Bayu,
orang biasanya memanggilku. Namun ada sebagian temanku yang memanggil namaku dengan sebutan Ayu. Dia
kira aku cewek apa? Dasar mereka itu. Rada nggak nyaman juga sih di panggil
Ayu. Abisnya teman-temanku yang lain jadi ikut-ikutan memanggil namaku Ayu.
Biasanya aku tidak langsung menoleh kalau ada orang yang memanggilku namaku Ayu
tetapi kalau nggak menoleh pasti aku langsung dibilang sombong lah, belagu lah,
sok cakep lah. Huuh! Padahal aku memang cakep. Hehehe…
Beruntung
sekali hidupku ini. Walau ekonomi orang tuaku bisa dibilang pas-pasan namun aku
tetap bisa melanjutkan sekolah disalah satu Sekolah Menengah Atas Negeri
dikotaku. Di bidang akademis pun aku selalu masuk lima besar dikelas dan sering
mewakili sekolah dalam berbagai olimpiade sains. Pinter banget kan aku? Hehehe…
Kalau berbicara mengenai tampang, sungguh tidak usah diragukan lagi. Banyak
cewek-cewek ataupun cowok yang klepek-klepek padaku. Kata mereka aku ini
memiliki wajah yang manis dan mirip seperti aktor korea namun aku lupa namanya.
Hanya saja tubuhku kurang tinggi. Tubuhku perlu 10 cm lagi untuk bisa menyentuh
170 cm. Perawakanku pun ramping namun otot-ototku lumayan ada karena aku sering
membantu ayah dikebun, menimba air, mengangkat barang-barang dan lain-lain.
Tapi
karena aku yang hampir sempurna inilah, kadang menjadi ketidak nyamananku.
Pernah seorang cewek dia kakak kelasku, saat itu aku masih kelas X-5 dan kakak
kelasku itu duduk di XII-IPS-7, naksir aku. Aku kan masih segan untuk macarin
dia. Akhirnya aku tolak secara lembut, namun dia tidak terima dan berbalik
membenciku. Sejak kejadian penolakan itu, dia menjadi dingin padaku bahkan
untuk sekedar membalas sapaanku saja dia tidak mau. Beginilah nasib jadi
diriku, serba salah.
Walaupun
aku ini sadar bahwa aku memiliki daya pikat ekstra untuk menjadi Gay namun aku
tidak mau menunjukan sisi itu didalam hidupku. Banyak teman-teman sekelasku dan
kakak-kakak kelasku yang cowok naksir padaku namun aku tetap harus menjaga
reputasiku sebagai cowok idola para cewek. Gila aja kalau sampai aku ketahuan
punya pacar cowok, bisa-bisa para gadis jadi jijik terhadapku. Amit-amit…
Pernah
nggak kalian berfikir disaat kalian memikirkan apa yang orang lain pikirkan
ternyata orang itu juga memikirkan apa yang kamu pikirkan? Seperti perkiraan
yang sama. Mungkin inilah yang menjadi awal ceritaku.
Entah
dari mana asal usulnya aku bisa kenal Bang Wando yang meiliki nama lengkap
Suwando Hairul Aji yang merupakan anggota kepolisian didaerahku. Dia berpangkat
briptu. Aku menanyakan kepada orang tuaku tentang siapa bang Wando itu. Mungkin
harus aku jelaskan kayaknya biar lebih jelas dari mana asalnya bang Wando bisa
memiliki hubungan keluarga dengan kami.
Ayahnya
kakekku memiliki saudara lelaki. Saudaranya ayah kakek ini memiliki cucu perempuan
bernama kak Siska yang berprofesi sebagai seorang bidan. Nah bang Wando adalah
suami dari kak Siska. Aku tidak terlalu kenal dengan kak Siska namun aku kenal
dengan ayah kak Siska yang sering mengunjungi kakekku. Saat itu kak Siska
ditugaskan sebagai bidan di puskesmas dikecamatan kami. Jarak antara rumah kak
Siska dengan puskesmas cukup jauh dan dia masih pulang pergi dari rumahnya ke
puskesmas untuk bertugas. Saat itu memang kak Siska sedang hamil muda. Dia
mengandung anak pertamanya dengan bang Wando. Mungkin karena alasan itulah bang
Wando sering mengantarkannya dari rumah ke puskesmas. Aku juga tidak paham
dengan jam kerja dipolsek yang bang Wando tempati karena dia biasanya selama
beberapa hari bisa mengantarkan kak Siska bertugas. Jika dia mengantarkan kak
Siska dinas maka dia biasanya menunggu kak Siska selesai dinas dirumahku.
Aaaadddduuuhhhh…
ribet banget ya ceritaku. Pokoknya bang Wando berduan dengan aku dirumah kalau
beliau menunggu kak Siska pulang. Nah, lho! Kebetulan kami sedang liburan
semester. Aku ingat sekali hari itu, hari sabtu. Aku tidak menyangka bahwa pagi
itu aku akan kedatangan tamu gagah, tampan dan sekeren bang Wando. Aku yang baru
selesai menjemur cucian sepatu mendengar ada suara ketukan pintu dari luar.
“Tunggu
sebentar…”. Aku buru-buru masuk dari pintu dapur dan membukakan pintu untuk
tamuku pagi ini.
Sesosok
tubuh perkasa dengan mengenakan kaos hitam dan celana jins biru memukau mataku.
Dia tersenyum ramah dan aku hampir saja mematung memandangi pria gagah itu.
“Ini
benar rumahnya bu Nunu?”. Dia bertanya padaku. Ditangannya terdapat jaket hitam
yang tampaknya baru dia lepaskan dari tubuh berototnya.
“Ya,
ini rumah bu Nunu. Abang siapa ya?”.
“Oh,
aku Wando suaminya kak Siska. Bu Nununya ada?”.
Ibuku
tadi pagi sebelum berangkat kesekolah untuk bertugas sebagai staf tata usaha di
Sekolah Dasar Negeri di dekat rumahku berpesan bahwa nanti ada suami kak
Siska yang akan singgah kerumah kami dan dia akan berada dirumahku sampai kak Siska pulang bertugas. Pada awalnya
aku dingin saja mendengar pesan ibuku tersebut karena aku belum kenal dengan
suami kak Siska. Tapi setelah aku melihat dengan penuh kekaguman akan sosok
yang berdiri didepan pintu rumahku saat ini, maka rasanya aku langsung ingin
berteriak kegirangan.
“Ibu
lagi di sekolah bang. Silahkan masuk dulu aja, bang”. Aku mempersilahkan bang
Wando masuk rumah.
Sudah
biasa bagi aku tinggal sendirian dirumah. Ayah kerja dipabrik minyak goreng
sedangkan ibu bertugas. Maklum aku anak semata wayang dari orangtuaku.
“Abang
sudah sarapan?”, tanyaku berbasa basi.
“Udah
tadi, dek. Sebelum nganterin kakakmu dinas”, jawabnya ramah sambil duduk
dikursi tamu.
Aduh
aku dipanggil adek oleh dia. Benar-benar bikin aku salah tingkah jadinya.
“Aku
mau makan dulu ya bang. Abang masuk keruang tengah aja sambil nonton TV”.
Bang
Wando aku suruh masuk keruang tengah lalu aku nyalakan televisi. Jujur aku
tidak konsentrasi sarapan, karena pikiranku masih tertuju pada bang Wando yang
duduk di ruang tengah.
Hari
itu aku ngobrol banyak dengan bang Wando. Kami tukaran nomor HP dan kalau malam
kami sering sms-an bahkan kami juga sering chattingan di Facebook. Aku sangat
senang kenal dengan dia. Aku jadi tidak sabar untuk menunggu hari kamis depan
karena bang Wando bisa mengantar kak Siska hanya pada hari kamis hingga sabtu.
Tentunya setelah mengantar kak Siska dinas bang Wando akan mampir ketempatku.
Hari
kamis pun tiba. Aku sudah mempersiapkan segala cara agar aku bisa mengajak dia
masuk kedalam kamarku. Sebenarnya aku curiga pada bang Wando karena dia
benar-benar beda dalam memperlakukan aku, baik dari gaya chattingan atau
sms-nya. Apakah bang Wando Biseks? Semoga saja benar dugaanku. Aku sudah
mempersiapkan sebuah rencana.
Sekitar
jam setengah delapan, bang Wandoku tersayang akhirnya tiba dirumah kami. Dia
tampak gagah dengan mengenakan baju kaos berwarna abu-abu. Setelah aku ngobrol
panjang lebar dengan bang Wando akhirnya aku mulai menjalankan rencanaku.
“Abang
bawa pistol?”, tanyaku pada bang Wando setelah melihat sepucuk pistol dibalik
bajunya.
“Iya
Bay. Untuk jaga-jaga saja. Lagian ini juga cuma ada dua pelurunya”.
Ini
orang maksudnya apa? Kok dia bilang pistolnya cuma dua pelurunya? Jangan-jangan maksudnya pistol yang…
“Pasti
tembakan abang jitu tuh. Kan pelurunya cuma dua biji. Boleh lihat nggak bang?”.
Aku mulai memancing.
Dia
menoleh kearah pintu luar. Untunglah pintu aku tutup dan letak ruang tengah
dengan ruang tamu terpisah oleh dinding.
“Bener
kamu mau lihat Bay? Jangan dielus ya pistolnya, takutnya nanti pelurunya
nyasar”. Bang Wando senyum penuh arti padaku.
Ini
orang memang pengen dimuncratin ternyata. “Gak bakalan dielus kok bang, paling
dibelai-belai aja. Heheheh”.
Bang
wando menyingkap bajunya dan mengeluarkan pistol polisi tersebut lalu dia
berikan padaku.
“Abang
pernah nembak penjahat nggak pake pistol ini?”.
“Abang
sering nembak cewek pake pistol abang itu. Pistol abang sudah lama lho nggak
dipakai buat nembak. Ada sebulanan udah”.
“Kenapa
bang?”, pancingku.
“Kan
nggak ada yang pengen ditembak. Hahaha”.
Aku
melihat kearah selangkangannya yang mulai mengeras. Aku akhirnya tahu ternyata
pistol yang dia omongin dari tadi adalah pistol berbulu miliknya.
“Kalau
aku mau ditembak pakai pistol abang gimana?”.
“Beneran
kamu mau, Bay?”, tanya dia sumbringah.
Kena
kamu bang. “Beneran… Tapi pura-pura saja ya”.
“Bay,
maksud abang pistol abang yang ini pengen nembak kamu”. Dia menggenggam pistol
yang sudah tegang dibalik celana jinsnya.
“Abang
nakal ih. Kan pistol abang yang itu gak ada pelurunya”, godaku lagi untuk
membuat dia semakin terdorong nafsu.
“Ada
dong Bay. Kamu mau nggak abang tembak pakai pistol abang ini? Coba kamu lihat
dulu biar kamu bisa tahu bahwa pistol abang ini bukan pistol sembarangan”,
bujuknya.
Aku
melepas pistol yang sedari tadi kurang aku perhatikan dan langsung merogoh
tonjolan dibalik celana bang Wando. OMG, ini bukan pistol biasa. Ini pistol
gede banget. “Ini pistol bang? Gede banget rasanya. Takut ah bang”. Aku tahu
dia sudah sangat terangsang.
“Takut
kenapa dek? Abangkan nembaknya penuh perasaan, jadi gak perlu takut. Coba kamu
lihat dulu sebentar, baru kamu boleh takut”. Dia membuka retsleting celananya
dan mengeluarkan pistol besar milik pribadi itu.
Aku
tercengang melihat ukurannya yang hampir sebesar terong ungu itu. Melihatnya
saja aku sudah meneguk ludah apalagi mencicipinya.
“Gimana
Bay? Maukan abang tembak?”.
Tanpa
menunggu persetujuan dari aku, bang Wando langsung menggapai tanganku dan
menyuruhku menggenggam pistol bulunya.
Hangat…
Besar… Berurat.. Coklat… Hap! Bang Wando langsung mendorong bagian belakang
kepalaku untuk mendekat kearah kontolnya yang berukuran 18 cm itu lalu kontol
yang mengacung keatas tersebut akhirnya
masuk kedalam rongga mulutku. Ini benar-benar sangat mudah bagiku. Dari tadi
aku sudah merencanakan untuk bisa menikmati pistol daging milik bang Wando
tetapi nyatanya dia sendiri yang memintaku untuk menikmati kontolnya.
Kesempatan langka yang tidak akan aku sia-suakan. Gila aja kalau sampai aku
menolak barang seindah dan sejantan itu. Tapi jujur, aku baru kali ini ngisap
kontol. Untung banget aku sering ngeliat video-video gay yang lagi oral sex
jadi aku sedikit paham dengan cara ngisap kontol.
Awalnya
aku tersedak karena bang Wando langsung menusukkan kontolnya dalam-dalam dan
menyentuh tenggorokanku.
“Uhuk!
Uhuk!”. Aku melepaskan isapanku pada pistol bulu milik bang Wando.
“Ohhhhhhh
Baaaayyyyyy… Uh Kenapahhhh Bhaayyy?”. Bang Wando agak protes. Matanya yang tadi
sudah merem kenikmatan langsung terbuka sayu memandangku.
Kontol
bang Wando basah akibat air liurku. Kontol besar yang coklat itu tampak
mengkilap dan menggoda untuk dijilat oleh mulutku yang sudah gatal ini.
“Banggg….
Jangan di tekennnn. Adek tersedak tau!”. Aku mulai manja dengan bang Wando.
“Hahaha..
Cup-cup-cup! Sini abang akan pelan-pelan aja ngasih pistolnya. Ayo sayang
diisap lagi”. Bang Wando membelai mesra kepalaku.
Sifat
manjaku akhirnya keluar juga dengan bang Wando. Wajar dong, kan aku anak
tunggal jadi sering dimanjain oleh bokap-nyokap.. wkwkwk.. Bahasaku, sok anak
gaul!
Aku
nunduk lagi deh dan kali ini aku tidak langsung memasukan benda besar dan berurat itu kedalam mulut melainkan aku
jilati seperti menikmati es krim cap kontol. Dari pangkal naik keatas. Aku
jilat-jilat kepala kontol bang Wando lalu aku seruput lubang kencingnya. Ih,
kok ada lendir-lendirnya sih? Apa ini rasanya precum. Hmmppp unik juga rasanya.
“Yankkkkk….
Pistol ahbank aaauuuhhhh… nhikmathinnnn Baayyy… Kepalahnya! Ahhhh… Emuth Bay,
emut! Iyah begitu… Lagihhhh lagiiii Bay! Ooohhhhhh… sssshhhhtttttt uuuhhhhhh….
Abang Cinta kamu Bhay! Ahhhh ahhhh ssshhhtt ahhh ohhhhh terus Bay!”. Bang Wando
bersandar didinding. Matanya terpejam dan mulutnya meracau tak karuan. Sesekali
tangan bang Wando mendorong kepala bagian belakangku untuk memasukan kontol
besarnya lebih dalam lagi tapi aku langsung tahan dengan tanganku. Aku yakin
bakalan tersedak lagi kalau paksain memasukan seluruh batang kontol milik bang
Wando.
“Bang…
adek boleh nggak minta ditembak ma abang?”, tanyaku sambil mengocok pistol
kenikmatan polisi itu.
“Dek…
abang mauh. Kita kekamar yuk dek. Abang mau nembak adek nih…”.
“Muuuuaaaccchhhh!”,
aku mengecup bibir bang Wando. Abisnya aku gemes liat bibirnya yang tidak
terlalu tipis dan nggak terlalu tebal itu.
“Ih
adek. Muaccchhhh!”. Dia balas mencium bibirku. Akhirnya kamipun saling melumat
bibir masing-masing dan menyatukan bibir. Sumpah aku masih ingat betul
saat-saat itu. Bang Wando ganas sekali nyiumin aku. Asal temen-temen tahu aja
ya, kata orang bibirku ini manis dan menggoda lho. Bahkan aku pernah hampir
dicium laki-laki ‘normal’ gara-gara bibirku ini. Bang Wando hot banget
ternyata. Saat bibirnya menyentuh bibirku, bang Wando tidak langsung memilin
bibir manisku melainkan membasahi bibirku dengan lidahnya yang nakal abis!
Lembut sekali lidah bang Wando ini. Aku suka dengan aroma mulutnya yang harum
mint. Mungkin dia habis makan pemen kali ya? Lidahnya masuk kedalam mulutku dan
menanri-nari bersama lidahku. Seruputan, sedotan, pilinan, jilatan, dan sapuan
lidah bang Wando sangat-sangat hebat dan membuat aku blingsatan. Aku rela deh
jadi ganti kak Siska kalau bang Wando butuh pemuas nafsunya. Tanganku masih
sibuk mengocok pistol bang Wando yang udah tegak keatas dan minta segera aku
dudukin.
Sambil
ciuman, bang Wando menggendongku sambil berdiri dan membawaku kedalam kamar.
Dia rebahkan aku diranjang dan tetap menyapukan lidahnya didalam rongga mulutku.
Aku
membelai-belai punggunggnya dan mulai menelanjangi tubuh bang Wando. Ku mulai
dengan kaosnya, celananya lalu CD-nya.
Tubunya tidak sekekar model susu suplemen pria
namun tetap berotot. Perutnya belum buncit kaya polisi-polisi biasanya dan
masih rata. Bulu jembutnya lebat dan ada bulu-bulu halus dibawah pusernya.
Ketiaknya berbulu namun nggak terlalu lebat.
Sekarang
bang Wando melepas ciumannya dan memintaku melepas pakaianku hingga telanjang
bulat.
“Aduhhh
dek, tubuh kamu manis sekali. Abang jadi nggak sabar pengen nusuk adek nih”.
Bang Wando mengusapkan jari tengahnya dibelahan pantatku.
“Tapi
adek gak pernah ditusuk bang. Abang ade isep aja yahhhh”, pintaku sambil
mengusap wajahnya yang terdapat bekas-bekas jerawat itu.
Bang
Wando memang memposisikan tubuhnya seperti bayi yang sedang merangkak diatasku sedangkan
aku berbaring miring. Aku melingkarkan tanganku keleher bang Wando dan
mengarahkan bibir bang Wando untuk menciumiku lagi. Kami kembali berpagutan
menikmati tetesan air liur terlarang. Kontolku yang tegang sesekali digeseki
oleh kontol besar milik bang Wando. Sumpah benar-benar enak rasanya.
“Dek
abang mau nusuk kamu ya? Mau?”, tanya bang Wando dengan wajah tampan memelas.
“Tapi
bang, adek belum pernah ditusuk. Katanya kalau diperjakain rasanya sakit
banget”.
“Abang
akan pelan-pelan kok. Adek rileks aja yah. Sakit dikit ditahan dong sayang…
Nanti abang janji deh, abang bakalan bikin adek gak sakit”, bujuk bang Wando.
“Bentar
bang, aku mau ambil lotion dulu”. Aku menjangkau pegangan laci mejaku dan mengambil
lotion pelembab didalamnya. “Pakai ini bang. Biar gampang masuknya. Pistol abang
kan gede banget. Pasti susah buat merjakain adek”.
“Sini
abang buat adek keenakan”. Bang Polisiku ini memang benar-benar tidak sabaran
untuk merjakain aku. Aduh robek, robek deh anusku gara-gara dientot kontol
briptu Wando.
Dia
lumuri jari tengahnya dengan lotion tersebut lalu dia tusukan pelan-pelan
kedalam anus sempitku.
“Awww
aw awhhh… Pelan-pelan banghhhh…”. Rasanya memang agak aneh, namun satu jari
tidak membuat aku merintih kesakitan. Kini bang Wando mulai memaju mundurkan
jari tengahnya menusuk lubang anusku. Kok bisa enak banget ya? Bang Wando
memang hebat. Dua jari, tiga jari. Aduh, perih-perih enak ternyata. Pantesan
didalam video yang aku sering tonton, yang dientot lubangnya pada keenakan
semua.
“Ahhh
aaahhh oohhh ohhhh ohhhhh shempiiithhh baaangggeeetttt dekh! Ahhhhhh”.
Plop!
Bang Wando menarik keluar jarinya yang baru saja memperjakai anus sempitku.
“Gimana
sayang? Enak kan?”, tanya bang Wando padaku.
“Sakit
bang, ngilu…”. Aku meraba lubangku yang perih sekali.
“Nanti
juga enak dek. Kamu rileks aja… Rasain punya abang ya?”.
Bang
Wando mulai melumuri pistol besarnya dengan lotion. Lubang anusku pun dia
masukkan lotion agar semakin mudah kontol milik bang Wando memasuki lobang
pelepasanku.
Pelan-pelan
bang Wando mulai memposisikan kontolnya didepan lubang anusku. Kakiku dia taruh
dipundaknya dan tangannya diletakkan didekat kedua tanganku.
“Tahan
ya dek… Rileks aja”.
CLOK!
“Bangggg!!!!
Awww Sakit aduhhhh! Bang! Sudah bang!”. Aku berontak keras namun bang Wando
buru-buru memegang tanganku kuat-kuat dan mendekatkan wajahnya kewajahku.
“Uhhhhh
Shempit bangtesssss aahhhhhhh auuuuuuu. Tahan sayangggggggghhhhhhhh aahhhhh”.
Gimana
aku nggak sakit, bang Wando nusukin kontol gedenya itu dengan sekali hentakan
mentok gitu. Perjaka manapun akan nangis kalau ditusuk sesadis itu.
Air
mataku jatuh menahan perih yang teramat sangat dilobang anusku. Untungnya bang
Wando tidak memaju mundurkan kontolnya dan hanya membenamkannya.
“auuuuuuu
Hangatnyaaaahhhhh… abangh suakkahhh dekkk. Tahan ya….”.
Bang
Wando menciumi bibirku dengan lembut. Aku mulai merasa lebih tenag sekarang.
Bang Wando menarik kontolnya pelan-pelan dari dalam anusku. Uh, sakit sekali
raanya namun bibirku tak bisa berkata apa-apa karena sudah dibungkam oleh bibir
bang Wando.
Ketika
kontol bang Wando sudah hampir keluar kepalanya, kembali dia tusukan
pelan-pelan kedalam anusku. Begitulah beberapa saat kemudia hingga entah kapan
bang Wando sudah sangat cepat menggenjotkan kontolnya didalam anusku. Jepitan
dinding anusku yang masih sangat sempit begitu disukai oleh kontol bang Wando.
Mulutnya tak henti-hentinya menciumi bibirku untuk membungkam suaraku yang
mungkin akan merintih kesakitan. Gerakan pinggul bang Wando semakin cepat dan
menimbulkan gaduh akibat hentakan selangkangannya dengan pipi pantatku. Pantatnya bergerak-gerak cepat
maju mundur. Kontolnya yang besar dan mengkilat karena basah oleh lotion, keluar
masuk lobang pantatku yang sempit. Dia mengerang-erang dan meracau tertahan.
Mungkin takut suara erangannya terdengar keluar.
“Bang oh Abang auhhhhh oohhh..
Bangggg lagi! Enjot yang kerasshhhh…”. Bodoh! Kenapa suara itu tiba-tiba muncul
dari mulutku. Aku benar-benar gila karena pistol bang Wando.
“Oooohhhhh Iyah pasti
deeekkkkk hehhh heehhhh… rasain pistol
abangh inihh… Arggghhhhh”.
“Ohhhh… enyyyyaaaak bangethhhh Bangggghhhhhhh…
ohhh…. Banggg suka nembak Bayu tahhh?Aahhh… ahhh..”.
“Abanghhh Sukahhhh Ngentot
Kamuuhhhh Bayyyy.. Aabanghhhh Pengen giniin kamuhhh tiap hari… ohhhh..”.
“Ohhhh…ohhh… Kak Siska gimana
ssshhhh gimanahh ? Ssshhh..”.
“Kak Siska khan lagiihhh hamil,
jadi gak bisa abangghhhh ewekkkkk kalo malem.. ohhh… “.
“Hmmmppppp Ayuhhhh Banghhhhh
terussshhhh aaaahhhh Hamilin Adeekkhh juga bangghhhh shhh..”.
“Iya Bayyyy jugah ahh ahhh ahhh
ah ah ah akan abang hamiiilllinnsssshhhaaahhh”.
Jika kalian melihat gaya ngentot
bang Wando pasyti kalian pada terangsang lihat pergumulan mesum Bang Wando
dengan aku.
“Ohhhhhhhhh ohhhh Banghhhhhhhhh……kontol
abang Wandohhhhh gede bangethhhh ohhhh jembutnya lebathhh ihhhhh shhhh..shhh…
Adek sukahhh bangethhh sshhh..”
“Lubangghhh Bayuhhh juga Abang sukahhh Bangeettttthhh
sempithhh..ssshh ahhh ahhh ahhh”.
“Tapihhh ahhh shhhh kan Aabanghhhh
sshhhh yanggghhh nusukhhh adehhh duluannssshhh….”.
“Iyaahhh Sayangghhsssshhh oohhhh
Punyahhh abang uhhhh Yanghh gedeh nihhhh ssshhhhaaahhh gedeh sshhh..shhhh..ahhh
ahhhh ahhhh ahhhh bikinnnhhh adek sukahhhh”
“Lubangghhhh adekkhhh enakhh kan
Banggghh? Ahhhh… ahhh… ahhhh.. awwwwww”.
“Enak banget hhhhhhaahhh..
ahhh….ssshhhh… apalagihhh… ahhh… kalo digenjotthhh tiapphhh sshhhh harihhhhhh..
ahhh…a ahhh…”.
“Oooohhh Bangghhhhhhh…aaahhhhhhh
kerashhh iiiiihhh.. lebih kencenggg sshhhhh.. ohhhh..”.
Suara yang timbul akibat hentakan
pantat Bang Wando semakin keras terdengar olehku. Begitu juga nafas kami yang
mendengus-dengus tertahan dengan keras. Aku benar-benar semakin terangsang.
Genjotan Abang Wando semakin cepat saja.
“Dekkkhhhhh Aabaaangghhh ooohhh
auhhh mauhhh keluarrhhhh aahhhh”.
PLOP!
Aku nggak mau dong permainan nikmat ini segera
tuntas begitu saja. Maka aku lepaskan kontol Bang Wando dari lobang pantatku
secara paksa.
“Kenapah Dekkkhhh? Ada apahh?
Ahhhh” . Bang Wando bingung.
“Shhh… entot adekkk sambil berdiri
Bangg. Gendong yah yahhhh? Adek pengen kaya di film. Pengen dientot sambil
digendong”, kataku sambil tersenyum sayang dan agak manja pada Briptu Wando
yang ganteng dan jantan itu.
“Ya deh sayang. Sini Abang
gendong”, sahut Bang Wando sambil tersenyum padaku. Ia segera berdiri dan siap
menggendong aku.
Kembali aku melingkarkan lengan
ke leher bang Wando. Wajah kami mulai beradu rapat dan bibir kami pun kembali
menempel, berciuman. Telapak tangan Bang Wando memegang buah pantatku yang
putih kemerahan. Buah pantat itu diturunkannya pelan-pelan ke bawah. Kontol Bang
Wando masuk sedikit demi sedikit ke lobang pantat aku yang terkuak membentuk
bulatan berwarna kemerahan karena baru saja dibobol segelnya oleh Polisi
berpistol maut.
Mulailah bang Wando menggenjot
pantatku sekali lagi.
“Ohhhhhhhhh… Banghhhhhhhhhhh………….”,
erangku seiring kontol Bang Wando yang mulai menembus lobang pantatku lagi.
Setelah kontol itu masuk semua
dalam lobang pantatku, hingga jembut bang Wando yang lebat menempel di buah
pantatku, dimulailah persenggamaan kembali. Tangan bang Wando menggerakkan buah
pantatku naik turun sambil pantatnya juga bergerak-gerak perlahan mencoba
mengatur ritme tusukan kontolnya. Kontol Bang Wando bergerak keluar masuk
lobang pantatku dengan kecepatan yang terus meningkat.
Gerakan pantat dan tangan Bang
Wando semakin cepat. Dengusan nafas kami pun semakin cepat dan keras terdengar.
Tak pernah aku bayangkan bisa diperjakai oleh seorang yang gagah seperti bang
Wando ini. Wajah tampan bang Wando membuatku lupa akan sakit yang mendera
anusku. Bang Wando kelihatan sangat bernafsu. Ia sangat menikmati sekali
bersenggama denganku yang sensual ini.
Persetubuhan terus berlangsung
dan seamkin memanas. Bang Wando melangkahkan kakinya dan membawaku kedekat
dinding, rupanya dia ingin menyetubuhiku lebih intens lagi. Tubuh kecilku kini
dirapatkannya ke dinding. Punggungku menekan dinding kamar. Dengan begitu bang
Wando dapat menyodok lobang pantatku semakin cepat dan keras. Nafas Bang Wando
terengah-engah saat menggenjotkan pantatnya ke lobang pantatku dengan cepat dan keras.
“Ohh.. ohhh…ohhh…ohhh…ohhh…
yangggggkkkhhhhh..abanghhhhh ooohhh samapaihhh…ahhh…ahhh..”, erang bang Wando
tertahan. Pantatnya menghentak dan ia membenamkan dalam-dalam kontolnya ke lobang
pantatku. Tubuhnya bergetar.
Ccrrroooottt…cccrrrooootttt…cccrrrooootttt…cccrrrooootttt….ccrrroootttt…
Pantat bang wando mengempot dan spermanya
menyembur dalam lobang pantatku sederas-derasnya. Pantat bang Wando dan tubuh
kami berdua mengkilap karena keringat. Mulut bang Wando melumat bibirku dengan
buas. Setelah beberapa saat berciman kami tertawa bahagia. Puas dengan
persetubuhan yang baru saja kami lakukan.
Lalu Bang Wando menggendong
tubuhku ke atas ranjang. Membaringkan aku disana, bersisian dengannya yang juga
berbaring telentang dengan nafas terengah-engah. Kami tetap saling memandang
dan senyum. Aku mengangkat kedua pahaku ke atas mencoba memeriksa lobang pantatku
yang belepotan sperma bang Wando. Aku tusuk pantatku yang ngilu dengan jari
telunjuk lalu aku jilatin pejuh hangat milik bang Wando.
“Enakkhhh banget pejuh abang.
Pistol abang memang hebat ih”. Aku menjilati telunjuku yang belepotan dengan
sperma milik bang Wando. Aku duduk dan mengarahkan mulutku kearah kontol bang
Wando yang masih berlumuran pejuh untuk aku bersihkan.
“Ahhhhhh dekkkhhhh ahhh….
Emmmmmm”.
Tak rela rasanya aku membiarkan
setetes saja pejuh bang Wando terbuang. Aku jilatin kontol bang Wando hingga
bersih.
Setelah itu kami beres-beres dan
bang Wando membersihkan diri bersamaku dikamar mandi. Dikamar mandi sekali lagi
aku menikmati semburan pejuh hangat yang keluar dari pistol bang Wando. Dia
memintaku mengisap kontolnya sekali lagi.
Siangnya sebelum pulang, bang
Wando melumat bibirku dibalik pintu dan berjanji besok akan datang lagi.
“Dek, besok mas tembak lagi
yah?”.
“Okeh bang. Abang beli obat kuat
dulu yah, biar lebih kuat lagi besok mainnya”.
Abang Wando menghidupkan motor
matic hitamnya dan mengedipkan mata nakal kearahku sebelu meninggalkan rumah.
Sungguh aku bahagia hari ini… Aku
harus siap-siap untuk besok! Pasti besok bang Wando bakalan aku kuras abis pejuhnya!
yudha arya - Married
BalasHapus30/175/64 need bf
Bot/69 hot player
( foreplay with madu,batu es n yoghurt )
17cm,cari top yg dewasa, big size, hardcore
Teluk gong Jakarta Utara 021-31716648
kalo kenalan itu yang serius jangan yang main-main
BalasHapusini pin ku :2ad1d13f/ 081347120007
kalo gak cocok jadi temen aja ya monggo !!!
aq juga pengen kenalan sama cwo polisi berbdn kekar, kenalin aq jg dong
BalasHapusaq jg pengen pacaran sama polisi berbadan kekar, kenalin aq dong!
BalasHapus