langsat dan otot-otot yang lumayan kencang. Kami
betul-betul terlihat sangat serasi. Karena itu, kupikir mas Setya benar-benar
berhak atas tubuhku dan demikian pula sebaliknya.
Mungkin
hanya aturan di negeri ini yang tak memungkinkan kami untuk menjadi sepasang
suami istri. Tapi sepanjang kami dapat menikmati persetubuhan ini dengan
leluasa, rasanya tak ada masalah. Maafkan aku kak Hesty, aku merebut Mas Setya
darimu.
Bibir
mas Setya memagut bibirku dan akupun membalas tak kalah liarnya. Aku merasakan
betapa batang kemaluan mas Setya yang terjepit dalam anusku mengedut-ngedut.
Kami
saling berpandangan dan tersenyum mesra. Tubuhku tersentak saat tiba-tiba mas
Setya menarik batang kemaluannya dari jepitan liang kemaluanku.
“Akhh..”
aku menjerit tertahan. Rupanya mas Setya nakal juga!!
“Enak,
Bay..?” bisiknya.
“Kamu
nakal Mashhh…ohhh…”
Belum
sempat aku menyelesaikan ucapanku, mas Setya mendorong kembali pantatnya
kuat-kuat hingga seolah-olah ujung kemaluannya menumbuk ususku di dalam sana.
Aku
tidak diberinya kesempatan untuk bicara. Bibirku kembali dilumatnya sementara
kemaluanku digenjot lagi dengan tusukan-tusukan nikmat dari batang kemaluannya
yang besar, sangat besar untuk ukuran orang Indonesia.
Setelah
puas melumat bibirku, kini giliran putingku yang dijadikan sasaran lumatan
bibirnya. Kedua putingku kembali dijadikan bulan-bulanan lidah dan mulut mas
Setya. Pantas tubuhnya kekar begini habis neteknya sangat bernafsu
sampai-sampai mengalahkan anak kecil!! Aku aja nggak pernah deh netek seperti
dia dengan ibuku sewaktu kecil. Emangnya kamu ingat gimana kamu netek Bay?
Hadehhhh….
Kulihat
mas Setya masih belum apa-apa!! Aku paling suka kalau posisi di atas sehingga
saat dia orgasme bisa full sensation. Lalu tanpa rasa malu lagi kubisikkan
sesuatu di telinga mas Setya.
“Giliran
aku di atas, Sayang….”, ujarku.
Mas
Setya meluluskan permintaanku dan menghentikan tusukan-tusukannya. Lalu tanpa
melepaskan batang kemaluannya dari jepitan anusku, dia menggulingkan tubuhnya
ke samping. Kini aku sudah berada di atas tubuhnya.
Aku
sedikit berjongkok dengan kedua kakiku di sisi pinggulnya. Kemudian
perlahan-lahan aku mulai menggoyangkan pantatku. Mula-mula gerakanku maju
mundur lalu berputar seperti layaknya bermain hula hop. Kulihat mata mas Setya
mulai membeliak saat batang kemaluannya yang terjepit dalam duburku kuputar dan
kugoyang. Pantat mas Setya pun ikut bergoyang mengikuti iramaku.
“Shhh…
oughh… terushh.. Bayyy… arghhhh…!!!”
Dia
mulai menggeram. Tangannya yang kokoh mencengkeram kedua pantatku dan ikut
membantu menggoyangnya.
Gerakan
kami semakin liar. Napas kami pun semakin menderu seolah menyaingi gemuruh
hujan yang masih turun di luar sana. Cengkeraman mas Setya semakin kuat menekan
pantatku hingga aku terduduk di atas kemaluannya. Dinding anusku semakin kuat
tergesek batang kemaluannya.
“Akhh… ohhh… ter..rushhh, mashhhh… ohhh…”
Aku
meminta mas Setya untuk semakin kuat memutar pantatnya.Aku hanya pasrah saat mas
Setya mengangkat tubuhku dan membalikkannya. Dia mengganjal perutku dengan
bantal hingga aku seperti tengkurap di atas bantal. Kemudian mas Setya
menempatkan diri di belakangku. Dicucukkannya batang kemaluannya di anusku.
Rupanya ia paling menyukai posisi doggy style.
Setelah
tepat sasaran, mas Setya mulai menekan pantatnya hingga batang kemaluannya
amblas tertelan lubang anusku. Dia diam beberapa saat untuk menikmati sensasi
indahnya jepitan duburku. Dengan bertumpu pada kedua lututnya, polisi kekar itu
mulai menggenjot lubang duburku dari arah belakang.
Kembali
terdengar suara tepukan beradunya pantatku dengan tulang kemaluan mas Setya
yang semakin lama semakin cepat mengayunkan pantatnya maju mundur. Kurang puas
dengan jepitan anusku, kedua pahaku yang terbuka dikatupkannya hingga kedua
kakiku berada diantara kedua paha mas Setya.
Kembali
dia mengayunkan pantatnya maju mundur. Aku merasakan betapa jepitan lubang
duburku kian erat menjepit kemaluannya. Aku bermaksud menggerakkan pantatku
mengikuti gerakannya, tetapi tekanan tangannya terlalu kuat untuk kulawan
hingga aku pasrah saja.
Aku
benar-benar dibawah penguasaannya secara total. Tempat tidurku ikut bergoyang
seiring dengan ayunan batang kemaluan mas Setya yang menghunjam ke dalam liang anusku.
Perlahan-lahan gairahku meningkat saat batang kemaluan mas Setya
menggesek-gesek lubangku dengan liarnya.
“Ugh..ugh..uhhh…Ohhhhh…
shiittt…. Enakhh….!!!”
Terdengar
suaranya mendengus saat memacu menggerakkan pantatnya menghunjamkan
kemaluannya.
“Terushhh…
terushh, mashhh… terushhh… ahhh…”
Kepalaku
terdongak ke belakang, sementara mas Setya tetap menggerakkan kemaluannya dalam
jepitan anusku. Kini tubuhnya sepenuhnya menindihku. Kepalaku yang terdongak ke
belakang didekapnya dan dilumatnya bibirku sambil tetap menggoyangkan pantatnya
maju mundur. Aku yang sedikit terbebas dari tekanannya ikut memutar-mutar
pantatku untuk meraih kenikmatan lebih banyak.
Kami
terus bergerak sambil saling berpagutan bibir dan saling mendorong lidah kami.
Hebatnya dia baru sekali mengalami ejakulasi saat persetubuhan pertama tadi.
Aku sudah tidak mampu bergerak lagi. Mas Setya melepaskan batang kemaluannya
dari jepitan anusku dan mengangkat tubuhku hingga posisi terlentang.
Aku
sudah pasrah. Diangkatnya kedua pahaku tinggi-tinggi lalu kembali mas Setya
menindihku.
Lubang
kemaluanku yang sudah terkuak lebar meminta dimasuki lagi oleh kontol polisi
itu. Kemudian dia kembali menusukkan batang kemaluannya ke anusku. Perlahan
namun pasti, seperti gayanya tadi dikocoknya batang kemaluannya hingga sedikit
demi sedikit kembali terbenam dalam kehangatan liang kemaluanku. Tubuh kami
yang sudah basah oleh peluh kembali bergumul.
“Mas
setya..hebatthhh..” bisikku.
“Biasa,
Bay.. kalau ronde kedua mas suka susah keluarnya…” demikian kilahnya.
Namun
kami tidak dapat berbicara lagi karena lagi-lagi bibir mas Setya sudah melumat
bibirku dengan ganasnya. Lidah kami saling dorong-mendorong sementara pantat mas
Setya kembali menggenjotku sekuat-kuatnya hingga tubuhku timbul tenggelam dalam
busa springbed yang kami gunakan.
Kulihat
tonjolan urat di kening mas Setya semakin jelas menunjukkan napsunya sudah
mulai meningkat. Napasnya semakin mendengus seperti kerbau gila. Aku yang sudah
lemas tak mampu lagi mengimbangi gerakan mas Setya.
“Ugh…
ughh… uhhhh…”
Dengus
napasnya semakin bergemuruh terdengar di telingaku. Bibirnya semakin ketat
melumat bibirku. Lalu kedua tangan mas Setya menopang pantatku dan menggenjot
lubang anusku dengan tusukan-tusukan batang kemaluannya. Aku tahu sebentar lagi
dia akan sampai. Aku pun menggerakkan pantatku dengan sisa-sisa tenagaku. Benar
saja, tiba-tiba dia menggigit bibirku dan menghunjamkan batang kemaluannya
dalam-dalam ke dalam lubang duburku.
Crrt…
crrooott.. cratt… crattt.. crrooot… Ada lima kali mungkin dia menyemprotkan
spermanya ke dalam anusku. Dia masih bergerak beberapa saat seperti
berkelojotan, lalu ambruk di atas perutku. Aku yang sudah kehabisan tenaga tak
mampu bergerak lagi.
Kami
tetap berpelukan menuntaskan rasa nikmat yang baru kami raih. Batang kemaluan mas
Setya yang masih kencang tetap menancap ke dalam liang pembuanganku. Keringat
kami melebur menjadi satu. Akhirnya kami tertidur sambil tetap berpelukan
dengan batang kemaluan mas Setya tetap tertancap dalam anusku.
Paginya
kami sempat bersetubuh lagi sebelum mas Setya pulang kembali ke rumahnya.
Gimana bro? Lanjut ceritanya???
Bersambung… ***
Bersambung… ***
pak marsan tuh sapa ya? bapaknya bayu? :))))))))
BalasHapusitu yang difoto siapa sih
BalasHapusaku ngaceng banget
BalasHapussalam kenal
BalasHapusku cari teman
ku merantau di Jakarta
invite 3166ab01 wa 085694813311
masa sih?
BalasHapus