Huh! Sore ini
disuruh turun kesekolahan lagi. Padahal aku malas banget buat nunjukin muka aku
disekolah akhir-akhir ini. Bukan karena aku kepergok lagi ML atau kepergok lagi
ciuman ama cowok tapi karena aku malas saja melihat wajah Irfan. Irfan adalah
teman sekelasku. Dia selalu dekatin aku dan sikapnya terlalu terbuka kalau dia
itu naksir aku. Walau pun tak ada teman-teman yang curiga, tapi tetap saja aku
malas buat ngeliat mukanya yang agak sok itu.
HP-ku berbunyi
menandakan ada sms masuk.
“Bang Wando?”. Wah
girang sekali aku rasanya dapat sms dari pacar gelapku ini.
“Dek abang kangen
pengen ML ma kamu. Kamu sekarang udah masuk sekolah sih, jadinya gak bisa
berduaan dirumah lagi”.
Aku balas sms
bang Wando, “Gimana dong bang. Bayu juga udah gak sabar pengen ngerasain pistol
abang. Abang bisanya kapan nemuin aku lagi?”.
“Hmmmpppp… Gimana
kalau abang ngajak kamu jalan malam selasa nanti. Abang usahain buat jalan ma
Bayu. Gimana?”.
Aku berfikir
sejenak untuk mempertimbangkannya. “Abang katanya mau nusuk Bayu, kalau jalan
aja gimana mau nusuk aku?”.
“Abangkan
malam selasa bisa pulang ketempat abang. Tapi, abang gak pulang kerumah abang.
Nah, abang rencananya bawa kamu nginap dihotel. Setuju nggak Bay?”.
Tanpa
ditanyapun aku akan langsung bilang setuju kalau kaya gitu rencananya. “Setuju
Bang… asex….. Jemput aku ya Bang”.
Aku
memang sudah seminggu ini kembali masuk sekolah dengan semester baru dan ukuran
lobang baru. Hahaha. Abisnya selama tiga minggu liburan dan setiap tiga hari
dalam seminggu aku selalu di genjot pistol perkasa milik bang Wando yang
seorang polisi itu. Aku sudah tidak sakit lagi pas dia nusuk aku dan kini aku
yang selalu minta jatah buat ngisep dan ditusuk kontol bang Wando.
Aku
yang tadinya malas buat turun kesekolah jadi bersemangat dan tanpa pikir
panjang langsung tancep gas.
Sebenarnya
ada salah seorang kakak kelas yang aku taksir disekolah. Dia adalah cowok
paling tampan di XI-IPS-2. Wajahnya manis dan alisnya tegas dan agak tebal.
Bibirnya tidak terlalu merah dan memiliki postur tubuh sekitar 172 cm. Namanya
adalah Ridho. Awalnya aku biasa-biasa aja dengannya karena aku pikir dia normal
tetapi lama kelamaan aku akhirnya tahu kalau dia naksir juga sama aku. Coba
kalian pikir, dia tuh kepergok curi-curi foto aku pas di perpustakaan. Aku
pikir dia mengambil foto ruang perpus, eh ternyata dia ngambil foto aku. Lalu
pas satu kepanitiaan dengannya saat ada acara perpisahan kelas XII dia sering
sekali mencari-cari kesempatan buat berduaan denganku. Nganterin aku nyebarin
undangan lah, belikan aku snack dan lain-lain. Dia perhatian banget sama aku.
Tapi karena aku tetap harus jaim disekolah akhirnya aku hanya berusaha buat
nutupin rasa suka aku padanya. Mungkin dilain waktu aku akan menceritakan
kejadian dimana aku dan Ridho depertemukan saat kami sama-sama lulus.
Malam
hari dimulai dari sudut senja yang semakin mengecil hingga nol derajat dan berganti dengan gelapnya langit malam.
Setelah makan malam aku putuskan untuk on line di facebook dan siapa tahu ada
cowok ganteng yang ngajak aku kenalan. Ngarep.co.ml
***
“Gak
Sabar deh pingin Cpet-Cpet malam selasa. HOHOHO)”, itulah bunyi statusku di FB.
Status
begitu saja sudah banyak yang ngelike dan ngomentar. Komentarnya beragam dan
aku jawab saja dengan jawaban yang agak menggantung biar mereka pada penasaran.
Emangnya aku akan bilang ke publik kalau bang Wando mau ngentot aku malam
selasa nanti? Ya nggak lah! Mampus gila kalau sampai hal itu terjadi.
Tring!
Sebuah inbox masuk dari akun bernama Satrio EweSome.
“Hi
bro…”
“hi
juga”
“Nak
mna, nih?”
“Aq
nak **********. Kmu?”
“Dmananya
Bray??? Aq nak *********** ”
“******
sob”
Chattingan
pun berjalan seru. Dia adalah seorang pria dewasa berumur 26 tahun. Dia katanya
suka lihat foto profilku dan akhirnya kami tukeran nomer handphone.
Kak
Satria orangnya baik dan enak diajak ngobrol. Semenjak malam itu aku dan dia
sering telpon-telponan dan sms-an. Tapi jujur aku sebenarnya belum lihat foto
aslinya di FB karena fotonya itu hanya sebuah pemandangan dan tak ada lagi foto
lain. Aku akhirnya meminta dia buat ngirim foto lewat mms ke aku. Setelah aku
bujuk dengan trik jitu, dia akhirnya mau mengirim foto aslinya ke aku.
Wow!
Wow! Wow! Wow!!!..... Mungkin iitulah kata yang terucap dari mulutku setelah
menerima mms dari kak Satria. Dia begitu gagah dengan seragam coklat berpangkat
bripda dan sedang duduk dimeja piket. Rambutnya disisir kesamping kanan dan
bibirnya tebal namun tidak hitam tetapi agak merah.
“Kakak
ganteng banget. Tapi aku mau foto kakak saat ini. Foto saat kakak nelpon aku”.
Tentu aja aku nggak bakalan begitu mudah percayanya dengan sebuah foto. Bisa
aja dia ngambil foto orang di facebook. Tapi sekali lagi dia kirim foto ke aku
dan kali ini dia sedang rebahan didepan TV dengan mengenakan kaos putih.
“Masuk
belum dek?”.
“Udah
kak. Ihhh, kakak keren banget. Kakak cakep banget!”, pujiku sesadar-sadarnya.
“Kalau
adek gak percaya, adek add aja fb asli kakak. Satria Hermawan”.
Kak
satria adalah seorang yang tampan dan tinggi besar. Tingginya 184 cm dan berat
badannya sekitar 76 kg. Pada mulanya aku
beranggapan kalau dia itu gendut, tapi ternyata beratnya yang segitu cukup
proporsional dengan tinggi tubuhnya. Mimpi apa aku ini, bisa kenalan dengan
seorang polisi. Hahaha…
Besoknya
aku add fb aslinya dan langsung dikonfirm. Benar aja, ternyata dia itu asli.
Foto-foto dia saat bertugas dikantor atau saat dia dikos sangat banyak. Aku
ambilin semuanya satu persatu. Aku nggak akan nyia-nyiain kesempatan ini.
Selain foto-foto di facebook nya aku ambil, aku juga dapat kiriman mms foto
eksklusive pas dia lagi mau mandi atau pas mau pakai baju. Ih, nggak nahan
pengen meluk tubuhnya yang coklat muda itu dan tidur bareng kak Satria. Tubuhnya
tidak terlalu kencang berotot tetapi tidak terlalu gemuk juga. Pokoknya pas deh
kalau menurut aku.
Aku
dan kak Satria jadi sangat dekat dan kadang-kadang dia manggil aku sayang. Oh
MG! Bruak! Pingsan dah rasanya…
Beru
sehari menjalin hubungan dengan kak Satria membuat aku lupa akan janji manis
dengan bang Wando. Untung saja pas malam minggu bang Wando nelpon aku dang
ngingetin aku supaya siap-siap buat malam selasa nanti. Jujur aku sekarang
sedang berbunga-bunga karena aku sudah menjadi bagian dari dua orang polisi
perkasa. Kalau dipikir-pikir aneh juga yah, kok bisa aku seberuntung ini.
Jangan-jangan aku sedang bermimpi. Aw! Sakit ternyata setelah aku cubit
lenganku sendiri.
Kalau
aku kangen dengan bang Wando biasanya aku minta bang Wando buat ngirim aku mms
foto dia lagi telanjang. Berbekal foto-foto telanjang bang Wando, aku sering
ngocok kontolku sendiri hingga muncrat. Kak Siska belum curiga kalau bang Wando
ada hubungan spesial denganku. Bang Wando pernah cerita ke aku kalau kak Siska
gak mau ngisep punya dia. Kak Siska gak suka ngisep dan setiap kali ngentot kak
Siska, pasti Cuma di memeknya aja. Kak Siska juga sering membiarkan bang Wando
belum ngecret gara-gara kak Siska udah keluar duluan. Bang Wando benar-benar tidak
puas seratus persen dengan kak Siska namun kalau denganku bang Wando kayak
orang kesetanan. Mentang-mentang dia lebih besar dari aku, maka dia seenaknya
membolak-balik tubuhku dengan berbagai gaya. Untung aja aku enak juga, kalau
aku gak enak mana mau aku di enjot sama bang Wando. Jadi gak sabar pengen
dimasukin sama pistol raja milik bang Wando.
***
Siang
terik menurunkan mood kami untuk belajar fisika. Untung aku agak semangat kali
ini karena nanti malam bakalan di tusuk sampai pagi oleh bang Wando. Bu Yanti
orangnya ramah padaku, dan beliau adalah tipikal cewek idamanku, sebenarnya.
Beliau Ramah, murah senyum, kalau ketawa terlihat malu-malu, pinter dana
rambutnya panjang. Kalau dia mau sama aku, pasti aku akan sangat bahagia. Kok
aku jadi ngelamunin wajah bu Yanti sih? Kan seharusnya aku ngelamuni wajah bang
Wando. Kacau! Kacau!
Pelajaran
akhirnya selesai dan kami dipersilahkan pulang kerumah masing-masing.
Bug!
Seseorang terjatuh dibalik kelas. Suasana sudah sepi karena aku tadi habis ke kamar
mandi dan cuci tangan lalu kembali kekelas untuk mengambil jaket dan tasku.
Aku
mendatangi orang itu. “Kak Ridho? Sedang Apa?”. Tubuhnya memang berisi karena
kak Ridho adalah atlet lempar cakram dan volly di SMA ku.
“Eh
bayu. Ini aku mau kekantin. Tadi jatuh pas mau melangkah”.
Ni
cowok beneran nggak sih pengen kekantin. Perasaan kalau mau kekantin lebih
dekat lewat ruang kelas XI dibanding lewat kelas X. “Kakak nggak apa-apa?”.
Mencoba berbasa-basi dan tebar pesona sedikit.
“Nggak.
Aku nggak apa-apa. Kamu kok belum pulang Bay?”, tanya Kak Ridho sambil
menatapku dengan senyuman mautnya yang terkenal itu.
“Oh,
aku tadi habis cuci tangan kak. Ni juga mau pulang”. Kalau arah rumah kami sama
pasti aku akan nambahin kata, “Kakak mau pulang juga? Kita pulang bareng yuk!”.
Tapi nyatanya rumah kami berlawanan arah.
“Hati-hati
ya Bay. Aku mau kekantin dulu soalnya laper banget nih”.
“Iya
kak. Duluan ya”. Aku beranjak pergi meninggalkannya. Sungguh aku tak percaya
bahwa dia sangat perhatian padaku. Sungguh aku jadi geer dibuatnya.
Sore
ini aku sudah mandi dan mempersiapkan baju khusus yang berkain tipis agar aku
nanti kedinginan dan bisa memeluk tubuh bang Wando erat-erat.
Jam
sudah menunjukan pukul 7:00 pm. Bang Wando belum datang juga. Memang cukup jauh
juga sih perjalanan dari tempat dia bertugas dengan tempatku tinggal. Jadi, aku
harus berusaha bersabar dan menahan lobang pantatku yang udah gatel ini.
Tit-tit-tit…
Suara klakson motor didepan pagar rumahku. Sosok pria macho bercelana kain
hitam, jaket kulit hitam, Helm biru dan motor matic hitam menyentuh pandangan
mataku.
Tak
salah lagi, itu Bang Wando sudah datang menjemputku. Buru-buru aku ambil helm dan
naik keatas motornya. Aroma parfume cowok yang sangat aku suka menyeruak karena
terbawa angin saat bang Wando mengendarai motornya.
“Kok
nggak peluk abang dek?”, tanya bang Wando.
“Abang
nggak takut dilihat orang?”.
“Nggak
bakalan ada yang tahu kok. Lagian cuek aja, kan kita pakai helm juga”.
Bener
juga apa kata bang Wando. Aku pun memeluk tubuh bang Wando yang gempal oleh
otot itu dengan mesra. Makin hari aku makin sayang dengan bang Wando dan nggak
rela rasanya kalau bang Wando ninggalin aku.
“Bang
dinginnnn….”, rengekku manja.
“Masukin
tangan kamu kedalam kantong celana abang biar nggak dingin”.
Ini
dia yang aku mau dari tadi. Uh, enak rasanya ketika kedua tanganku masuk
kedalam kantong celana bang Wando. Lho, kok kaya kulit? Jangan-jangan kantong
celana bang Wando bolong.
“Geli
dek. Tengahin dikit dong biar ketemu pistol abang”. Goda bang Wando.
Teryanta
benar kalau kantong bang Wando itu bolong. Jadi sekarang aku sedang meraba pahanya.
Gila! Ni bisa gawat. Kalau aku gak bisa ngendaliin tanganku terus ngocok kontol
bang Wando sambil mengendarai motor gimana? Bisa nabrak kan?
“Dek…
Elus dong. Pegang pistol abang. Udah ngaceng tuh”.
Iya
loh, udah ngaceng. Gila bang Wando ini. Nekat banget pokoknya. Tapi aku juga
gak sabaran sih sebenernya. Hehehe. Aku sisipkan tangan kananku kedalam CD-nya
dan aku rogoh sebuah pistol hangat yang terbuat dari daging dan urat-urat itu.
Pistol yang aku idam-idamkan kala malam dan aku bayangkan disaat rindu dengan
bang Wando. Untung pakaian bang Wando berwarna hitam, jadi tidak terlalu
mencolok ketika gundukan didalam celananya ngaceng kayak saat ini. Aku mulai
elus-elus pelan dengan masih dalam keadaan gugup. Tapi aku nggak bisa nahan
lebih lama lagi untuk ngocok kontol bang Wando dan akhirnya kejadian itu
terjadi juga. Tanpa peduli dengan siapapun akhirnya aku mulai mengocok pelan
kontol bnag Wando.
“Auhhhhhh
Shhhhtttttt… Udahhhh Dekkkk aaakkkkkkhhhhhh abangggghhhh gak konsen nyetir
nih.Betulin posisi punya abang, biar nggak kelihatan ngacengnya”. Pinta bang
Wando karena sebetulnya kami sudah dekat dengan hotel tempat kami menginap
malam ini.
Aku
betulkan posisi kontol bang Wando dan kemudian aku keluarkan tanganku dari
kantongnya.
Hotel
yang kami maksud akhirnya sudah tampak. Setelah check in, bang Wando mengajak
aku untuk cari makanan di luar. Aku sih nurut-nurut aja, kan malam ini tubuhku
milik Briptu Wando seutuhnya. Mau dicium didepan umum sekalipun aku siap! Ya
nggak lah… Emangnya aku mau masuk koran pagi edisi besok? “SEORANG POLISI
TERTANGKAP KAMERA SEDANG MENCIUM PASANGAN SESAMA JENISNYA DIDEPAN UMUM”, atau,
“HUBUNGAN SEJENIS POLISI DAN PELAJAR BERBUAH KISS-ROH”. Jangan sampai deh
terjadi.
Bang
Wando mengajakku untuk makan disalah satu warung sate langganannya. Tertera di
daftar menu warung tersebut,”JUAL SATE AYAM, KELINCI, KAMBING DAN SATE KERANG”.
Wah sate kambing nih, aku udah nebak kalau bang Wando bakalan mesan sate
kambing.
“Halo
bos! Sate apa nih?”, tanya bapak pelayan warung yang sudah sangat akrab dengan
bang Wando.
“Kamu
sate apa Bay?”, tanya bang Wando.
“Emmmm…
Sate ayam aja deh bang. Pake lontong”.
“Sate
ayam dan kambing satu porsi-satu porsi, pake lontong pak”, kata bang Wando.
“Wah
sate kambing nih. Istrimu mana Wan? Bisanya kan kamu kesini bareng istrimu?”,
tanya bapak itu.
“Istri
saya lagi istrahat dirumah pak”.
“Tunggu
ya Wan”. Bapak itupun berlalu pergi untuk mengambil pesanan kami.
“Dek,
kenapa mesen sate ayam? Kan ada sate kambing…”, tanya bang Wando dengan sedikit
berbisik kearahku.
“Nggak
suka ah bang. Ayam aja”.
“Kan
biar kuat nanti malam sama abang…”. Bang Wando menunjukkan senyum nakalnya padaku.
“Hahaha…
abang juga kan yang nusuk aku, jadi abang aja yang butuh daging kambing”.
Balasku dengan nada bercanda.
Kami
berdua tertawa bersamaaan. Tak lama kemudian dua piring sate telah terhidang
dihadapan kami. Lontong beserta sambalnya di sajikan ditempat tersendiri.
Sepuluh tusuk sate dihadapan kami begitu menggiurkan untuk segera mengisi perut
kami yang sudah minta jatah. Selama makan kami sering bercanda-canda kecil dan
sesekali bang Wando menggodaku dengan mengelus pahaku yang tersimpuh dibawah meja.
Kami memang duduk lesehan dengan meja makan yang rendah jadi tidak akan
terlihat oleh pengunjung lain.
Selesai
makan bang Wando mengajakku kembali kehotel. Diluar sana ternyata hari telah
mendung dan benar saja tak lama kemudian gerimis mulai mengguyur kotaku. Memang
mendukung sekali cuaca malam ini. Kan kalau dingin-dingin kaya gini paling enak
buat pelukan.
Bang
Wando segera menghidupkan motornya dan kami pun mulai menyusuri jalanan untuk
segera sampai di hotel.
Hujan
sempat berbicara.
Aku
diam.
Hujan
tahu itu, bahwa aku ingin secepatnya sampai hotel.
***
Trak!
Bunyi kunci kamar yang bang Wando buka. Hotel yang bang Wando sewa kali ini
tidak terlalu mewah tetapi cukup untuk kami bercumbu mesra.
“Dek…”.
Aku
menoleh.
“Muuuuuaaaccchhhhhhh….”.
Bang Wando langsung menyambar bibirku setelah dia mengunci kembali pintu kamar
kami. Baju bang Wando terasa basah dan dingin namun tubuhnya terasa hangat
mendekapku mesra. Aku membalas ciumannya yang sudah lama aku kangenin. Bibirnya
masih sangat piawai memainkan bibirku dan lidahnya sangat lembut menyentuh
lidahku. Aku sangat menikmati ciuman bang Wando dan pelan-pelan tanganku mulai
membuka retsleting celana hitam bang Wando dan mengeluarkan pistol bulunya yang
sudah mulai menegang. Pantesan ada yang aneh dari tadi, ternyata jembut bang
Wando baru saja abis dicukur jadinya
kayak kumis baru numbuh, kasar-kasar gimana gitu. Aku suka banget.
Jadinya kayak ngelus-ngelus dagu Yama Carlos deh.. Hehehe…
Kontol
sepanjang 18 cm yang besar dan menantang itu, aku usap-usap kaya mengusap
kepala kucing. Tuh kan, jadi gerak-gerak pistol bang Wando saking tegangnya.
“Uhhhh
dekkkkk Iseppppphhhh aahhhhh ohhhhh isepphhhh dekkkk”, rengek bang Wando.
Tanpa
disuruh pun aku akan isep bang, tapi tunggu dulu bentar. Aku mau bikin abang
gelojotan dulu. Kini aku gerakkan kedua tanganku secara bergantian seperti
memeras susu sapi namun dengan gerakan sangat lembut.
“Ohhhhh
sayanggghhhhh ssshhhhh uuuhhhhh auhhhh
aaawwww aaahhhhh ohhhhh Bayyyyy ohhhhh Dahhhsssyyyatthhhhh Bayyyyy Ohhhh”.
Rasain
kamu bang. Kamu nggak tahu ya kalau aku ini jago banget dalam hal beginian? Ku
lihat mata bang Wando terpejam dengan wajah yang menengadah keatas.
Setelah
puas aku manjain kontol gede milik bang Wando, aku menyuruh bang Wando mencopot
kaos yang dikenakannya, kemudian melepas celana serta celana dalamnya sampai ia
benar-benar bugil dan menunjukan tubuh gagahnya di depanku. Jantungku rasanya berdegub
kencang, melihat pemandangan indah di depanku ini. Sosok seorang polisi berdiri
telanjang bulat, mempertontonkan badannya yang kekar, tegap, dengan perut ratanya.
Puting susunya cokelat kemerahan, badannya coklat muda dan menggairahkan,
rambutnya cepak menambah kemachoan bang Wando ini. Kontolnya mengacung keatas
karena sangat tegang, besar dan panjang. Sungguh aku ingin mengisap kontol itu
sampai pagi dan meminum semua pejuh yang keluar dari dalam lubangnya.
Bang
Wando mendekat ke arahku. Bang Wando yang tinggi ini memegang pundakku dan
membimbingku untuk duduk di pinggir tempat tidur. Setelah aku duduk, ia
mendekatkan kontolnya ke mulutku.
“Bay,
isep dong sayang. Pistol abang sudah siap buat di sepong ama Bayu nih”.
“Abang
…. Ahhhhhhh”.
Bau
kejantanan sang polisi itu menyeruak, aroma kejantanan yang khas tercium
hidungku. Aku mulai memegang kontolnya dan untuk beberapa saat aku mencoba
mengagumi pistol hebat milik bang Wando ini.
Aku
berfikir dalam hati, “Aduhhhh, mana ada wanita yang nolak kontol seindah milik
bang Wando. Bentuknya kokoh dan besar. Mengacung keatas dan lurus seolah-olah
menantang siapa saja untuk mencicipinya.
Aku
mulai lagi mengocok perlahan pistol raja milik bang Wando, memainkannya di
depan mukaku. Kelamaan! Akhirnya aku menjilati kontol bang Wando. Pertama-tama
kepala kontolnya yang besar dan lembut itu, lalu berlanjut ke batangnya, dan juga
buah pelirnya. Aku ciumi jembut abis dicukur yang baunya membuatku semakin
horny aja. Aku kocok kembali batang milik bang Wando kemudian aku jilatin
seluruh permukaan kontol itu hingga mengkilap oleh liurku. Aku Menjilati lubang
kencingnya dengan lembut kemudian mengoralnya. Hap! Masuk deh seluruh batang
kejantanan bang Wando didalam mulutku. Aku sudah bisa mengatur posisi kontol
itu didalam mulutku sehingga gak bakalan tersedak lagi kaya waktu pertama
dimasukin kontol bang Wando.
"Aaaaaaaaahhhhhh....!
Yeeaaahhhh uuuhhhhhh shahhhhhhhhh Ohhh ohhh ohhhh uhhhh enakkkhhh
Shhhaaayyyyangggg uhhhhh", desah Bang Wando ketika batangnya aku kulum
sambil kukocok. "Oh.... Ohhhh lagihhhh Bayyhhhhh aaaaauuuuuuhhhhh
hhheeebbbaaattthhhhnyaaahhhh ssshhhtttt ssshhhhhhhaaahhhh", racaunya.
Aku terus mengocoknya dan menyedot-nyedot
kontol bang wando seperti bayi kehausan. Aku mulai merasakan ada cairan asin
keluar dari batang kemaluannya. Ini gak salah lagi,rasa precume yang menandakan
nafsunya telah bangkit dan siap untuk ngegenjot lobangku yang udah kemat-kemot
pengen ditusuk. Tangan kanan bang Wando memegang kepalaku, sesekali
mengacak-ngacak rambutku, menekan-nekannya supaya kontolnya lebih masuk ke
dalam mulutku. Beberapa kali aku sempat ingin muntah karena tekanan tangan bang
Wando yang mencoba memasukkan kontolnya ke dalam mulutku lebih dalam. Kontolnya
yang panjang telah merogoh tenggorokanku. Namun karena sudah terbiasa akhirnya
aku nggak tersedak lagi.
Aku
jilat bagian atas kontol bang Wando lalu aku masukin didalam mulutku lalu aku
isap maju mundur dengan ritme sedang dan ini udah cukup membuat bang Wando
ngaceng berat.
“Ah
ahhh ahhh ohhh ohhh ohhhh Saynggghhhh oohhhhh bbbhhhaaayyyyyyuuuuu Oooohhhhhh
aaahhhh ahhhh lagihhhh iseppphhhh auhhh awwwhhhhh ssshhhh ahhhhh oh oh oh ohhhh
ohhhhh arggghhhhh ohhhh”.
Beberapa
menit melakukan oral seks. Bang Wando
memintaku untuk mencopot kaos yang aku kenakan, kemudian aku menghentikan oralan
dan kocokanku pada kontol itu untuk beberapa saat. Baru saja aku mencopot kaos,
bang Wando langsung membuka resleting celanaku, mencopot celana yang masih aku
kenakan hingga aku telanjang. Bang Wando memintaku untuk berbaring di kasur,
kemudian dengan bergegas, ia meludahkan liurnya ketangan, mengoleskannya pada
batang kemaluan kokoh miliknya dan mengangkat kakiku hingga ke pundaknya. Bang
Wando sudah nggak tahan pengen nusuk lobang pantatku.
"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw................
auuuhhhhhhh bangghhhh aahhhhh dallleeemmminnnhhhh ooooohhhhhhh bang!"
kataku padanya. Aku sudah sangat merindukan kebuasan enjotan bang Wando
dilobang pantatku.
"ohhhh
yangggggkkkkhhhh uhhhhh mantaphhhhh bangetssshhhaaahhhh ahhhh ahhhhh...!",
racaunya sambil terus menekan batang kemaluannya untuk masuk ke dalam anusku.
Akhirnya mentok deh batang gede itu didalam anusku.
"Ohhhh
aaaaaaaaaaaaaaawwww uuhhhhhh cobbblosh banghhh ayuhhhh ayuh banghhh
ohhhh.....", desahku ketika kontolnya berhasil masuk ke lobangku dengan
sempurna.
Bang
Wando menghentikan aksinya sebentar, mengoleskan kembali ludah ke kontolnya dan
menusukkan kembali batangnya ke dalam anusku.
"Huuuhhhhhohhhhhh
auhhhhh....Banghhhhhh shhaaahhhhh! Tahannnnn duluhhhh adekkhhh pengenhhh dih
puter-puter uhhhhh shhhhhhtttt ahhhhh!", pintaku padanya.
Bang
Wando tetap memaju mundurkankan kontolnya, dan plak! Plak! Plak! Batang
kejantanan bang briptu itu dia masukan hingga separuh ke dalam anusku. Aku
sempat memohon berkali-kali namun ia tidak menghiraukannya. Bang Wando tahu kalau
aku udah gak tahan pengen di bor habis-habisan untuk itu ia mendiamkannya
beberapa saat sampai dirasa tenaganya cukup siap untuk menggenjotnya. Kemudian,
bang Wando mulai menggerakkan kontolnya maju mundur menusuk-nusuk lubangku
dengan keras. Sumpah kencang banget, sampai aku keenakan dibuatnya.
"Ahhhhhh...
yeeessss... ohhh ohhh ohhh aaahhhh ahhhhh abanghhhh sayanghhh kamuhhh dekhhhh
uuhhhhhh enakhhh bangettthhhhh lobanghhhh adekhhhhh..... ohhhhhhhhh ohhh
uhhh....”, desah bang Wando ketika mengentot anusku.
Sementara
aku yang keenakan, menahan rasa nikmat yang tiada tara, maklumlah pistol daging
milik bang Wando ini begitu besar dan panjang. Baru kali ini, aku merasakan
genjotan kontol yang begitu besar dan panjang serta bertenaga dari bang Wando
yang jantan.
"Aw
aw aw aw ahhhh yeahhhh kencengh banghhhh ihhhh banghhh banghhh banghhh ahhhh
uhhh ohhh lagihhhh.... awwwww... oooooh!", lengkuhku mengikuti irama
entotan Bang Wando. Kakiku diarahkan menekuk dan ditahan dadanya, kemudian ia
kembali mengentotin aku. Semula gerakannya begitu halus dan aku mulai terbiasa
dengan tusukan panasnya. Namun, setelah 15 menit berikutnya, tusukan Bang Wando
kian cepat dan keras gerakannya, hingga membuatku kebingungan dan kuwalahan
meladeni nafsu polisi ini.
Tubuhku
lalu dimiringkannya, mungkin bang Wando ingin mengubah posisinya untuk
mengentotku dengan gaya miring tanpa melepaskan kontolnya sedetikpun dari
lobang pantatku.
"Bhayyyyyuuuhhhh
enakkkhhh kannn??? Aaahhhh ahhh ohhhh ohhhh ah ah ah ah ahhh ah!",
desahnya sambil terus menggenjot lubangku. Beberapa menit telah berlalu, ia
kembali mengajakku berganti gaya seks. Disuruhnya aku nungging dan ia mulai
menggenjotku dari belakang. Aaaaaaaaaaaaaahhhhh... rasanya enak banget dengan
gaya ini. Tusukan kontol bang Wando terasa menyentuh ususku. Aku sampai gak tahan ingin segera ngecret saat
melakukannya. Baru beberapa menit, ia ubah kembali gaya bermainnya dengan
berada di atas dan menindihku, karena ia tahu bahwa aku sangat suka ketika
dientot dari belakang.
Tubuhnya
yang begitu berisi dan tegap berada di atasku. Tentu aja ini membuatku semakin
bernafsu dan menikmati permainannya. Hampir satu jam telah berlalu dengan
berbagai gaya posisi bercinta, namun ia tetap diam tanpa ada tanda-tanda ingin
orgasme. Gila nih Bang Wando. Pasti gara-gara sate kambing tadi. Sekarang ritme
gerakan maju mundurnya pun tetap konsisten, hanya sesekali berhenti untuk
membenarkan posisi dan kembali menusukku sehebat-hebatnya. Wow....Tak percuma
Bang Wando memiliki tubuh yang tegap dan kekar karena memang ia seorang pekerja
keras terutama saat ngentot lubangku diatas ranjang. Permainan seksnya memang sangat
kuat sampai-sampai aku mabuk kepayang dan nyerah-pasrah ditusuk pistol surga
bang Wando.
Bang
Wando menghentikan gerakannya, melumuri kontolnya dengan ludah kemudian
mengoleskannya, dan menusukkan kembali kontolnya lebih dalam.
"Auhhhh
aaaaaaaaaaahhhhhh... bangghhhh iiiihhhh ihh ihhh aw awawwhhhhh! Terushhhh
bangghhh dalam-dalamhhhahhhhh! Kontol abanghhh panjanghhh dhannn enakkhh bangetssshhhh,
nikmathhhh kalauhhh lebihhhh dalamhhhhaaahhh!", pintaku padanya.
Nampaknya
ia tahu apa yang aku rasakan, ia tetap mempertahankan kedalaman tusukan yang ia
lakukan dan memberikan kenikmatan padaku.
"Oooooh...
yessshhh....! oooooh.... jepithhh Bayyy uhhhh abanghhh sukahhh lobanghh kamuhhh
inihhh uhhh oh oh ohhhh...! jepit kontol abanghhhh! enakkkkhhh bangetttt yankkkk
uhhhh", racau bang Wando sambil terus mengentotiku tanpa ampun.
“Banghhhh
lagihhhh, uhhhh ohhhhhh abanghhhhh! Awwww! Aw aw!!!”.
“Mauhhh
gakhhh abanggggghhh genjhhootttt tiaphhh uuuhhhhhh ohhhhh malammhhhhhh ahhhh”.
“Mauhhhhh
uhhh ohhh banghhhh!”.
Dua
jam sudah kami memuaskan birahi, namun belum juga puas bang Wando menggauliku.
"Abanghhh
lama banget malam inihhhh... dah sakit pegel bangethhhh nih lubanghhh adekkkk!"
kataku padanya.
Ternyataa,
kata-kataku itu semakin membakar semangatnya untuk mengentoti lubangku, kemudian
bang Wando beranjak mendekapku dengan lebih erat, mengelus-elus rambutku sambil
memainkan pinggulnya.
"Abangghhhh
mauhhh puasin malamhhh inihhh main ama kamu sayank…" bisiknya singkat yang
membuatku sangat senang.
“Adekkkhhh
jugahhhh aahhhhh ahhhh ssshhhaaaahhhhh mauhhhh puasinnnnhhhh abanghhhh uhhhhh
Ohhhh… Kamuh sayang gakhhh ma abanghhh oohhhhh?”.
“Sayanghhhhh
bangetttthhhhh banghhhh ah ah ahhhh”.
“Ohhhhhh
lobnghhhhh kamuhhhh enakhhhh bayyy
arggghhh ahhhhh ahhhhh”.
“Tusukhhh
dalemmminhhh banghhh yeahhhh ahhhh”.
“Nih
ah ah ah ahhh ahhh ahhh ahhh ooohhhh oooohhhh ohhhhh ooohhhh aaawwwwhhhhhh
ssshhhhiiittttaaahhhh”.
“Uhhhh
Mantephhh abngethhh bangggghhhh hamilinnn akuhhh awwwhhhh”.
“iyahhhh
dek…. Uhhhhh sumpahhhh enakhhh bangethhhh ahhhh ahh ahhhh”.
“Enakan
manah nsukhhh uhhhhh ohhhh adekh apah kak Siskahhh ahhhh awww!”.
“Adekkhhhh
dong yeahhh ahhh ahhhh ooohhhhh ooohhh”.
Tiga
jam sudah aku melayani bang Wando, membiarkannya mengentoti lubangku yang semakin
terasa panas dibuatnya. Terkadang aku menggoyang-goyangkan pinggulku, memainkan
sedikit sensasi untuk menambah gairah bang Wando. Ya, seorang polisi yang tak
kusangka doyan lobang cowok ini terus memainkan kontolnya dalam anusku
seolah-olah mata bor yang terbuat dari daging.
"Oohhhh
bayyyy...ahhhhh....ouuuhhhhhh...ahhhhh...!", desahnya.
Kami
memuaskan birahi malam itu, tanpa memperdulikan kak Siska yang sedang sendirian
dirumah! Seakan-akan kami tidak ingin permainan itu selesai dengan singkat. Bang
Wando nan kekar itu terus mengentoti aku, membuatku pasrah akan aksi-aksinya.
Hampir empat jam sudah aku dibuatnya melayang-layang oleh sodokan mautnya, meladeni nafsunya yang begitu dasyat bagaikan
kuda arab.
Tusukan
bang Wando semakin menjadi-jadi dan aku sendiri yang akhirnya keteteran
melayani pistol perkasa bang Wando. Gesekan antara lobang anusku dengan
kontolnya semakin terasa dan kian panas. Sumpah panas banget! Mungkin karena
bang Wando yang ngegenjotnya kaya jarum mesin jahit kali.
Tubuh
bang Wando semakin bercucuran keringat. Hentakan kontolnya semakin dalam dan
dia mulai mengejang hebat.
"Qooohhhhhhh.....aaaaaaaaaaaahhhhhhhh
uhhhhhhhhh!”. Croooooooooooooooooooooooot.... croooooooooooooooot...
crrroooottttttttt crroootttt! Tembakan air maninya bertubi-tubi di dalam anusku,
disertai lengkuhan panjang Bang Wando yang sedang ejakulasi. Mendekapku dengan
keras, mencucurkan keringat deras dengan aroma tubuh kejantanannya yang
mempesona. Ia telah mencapai puncak kenikmatan seksnya, setelah lebih dari
empat jam memainkannya dalam lubang pantatku. Hangatnya pejuh Bang Wando terasa
mengalir kedalam ususku dan sebagian membanjiri lobang anusku.
Plop!
Bang Wando mencabut kontolnya dan dia terbujur lunglai, kelelahan, setelah
melakukan pertempuran dahsyat denganku malam ini. Bang Wando berbaring di sebelahku
sambil menghela nafas panjang.
Gila
bener bang Wando ini, setelah sekian lama bermain seks, kontolnya tetap tegak
berdiri. Bener-bener luar biasa. Bang Wando terlentang dengan mata terpejam,
aku pun mendekatkan tubuhku padanya dan dia pun merangkulku dan memelukku.
Sempat aku lihat jam di handphoneku sudah menujukkan pukul setengah dua pagi,
dan kami pun tertidur pulas karena kecapekan setelah permainan yang hebat malam
ini.
Untung
aku udah masangin alarm jam setengah lima pagi jadi aku bisa siap-siap buat pulang
kerumah pagi ini. Aku bangunin bang Wando untuk segera mengantarku pulang. Aku
nggak mau ibu sampai marah karena aku nggak masuk sekolah.
“Bang
bangun… Adek harus sekolah nih”.
Karena
belum bangun-bangun juga aku akhirnya mengisap kontol bang wando yang mulai
tegang karena cuaca pagi dan ketika sudah tegang sempurna aku hentikan aksi
itu.
“Kok
berhenti dek? Lagi dong sayang…”, pintanya.
“Anterin
Bayu pulang bang. Cepet…”.
“Ya
udah. Aduuuhhh capek banget abang ini. Muaccchhh”. Dia bangkit dan mencium pipiku.
Setelah
cuci muka, dia mengenakan pakaian dan akhirnya mengantarku pulang. Aku
benar-benar puas dengan enjotan bang Wando tadi malam. Lobangku mulai terasa
ngilu karena doentot begitu dahsyat oleh bang Wando tadi malam.
“Kenapa
Bay? Kok jalan kamu begitu?”, tanya Winda di sekolah.
“Aku
sakit perut Nda. Salah makan kayaknya”. Padahal aku jalan membungkuk itu,
karena merasa perih banget gara-gara dibor polisi pacarku tadi malam.
Ohhhh
bang Wando, pistol abang memang kualitas super!
Bay....
BalasHapusKenalin aku sama bang wando dan kak satria dong?????
AKU TAK PUNYA KELEBIHAN APA APA DAN KEKUATAN UNTUK MELAWAN MEREKA YANG MENIPUKU,MEREMEHKANKU DAN MEMPERMAINKANKU.
BalasHapusTUBUHKU LEMAH DAN TIDAK PUNYA BANYAK UANG...
TAK ADA YANG MENOLONG..
SELAIN AKU HARUS BERSUMPAH DENGAN DUPA DI HADAPAN TUHAN ,LANGIT DAN BUMI UNTUK MINTA BENCANA ATAS KETIDAK ADILAN DAN MENGUTUK SEMOGA TANAH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MENGALAMI BENCANA,MALAPETAKA DAN SIAL SEUMUR HIDUP MEREKA..
AMIEN...
AKU TELAH DIPERMAINKAN...
DALAM HAL INI AKU TIDAK PANDANG LAGI ALKITAB ATAU AGAMA..
TUHAN BOLEH MEMAAFKAN TAPI ROHKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN DAN AKAN MENUNTUT SAMPAI KE PINTU NERAKA..
MENGENAI DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO BESERTA ARSITEK DIAN DAN MANDOR BRAM YANG TELAH MENIPUKU DENGAN MENYURUHKU TANDA TANGAN SERAH TERIMA KUNCI RUMAH LALU MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU ASAL JADI SAMPAI KAMAR MANDI DAN KAMAR TIDUR BOCOR KLU SAAT HUJAN.
KOSENG JENDELA TERBELAH 2 DAN DINDING LEMBAB SERTA BANGUNAN DINDING RETAK RETAK, TIDAK DI ACI DENGAN BAIK, ANTARA KOSENG JENDELA DAN DINDING TIDAK DI PLESTER SEHINGGA KELUAR MASUK SEMUT MERAH, SEDINDING DI CAT BA ROTO ROTO OLEH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO YANG BERALAMAT JALAN ARAH BANDARA SAM RATULANGI,KECAMATAN MAPANGET LINGK X KELURAHAN PANIKI DEPAN TUGU ADIPURA dan lantai kamar mandi tidak di plester dengan baik.
MENGADUH KE BANK MANDIRI JUGA TETAP SALAH...
SALAH JADI BENAR DAN BENAR JADI SALAH..
GAMBAR BUKTI FOTO YANG MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU, BOLEH KALIAN LIHAT DI YOUTUBE,GOOGLE,FB UN WALL DAN FACE BOOK MILIK WANG YIHAN.
(7 foto)
Foto
Foto
Foto
AKU TAK PUNYA KELEBIHAN APA APA DAN KEKUATAN UNTUK MELAWAN MEREKA YANG MENIPUKU,MEREMEHKANKU DAN MEMPERMAINKANKU.
BalasHapusTUBUHKU LEMAH DAN TIDAK PUNYA BANYAK UANG...
TAK ADA YANG MENOLONG..
SELAIN AKU HARUS BERSUMPAH DENGAN DUPA DI HADAPAN TUHAN ,LANGIT DAN BUMI UNTUK MINTA BENCANA ATAS KETIDAK ADILAN DAN MENGUTUK SEMOGA TANAH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MENGALAMI BENCANA,MALAPETAKA DAN SIAL SEUMUR HIDUP MEREKA..
AMIEN...
AKU TELAH DIPERMAINKAN...
DALAM HAL INI AKU TIDAK PANDANG LAGI ALKITAB ATAU AGAMA..
TUHAN BOLEH MEMAAFKAN TAPI ROHKU TIDAK AKAN MEMAAFKAN DAN AKAN MENUNTUT SAMPAI KE PINTU NERAKA..
MENGENAI DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO BESERTA ARSITEK DIAN DAN MANDOR BRAM YANG TELAH MENIPUKU DENGAN MENYURUHKU TANDA TANGAN SERAH TERIMA KUNCI RUMAH LALU MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU ASAL JADI SAMPAI KAMAR MANDI DAN KAMAR TIDUR BOCOR KLU SAAT HUJAN.
KOSENG JENDELA TERBELAH 2 DAN DINDING LEMBAB SERTA BANGUNAN DINDING RETAK RETAK, TIDAK DI ACI DENGAN BAIK, ANTARA KOSENG JENDELA DAN DINDING TIDAK DI PLESTER SEHINGGA KELUAR MASUK SEMUT MERAH, SEDINDING DI CAT BA ROTO ROTO OLEH DEVELOPER GRYAH PANIKI INDAH MANADO YANG BERALAMAT JALAN ARAH BANDARA SAM RATULANGI MANADO, KECAMATAN MAPANGET LINGK X KELURAHAN PANIKI DEPAN TUGU ADIPURA dan lantai kamar mandi tidak di plester dengan baik.
MENGADUH KE BANK MANDIRI JUGA TETAP SALAH...
SALAH JADI BENAR DAN BENAR JADI SALAH..
GAMBAR BUKTI FOTO YANG MEREKA BANGUN GEDUNG RUMAHKU, BOLEH KALIAN LIHAT DI YOUTUBE, GOOGLE, FB UN WALL DAN FACE BOOK MILIK WANG YIHAN.
(7 foto)
Foto
Foto
Foto
Saya topan umur 20 thn saya bot mencari top sejati yang tulus mencintai saya saya stay di bekasi ini nomor hp saya 082156383012
BalasHapus