Kenalin, namaku Bayu Antoni yang baru berusia 17 tahun .
Tubuhku tidak tinggi tetapi kulitku putih, wajahku manis, hidungku mancung dan
bibirku merah merona. Promo dikit…
Aku adalah siswa kelas dua SMA di salah satu SMA Ngeri dikotaku. Tak perlu aku
sebutkan dimana kota asalku karena ini juga buat jaga privasi beberapa orang.
Cukup tahu nama dan suasana kotaku saja ya…
Awal mula cerita kali ini adalah pada saat pertengkaranku
dengan ayah yang membuat moodku benar-benar melesat turun, dengan cepat aku
mengambil jaket dan kunci motor yang biasa aku taruh di meja belajar. Dengan
kecepatan penuh aku pacu motorku berjalan tanpa tahu arah dan tujuan, akhirnya
kuputuskan untuk berhenti tepat di taman kota dimana saat itu terdapat sebuah konser
yang salah satu bandnya merupakan band lokal ternama yang menjadi favouriteku,
ku parkirkan motor matic hitam ini di parkiran dadakan yang selalu ada apabila
sedang di adakan konser semacam itu.
Selama acara belangsung aku sangat menikmati acara yang
sedang berjalan namun ada sedikit yang mengganjal di sudut mataku, serasa ada
yang mengawasiku. Saat aku lihat seorang Polisi dewasa sekitar 30 tahun dan
memiliki wajah yang ganteng banget sedang menatapku penuh arti, namun
perasaanku berbeda. Dia seakan sedang melucutiku dengan tatapan yang sangat
tajam. Namun cepat-cepat aku alihkan perhatianku kembali pada acara konser yang
sedang berlangsung, dengan belompat-lompat kecil dan tangan ke atas aku
menikmati lagu yang bergenre-kan pop alternatif, sampai tanpa aku sadari Polisi
itu sudah berada tepat di belakangku. Memang sih saat itu aku berada dipojok
samping kerumunan penonton karena aku tidak mau berdesakan didekat panggung.
Ditempatku berdiri saat itu memang cukup lengang dan agak gelap. Aku tiba-tiba
kaget dan gugup saat dia menabrakan badan besar dan berototnya ketubuh
belakangku. Sedikit kurasakan sebuah benda yang sepertinya sudah sedikit
mengeras menyentuh pantat sebelah kiriku yang saat itu mengenakan jeans ketat
yang membuat pantatku terlihat sangat mempesona. Aku coba untuk tidak
menghiraukan ulah polisi itu, maklum namanya juga lagi menikmati acar musik
namun dia semakin tidak karuan 2 kali, 3 kali, bahkan 4 kali dia melakukan hal
yang sama sampai akhirnya aku menoleh kebelakang dan kulihat dia dengan wajah
sinis. Bad mood ku kembali lagi secara seketika, dan aku putuskan untuk mencari
minum untuk menenangkan diriku yang kecapean dan sedikit kesal dengan perlakuan
polisi tadi.
Aku berhenti pada sebuah pedagai di pinggir jalan dan
memesan es jeruk dan mengambil beberapa makanan. Setelah selesai makan, minum
dan juga membayar pastinya, aku putuskan untuk pergi ke motor matik ku yang
parkirkan tadi dan melihat acara konser dari atas motor maticku saja. Saat
berada di motor matic aku keluarkan sebungkus permen yang tersisa di kantong
celanaku. Saat sedang asik menonton dan menikmati permen terakhir, terlihat
seorang Polisi berjalan menuju tempat dimana aku sedang berada. Saat aku perhatikan
kembali ternyata polisi itu adalah polisi yang dari tadi menggangguku, entah
mengapa jantungku terasa berdegup semakin keras dan telapak tangan terasa basah
menandakan bahwa aku sedang gugup. Namun aku coba untuk tetap terlihat tenang
dengan mengunyah permen kesukaanku ini. Saat dia sudah berada tepat di depan aku
secara cepat di menggambil bungkus permen kunyahku dan melihat isinya yang
ternyata sudah kosong. Polos banget sih aku! Masa konser makan permen..
wkwkwkwk… Tapi itulah kenyataanya. Mau bilang apa lagi.
“Wah habis tuh permennya” , ujar pak Polisi itu dengan
santai.
“Iya nih pak, permen yang saya isep ini yang terakhir
makanya saya mau nikmatin”, balas ku dengan lebih santai.
“Habis ini nggak ada lagi dong yang bisa kamu isep?”, dengan
senyum sedikit mesum.
“Ya… nggak ada lah, kan saya bilang ini yang terahkir. Emang
bapak mau belikan saya permen? Mau dong… Haha!”, candaku.
“Ada dan berkali-kali lipat nikmatnya daripada permen yang
kamu isep!. Hehe!”. Dengan senyum yang makin mesum dia lontarkan kata-kata
tersebut.
“Maksud bapak?”, dengan pura-pura tidak tahu padahal aku
sudah tahu maksud dia.
“Hahahahaha kalo kamu mau, ikut saja sama aku. Kebetulan aku
sudah mau pulang nih. Acaranya sudah selesai tuh”, katanya.
Aku melihat keatas panggung dan ternyata sudah lagu
terakhir. Waduh, aku nggak sadar.
Dia kemudian duduk di jok belakang motorku. Lama kami berbicara
kesana kemari sampai aku tahu namanya Briptu Andi Nurdiansyah seorang Polisi
yang dinas di kota ini. Namun dalam perbincangan kami ada suatu hal yang selalu
membuatku merasa terpancing yaitu dia selalu menggaruk-garuk selangkangannya
dan kadang dalam waktu yang sangat lama sehingga tonjolan di selangkangannya
terlihat sedikit membesar. Entah mengapa aku yang tidak ingin sampai terpancing
ini begitu menikmati yang dia sedang lakukan. Perbincangan kami sangat lama
membicarakan mulai dari hobi masing-masing sampai akhirnya kami membicarakan
kebiasaan seks kami. Sampai tiba-tiba aku merasakan sebuah tiupan nafas di
daerah leher dan seketika kurasakan bibir lembut seseorang menyentuh dan
menciumi bagian leher kiriku. Saat aku coba selidiki ternyata Polisi itu lah yang melakukannya. Entah mengapa tidak ada niat untuk menolaknya dan justru malah mencoba untuk menikmatinya.
Tempatku memarkirkan motor memang sedikit terkena pancaran cahaya jadi tidak begitu jelas terlihat apa yang kami lakukan saat ini.
Mulai dari
leher kiri ke leher kanan dan akhirnya bibir kami saling bercumbu, bibir
lembutnya melumat bibir bawahku dengan penuh nafsu, aku balas lumatan di bibir atasnya yang
terasa tipis dan sangatlah lembut. Kurasakan kontolku sudah ngaceng penuh
sehingga terasa sedikit sakit karena celana jeans yang kupakai terlalu ketat
dan membuat permainan ini sedikit terganggu, seolah mengerti apa yang terjadi Pak Andi melepaskan lumatannya dan mencoba memeluk tubuhku.
Ahhhhh kurasakan tubuh besar yang berotot menyentuh tubuhku dan tangan
beruratnya yang kekar melingkari pinggangku. Dan dia
membisikkan sesuatu di telingaku.
“Kamu mau malam ini main ke rumahku?”, tanyanya penuh
kasih sayang.
Tanpa mengatakan
sepatah kata pun aku anggukkan kepalaku
sebagai tanda persetujuan, lalu kami bergegas meninggalkan taman kota itu aku
menggunakan motor maticku dan mengikuti motor
besar milik Pak Andi. Setiba di rumahnya di daerah sekitar gelanggang olah raga, kami berhenti di depan sebuah rumah yang
di akuinya adalah hasil jerih payahnya selama ini. Kami pun bergegas masuk dan pak
Andi langsung
membawaku ke kamar yang menjadi kamar utama di rumah ini. Dia pun menyuruhku
menunggu karena dia ingin mencuci
muka terlebih dahulu. Tak berapa lama dia pun keluar dengan hanya menggunakan
celana pendek ketat berwarna putih sehingga menampilakan bentuk indah kontolnya
yang sepertinya sudah setengah ngaceng.
Dia pun
langsung bergegas menyambarku yang sedang duduk di
pinggir sofa empuk di kamar itu. Dan kembali melumat bibir ku dan kucoba
membalas sebisaku, namun permainannya terlalu buas. Dia lumat semua bibir
tipisku. Aku jalari seluruh lekuk tubuhnya dengan
jariku dan hingga akhirnya berhenti pada tumpukan daging yang ada di celananya.
Aku
rasakan sudah semakin menegang. Aku coba turunkan celana ketat tersebut.
Dan ternyata Pak Andi tidak menggunakan celana dalam
sehingga kontolnya langsung keluar bebas mengacung tegak siap untuk bertempur.
Sambil mengocok kontol gedenya yang kira-kira ukurannya
seperti kontol kuda 20 cm dengan diameter 4. Aku
coba
menggunakan kakiku untuk melepaskan celananya sehingga dia benar2 telanjang
bulat. Aku kocok terus kontol kudanya itu
sehingga tanganku sedikit terasa basah dengan cairan
precumnya. Aku lepaskan ciuman itu dan menciumi lehernya
puting susunya yang mengeras. Aku hisap bagai
bayi yang kehausan dan sedikit aku gigit. Dia menggelinjang keenakan. Kamar itu benar-benar sunyi hanya
deru AC dan desahan kami saja yang terdengar disana, aku jilat-jilat bagian tubuh six packnya sehingga pak Andi terlihat semakin menggelinjang. Aku turunkan hingga akhirnya aku temui benda
pusaka miliknya dan tanpa menunggu lama aku masukan ke mulutku, pertama memang agak kewalahan karena
bentuk kontolnya yang seperti kontol kuda tersebut
belum lagi dorongan tangannya di kepalaku yang membuat kontolnya masuk sampai
ke tenggorokanku. Aku tersedak hingga aku lepaskan kontolnya dan dia meminta maaf kepadaku. Lalu aku mulai lagi menghisap kepala kontolnya yang sudah memerah dan bentuknya
yang besar seperti jambu air. Aku hisap penuh
kekuatan dan aku gigit-gigit kecil sehingga
erangannya semkin membesar.
“Ahhh .. ahhh .. ahhhhhhhh ... enakkhhhh .. bahhanghhetthh shhayyanghhh ..
ahhhhhhh ..”
Slurp.. slurpp..
slurpp bunyi yang keluar saat precumnya keluar lagi. Aku hisap kembali batang kontolnya yang terasa asin akibat percumnya. Pak Andi pun tak tinggal
diam dia goyangkan maju mundur pantatnya sehingga ranjangnya bergoyang.
“Oohh beibhhh ahhh.... ahhhhhh ... aaaaaahhhhh
.. muluthhhh muhh ..... enakkhh bangethhh .. ahhhhh ..”
Semakin lama
gerakan pantatnya semakin cepat dan cepat, dan aku mainkan buah
penisnya dengan tangan kanan karena tangan kiriku mengocok batang kontolnya
yang tidak seluruhnya masuk ke mulutku.
Karena tak mau
keluar secepat itu dia pun mengangkat tubuhku menindihi tubuhnya. Dan kami
berciuman kembali. Dia menggoyang-goyangkan pantatnya
sehingga kontolnya bergesekan dengan kontolku .. nikmat tak terkira.
“Ehhhh.. ehh ..
ehhh .. ehh .. ehh .. ehhh .ehh ..”.
Suara yang
keluar karena kami sedang berciuman!
Lama berciuman
dan pak Andi pun bertanya
“Mau di fuck engga??”.
“Mau banget pakkk”. Jawabku penuh nafsu
Akhirnya pak Andi pergi beranjak menuju meja didekat tempat tidurnya dan mengambil botol body lotion, dan
bertanya kembali. “ Mau pake kondom, Bay? “
“Nggak usah pak.
Aku percaya dengan bapak. Lagian enakan nggak pakai kondom. Lebih nikmat ”,
jawabku seperti seseorang yang gila akan seks sejenis. Dan dia pun menuangkan lotion itu ke kontolnya seperti tukang hot dog yang sedang
menuangkan saus. Dan beranjak menuju ke tempat tidur kembali dan menaruh bantal
di bawah pinggangku mengangkat kedua kakiku ke atas pundaknya dan mengoleskan
lotion ke dalam lobang pembuanganku yang
berbulu. Di melakukan
penetrasi dengan jarinya. Peratama-tama satu lalu dua, tiga . Terasa sedikit
sakit namun lama-lama pantatku mulai menerima kenikmatan
itu.
“Ahhhhhh....ahhhh..ahhhh...ahhhhh.....ahhhh...aaaahhhhh....”
Dan setelah
beberapa lama memainkan jarinya di pantatku di melepaskannya dan mulai mencoba memasukan kontolnya. Sedikit takut dan ngeri, perlahan-lahan tetapi pasti dia memasukan
kontolnya. Saat kepalanya
masuk terasa sangat perih seperti lobang pembuanganku robek, di menghentikannya
karena mendengar teriakanku. Namun ku coba meyakinkannya bahwa aku tidak apa-apa. Dia mencoba lagi memasukannya. Perlahan tetapi pasti,
sambil memasukan kontolnya dia mengocok kontolku yang meciut akibat rasa perih
yang tadi kurasakan sehingga kontolku mengegang kembali dengan permainan
tangannya, sehingga rasa sakit pun tidak
terasa karena permainan tangannya di kontolku membuat rasa sakit di pantatku
sedikit tak terasa. Dan dengan lembut pak
Andi terus
mendorong kontolnya untuk menembus lobangku. Dan akhirnya dengan susah payah kontolnya pun amblas di dalam lobangku. Terasa sakit memang namun aku tahan agar pak Andi tak merasa kasihan kepadaku. Dan juga bulu jembutnya
yang lebat menggelitik pantatku sehingga terasa sangat enak!.
Perlahan dia mulai memaju mundurkan pantatnya. Sehingga
kontolnya mulai memompa lobang pantatku.
“Ahhh...ahhhhhh...ahhhh .... ahhhhhhhhhh...”.
Rasa sakit kini
berubah menjadi rasa nikmat yang membuatku serasa berada di langit ke-7.
Dan peraminannya
smakin lama semkain cepat. Goyangan ranjang
spring bed-nya pun bergoyang semakin kencang.
“Ahhhhh...ahhhh.....ariiihhh pannnnthhhhathhh muuu ..... shhhhhempittttthhh
bangeeeeetttthhhh .... Bayyyyy…. ahhhhhhhh...
ahhh...ahh..ahhhh..ahhhh.ahhhh...ahhh....ahhh”.
“Terushhhinnhh phakkkkk... ahhh .. ahh . ahh .ahh a.. ahh ..
ahh ..konthhhollllhhhh bapakhhh jughhhhaaa enakkkhhhhh
bangethhhhh....kayaknyahhhhhhh... akhhhuuuhhhhh... bakhalanhh ..
ketagihhhhaaannnhhh ... ”
Lama persenggamaan itu berlangsung. Dan akhirnya .
“Ahhh....ahhh..ahhhh..ahhhh..ahhh...akkhhuu mauuu .. khelluArr ...Bay!”
“Ahh...ahhh.ah.. ahhh. H..ahhh .aahhh .. keluarin .. ahhh .. di .. dallemhhh
... ahhhh .. ajjahhhh .. pakkkhhhh .... ahhh ... ahhh .. ahhh .. ”
Dan badan pak Andi pun terasa mengejang dan membenamkan kontolnya dalam-dalam di lobang pantatku.
“Ahhhh....ahhh...ahhhh...ahhhh...ahhhh...ahhhh...
ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.....”
Crrrrroooooot......crooooootttttt.croooooottttt.....crooootttt....crooootttt... Terasa hangat
lobang pantatku dan terasa becek, mungkin karena pejuh yang dikeluarkan olehnya sangat banyak. Bahkan ada yang
keluar dari pantatku dan mengenai spring bednya .
Dia pun tergolek lemah di atas tubuhku.
Namun permainannya belum selesai .. Kontol pak Andi aku lepas dari anusku kemudian aku raih dan aku
hisap kontolnya yang dari tadi sudah tergolek lemas .
Seketika kontolnya sudah mengeras lagi .Aku tanpa
jijik mengulum bagian
kepala kontolnya. Karena itu memang yang aku sukai.Aku masukkan setengah dari kontolnya ke dalam mulutku yang sangat hangat. Kepalaku mulai naik turun di atas kontol besarnya. Nikmat rasanya mengisap kontol bekas anus dan berlumur pejuh.
“Ahhh..ahhh..ahh..terusshhh Bayuuuhhh .. ahhh ..
ahhh yang khencengghh Bayy .. ahhhhh ...”
Dan hampir 30 menit dia belum sampai orgasme mulutku terasa kecapean dan aku mengocoknya dengan tangannya. Tanganku yang lembut memberikan sensasi tersendiri pada
kulit kontolnya.
Dengan cepat dan
kuat aku mengocok kontolnya. Hingga akhirnya dia mencapai orgasme kedua.
“Ahh ... ahhh ... ahhhh ... ahhh akkhhu mau kelluuarhhhh .. ahhh .. ahhhh..”
Saat mendengar
itu dengan gesit aku membenamkan
kontolnya di mulutku.
Croooootttt.....croooootttt....croottttt... Pejuh pak Andi tumpah didalam
mulutku. Dan aku pun meminumnya sampai habis tak tersisa . Dia tampak ter golek lemah .
Dia menggendogku menuju kamar mandi dengan kontol yang sengaja ditancapkan di pantatku
dan sedikit ngaceng. Sampainya di kamar mandi dia menyalakan air di bath tub
dan kami pun berendam di dalam bath tub air hangat dan menyabuni tubuh
pasangan. Dan saat kami selesai mandi waktu menunjukan pukul 2
pagi. Kami pun berajak tidur dengan berpelukan dan berciuman. Sejak
saat itu, kami pun benjadi perpacaran dan sering melakukan hubungan seks
di rumah Briptu Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar