Hai teman-teman,
lama aku tidak menulis cerita di blogku ini. Ada yang kangen dengan aku nggak?
(Ngarep_bgt). Ya udah kalau nggak ada… yang jelas, kali ini ada sebuah cerita
seru yang tidak mungkin aku simpan begitu saja. Kalian mau baca kan? Ayo, Lets go!
Siang itu aku sendirian.
Ayah, Mama dan Mbak Maya mendadak ke kabupaten sebelah karena Ayah mbak Maya
sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku
tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku
lagi bersihin kamar Mbak Maya aku menemukan sekeping VCD. Ketika aku merhatiin
sampulnya.. Astaga!! Ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan
sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat
kira-kira satu minggu yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Maya dengan
pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tersebut di rumah kontrakan Mas
Toni. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya
aku bermaksud mengembalikan VCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung
sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut.
Mbak Maya adalah
anak om ku. Dia sedang PKL di daerah kami dan untuk sementara tinggal di rumah
kecilku. Mbak Maya memang sudah lama kuliah di daerahku namun karena jarak
antara kosannya dengan tempat PKL yang cukup jauh akhirnya dia memutuskan untuk
sementara waktu tinggal dirumah kami. Ibuku senang-senang saja dengan
kedatangan Mbak Maya, hitung-hitung dia punya anak cewek yang bisa di ajak
ngobrol or ngerumpi ketika masak.
Kembali ke VCD. Begitu
aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu.
Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat
mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke
payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat
kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek
merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si
cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan
lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung
disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok
langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah
ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak
menyambutnya dengan penuh gairah.
Aku sendiri
selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai
diatas dada, kemudian aku elus-elus sendiri putingku sambil sesekali aku remas
dan plintir-plintir, uhh.. enak banget. Apalagi
kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu
tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung mengocok-ngocok penis ku.
Sensasinya luar biasa!!
Makin lama aku
semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin
cepat mengocok kontolku sementara yang satunya sibuk memilin-milin puntingku
sendiri. Dan, “Oohh.. oohh..”
Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet dengan sperma yang menyembur kesana-kemari.
Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet dengan sperma yang menyembur kesana-kemari.
Tiba-tiba,terdengar
suara pintu diketuk. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka
disana-sini. Abis itu aku matiin vCD player tanpa ngeluarin discnya.
“Gawat!” pikirku.
“Siapa ya? Jangan-jangan ayah-ibu! Ngapain mereka balik lagi?”. Buru-buru aku
buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren berseragam
Polisi. Rupanya Mas Toni pacar Mbak Maya.
“Halo Bayu, Mbak
Mayanya ada?”.
“Wah baru tadi
pagi ke *****. Emang nggak telpon Mas Toni dulu?”
“Waduh nggak
tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”
“Telpon aja
HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya.
Padahal aku
berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Toni.
Mas Toni menyetujui usulku. Ternyata Mbak Maya cuma ngomong supaya nginep dulu,
besok baru balik ke rumahku, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak,
berarti ada kesempatan nih. Kapan lagi ada Polisi keren nginep dirumahku.
Kayaknya aku bakalan kejatuhan rezeki nomplok malam ini. Semoga saja
pacar-pacarku nggak ada yang datang ke sini. Amin……. Nnnn….
Aku
mempersilakan Mas Toni mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku
perhatiin tampang dan bodi polisi itu yang memang tinggi, berisi dan keren,
kubayangkan Mas Toni sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”.
Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Toni sama Mbak
Maya lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke anusku, abis
keliatannya enak banget tuh kontol Mas Toni. Hehehehe.. otak Mesum!
“Ada apa Bay,
Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.
“Ah, enggak Mas,
Bayu bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.
“Mas Toni nonton
TV aja nggak papa kan?”
“Nggak papa kok,
kalo ngantuk tidur aja duluan!”
Aku beranjak
masuk kamar. Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas
semua. Wajahku ganteng, kulitku kuning langsat bersih dan lumayan mulus untuk
ukuran cowok. Tinggi yang tidak terlalu tinggi dan bahkan aku tampak seperti
anak kecil dengan wajahku yang baby-face. Jembutku tumbuh lebat menghiasi kontolku
yang masih tertidur. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar
dan tipis. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi
entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara
rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku
baru inget, itu pasti suara dari vCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas
Toni menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.
Sesampainya di
ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Polisi itu di
depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya
sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget.
Aku berpura-pura
batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Toni. Mas
Toni tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke
dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya
itu.
“Eh, Bayu anu,
eh belum tidur ya?” Mas Toni tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vCD
player.
”Iya nih Mas,
gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat .
“Oh iya deh.”
Kamipun lalu
duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila.
“Mas, gimana sih
rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba untuk memancing polisi itu.
“Eh kok tau-tau
nanya gitu sih?” Mas Toni agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu
matanya asyik mencuri pandang ke arah pahaku. Aku semakin memanaskan aksiku,
sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga paha dan tonjolan kontol di balik
celana pendekku semakin terlihat jelas.
“Alaahh nggak
usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Maya lagi gituan.. nggak papa
kok, rahasia terjaga!”
“Oya? He he he
yaa.. enak sih.” Mas Toni tersipu mendengar ledekanku.
Akupun
melanjutkan, “Mas, Lubangku sama punya Mbak Maya lebih enak mana?”.
“Ehh glek! Ngaco
kamu Bay. Kamu kan cowok, Maya kan cewek. Kalian beda dong. Kamu homo ya?”
Selidik mas Toni.
Sudah kepalang
tanggung juga nih. Maka aku lanjutkan untuk menggoda Polisi gagah itu yang
sudah sangat horny. “Terus kalo Homo memangnya mas mau ML ama aku?”. Kali ini
aku mencopot kaos dan celanaku sehingga tubuhku telanjang tanpa sehelai benang
yang menutupi.
“Aaanu..Eh…
Glek! Mmmm…”, Mas Toni tampaknya terbawa suasana dan masuk kedalam jebakan
birahiku. Mas Toni tampak melotot menyaksikan tubuh telanjangku. Hal itu malah
membuat aku semakin terangsang.
“Sekarang
giliran aku liat punya Mas Toni!”
Karena sudah sangat
bernafsu aku menerkam Mas Toni. Aku copoti seluruh pakaiannya sehingga dia
bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Toni dari dekat. Badannya Berisi
dan seksi. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat.
Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi
ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.
“Wah gede
banget! Aku isep ya Mas!”
Tanpa menunggu
persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya
yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di TV.
“Slurp Slurp
Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.”
Sungguh nikmat
sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua tanganku kemudian aku
gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Toni yang tidak melawan aku perlakukan
seperti itu akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh kecilku hingga
terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak
tinggal diam ikut bekerja meremas-remas dadaku. Mungkin dia pikir aku ini cewek
kali.
“Ahh mmh.. yesh
uuh.. enak mas”
Aku benar-benar
merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku
sambil sesekali diisap dengan kuat.
“Auwh geli
nikmat aah ouw!”
Aku
menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih
kuat lagi mengisap putingku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke kontolku.
Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu dijilatinya dengan rakus kepala
kontolku sambil sesekali menyeruput kecil atau dihisap dengan kuat. Kayaknya
Mas Toni bisek deh. Kok dia bisa mahir gitu ngemut kontolku?
“Yesh.. uuhh..
enak mas.. terus!” jeritku.
“Slurp Slurp, Kontolkumu
enak banget Bay mmh”.
Mas Toni terus turun
kebawah dan langsung menjilati anusku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.
“Mas.. ayo..
masukin penismu.. aku nggak tahan..”
Mas Toni lalu
mengambil posisi setengah duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah
lubang anusku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan
rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam anusku.
“Aauw sakit Mas
pelan-pelan akh..”
Walaupun sudah
basah oleh liurnya, tapi anusku masih sangat sempit karena ukuran kontol mas
Toni yang gemuk.
“Au.. sakit”
Mas Andi tampak
merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Maya anusku jauh lebih
menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri
di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.
“Au.. sakit..”
Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Toni memompa pantatnya maju mundur.
Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Toni memompa pantatnya maju mundur.
“Jrebb! Jrebb!
Jrubb! Crubb!”
“Aakh! Aakh!
Auw!”
Aku
menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat
yang luar biasa. Anusku serasa dibongkar oleh tongkat kasti polisi yang kekar
itu.
“Ooh.. lebih
keras, lebih cepat”. Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan.
Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami.
Tapi Mas Toni
malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit
dan mendorongnya hingga telentang. Pantatku aku kangkangkan tepat di atas
penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam
anusku.
“Jrebb.. Ooh..”
aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat ‘45 aku menaik turunkan pantatku
sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
“Ouwh.. enak
banget anusmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas. Kalau aku tahu
lubang cowok seenak ini… Uhhhh.. aku bakalan ketagihan nusuk kamu… Bay…”
“Uggh.. yes..
uuh.. auwww.. penis Mas juga hebaat, anusku serasa dibor”
Aku menghujamkan
pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang.
Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah
setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi
satu dan dan, “Aah aku mau keluar Mas..”
Aku memeluk
erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Toni merasa sesak.
Croott-crooott..croott… spermaku mengenai dada dan perut mas Toni.
“Oke, sekarang
giliran aku! Rasain ini!!! Ahhhhh…”
Aku mencabut
anusku lalu Mas Toni duduk di sofa sambil memamerkan ‘tiang listriknya’. Aku
bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, aku
kocok dengan lembut. Aku jilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat
sambil sesekali aku isap dengan kuat.
“Crupp.. slurp..
mmh..”
“Oh yes.. kocok
yang kuat sayang! Mulut kamu enak banget Bay! Ahhhhh…”
Mas Tonii
mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku. Aku semakin
bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya.
“Crupp crupp
slurp!”
“Ooh yes.. terus
sayang yes.. aku hampir keluar sayang!”
Aku semakin
bersemangat ngerjain penis big size milik polisi itu. Makin lama makin cepat
cepat Cepat, lalu lalu “Croot.. croot..”
Penisnya menyemburkan
sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah dan hampir seluruh
tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu
aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa pejuhnya dapat kurasakan dan kutelan.
Akhirnya kami
berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat.
Malam itu kami mengulanginya hingga emapt kali dan kemudian tidur berpelukan
dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan. Semenjak
saat itu aku tahu kalau Mas Toni, si Polisi gagah itu ternyata adalah bisek
bahkan yang sangat ironinya dia bisa-bisanya nyium aku dan minta aku isap
penisnya ketika berada di toilet rumahku sendiri padahal Mbak Maya sedang
menunggu mas Toni di ruang tengah. Pokoknya Mas Toni udah masuk jeratku dan
kami sering bersenggama ketika mas Toni menginginkannya.
"aseeeekkkkk,,,,,,"
BalasHapusFor more pleasure visit http://indonesianmaleescort.blogspot.com
BalasHapus