Siapa yang tidak
suka dengan sate? Sate katanya sih makanan asli dari Indonesia tetapi asal kata
sate itu sendiri bukan dari Indonesia. Sate ternyata juga makanan pembawa
kanker lho, tetapi semua itu bisa di atasi jika pada saat makan sate kita tidak
lupa makan mentimun setelahnya yang berfungsi sebagai anti kanker. Pokoknya mau
ngomong apapun, sate tetap number one for me. Oleh sebab itulah, malam ini aku
sedang menuju tempat penjual sate langgananku.
Langit bertabur
bintang. Indahnya bulan yang sudah setengah penuh mengawalku menempuh jarak
beberapa kilometer menuju tukang sate langgananku. Dengan mengendarai motor
matic hitamku yang aku pacu di kecepatan 40 km/jam. Sampailah aku disebuah gang
besar, tempat penjual sate langgananku membuka warung. Kepulan asap pembakaran
sate sudah mengetuk hidungku. Hmmppp… aromanya khas sekali. Deretan motor-motor
pelanggan sudah berjejer didepan warung itu. Tanpa membuang waktu lagi, aku
segera memarkirkan motor ditempat yang masih kosong dan langsung menuju abang
tukang sate yang sibuk membolak-baik sate-satenya.
“Bang, satenya
sepuluh tusuk ya”. Aku memesan.
“Pakai timun
nggak, Bay?”. Bang Ono sudah hafal dengan wajahku.
“Pake dong… Aku
duduk disana ya bang”. Aku menunjuk bangku kosong dipojok dalam warungnya.
“Tunggu ya Bay.
Minumnya apa nih?”.
“Es teh aja
bang”. Aku pun menuju bangku yang aku tunjuk tadi.
Beberapa menit
kemudian pesananku sudah terhidang dimeja. Wah… aroma sate dan sambal kacangnya
membuat aku benar-benar tidak dapat menahan lebih lama lagi untuk tidak
mencicipinya. Aku ambil satu tusuk sate itu kemudian aku gigit. Sambil makan,
aku juga mengutak-atik hape-ku dan membalas sms dari bang Wando. entah sejak
kapan, aku juga tidak sadar, tahu-tahu disebelahku sudah berdiri seorang Polisi
berbaju kaos khas polisi yang sedang membawa sepiring sate dan minumannya.
“Permisi dek.
Boleh saya duduk disini?”, tanya polisi itu ramah.
“Oh… boleh pak.
Silahkan”, jawabku.
Aku memantau
seluruh ruangan itu dan memang ternyata hanya bangku disampingku ini yang
kosong. Bangku-bangku lain sudah penuh ditempati pelanggan. Wah, ramai banget
malam ini warung sate bang Ono. Mungkin karena cuacanya cerah kali ya?
Awalnya aku hanya
diam saja menikmati sateku. Walau disampingku sudah duduk seorang polisi
ganteng, tetapi aku tidak berani macam-macam dulu. Polisi ganteng itu semakin
gagah dengan brewok tipis dirahang, dagu
dan mengelilingi mulutnya. Kayaknya baru beberapa hari setelah dicukur.
Wajahnya seperti model, hidungnya lumayan mancung dan senyumnya menawan. Aku taksir
tingginya sekitar 187 cm dengan berat yang ideal. Kulit polisi itu agak coklat
dan rambutnya yang pendek dibikin berjambul. Keren!
“Ramai sekali ya
malam ini”. Dia membuka pembicaraan.
“Iya pak.
Tumben-tumbennya”, jawabku agak tersipu.
“Kamu sering kesini
juga ya?”.
“Jarang sih pak,
cuman kalau lagi pengen makan sate aja. Bapak sendiri?”.
“Saya juga sama.
Oh, iya kenalkan nama saya Adit Gunawan”. Polisi itu menjulurkan tangannya
kepadaku.
Aku raih
tangannya dan bersalaman. “Bayu Antoni pak”.
Sabar Bay… Aku
kayaknya gemetaran deh saat menjabat tangan polisi gagah dan tinggi itu. Aku
benar-benar dag-dig-dug! Wow! Huhhhh… Aku buru-buru melepas jabatan tanganku
agar dia tidak tahu betapa aku gugup dipandanginya dengan senyuman manis tanpa
memperlihatkan giginya itu.
Kami mulai
berbincang-bincang santai dan aku suka cara dia ngomong. Sangat jantan dan
terlihat macho. Apalagi brewok tipisnya yang bikin aku nggak tahan.
“Pak kayaknya
sudah jam sembilan nih. Aku mau pulang dulu ya, takutnya kemalaman”.
“Oh, iya.
Kebetulan aku juga mau pulang. Bareng yuk!”, ajaknya.
Pak Adit baik
sekali. Dia juga membayarkan makananku. Kami pun pulang bareng dengan
mengendarai motor masing-masing.
“Rumah kamu
dimana Bay?”, tanya pak Adit.
“Di jalan ******
pak. Mau mampir?”.
“Kapan-kapan aja.
Padahal rumahku tidak jauh dari gang ini lho. Kamu mau mampir?”.
Nah, kesempatan
emang nggak datang dua kali Bay. Maka aku mengiyakan saja tawaran dari pak
Adit. Itung-itung aku tahu rumahnya terlebih dahulu.
Kami akhirnya
sampai dirumah pak Adit. Tapi kayaknya dia tinggal sendiri. Apa jangan-jangan
dia belum berkeluarga? Masa sih orang segagah dan seganteng pak Adit masih
sendiri.
“Lho, emangnya
istri bapak kemana? Kok rumahnya dikunci dari luar?”, tanyaku melihat pak Adit
membuka pintu rumahnya.
“Udah masuk aja.
Aku bujangan kok”.
WUHUYYYY!!!!
HORE!!!! Ternyata pak Adit memang masih sendiri alias belum berkeluarga.
Padahal melihat usianya yang udah matang, kayaknya aneh deh kalau beliau belum
berkeluarga.
Aku pun masuk dan
duduk diruang tamunya.
“Wah… rumah
segede gini ditinggali sendirian aja. Apa nggak kesepian pak?”.
“Kesepian juga
sih, apalagi kalau malam. Nggak ada yang nemenin tidur”.
“Bapak kok belum
menikah? Padahal bapak ganteng dan macho banget”. Aku sengaja memuji dia.
“Masa sih? Belum
dapat yang srek aja Bay. Kamu mau minum?”.
“Nggak perlu
pak”.
“jangan panggil
aku bapak dong. Walau usia udah kepala tiga tetapi aku keliahatan keren kan?
Panggil aku kakak aja”.
“Iya deh…. Kakak
polisi ganteng… hehehe…”.
“Bisa aja kamu
Bay. Kalau mau makan di warung bang Ono, bareng ya”.
“Iya bang. Tenang
aja…”.
“Kamu suka banget
sama sate ya, Bay?”, tanya kak Adit.
“Suka dong. Tapi
tadi kayaknya sate aku lupa di kasih timun deh sama bang Ono. Jadi kurang
mantap deh makan satenya”.
“Hmpppp… Mau
makan timun nih ceritanya?”.
“Nggak. Kalau mau
makan timun juga nggak ada kan disini?”.
“Ada kok. Ayo
ikut aku”, ajak kak Adit sambil bangkit berdiri dari kursi.
Aku mengikuti
langkahnya.
Setelah sampai di
dapur…
“Mana timunnya
kak? Becanda nih…”.
“Siapa yang bercanda”.
Set! Kak Adit
mendekat kearahku dan menekan tubuhku ke arah meja masak. Dia menempelkan
tubuhnya ketubuhku dan menatap mataku. Wajah berjambangnya menunduk karena kami
memang memiliki selisih tinggi 27 cm.
“Bay. Kamu mau
mentimun? Aku punya mentimun besar nih. Enak lagi. Mau nggak?”.
“Maksud kakak?”.
“Aku horny lihat
kamu Bay”.
Dia mendekatkan
bibirnya kearah bibirku dan kami pun berciuman mesra. Walau aku masih dalam
keadaan kaget, tetapi aku berusaha mencelemoti lidahnya untuk mengimbangi
ciuman kak Adit. Aku merasakan ada benda yang lunak menyentuh bibirku. Tidak
hanya menyentuh, benda itu juga sudah melumat bibirku dengan halus. Aku
langsung tahu, kak Adit tengah menciumku dengan penuh cinta. Wajah kak Adit
sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku.
Untuk beberapa
lama, kak Adit masih melumat bibirku. Kalau mau jujur aku juga ikut
menikmatinya. Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat
bibir Adit. Sampai kemudian aku tersadar, lalu aku dorong dada bidang kak Adit
hingga dia terjengkang kebelakang. Sok jual mahal dikit.. Hehehe… Itu adalah
trik jituku.
”Kak seharusnya
ini gak boleh terjadi”, kataku dengan nada bergetar menahan rasa malu dan
sungkan yang menggumpal dihatiku.
” Maaf Bay, mungkin
aku terlalu nekat. Seharusnya aku sadar ini tidak wajar. Tapi inilah
kenyataannya, aku suka sama kamu”, ujarnya lirih sambil duduk di kursi meja
makan.
Aku melunak dan
mendekatinya.
“Kakak nggak
mempermainkan aku kan?”, tanyaku.
“Tidak Bay. Apa
aku terlihat bercanda?”, tanya kak Adit dengan wajah serius.
Aku tertunduk.
Kak Adit kembali
berdiri dan menggenggam tanganku lalu membawa aku kekamarnya. Sesampainya di
kamar dia lepaskan tanganku dan dia duduk ditepi tempat tidur.
Kami terdiam
sejenak.
Tiba-tiba kak Adit
menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuannya. Tanpa berkata apa-apa dia
langsung mencium bibirku lagi. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkannya
ketika bibir dan kumisnya menempel kebibirku hingga beberapa saat. Dadaku
semakin berdegub kencang ketika kurasakan bibir halus kak Adit melumat mulutku.
Lidah kak Adit menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku.
Mendapat serangan itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku
merinding.
Aku lepaskan
bibirku dari bibir kak Adit dan aku dorong dadanya supaya dia melepaskan
pelukannya pada diriku.
” Kak, jangan
Kak. Ini nggak pan-tas kita lakuakan! ” kataku terbata-bata.
Kak Adit memang
melepas ciumannya dibibirku, tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat masih
tetap memeluk pinggangku denagn erat. Aku juga masih terduduk dipangkuannya.
” Memang benar.
Tetapi aku suka kamu Bay. Kamu mau kan jadi pacarku?”. Ujar kak Adit yang
terdengar seperti desahan.
Aku terdiam dan
tampaknya kebisuanku ini memberikan jawaban bahwa aku juga menginginkannya.
Setelah itu kak Adit
kembali mendaratkan ciuman. Dia menjilati dan menciumi seluruh wajahku, lalu
merambat keleher dan telingaku. Aku memang pasif dan diam, namun perlahan tapi
pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, kak Adit sangat
pandai mengobarkan birahiku. Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku
benar-benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan.
Kak Adit sendiri
tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn nafasnya mulai terengah-engah.
Sementara aku semakin tak kuat untuk menahan erangan. Maka aku pun
mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.
Setelah itu tiba-tiba tangan kak Adit yang kekar itu membuka kancing bajuku. Tampaklah tubuhku yang berwarna putih bersih itu
terbuka didepannya. Secara refleks aku masih coba berontak, jual mahal.
” Cukup Kak!
Jangan sampai kesitu..” Kataku sambil agak meronta dari pelukannya.
” Takut dengan
siapa Bay? Toh gak ada yang tahu, percaya sama kakak. Aku akan memuaskan Bayu.”
Jawab kak Adit dengan nafas memburu.
Seperti tidak
perduli dengan protesku, Polisi itu telah melepas bajuku. Meskipun aku berusaha
meronta, namun tidak berguna sama sekali. Sebab tubuh tinggi kak Adit yang
tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat.
Kini, dipelukan
kak Adit, tubuh atasku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Tanganku
direntangkannya. Setelah itu kak Adit mengangkat dan merebahkan tubuhku
ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibirnya melumat salah satu putingku sementara
salah satu tangannya juga langsung memelintir putingku yang satunya. Bagaikan
seekor singa buas dia menjilati dan memilin-milin putingku.
Kini aku tidak
bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan
yang mencengkeramku. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa
geli dan nikmat ketika bibir dan lidah kak Adit menjilat dan melumat putingku.
” Kamu manis
sekali kalau kayak gini.. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. “. Kata-kata
kak Adit terputus-putus karena nafsu birahi yang kian memuncak.
Kemudian kak Adit
juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, dia pandai sekali mengelitik puting
hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang
menggelora itu. Kemudian tanpa kuduga, dengan cepat kak Adit melepas celana dan
celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi
dengan tubuh besar 187 cm-nya dan tenaga kuat yang dimiliki polisi gagah itu,
dengan mudah dia menaklukkan perlawananku.
Sekarang tubuhku
yang kecil dan putih itu benar-benar telanjang bulat dihadapan kak Adit. Kak
Adit berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya diatas kasur
tersebut.
”Kak.. aku belum
kasih kabar ke orang tuaku kalau aku pulang larut malam. Sudah ya kak… ”
Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur.
” Bay.. apa..
kamu.. nggak kasihan padaku sayang? Aku sudah terlanjur terbakar.. Aku nggak
kuat lagi sayang. Please aku.. mohon ” Kata kak Adit masih dengan terbata-bata
dan wajah yang memelas.
Entah karena
tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi
memandangi wajahnya yang maskulin abis, aku diam saja ketika kak Adit kembali
menggarap tubuhku. Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua putingku,
sementara tangan yang satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku.
Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara nafasku
juga semakin terengah-engah.
Tiba-tiba kak Adit
beranjak dan dengan cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini dia
sama denganku, telanjang bulat. Ya ampun, aku tidak dapat percaya, kini aku
telanjang dalam satu kamar dengan laki-laki yang mirip aktor film itu, ohhhhhh... Aku melihat tubuh Adit yang memang
benar-benar atletis, besar dan kekar walau perutnya tidak six packs tetapi rata
dan tidak buncit. Dia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan
pacar-pacar polisiku yang lain.
Tetapi yang
membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan kak Adit. Benda
yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kini
tegak mengacung. Panjangnya aku taksir tidak kurang dari 22 cm, sementara
diameternya sekitar 5 cm. Sungguh aku tidak percaya bisa merasakan kontol kak Adit
yang besar dan sepanjang ini. Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan
penasaran.
Kini tubuh
telanjang kak Adit mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada
bidangnya menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada
yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan yang
begitu mendebarkan. Dia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga
tidak kenal lelah memilin-milin putingku yang semakin keras. Sekali lagi,
sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini.
Kakiku
diangkatnya agar mempermudah kontolnya masuk. Aku tersentak ketika kurasakan
ada benda yang masuk dan menggelitik lubang anusku. Ternyata kak Adit nekat
memasukkan jari tangannya kedalam duburku. Dia memutar-mutar telunjuknya
didalam lubang anusku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan
kenikmatan yang menderaku. Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara
refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya.
”Kak, jangan
sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja! ” Pintaku.
Tetapi lagi-lagi kak
Adit tidak menggubrisku. Selanjutnya dia menelusupkan kepalanya di anusku, lalu
bibir dan lidahnya melumat habis duburku. Aku tergetar hebat mendapatkan
rangsangan ini. Tidak kuat lagi menahan kenikmatan itu, tanpa sadar tanganku
menjambak rambut berjambul kak Adit yang masih terengah-engah di duburku. Kini
aku telah benar-benar tenggelam dalam birahi.
Ketika kenikmatan
birahi benar-benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, kak Adit melepaskanku dan berdiri
di tepi tempat tidur. Dia mengocok-ngok batang penisnya yang berukuran luar
biasa tersebut.
” Udah hampir
setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran gantian Bayu
dong yang aktif.. ”, pinta kak Adit dengan senyum manja.
”Bayu nggak bisa
kak, lagian Bayu masih takut dengan mentimun kakak yang gede banget itu”, jawabku
dengan malu-malu.
”Oke kalau gitu
pegang aja iniku. Please, kumohon sayang..”, ujarnya sambil menyodorkan batang
penis besar itu kehadapanku.
Dengan malu-malu
kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan
darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis kak Adit. Sejenak aku
sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jika penis yang besar dan keras itu
dimasukkan kelubang dubur laki-laki, apalagi jika laki-laki beruntung itu aku.
” Besaran mana
sama milik BF kamu…??”, goda kak Adit.
Aku tidak
menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis kak Adit jauh lebih panjang dan
lebih besar dibandingkan milik Bf-bf ku.
” Diapakan nih
kak? Sumpah Bayu nggak tahu menahu masalah kayak beginian”, kataku berbohong
sambil memegang penis kak Adit.
” Oke, biar gampang,
dikocok aja sayang. Bisakan? ” Jawabnya dengan lembut.
Dengan dada
berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik kak Adit. Ada
sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok kontol kak Adit yang sangat besar
tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan
kukocok penisnya, sperma Polisi tampan ini cepat muncrat, sehingga dia tidak
berbuat lebih jauh kepada diriku. Kak Adit yang kini telentang disampingku
memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang kontolnya.
Napasnya
mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga
terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya
dikuasai rasa nikmat. Tiba-tiba dia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini
tepat berada di selangkanganku dan mulai mencari anusku sebaliknya kepalaku
juga tepat menghadap selangkangannya. Adit kembali melumat lubang anusku.
Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti diduburku. Sementara aku masih terus
mengocok batang penis kak Adit dengan tanganku.
Kini kami berdua
berkelejotan, sementara nafas kami juga saling memburu. Setelah itu kak Adit
beranjak dan dengan cepat dia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak
disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh kecilku seperti
tenggelam dikasur busa ketika tubuh kak Adit yang tinggi besar mulai
menindihku. Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila
batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang
telanjang.
Kak Adit kembali
melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi
membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulutnya. Kak Adit
terpejam merasakan seranganku, sementara tangan kekarnya masih erat memelukku,
seperti tidak akan dilepas lagi.
Bermenit-menit
kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing. Peluh kami mengucur
deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh kak Adit. Dalam posisi itu tiba-tiba
kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin
terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang
kemaluan kak Adit. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat
dibibir anusku. Rupanya kak Adit nekat berusaha memasukkan batang penisnya
keduburku. Tentu saja aku tersentak.
”Kak.. jangan
dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat.
Aku tidak tahu apakah
permintaan aku itu tulus, sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga
ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk
kelubang anusku.
” Oke.. kalau
nggak boleh diamasukkan, kakak gesek-gesekkan dibibirnya saja ya? ” Jawab kak
Adit juga dengan nafas yang terengah-engah.
Kemudian kak Adit
kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah anusku. Sungguh aku deg-degan
luar biasa ketika merasakan kepala batang kontol itu menyentuh bibir anusku.
Namun karena batang kontol kak Adit memang berukuran super besar, dia sangat
sulit memasukkannnya kedalam anusku.
Setelah sedikit
dipaksa, akhirnya ujung kemaluan kak Adit berhasil menerobos duburku. Ya ampun,
aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besar itu mulai menerobos masuk.
Walaupun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada
tiara. Seperti janji kak Adit, penisnya berukuran jumbo itu hanya
digesek-gesekan dibibir anusku saja. Meskipun hanya begitu, kenikmatan yang
kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris. Sungguh batang zakar kak
Adit itu luar biasa nikmatnya.
Kak Adit terus
menerus mamaju-mundurkan batang penis sebatas dibibir anusku. Keringat kami
berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan.
” Ayoohh..
ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..?? ahhhhhh… ” Kata kak Adit
tersengal-sengal.
” Oohh..
teeruuss.. Kakkk.. teeruss..!”, ujarku sama-sama tersengal.
Entah bagaimana
awal mulanya, tiba-tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas
semua kedalam duburku. Bless, perlahan tapi pasti batang kemaluan yang besar
itu melesak kedalam lubang pembuanganku. Anusku terasa penuh sesak oleh batang
penis kak Adit yang sangat-sangat besar itu.
“Lohh..? Kakkk..!
Dimaassuukiin seemmuanya yah..? ” Tanyaku.
” Taanguung,
saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa duburku secara
perlahan.
Entahlah, kali
ini aku tidak protes. Ketika batang penis itu amblas semua didalam anusku, aku
hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tak tertahankan.
Begitu besarnya penis si Polisi brewok itu, sehingga lubang anusku terasa
sangat sempit. Sementara karena tubuhnya yang berat, batang penis kak Adit
semakin tertekan kedalam anusku dan melesak hingga kedasar usus besarku. Sangat
terasa sekali bagaimana rasanya batang kontol menggesek-gesek dinding anusku.
Tanpa sadar aku
pun mengimbangi genjotan kak Adit dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh
rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar,
tinggi dan kekarnya kak Adit. Semakin lama, genjotan kak Adit semakin cepat dan
keras, sehingga badanku tersentak-sentak dengan hebat. Plak.. , plok.. ,plak..
, plak.. , begitulah bunyi batang kontol kak Adit yang terus memompa duburku.
” Teerruss kak..
Aakuu.. auhhh… enakkkkk”. Erangku berulang-ulang.
Sungguh ini
permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh hari ini.
Aku sudah tidak berpikir lagi tentang bf-bf ku. Kak Adit benar-benar telah
menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan.
Tidak berapa lama
kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar
dibawah genjetan tubuh kak Adit. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi
lebih berani bibir kak Adit dan kupeluk erat-erat.
”Kak.. aakkuu..
haampiir.. keluarrr..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Aku
mencapai orgasme tanpa menyentuh kontolku.
Tahu aku hampir
orgasme, kak Adit semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya
keselangkanganku. Saat itu tubuhku semakin meronta-ronta dibawah dekapan kak Adit
yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks.
” Kalau kamu
puas.. saayaang... aakuu.. juga… ikuut.. puuaas.!”Desah kak Adit.
” ooh.. aauuhh..
aakkuu.. keluar kakkkk..! ” Jawabku.
Seketika dengan
refleks tangan kananku menjambak rambut kak Adit, sedangkan tangan kiriku
memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan kak Adit
dapat menancap sedalam-dalamnya. Spermaku muncrat ke perut kak Adit, perutku
dan sebagian kearah dadaku.
Setelah
kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas dengan sendirinya. Adit juga
menghentikan genjotannya.
” Aku belum
keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil
mengecup pipiku.
Gila aku bisa
orgasme walaupun tanpa disentuh kontolku. Tentu saja ini semua karena kak Adit
yang perkasa. Selain itu batang kejantanannya memang sangat luar biasa besar
dan nikmat luar biasa untuk dubur laki-laki sepertiku.
Meskipun
kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan kak Adit memompa terus lubang duburku.
Karena lelah, aku pasif saja saat kak Adit terus menggumuliku. Tanpa
perlawanan, kini badanku yang kecil benar-benar tenggelam ditindih tubuh
atletis kak Adit. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat gerakan
kontol kak Adit yang menghajar lubang anusku. Gila, anusku dimasuki penis
sebesar itu. Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya
tiada terkira.
Kak Adit semakin
lama semakin kencang memompa penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya
menciumi pipi, bibir dan putingku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu
tiba-tiba nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi.
Anusku dengan kencang dipompa kak Adit. Maka aku balik membalas ciumannya,
semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis kak Adit yang masih
perkasa menusuk-nusuk lubang anusku.
”Bayu suka? ”
Tanya kak Adit.
” E ehh..” Hanya
itu jawabku.
Kini kami kembali
mengelapar-gelepar bersama.
Tiba-tiba kak Adit
bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, kak Adit dibawah.
” Ayoohh gaantiian!
Bayu seekaarang di ataass..”, pinta kak Adit.
Dengan posisi
tubuh diatas kak Adit, pantatku aku putar-putar, maju-mundur, kiri-kanan, untuk
mengocok batang penis kak Adit yang masih mengacung dilubang anusku. Dengan
masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting kak Adit. Kak Adit
yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karena kenikmatan yang
kuberikan.
” Tuuh.. biisaa
kaan! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata kak Adit sambil membalas
menciumku dan meremas-remas pantatku.
Aku semakin kuat
menghunjam-hunjamkan duburku kebatang penis kak Adit. Tubuhku yang kecil makin
erat mendekap kak Adit. Aku juga semakin liar membalas ciumannya.
Tiba-tiba kak
Adit langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan nafas
yang terengah-engah, kak Adit yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat
memompa duburku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.
Dia kupeluk sekuat tenaga, sementara nafasku semakin tak menentu.
” Teruss.. ,
teruss.. ,kakkkkk ahhhh! ” Desahku yang dalam tindihan tubuh kak Adit.
Belum reda
kenikmatan yang kurasakan, tiba-tiba kak Adit mendengus-dengus semakin cepat.
Tangan kekarnya mendekapku erat-erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku.
Dia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu.
Genjotannya di anusku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar
hebat.
” Bayyy.. ,
akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi.
Melihat kak Adit yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma kak Adit terasa sangat deras muncrat dilubang anusku. Kak Adit memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang anusku. Aku merasa lubang duburku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan kak Adit.
Melihat kak Adit yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma kak Adit terasa sangat deras muncrat dilubang anusku. Kak Adit memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang anusku. Aku merasa lubang duburku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan kak Adit.
Gila, sperma kak Adit
luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubangku terasa basah kuyup. Bahkan karena
sangking banyaknya, sperma kak Adit belepotan hingga ke bibir anus dan pantatku.
Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.
Untuk beberapa
saat kak Adit masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu
dia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu
pun dengan kak Adit.
” Maafkan aku Bay.
Aku telah khilaf dan memaksamu melakukan perbuatan ini ” Ujar kak Adit dengan
lirih.
Aku tidak
menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alam pikiran masing-masing.
Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami
berdua.
Aku mengirim sms
ke ibuku dan memberitahunya kalau aku menginap ditempat temanku. Kami pun
tertidur kelelahan dan kak Adit memeluk tubuhku erat.
Seminggu sejak
kejadian itu aku masih belum bisa melupakan kak Adit. Rasa rindu pada kak Adit
muncul begitu saja. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikamatan
luar biasa yang telah diberikan polisi Adit. Aku selalu terbayang keperkasaan kak
Adit diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh para bf-ku. Sementara
aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih.
Maka sejak itu
aku sering jalan-jalan dengan kak Adit yang gagah itu. Bahkan hampir rutin
sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada kak Adit yang selalu
melayaniku. Dan di setiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku
semakin terikat oleh keperkasaannya. Saat menulis cerita ini pun beberapa kali
harus terhenti karena Briptu Adit dan aku sudah sangat terangsang dan langsung
mendesah keenakan. Uhhh….
Oh iya.. wajah
kak adit itu sangat mirip dengan pemain film km 97. Mau lihat nggak video aku main dengan kak Adit? Pokoknya di
jamin muncrat deh!!!
Boleh tuh .. mau dnk videonya?
BalasHapusKirim dnk ke djtuing@gmail.com
who are you really?? picture of the background, is that you?
BalasHapuslets chat then.. justianwvnder@gmail.com
Minta video'a,,, kirim ke aan.pratama94@gmail.com,, aku tunggu iaaa...
BalasHapusboleh aku minta ga....
BalasHapusbripdafirant@yahoo.com ne alamat email aku kirim yag....
Adminya kok diem
BalasHapusBerapa berani mau beli Video saya?
BalasHapusmau donk video nya .....minta ya
Hapusemail: fer_diansah@yahoo.com
aku tunggu.....blz
Loh ternyata di jual ... emng brp buka harganya?
BalasHapusmau dong videonya mr9487@gmail.com
BalasHapusbetulkah crita ini ,,,, ataukah hanya crt hayalan saja
BalasHapusberapa dijual ?
BalasHapusah ini mah ngibul jngan percya gan
BalasHapusmau dongvideonya, d kirim k ammoxlantriyadi@gmail.com, terima kasih.
BalasHapusmau kontol polisi yg macho dunk..
BalasHapusmau dunk videonya
BalasHapusemail :pursonerson@gmail.com
plissss.....
mau donk video nya .....minta ya
BalasHapusemail: fer_diansah@yahoo.com
aku tunggu.....blz
Vidiox mgkin gada nie ngakux ada
BalasHapus