Hunk Menu

Overview of the Naolla

Naolla is a novel which tells about life of Hucky Nagaray, Fiko Vocare and Zo Agif Ree. They are the ones who run away from Naolla to the Earth. But only one, their goal is to save Naolla from the destruction.

Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls

Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...

Look

Untuk beberapa pembaca yang masih bingung dengan pengelompokan posting di blog ini, maka saya akan memberikan penjelasannya.
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla

Selasa, 20 November 2012

Inserer: Mangsa malam hari

Malam itu aku sedang mendapat tugas patroli hingga pukul enam pagi. Sebenarnya aku agak malas mendapat giliran malam, tapi apa daya tugas harus dilaksanakan. Aku pun meluncur ke perempatan jalan TM-KS, karena di malam hari pengemudi cenderung mengabaikan lampu merah untuk belok kiri, padahal ada tulisan belok kiri mengikuti lampu. Benar saja, hingga pukul sebelas malam aku sudah menilang hampir sepuluh pengendara, rata-rata pengendara mobil, dan hampir semuanya minta damai. Oke lah, lumayan... tapi ada satu tujuan lain yang belum tercapai: mencari mangsa yang mau melepaskan ketegangan kontolku.

Well, malam itu aku memang horny berat. Celana dinasku yang ketat malah semakin menampilkan tonjolan kejantananku yang memang besar itu. Aku sendiri tak pernah mengukurnya, namun kutaksir panjangnya 12 cm saat lemas dan 18 cm saat tegang dengan tebal sekitar 3-4 cm. Aku sudah disunat dan aku cukup rajin mencukur bulu jembut, walaupun bulu itu hanya tipis saja tumbuhnya. Aku suka ngocok kalau lagi kepingin, tapi lebih enak lagi kalau ada yang mengocokkan, apalagi menghisap kontolku. Sudah lama sekali sejak cowok terakhir memainkan batang kejantananku, dan sayangnya aku kehilangan kontaknya. Itu sebabnya malam itu aku mencari cowok lain yang suka dengan kontol polisi. Dan tampaknya keinginanku segera terwujud.

Sekitar pukul dua belas malam jalanan mulai sepi. Udara jadi semakin dingin, malah membuat kontolku ngaceng tak karuan. Sesekali kuelus-elus kontolku itu, dan akhirnya ada lagi mobil yang melanggar lampu merah. Kuberi tanda mobil sedan itu untuk berhenti, dan si pengemudi rupanya menurut. Kuhampiri mobil itu dan si pengemudi menurunkan jendela mobilnya. "Malam Pak," sapanya terlebih dahulu dengan suara cukup berat, rupanya dia seorang cowok, kutaksir umurnya sekitar dua puluh limaan. Kubalas sapaannya, lalu kuminta SIM dan STNK-nya. Sejenak kuperiksa SIM dan STNK-nya, walaupun jelas tidak ada kesalahan apapun di kedua surat itu. Sengaja aku berdiri dengan posisi tegap menghadap jendela pengemudi. "Damai aja ya Pak," ujar cowok itu. "Biar cepat Pak, apalagi Bapak lagi ngaceng gitu. Mau saya bantu kah Pak?" Sejenak aku terdiam, apa salah dengar kali ya? Namun pendengaranku rupanya tidak salah, karena cowok itu berkata lagi, "Dingin-dingin gini memang bikin ngaceng ya Pak. Sini saya bantu hangatkan." Kemudian aku merasakan siku cowok itu menyentuh dan menggesek-gesek selangkanganku. "Wah sudah keras begini Pak, kasihan kalau dibiarkan aja, saya bantu ya?" Belum juga aku bereaksi untuk sekedar menakut-nakutinya karena sudah berani memegang kontol polisi tanpa izin, cowok itu sudah memijit-mijit kontolku. Kulihat sekeliling dan rupanya sepi sekali jalanan itu, jadi kukira tak apa lah aku main di dalam mobilnya. "Kau suka kontol polisi?" tanyaku. "Suka Pak." "Suka ngocok atau ngisep?" "Wah itu kesukaan saya Pak." "Mainin kontolku."

Aku pun masuk ke sisi pengemudi dan cowok itu pun menutup semua jendela, kebetulan sekali kaca filmnya cukup tebal jadi kukira akan sulit terlihat dari luar. Cowok itu tersenyum dan langsung membuka resleting celanaku. Kubiarkan ia berusaha mengeluarkan kontolku; ia pun mencoba membuka sabukku dan ternyata berhasil. Kontolku pun menyembul keluar dan langsung ia pegang. Cairan precum yang meleleh dari ujung kontolku langsung ia usapkan di kepala kontolku, memberikan sensasi yang tak terkira. Aku bersandar pada kursi dan menikmati permainan tangannya pada kepala kontolku yang masih terus mengeluarkan precum. Cowok itu rupanya lihai mengocok, dan hanya kepala kontolku yang dia kocok dengan perlahan, membuat aku semakin gelinjatan menikmatinya. "Isep," ujarku pendek, dan cowok itu langsung menelan batang kontolku hingga pangkalnya, dan menjilati bola-bolaku. Tangan kirinya memegang dadaku untuk menahan tubuhku yang bergelinjat akibat jilatannya, namun kemudian ia membuka satu-dua kancing seragamku dan memainkan putingku. Dengan rangsangan seperti itu, apalagi aku sudah horny dari tadi, tanpa bisa kutahan lebih lama lagi aku pun menembakkan spermaku di mulutnya, yang ia telan dan kulum sebagian untuk terus menggodaku dengan menjilati kontolku yang mulai lemas. "Enak banget permainanmu," bisikku. Cowok itu hanya tersenyum lalu membetulkan pakaianku, tapi ia tetap meremas-remas kontolku. "Kalau masih mau lagi, ke rumahku saja Pak, mumpung lagi tidak ada orang. Saya bisa perah kontol Bapak sampai pagi. Dijamin Bapak bakal minta terus deh!"

Maka aku pun membawa motorku ke rumahnya, dan benar saja, sepanjang malam itu aku diservisnya hingga empat kali, bahkan sampai seragamku belepotan spermaku dan spermanya di mana-mana. Sejak saat itu kami pun berteman, dan tiap kali kontolku ngaceng ia selalu siap untuk mengocok dan menghisap kontolku. Ia bahkan punya jaringan polisi penyuka kontol, dan aku pun akhirnya bisa juga menyodok pantat polisi lain, tapi itu cerita untuk lain kali. Jika Anda sering melewati perempatan itu, mungkin aku ada di sana, menunggu mangsa malam hari.

1 komentar: