Kepala rudal Supri nampak membesar dan mengkilat membuatku
menjulurkan lidahku. Kusapu lembut ujungnya dengan lidahku yang hangat
itu. Kugelitiki lubang kecil yang ada di atasnya. Oh, dia menggelinjang
lagi. Kurasakan lidahku menyentuh cairan bening yang keluar dari lubang
itu. Bukannya jijik tapi aku malah tambah semangat menjilati cairan
precumnya itu.
“Mas, basah banget nih mas”
Supri tidak banyak bicara dan akupun tanpa banyak bicara, aku buka
mulutku. Bibirkupun menyentuh kepala rudal yang seakan membiru mengkilat
itu. Perlahan batang itu masuk ke dalam mulutku. Sedikit demi sedikit
hingga akhirnya bibirku bertemu dengan hutan lebat yang menutupi
pangkalnya. Ya, punya dia ga lebih dari 13cm tapi diameternya lumayan
membuatku kesulitan. Kutarik lagi kepalaku hingga bibirku melepas
sebagian batang kejantanan Supri hingga kepalanya. Kemudian aku dorong
lagi kepalaku ke depan berulang-ulang. Kusentakan kepalaku mendadak
hingga rudalnya itu melesak cepat dalam mulutku. Supri melenguh pelan..
Kusedot-sedot dengan penuh nafsu rudal Supri. Lidahku bergerak-gerak
menggelitik di dalam sana. Membuat Supri tampak blingsatan. Berkali-kali
tubuhnya bergetar hebat. Berkali-kali pantatnya terangkat-angkat.
Seolah-olah menyambut mulutku yang dengan ganas mengulum rudalnya.
“Akhh…. ku.. mau… keluar”
Aku kian bersemangat saja. Kupercepat gerakan mulutku pada rudalnya,
sementara itu tangan kananku memegang pangkal rudalnya. Sedangkan tangan
kiriku meremas-remas kedua telornya yang besar itu…
“Akhhh…….”
Supri mendesah agak keras dan tubuhnya menggelijang-gelinjang liar
serta bergetar hebat mana kala rudalnya menyemprotkan mani hangat dalam
mulutku.
Crot… crottt.. crott…
Kubenamkan rudalnya itu ke dalam mulutku dalam-dalam saat rudal itu
menembakkan ‘racun maut’nya. Cairan itu membanjiri mulutku. Ada yang
tertelan, ada yang meleleh keluar, namun lebih banyak yang tertampung di
mulutku. Aku sedot-sedot lagi dengan nafsu. Supri nampak
terengah-engah.
“duh…. Enak banget…..” celutuknya.
Aku tertawa tertahan karena mulutku masih mengulum rudal itu. Aneh
sekali, rudalnya masih tegak berdiri walau sehabis memuntahkan
amunisinya. Saat kulepas rudal itu dari mulutku, aku melihatnya masih
keras. Setelah kubersihan rudal itu dengan tisu, cepat-cepat aku ke
kamar mandi dan memuntahkan sebagian spermanya dari mulutku. Setelah
berkumur-kumur sebentar kembali aku mendekatinya yang masih terbaring
terlentang dengan ,ya ampun, rudal yang masih keras.
“Wah mas, hebat betul terongmu” celutukku, “Udah nembak masih keras nih”
Supri tertawa. Dengan gemas aku remas lagi batang itu.
“Kok cepat banget sih mas keluarnya??”
“Kuluman kamu enak banget”
“Tapi, terongmu ini masih keras. Aku jadi pengen lagi”
Tanpa menunggu reaksinya terong berbulu itu aku jilati lagi dan lagi aku permainkan dalam mulutku.
“Biasanya klo yang kedua ini pasti lama” celutuknya
“Oh ya??”
Ugh, bikin cape aja ntar, pikirku. Tapi, aku masih ingin menikmati
rudal Supri yang asyik ini. Sisa-sisa sperma masih terasa di batangnya
apalagi di bagian lubangnya itu. Benar-benar rudal yang joss. Keras dan
tegang di dalam mulutku. Kulumat-lumat gemas sampe ke pangkalnya yang
berbulu lebat. Ehm, seiring itu kurasakan denyut-denyut di lubangku
menginginkan dimasuki rudal itu.
“Mas, mau ga ngentotin pantatku?”
Supri nampak kaget. Mungkin dia tidak mengira aku akan memintanya seperti itu.
“aku belum pernah mas” katanya.
“Coba aja mas. Siapa tahu suka” rayuku sambil meremas-remas rudal hangat yang masih keras itu.
Supri tidak menjawab tapi dia tersenyum penuh arti. Aku bangkit dan kemudian kembali dengan membawa sebotol pelicin.
“Maukan mas? Aku pengen merasakan rudal mas di dalam sini” rengekku.
Supri mengangguk membuatku merasa sangat kegirangan. Kutanggalkan
celana pendekku dan hanya mengenakan celana dalam saja. Sementara itu,
aku memintanya untuk melepas baju yang masih dikenakannya. Duh, aku
makin bergairah. Badannya yang bagus berotot alami itu membuatku kian
tidak sabar.
Kuraih batang rudal Supri. Ehm, aku kulum lagi sesaat sebelum aku
olesin dengan pelicin itu. Supri mendesis menikmati kulumanku. Lalu,
tangan kananku dengan lincah melumurin rudalnya dengan pelicin dan
dengan nakalnya aku kocok-kocok pelan membuat Supri kembali mendesis.
“Entot aku mas” pintaku seraya membelakanginya. Aku mengambil posisi
menungging dengan bertumpuan pada kedua lutut dan kedua tanganku.
Kupelorot bagian belakang celana dalamku lalu Supri mengambil posisi di
belakangku dengan bertumpuan pada kedua kakinya. Kutuntun rudalnya ke
bibir lubang anusku yang sudah aku lumuri pula dengan pelicin itu.
“Dorong pelan-pelan mas….” desahku. Hatiku gak dag dig dug saat merasakan kepala rudalnya menempel tepat di bibir boolku.
Kurasakan ada sesuatu yang berusaha memasuki lubangku. Aku melenguh
dan merem melek. Supri memang belum pernah memasuki lubang sempit itu.
Agak kesulitan baginya memasukkan rudalnya itu karena dia memang
sepertinya belum terbiasa. Namun, sebuah hentakan pantatnya membuat
kepala rudal itu melesak masuk.
“Mas… Akh… Pelan-pelan….”
Aku mengerang pelan. Supri nampak belum mengerti bahwa lubangku beda
dengan lubang wanita. Dia nampak sangat bernafsu sekali memasukkan
rudalnya. Semakin kesulitan, dia nampak semakin bersemangat .
“Masss…..”
Aku mengerang saat rudal Supri tiba-tiba melesak sedemikian dalamnya. Kurasakan barang rudal itu hampir semuanya masuk.
“Ugh…” Supri melenguh jantan sambil terus mendorong rudalnya ke dalam pantatku. Oh, kurasakan bulu-bulunya menempel di pantatku.
“Mas… Jangan ditarik dulu… Biarin terbenam dulu… “ rintihku. Namun,
Supri nampak tidak sabar. Agak canggung dia menarik pantatnya mundur
hingga rudal itu sedikit demi sedikit keluar dari lubangku. Namun, baru
separo kembali dia benamkan. Aku melenguh-lenguh. Kenikmatan mulai
menjalar dalam diriku. Gerakan rudal Supri mulai lancar dan bertambah
cepat tanpa irama. Sepertinya dia sudah mulai terbiasa dengan lubangku
yang memang jarang dimasukin rudal itu.
“Akhhhh……..”
Tiba-tiba Supri mendesah, gerakannya semakin cepat dan
menghentak-hentak membuat aku yang dalam posisi nungging itu
terdorong-dorong ke depan. Untungnya bongkah pantatku dipegangnya erat
hingga akju tidak sampai jatuh ke depan.
“Mas…. “ desahku merasakan hentakan rudal Supri.
“Akh…. Akh…..”
Blesss….. Tiba-tiba paman sayur langganan ibu-ibu komplek itu memekik
sambil membenamkan rudalnya dalam-dalam ke lubang pantatku. Kurasakan
denyutan keras di dalam sana. Lalu ada sesuatu yang hangat
membanjirinya. Napas Supri terengah-engah dan memburu seusai memuntahkan
spermanya di dalam pantatku.
“Katanya lama mas???” sindirku, “buktinya cepat kok keluarnya”
“Duh, enak banget lubang pantat ya… Keset dan mencengkram”
Aku terkekeh senang. Kurasakan rudal Supri mulai mengecil di dalam
sana. Kugerak-gerakan pinggulku membuat rudal Supri bergerak-gerak dalam
sana. Supri memegang pantatku dengan gemas lalu ditariknya rudal
belepotan cairan itu.
Aku bergegas berbalik menghadapnya. Laki-laki itu menyulut rokoknya
dan kemudian berbaring terlentang dengan rudal terkulai lemas dan
mengecil. Aku gemas melihat rudal berbulu lebat itu. Aku remas lagi.
Supri hanya diam saja sambil menoton TV.
Setelah kembali mengenakan pakaian, aku memberikan dia sejumlah uang
yang sudah aku janjikan sebelumnya. Dia namapk senang menerimanya. Saat
aku berseloroh klo aku kepengen merasakan rudalnya lagi kapan-kapan dia
tertawa kecil dan katanya asal harganya cocok.
Ugh, sampai kini aku telah ‘merasakan’ rudalnya beberapa kali. Kadang
dia yang minta, kadang aku yang lagi kepengen. Tapi, aku musti selalu
sediakan uang setiap ‘kencan’ dengannya. Bahkan pernah suatu hari saat
dia berkeliling komplek dengan motor jantannya itu, dia sempatkan diri
menikmatin oralanku dan tentu saja dia lagi perlu duit, Huh.. Duit duit…
Sumber: http://nakalbanget.wordpress.com/2009/05/16/paman-tukang-sayur-part-ii/
Hunk Menu
Overview of the Naolla
Naolla is a novel which tells about life of Hucky Nagaray, Fiko Vocare and Zo Agif Ree. They are the ones who run away from Naolla to the Earth. But only one, their goal is to save Naolla from the destruction.
Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls
Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...
Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls
Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...
Look
Untuk beberapa pembaca yang masih bingung dengan pengelompokan posting di blog ini, maka saya akan memberikan penjelasannya.
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla
Tidak ada komentar:
Posting Komentar