Hunk Menu

Overview of the Naolla

Naolla is a novel which tells about life of Hucky Nagaray, Fiko Vocare and Zo Agif Ree. They are the ones who run away from Naolla to the Earth. But only one, their goal is to save Naolla from the destruction.

Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls

Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...

Look

Untuk beberapa pembaca yang masih bingung dengan pengelompokan posting di blog ini, maka saya akan memberikan penjelasannya.
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla

Selasa, 20 November 2012

Intermezzo: Kak Satria Polisiku


Lagu jazz asik sedang berdendang di headset ku. Sendirian dibawah pohon dekat parkiran, memang salah satu kebiasaanku kalau disekolah. Bukannya aku nggak punya temen tapi nanti juga banyak yang nyamperin aku. Siapa sih yang nggak mau deket-deket sama orang secakep aku! Hahaha! Dasar sok kecakepan! Tapi emang bener kok, awalnya aku cuma sendiri nanti juga banyak yang datengin aku disini, cewek-cewek dan cowok-cowok. Kalau aku lagi mujur, kak Ridho juga ikut-ikutan gabung diarea ini. Dia biasanya nggak ngobrol ma aku tapi tetep aja aku tahu kalau dia kesini cuma buat cari perhatianku saja.
“Hei!! Dengerin lagu apa sih sampai asyik gitu?”.
Aku membuka mata dan ternyata orang ini adalah Juno. Juno adalah temen sebangku aku. Dia orangnya putih, tinggi namun agak kerempeng. Dagunya agak panjang apa lagi kalau mulutnya mangap! Tapi, aku suka dengan sikapnya yang baik dan nggak suka macem-macem. Sumpah aku tidak terlalu mengenalnya semasa SMP padahal kami satu sekolahan dan satu angkatan. Aku mengenal Juno baru saja setelah masuk SMA ini dan itupun karena Juno sekelas denganku. Jujur, Juno memang anak yang pendiam dan sangat sedikit mempunyai teman. Bukannya apa-apa ya, semenjak Juno temenan ama aku Juno sekarang sudah mulai Pede dan mudah bergaul. Padahal jujur sewaktu SMP dia mana ada punya temen. Ya, sudahlah. Berarti aku memberikan dampak positive bagi Juno.
“Mau tau aja! Ngapain ngagetin aku?”, tanyaku dingin. Satu yang aku suka dari Juno karena dia ini pendiam dan tidak banyak melawan jadinya aku sering menindas dia.
“Ke kantin yuk Bay”.
Aku bangkit dari rebahanku dirumput dan duduk mengahadap Juno. “Mau traktir aku ya?”, godaku.
“Nggak, aku mau ngajak kamu kekantin bukan berarti aku mau mentraktir kamu. Bayar sendiri-sendiri lah…”.
“Biasa aja dong. Lagian siapa juga yang mau nemenin kamu ke kantin. Males ah! Kayak anak kecil aja pake ditemenin segala”. Aku kembali merebahkan tubuh keatas hamparan rumput yang seperti karpet itu.
“Hehehe.. Ya udah aku nggak jadi juga deh…”.
Ni anak manja banget sih. Kekantin aja pake minta temenin, dasar anak mami.
Lagu jazz-ku terhenti karena ada sebuah sms masuk. Aku melihat layar ponselku dan melihat sms yang masuk. “kak Satria?”. Tumben dia sms pagi seperti ini.
Aku baca sms dari kak Satria. “Dek… Udah istirahat belum?”.
“Udah kak. Ini lagi rebahan dibawah poHon ma temen. Tumben kakak sms aku jam segini”.
“Temen? Cowok kah?”.
Wah kayaknya kak Satria jealous nih. “Temen sebangku kak,namanya Juno. Kakak lagi apa?”, tanyaku untuk mencairkan suasana.
Dia tidak menjawab sms-ku dan tak lama kemudian malah Hp-ku berbunyi tanda panggilan masuk. Waduh gawat nih, kalau sampai dia manggil aku sayang bisa kedengeran Juno. Kalau aku nggak jawab dia tambah curiga lagi. Angkat? Nggak? Angkat? Nggak?
“Hallo kak? Ada apa?”. Aku akhirnya mengangkat telepon kak Satria. Wajah Juno tampak bertanya-tanya siapakah orang yang menghubungi aku tersebut.
“Lagi apa dek?”.
“Lagi rebahan dirumput kak. Tumben nih. Nggak tugas ya?”.
“Tugas kok, tapi pas piket jadi nggak ada kerjaan. Adek sama temennya?”.
“Iya kak, sama Juno. Ni dia lagi duduk disamping aku”.
“Kamu jam berapa pulangnya?”.
“jam setengah dua kak. Kakak tadi malam ada sms aku ya? Aku lupa bales soalnya udah tidur”.
Aku ngobrol beberapa menit dengan kak Satria sampai aku memutuskan untuk mengakhiri teleponnya karena jam istirahat sudah hampir selesai.
“Siapa Bay? Pacar kamu ya? Hehehe”. Walau nada pertanyaan Juno bercanda tapi dibalik itu tampaknya dia menyelidik.
“Waduh! Dia itu kakakku. Dia Polisi dan kebetulan lagi gak sibuk-sibuk amat. Kalau kamu mau mabil aja”, serangku balik.
“Untuk kamu saja”.
Aku tahu aja Juno itu ‘sakit’ alias gay juga. Tapi dia sok jaim kayak aku jadi gak bakalan ngaku deh meskipun dicongkel matanya. Untung saja kak satria nggak ngomong yang mesra-mesra jadi Juno nggak bisa nyerang aku. Huuh! Repot…
***
Gemericik air sungai menghanyutkan lamunanku. Sore yang indah ditemani kail yang masih lurus menandakan  ikan belum tertarik dengan umpan yang berada diujung kailku. Kalau sore-sore begini aku memang suka mancing. Itung-itung menenangkan diri dari kesuntukan dirumah. Mau main kerumah temen males, karena motorku lagi dipakai ibu buat datang arisan. Jadinya aku santai dipinggir sungai aja deh.
Kailku tampak merunduk dan diseret-seret sesuatu. Pasti itu adalah ikan. Aku sentak kailku dan seekor ikan berukuran sedang nampak diujungnya. Hore!!! Dapet juga akhirnya walaupun tidak besar-besar amat. Dari pada nggak dapet sama sekali.
Hubungan aku dengan bang Wando masih terus berjalan dan setiap malam selasa kami sering bertemu. Pasti kalian udah tahu apa yang kami lakukan saat bertemu. Tak lain dan tak bukan pasti ML. Aku sayang banget sama bang Wando. Namun hidupku semakin berwarna dengan adanya kak Satria. Walaupun jarak kami beda kabupaten, tetapi sebenarnya tidak terlalu jauh kalau mau ketemu. Tiga jam perjalanan menggunakan motorpun sampai tapi kami masih mencari waktu yang tepat buat bertemu. Nah, kali ini aku akan bercerita mengenai pertemuanku dengan kak Satria.
Hari itu hari sabtu. Aku dan kak Satria sudah berencana untuk bertemu. Kak Satria katanya mau ketempatku malam ini. Aku sungguh nggak sabar pengen peluk tubuhnya yang tinggi besar itu. Pasti kontolnya besar juga kayak milik bang Wando. Aku udah ngebayangin ngisep kontol kak Satria sampai pejuhnya keluar dan meleleh didalam mulutku. Pokoknya malam ini harus sampai pagi! Titik nggak pake tanda tanya.
Aku mengendarai motorku untuk menuju tempat kami janjian malam ini. Katanya sih sebentar lagi dia udah mau nyampai juga ke rumah makan yang kami sepakati.
Aku telah sampai di halaman rumah makan tapi kak Satria belum dateng-dateng juga. Aku asyik memandang layar Hp dan masih diparkiran. Tak berapa lama, sebuah motor sport hitam masuk kehalaman parkir. Aku tak menyangka itu kak Satria karena aku nggak nanya juga dia pake motor apa. Tapi tiba-tiba dia mengeluarkan Hp dan terlihat akan menelpon seseorang. Eh, dia nelpon aku. Tapi beneran nggak sih itu dia? Aku berfikir untuk melepas helm dan memandangi cowok keren disana itu. Aku sms dia kalau aku sudah diparkiran. Orang itu mencari kesegala arah untuk mencariku dan  setelah dia menatapku akhirnya dia melepas helmnya dan turun dari motor. OMG! Wow!!!! Wow! Itu nggak salah lagi! Kak Satria…
Ngapain aku masih duduk dimotor maticku ini. Saking terpakunya aku dengan sosok tinggi, besar dan tampan itu aku sampai nggak sadar kalau masih betah diatas motor. Aku buru-buru bangkit dan mendatangi kak Satria.
“Bayu?”, tanyanya gentle.
Aku harus menengadah sedikit keatas buat menatap matanya. Habisnya aku sebahu kak Satria aja tingginya. Huhuhu (T_T) sungguh menyedihkan aku ini.
“Iya ini aku Bayu. Kak Satria kan?”, tanyaku mastiin.
“Ih adek cakep banget. Manis ih. Adek udah lama nunggu kakak?”.
“Baru aja kak. Kita masuk aja yuk. Aku udah laper nih…”.
“Boleh. Ayo”, ajaknya.
Keren sekali kak Satria ini dengan baju kotak-kotak crimson dan coklat berlengan panjangnya yang sangat cocok dipadu jins hitam mampu menyihir aku seperti didalam mimpi. Aku nggak percaya kini aku nge-date dengan cowok perfect yang sungguh tak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Makanan yang kami pesan sudah terhidang dan siap disantap. Disepanjang acara makan, kami banyak ngobrol dan semakin mendekatkan diri antara satu sama lain. Dia orangnya memang tampak pendiam namun sebenarnya dia orangnya asyik asalkan kita ngajakin dia ngobrol. Buktinya aku bisa akrab dengan kak Satria meskipun kami masih tahap perkenalan yang real.
Setelah makan, aku dan kak Satria cari peginapan dan memutuskan untuk segera istirahat saja. Aku tahu aja, kak Satria udah nggak sabar pengen nikmatin tubuhku. Mana ada pria yang tahan nggak nyium aku kalau sekamar berdua. Aku nggak sabar deh jadinya.
Didalam kamar kak Satria tambah berani denganku. Dia merangkul pinggangku dan kami duduk diranjang.
“Adek Sayang nggak ama kakak?”.
“Sayang kak. Kenapa?”.
“Jujur ya Dek. Kakak begini karena sakit hati. Dua kali sudah kakak dikhianati oleh perempuan. Kakak nggak tahu kenapa mereka bisa begitu dibelakang kakak. Padahal kakak sudah sangat cinta sama mereka. Jujur kakak kemaren pas inbox kamu itu nggak ada maksud apa-apa, Cuma mau mencari temen aja tapi kakak tahu kamu sebenarnya suka sama kakak dan kakak juga sudah mulai suka ama kamu”. Ucapnya serius.
Bodoh! Dasar cewek-cewek bodoh! Cowok sekeren kak Satria masih belum puas juga. Kurang apa sih kak Satria dimata mereka?
“Iya kak, adek ngerti. Tapi kalau kakak belum siap buat masuk kedunia ini, aku saranin kakak keluar aja sebelum masuk terlalu dalam. Bayu nggak mau kakak menyesal nantinya”.
Hati ini berusaha meyakinkan diri kalau kak Satria adalah pemula yang masih nol dalam hubungan sejenis. Dia benar-benar masih ada sedikit keraguan dalam hatinya. Beda dong dengan aku yang versatil yang cenderung ke bot ini. Aku membelai pipinya dan menatap matanya yang indah. “Jika kakak masih ragu, kakak masih belum terlambat buat ninggalin ini. Aku nggak apa-apa kok”.
Dia meletakkan dahinya di ubun-ubunku. Matanya terpejam dan nafasnya terasa berat. Aku masih membelai pipi kirinya dengan penuh kasih sayang.
“Adek harus tahu. Kakak sudah merasa nyaman dengan adek. Bayu punya sesuatu yang kakak perlukan. Bayu seperti memberi warna hidup yang benar-benar baru buat kakak. Kakak sayang kamu dek. Mau nggak Bayu jadi bagian dari hidup kakak dan jadi pacar kakak?”.
Deg! Beneran nih? Aku nggak salah denger kan?
“Kok diem dek? Mau nggak jadi pacar kakak?”, tanya kak Satria sekali lagi.
“A.. adek mau kak. Mau”,jawabku seakan tak percaya.
“Makasih ya Dek. Muaccchhhh”. Dia mencium pipiku.
Indah banget malam ini. Aku benar-benar sedang berada di langit ketujuh rasanya. Kak Satria memang masih nol besar dalam hubungan sesama jenis tetapi dia ternyata sangat pendai membuat aku senang. Pertama-tama kami rebahan ditempat tidur dan tangan besarnya memeluk perutku. Aku usap-usap pipi dan lehernya lalu turun hingga dadanya yang bidang. Ujung jariku sudah minta jatah pengen memilin puting yang masih terbungkus baju kemeja kak Satria. Aku rasakan seluruh permukaan dada bidangnya sambil menatap mata kak Satria dengan penuh cinta. Sesuatu yang mulai keras menyentuh jariku. Ini pasti puting susu kak Satria yang telah menegang. Aku cubit perlahan lalu aku tarik-tarik dengan lembut puting susu kak Satria. Kayanya kalau aku nggak lumat bibirnya yang macho ini pasti dia nggak bakalan cium aku. Maka akupun berinisiatif sendiri buat nyium bibir kak Satria yang seksi itu. Bibirku perlahan tapi pasti mendekat kearah bibirnya. Walau kak Satria masih agak canggung dengan tidak membalas ciumanku dan ini terlihat dari kepasrahannya yang hanya diam menerima sapuan bibirku pada bibirnya. Aku melepas satu persatu kancing baju kemejanya hingga terbuka seluruh dada dan perut kak Satria. Sungguh aku suka dengan bentuk dadanya yang bidang dan perutnya yang rata itu. Sekali lagi aku memilin putting susunya dengan bibirku yang masih memilin bibir kak Satria. Ih, kak Satria benar-benar masih canggung banget. Nggak asik ah! Masa aku cium dia diam aja. Seharusnya kan dia bales ciuman aku biar liar gitu.
Aku lepas bibirku dari bibirnya kemudian aku telanjangi tubuhnya dan tubuhku sampai nggak ada sehelai benang pun yang melekat ditubuh kami berdua.
Tubuh kak Satria sangat indah dan nyaris tidak ada bulu ditubuhnya kecuali dibagian ketiak dan sekitar kontolnya yang besar itu.
“Kakak beneran mau ngikutin mau adek?”, tanyaku meyakinkan sekali lagi.
Dia menatap mataku dalam lalu berkata sambil tersenyum, “Iya sayang…”.
Dia panggil aku sayang? Bug! Rasanya aku baru saja ditimpa langit dan tertelan bintang. Kak Satria sekarang berbaring dibawah dengan kakinya yang terjuntai dilantai. Aku mengangkangi perutnya lalu duduk disana. Ku pandangi sekali lagi wajah kak Satria sebelum aku rebahkan kepalaku didadanya yang bidang itu. Hangat dan nyaman sekali rasanya. Kak Satria kayaknya mulai bisa menerima aku didalam jiwanya sehingga tangannya mulai mengelus-elus kepala dan punggungku.
Aku hanya tersenyum senang dan ku nikmati sentuhan kasih sayang kak Satria untuk beberapa saat.
“Dek, kakak udah yakin ama adek. Kakak mau jadi pacar adek. Tapi adek ajarin kakak untuk jadi pacar adek ya…”, pintanya.
Kata-kata inilah yang dari tadi aku tungu-tungu. “Adek seneng dengernya. Pokoknya kakak tenang aja. Adek akan bikin kakak enak kok”.
Jreb! Dia memegang kepalaku dengan kedua tangannya kemudian dia mengangkat kepala sedikit dan astaga… dia nyium aku. Nah kan, sekarang giliran aku yang terkaget-kaget sampai begong dan gak ngebales ciuman kak Satria. Tadi aku yang protes gara-gara dia nggak membalas ciuman aku. Tapi, aku segera sadar dan nggak bakalan nyia-nyiain kesempatan ini. Aku keluarkan semua pelajaran cium menciumku. Mulai dari pilin, seruput, gigit, jilat, sedot, sapuan hingga sedotan aku jabanin buat nunjukin kehebatanku pada kak Satria dan ternyata kak Satria juga membalasnya. Pokoknya aku bisa rasain lembutnya lidah kak Satria dan kenyalnya lidah polisi ini. Sambil berciuman aku mengesekan lobang pantatku kearah selangkangan kak Satria yang kayaknya udah kepancing buat tegang. Uh, baru aku gesek-gesekkan saja rasanya udah senikmat ini apalagi kalau masuk seluruhnya kontol kak Satria itu, bisa-bisa nggak mau aku copot deh kontolnya dari lobangku…
Kak Satria sekarang memelukku dan mengelus-ngelus tubuhku. Bibirnya masih mencium-cium bibirku. Kurasakan napasnya yang hangat dan air ludahnya yang nikmat mengisi rongga mulutku. Aku tidak butuh kesiapan karena aku yang akan memepersiapkan kak Satria diranjang. Kak Satria pasti juga menginginkanku sebesar aku menginginkannya.
"Hmmmpppp..ermmmm”,erangku tertahan. Ku elus-elus dadanya yang bidang. Ah, hangat sekali tubuh pak Bripda ini.
"Kak.. I love youhhhh..", bisikku sambil kembali menyosor bibirnya.
"Oohh.. I love you, too, Bay.. Aahh.. Kamu manissss sekalihhh.. Oohh..".
Akhirnya kak Satria lepas juga. Dia udah berani medesah didepanku. Awas kamu kak bakalan aku bikin kamu mengerang-erang kayak srigala nanti.
Kak Satria mulai menelanjangiku dengan tatapannya. Apa yang dia pikirkan ya? Aku juga nggak tahu tapi sekejap kemudian dia mengangkat tubuhku agak keatas dan bagaikan seorang bayi yang lapar, dia menyerang putingku dengan rakusnya. Dia menjilat-jilat putingku seperti aku menjilat putingnya barusan. Aku melenguh-lenguh keenakkan seraya menggeliat-geliat bagaikan putra ular. Putingku memang sangat sensitif. SLURP! SLURP! bunyi suara lidahnya. Kedua putingku langsung menegang, seksi sekali. Sesekali kak Satria menggigit dengan lembut kedua putingku, membuatku makin liar dan mengerang nikmat.
“Ohhhh uhhhh kakkkk auhhhhh ahhhhh iseppppinnn ihhhhh oh ohhh lagihhhh ahhhh ahhhhh ahhhh”.
Slurp! Slurp! Slurp! "Aahh.. Oohh.. Enak bangettttthhhh .. Aahh.. Jilat terus kakkkkhhh ahhhh.. Aahh.." erangku seraya memeluk dan menjambak-jambak kepalanya yang memiliki potongan rambut cepak. "Aahh.." Jilatan-jilatan lidah kak Satria benar-benar membuatku kelojotan.
Aku harus berpegangan padanya agar tidak jatuh dari tempat tidur. Tahu bahwa putingku sensitif, kak Satria malah semakin beringas mengenyotnya.
"Aahh.. Aahh.. Aahh.. auhhhhhh oohhhhh…". Badanku menggelepar-gelepar seperti ikan kekurangan air. Rasa nikmat yang teramat sangat menyetrum tubuhku. Sungguh saat ini kak Satria benar-benar bagaikan bintang porno gay idolaku.
Puas rasanya kak Satria mengerjai putingku, lalu aku suruh kak Satria bergerak turun sambil menjilati tubuhku yang sudah berada dibawah dan kak Satria diatas. OMG! Dia nurut! Lidahnya bagaikan kain pel menyapu permukaan kulitku. Pusarku juga tak luput dari jilatan mesranya, meninggalkan bekas air liur. Lidahnya kemudian bergerak kearah selangkanganku. Sungguh ku kira dia akan mengisap kontolku yang tegang ini tapi ternyata dia mengangkat kakiku dan dia tekuk keatas. Dia mencari-cari lubang anusku untuk dijilati nya. Uh, enak banget rasanya!
"Lubang kamu indah, dek. Kakak suka ngeliatnya," komentar kak Satria. "Kakak pengen nikamatin ini ampe pagi", katanya lagi.
Aku nggak nyangka ternyata inilah kak Satria yang nol besar? Dia bernilai sepuluh! Ckckck… dia ternyata TOP yang doyang memek. Karena aku nggak punya memek, maka lubangku yang jadi sasarannya. Kemudian kak Satria menusuk lobangku yang udah berdenyut-denyut dengan ujung lidahnya yang hangat dan basah. Tanpa ampun, lobangku disedot abis-abisan dan dijilatin. Aku hanya bisa mengerang-ngerang seraya meremas-remas sprei tempat tidur yang sudah semrawutan. SLURP! SLURP! Kak Satria sangat menikmati lubang anusku. Dia buka pipi pantatku dengan kedua tangannya lalu dia masukan lidah nikmatnya itu sambil sesekali memasukan air ludah kedalamnya.
"Aahh.. Oohh.. Kakhhh.... Aahh.. Enakkkkhhh ahhhh ahhhh ohhhh". Aku mengerang dan menggeliat-liat.
Tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan rasa nikmat yang dia berikan kepadaku. Seruputannya yang bertenaga dan lidahnya yang hebat telah melayangkanku ke surga terindah. Kak Satria berhenti lalu mundur dan melepaskan sedotannya pada lobang anusku.
Aku terengah-engah, menenangkan diriku. Tentu saja aku tak ingin eranganku terdengar hingga luar penginapan sebelum acara utama dimulai.
Posisi kami kembali bertukar. Kini Kak Satria duduk bersandar diranjang sementara aku berlutut di depan kontolnya. Kontol Kak Satria luar biasa tegang sampai-sampai kepala kontolnya berkilauan. Lubang kencingnya sudah basah. Kepala kontol yang berkilauan itu menatapku dengan lubang kontolnya yang menantang pengen segera diseruput. Langsung saja kujilati kontol Kak Satria naik turun seperti menjilat batang es krim. Kak Satria hanya mengerang-ngerang tertahan seraya meremas-remas rambutku.
"Hhoohh.. Hhoohh.. Hhoohh.. auhhhh ahhhhh uhhh awwww ohhhh ohhh ohhh iseppphhhh yangghhhh kencengghhhh Yankkkk ahhhh ohhhh", desahnya. Bola matanya naik ke atas dan kemudian matanya terpejam rapat-rapat dengan bibir yang menganga dan sesekali meracau nikmat. Tangannya membimbing kepalaku agar dapat memberikan kepuasan lebih pada kontol besarnya. Kontol kak Satria mungkin sekitar 18 cm dan berwarna coklat.
Bosan menjilat, aku sekarang sudah nggak sabar buat mengulum. Mulutku kubuka selebar-lebarnya dan kontolnya pun masuk. Mmmm.. Enak sekali. Ada rasa asin diujung kontol kak Satria dan hangatnya itu yang bikin aku tergila-gila. Mulutku penuh dengan kontolnya sehingga nampak menggembung. Aku mulai menghisap kontol itu seperti menyodomi mulutku sendiri. Mulutku bergerak naik-turun mengulum batang pistol daging milik kak Satria sehingga membuatnya mengerang penuh kenikmatan.
"Aahh.. Aahh.. Hisapppp terrrrushhhaahhhh.. Hhoosshh.. Oohh.. Hisap kontol kakak.. Aahh.. yeah ohhhh ohhhh".
Tak ku sangka kak Satria bisa mengerang seperti itu. Membuat aku seperti sedang mendapatkan sorak-soray dari cheers yang biasanya ada dipinggir lapangan. Wajah kak Satria yang tampan sangat macho sekali kalau meringis kenikmatan seperti itu. Aku jadi tambah cinta ama kak Satria. Untuk sementara waktu aku lupa akan kehebatan pistol bang Wando beberapa waktu lalu dan berkonsentrasi pada pistol kak Satria. Tubuh kak Satria memang lebih tinggi jika dibandingin dengan bang Wando namun mereka sama-sama dapat membuat aku puas kok. Aku sayang mereka berdua.
Isapanku semakin kencang dan tambah hot. Ngilu rasanya bibirku ini karena nyepong kontol besar seperti milik kak Satria. Aku suka bentuknya yang tegak dan mengacung keatas. Kepala kontolnya lembut dengan bentuk yang tidak terlalu besar. Jembut kak Satria juga tidak terlalu lebat tapi tetep seksi dimataku. Pokoknya kak Satria, kamu pencuri hatiku malam ini.
“Ahhhhh ahhhhh uhhhhhh… yeaaahhhhh Ahhhhohhhhh ohhhh ohhhhh ohhhhhh uhhhh shhhhiiittttaahhhh”. Erangan kak Satria semakin kencang saja. Jangan-jangan….
Belum sempat aku menuntaskan dugaanku, tiba-tiba kontol kak Satria sudah meledakkan pejuh kentalnya yang banyak kedalam mulutku dan langsung msuk kedalam tenggorokanku!
"AARRGGHHHHHHHHH ARHHHHHHHHH!!", teriaknya.
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Karena terkejut, aku hampir melepaskan kontolnya namun kak Satria menahan kepalaku agar tetap menerima semprotan air maninya. Aku bukannya jijik untuk menelan sperma, tapi aku hanya kaget saja tadi. Aku pun tersedak karena semburan pejuh kental kak Satria yang langsung masuk ketenggorokanku. Kontol kak Satria menyemburkan pejuh dengan liar seperti selang air yang tak terkendali, crrrooottt-crooootttt-crroootttt! Sperma hangatnya melumasi tenggorokanku. Aahh.. Nikmat dan hangatnya pejuh kak Satria ini. Sebagian pejuh kak Satria menetes di bibirku dan kujilati habis.
"AARRGGHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!!". Kak Satria terus mengerang dan membiarkan kontolnya menguras habis isi spermanya. CCROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!!
Ketika semua spermanya telah muncrat, aku merasa seperti baru terisi oleh makanan ternikmat sepanjang sejarah. Rasanya benar-benar gurih dan akulah cowok pertama yang merasakan cairan kak Satria yang perkasa itu. Aku senang bisa memuaskan nafsunya. Kak Satria memang sudah lemas tapi kelihatannya dia masih bernafsu.
Tenyata kak Satria tipikal cowok yang staminanya kuat kalau diranjang. Inilah pria yang aku cari-cari sejak dulu. Aku kemudian dibaringkannya di atas tempat tidur dengan kedua kaki terangkat lebar-lebar. Anusku yang kata kak Wando sangat lembut ini sudah berkedut-kedut penuh nafsu. Aku tak sabar menantikan saat-saat indah itu. Kak Satria mulai tersenyum mesum padaku saat kontolnya yang besar memulai ekspedisi menuju lubang pelepasanku.
“Kamu udah nggak perawan ya dek?”, tanya kak Satria.
“Iya kak… kenapa? Kakak nggak mau yah?”.
“Yang begini kakak suka. Soalnya kalau perjaka pasti adek nggak nikmatin persetubuhan kita dan kakak jadi segan buat nusuk adek”.
Untunglah kak Satria tidak mempersalahkan keperawananku, eh maksudku keperjakaanku. Dia mulai mengambil ancang-ancang buat nusuk lobangku dan… clok!
"Awww uhhhh!!", erangku karena sakit. Kak Satria memang belum berpengalaman nusuk lobang pantat kayanya. Dia langsung nusuk aku dalam-dalam. Dia pikir aku nggak sakit apa kalau langsung dimasukin gitu.
Lubang anusku terasa seperti dimasuki tongkat soft ball. Rasa perih membakar anusku untuk beberapa saat ketika kontol itu bergerak semakin ke dalam dan merojok lobangku dengan paksa. Perasaan aneh seakan-akan aku akan buang air besar memenuhi pikiranku, mirip seperti pertama kali diperjakai kak Wando. Hal itu memang wajar dikarenakan anusku kaget dengan sebatang kontol didalamnya.
Beberapa saat kemudian aku mulai menikmati sodokan kak Satria."Ahhhhhh ahhh ahhh ahhh ahhhh uhhh sodokhhh kakkkk!!" erangku lagi, sambil meracau menyemangati kak Satria. Rasanya sangat enak sekali dan tentunya membuat aku mabuk kepayang dibuatnya.
"Aahh.. Aahh.. yeahhhh ahhhh ohhhh", desah kak Satria keenakkan. "Enakkhhhh, Bay?  Aahh.. enakkkkkhhh ohhhh,.. Oohh.. Rasainhh kontol kakak yach, sayang.. Aahh.. Kakak sayang kamu.. Aahh.. ohhh ohhh". Kak Satria membelai-belai wajahku.
Aku merasa damai sekali dibelai olehnya. Ka Satria masih terus memompa lubangku dengan penuh nafsu. Keringatnya berjatuhan di atas tubuh telanjangku. Aku merasa sangat 'telanjang' di hadapannya, dengan kontolnya sedang menyodomi anusku. Aku tak bisa mempungkiri kalau kak Satria memang memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan bang Wando. Dia istimewa dimataku dengan tubuhnya yang hampir sempurna dan sodokannya ini, benar-benar hot!
"Aahh.. Lubangmu enak sekali.. Aahh.. Hangat.. Oohh.. dekhhh uhhhh". Karena saking nafsunya, kontolnya terlepas. Sambil mengeluh kecewa, Kak Satria kembali berniat untuk menusukkan kontolnya masuk ke dalam anusku.
"Hhohh.. Hhoohh.. Hhoohh.. Tusuk kakkkkkhhhaaahhh aaaawwwww". Aku mendesah-desah, menahan hasrat yang kian berkecamuk untuk segera minta kepuasan.
Aku merasa bahwa mendesah sambil dingentotin itu sangat nikmat dan membangkitkan gairah masing-masing. Dapat kurasakan kontol Kak Satria bergerak masuk kembali centi demi centi dan akhirnya batang itu sudah masuk semua. Selama beberapa menit, aku dibiarkan untuk beristirahat dan membiasakan diri dengan kontolnya itu. Kontolku sendiri ngaceng berat, tegak menjulang, dan terus-menerus mengeluarkan precum. Kukocok-kocok sebentar dan kak Satria pun membungkukkan badannya untuk memberiku sebuah ciuman sayang.
"Kamu cakep sekali, dek.. Dan pantatmu.. Aahh.. enakkkhhh banget.. Aarrggh.. Fuck! Yeah… Fuck! Uhhhhh oohhh ohhhh", komentarnya dengan wajah setengah meringis menahan nikmat. Kedua telapak tangannya menjelajahi dadaku. Ketika sepasang tangan itu menemukan putingku, tanpa ampun, putingku dimainkan, dipilin-pilin dan diremas-remas.
"Aarggh.. Aahh.. Oohh.. Aahh.. ohhh ohhhh" desahku, menggelinjang-gelinjang. Putingku memang amat sangat sensitif. Untuk sesaat, Kak Satria mengira saya sedang kesakitan, tapi akhirnya dia mengerti bahwa itu adalah erangan nikmat dariku. "Aahh.. Kakkkkhhhh.. Mainin puting adekhhh.. Aahh.. Tarik aja.. Aargghh.. Putar.. Uugghh.. Adek horny banget.. Aarrgghh.. Fuck me kak, fuck me! Uhhhh..". Dengan sadar, aku mengucapkannya. Aku memintanya untuk mengentotin pantatku yang haus kontol itu.
Kak Satria hanya tersenyum mesum saja sambil mencubiti kedua putingku yang keras melenting. "OK sayanghhh, kakak ohhhh akan mengentothin pantatmu uhhh uhhhh yang enak ini, ini lubang terenak ohhhh yang pernah Kakak ngentotin.. Aahh..ohhhh ohhh ahhh ahhhh yeaaahhhh…". Lalu dengan itu, sang Polisi pacarku ini pun kembali menggenjot pantatku dengan kencang. "Aarrgghh.. Oohh.. Aarrgghh.. uhhhhh". Kontolnya kembali melubangi pantatku seperti bor. Tanpa ampun, kontolnya menyerang masuk dan keluar dengan cepat. Hentakan pinggulnya begitu bertenaga sampai-sampai ranjang kami berderit-derit seperti pintu rusak. Keringatnya menetes turun, membasahi wajah dan badanku yang juga tak kalah berkeringat.
Seperti pelacur, gigolo, lonte atau apalah yang sering disebut murahan, aku mengerang-ngerang keenakan. Tubuhku terdorong-dorong oleh hentakan kontol kak Satria.
"Aarrggh.. Aarrgghh.. Fuck me kak.. Aahh.. Ngentotin aku kenceng-kencengggg… Kak.. Aahh.. Kerasan lagi.. Yyaahh.. Aarrgghh.. Lebih dhalamaannnssshhhhh.. Aahh.. Enak banget.. Aarrgghh..". Setiap kali kontol itu memasuki lubang anusku, kepalanya menghantam prostatku. Rasanya tak terbayangkan. Rasa nikmat menguasai tubuhku dan kontolku pun terus-menerus mengalirkan precum dalam jumlah yang sangat luar biasa. "Aarrggh.. Yyeeaahh.. uhhhhh Ngentotin terus, kak.. Aarrgghh.. Yyeeaahh.. Ngentot.. Aarrgghh.. hamilinhhh uhhh adekkhhh ohhhh". Tekanan-tekanan pada prostatku sangat luar biasa, memaksa pejuhku untuk muncrat keluar tanpa kusentuh sedikitpun. "Aarrgghh.. Aarrgghh.. ohhhh", erangku sambil mengejang-ngejang. Dapat kurasakan bahwa orgasmeku akan tiba sebentar lagi. "Aarrgghh.. Kak.. adekhhh mau ngecret.. Aarrgghh.."
"Uugghh.. Keluarkan aja, Bhayyy uhhhh ahhhh.. Aahh.. Biarkan Kakak melihatnyahhhh.. Oohh.. Kontolmu ngecret.. Aahh.. Keluarkan saja.. Ayo, Dekhhh uhhh.. Aahh.. Demi kakak yang kamu cintai.. Aahh.. Keluarkan sekarang.. ohhhhhh", desak kak Satria, masih merem-melek mengentotinku. Nafasnya terasa berat dan memburu-buru. Seperti seekor banteng hendak menyerang musuhnya.
"Aarrgghh..oooohhh, Kak.. Aarrgghh.. Ngecret.. AARRGGHH!!". Dengan sebuah erangan panjang bak lenguhan seekor lembu, aku pun berejakulasi.
CCRROOTT!! CCRROTT!! CCRROOTT!! CCRREETT!! Pejuhku muncrat berhamburan ke mana-mana. Sebagian besar mendarat kembali ke atas tubuhku; sebagian lagi mengotori tubuh kak Satria. Rasa nikmat menggucang seluruh tubuhku. Tubuhku mengejang-ngejang seperti orang kerasukan, namun kak Satria menindihnya dan menolongku untuk menikmati orgasmeku.
"AARGGH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!! Ohhhhhhh hoh hoh hoh", erangku, mengikuti ritme ejakulasi kontolku. Fantastis sekali! Aku bisa ngecret tanpa menyentuh kontolku sedikitpun! Kak Satria memang top, bisa memberiku orgasme. Aahh.. Dia memang pria yang sungguh jantan.
"AARRGGHH!! Kakak jugahhh sampai, dekhhh Uhhhh Arhggg.. Aarrgghh.. Terimalah.. Uugghh.. Terimalah pejuh Kakakkk.. Aarrgghh.. Kamu milikku, kakakkkhhh.. AaAARRGGHH..!! Kakak hamilin kamuhhhh ohhhhh". Kak Satria pun akhirnya berejakulasi juga. Kontolnya mendadak membesar lalu menembakkan cairan kejantanannya bertubi-tubi tanpa ampun didalam anusku.
"AARRGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!! AARRGGHH..", erangnya sambil menggelinjang-gelinjang. Tubuhku jadi ikut terguncang karena kak Satria yang berejakulasi di dalam tubuhku. Jika pria bisa hamil, aku sangat iklas dihamilin oleh kak Satria. Pasti anak kami nanti akan manjadi primadona para cewek, kan orang tuanya cakep dan gagah. Hehehe…
"Aarggh!! oohh! Yeahhhh!", erangnya seperti kuda jantan yang masih liar. Kontolnya masih sibuk menyemprotkan pejuh ke dalam liang pembuanganku sambil terus menusuknya. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Aku hanya bisa melenguh keenakan, merasakan kehangatan di dalam tubuhku saat pejuh Kak Satria membanjiriku.
"Aahh ohhhhh….", desahnya setelah muncratan pejuhnya berakhir. Pelan-pelan, kontolnya ditarik keluar. Pejuhnya pun sebagian ikut mengalir keluar, membasahi kasur.
"Kak, adek cinta ama Kakak”, kataku tiba-tiba. Kupandangi wajahnya yang tampan itu dengan penuh cinta, mengharapkan agar dia membalas cintaku. Dan kak Satria menyambutku. Bibirnya kembali ditempelkan pada bibirku dan kami pun berciuman mesra selama beberapa menit. Kembali, lidah kami bertarung dan air liur kami pun saling bertukaran. Oh, aku hanya ingin memilikinya saja, selamanya.
Setelah berciuman, kak Satria berkata, "Kakak juga sayang ama kamu Bay. Kalau tidak, buat apa Kakak mau mengentotin kamu barusan? Nanti, kamu tiap malam minggu ML ma kakak lagi  yach? Kita bisa bercinta kaya gini lagi nanti. Kakak mau kamu menjadi pasangan hidup Kakak. Mau kan?". Tatapan matanya itu sungguh bener-bener serius.
"Kak satria..". Aku bahagia sekali. Kupeluk tubuh bugilnya yang bersimbah keringat dan kucium-cium dadanya. Ah, akhirnya impianku untuk memiliki dirinya tercapai, Kak Satria Hermawan.. Ohhhh Fuck Me, yeah!
Pada pagi harinya, kami kembali mengulang hal itu lagi dan sebelum pulang kak Satria masih pengen lagi. Semenjak malam itu kami semakin dekat dan akhirnya aku jadi BF kak Satria. Setiap malam Minggu kami selalu ML ampe pagi. Huh! Memang beruntung aku kenal dengan kak Satria… Muacccchhhh

1 komentar:

  1. yudha arya - Married
    30/175/64 need bf
    Bot/69 hot player
    ( foreplay with madu,batu es n yoghurt )
    17cm,cari top yg dewasa, big size, hardcore
    Teluk gong Jakarta Utara 021-31716648

    BalasHapus