Cerita ini hanya fiktif belaka dan tidak
bermaksud untuk menjelekkan siapapun.
Sudah
lama aku ingin menulis dan berbagi pengalaman-pengalamanku lagi kepada kalian
tapi tidak bisa. Salah satu faktornya karena aku sibuk bekerja dan faktor
lainnya yaitu karena aku lupa password blog ini J. Maaf ya,
maklum ... hehehe. Ada yang kangen sama aku nggak??? Bagi yang kangen sama aku,
terimakasih sudah kangen dan menjadi pembaca setia... Bagi yang nggak kengen,
tolong dong dikangenin... Hehehe #Kidding
Okey,
langsung saja ke inti permasalahannya. Banyak cerita yang sayang benget untuk
aku luBangan begitu saja. Apalagi selama beberapa tahun ini aku banyak sekali nyimpen
cerita yang sayang kalau cuma aku yang tahu. Tapi jujur, aku bingung mau mulai
nulisnya dari mana... Hmmm... Mungkin dari perkenalanku dengan Briptu Egi saja
kali ya?
Hari
itu di salah satu senja di bulan Semptember 2014. Hujan gerimis menyentuh kulit
mulusku yang sedang mengendarai motor dengan kecepatan 40 km/jam menuju
lapangan futsal. Jarak antara kos dan tempat itu kira-kira 2 km. Lumayan lah,
bikin baju ama celana basah. Untung rintik hujannya nggak terlalu besar. Hari
itu tim kami ditantang tanding oleh tim kenalan temanku. Jujur aku belum tahu
siapa lawan kami, karena aku bete di rumah, jadi aku mau saja saat Ari (nama
temanku) mengajakku untuk main futsal.
Singkat
cerita, saat aku sampai di lapangan futsal dan melihat sekelompok pria gagah
yang aku yakin akan melawan kami nanti, mataku pun tertuju pada sesosok pria
berotot tegap dengan tinggi sekitar 178 cm dan rambut dipotong ala-ala TNI.
Dug-dug-dug! Seketika, jantungku berdetak kencang dan seolah-olah mataku
menangkap sosok pangeran tampan yang aku idam-idamkan selama ini.
“Nah,
ini anak ditungguin dari tadi baru dateng...,” ucap Ari membuyarkan
pandanganku.
“Eh,
hujan bro... sorry... sudah lama kalian nunggu?”
“Seperempat
jam mungkin. Ayo buruan Bay...”
“Iya
Ri...”. Aku bergegas memasang sepatuku dan segera bergabung dengan tim.
Selama
pertandingan, mataku tak pernah lepas dari pria itu, Egi namanya. Kadang aku
menangkap Bulge besar dibalik celananya yang aduhhhhhh... bikin aku nggak fokus
main... ingin rasanya aku pura-pura jatuh dan memegang jendolan itu... tapi...
Arggg!!!! Bikin horny...
Setelah
hari itu, aku pun aktif bermain futsal dengan teman-teman... Aku berusaha dekat
dengan timnya Egi dan berbaur. Namanya rezeki nggak bakalan lari deh... Mengapa
bisa? Karena usahaku untuk mendekati Egi pun akhirnya terlaksana dengan baik.
Belakangan aku ketahui kalau dia adalah seorang Polisi berpangkat Briptu dan
usianya 29 tahun (beda hampir 10 tahunan denganku).
Aku
dan Bang Egi akhirnya dekat lantaran aku sering ngajak dia ngobrol dan setelah
futsal biasanya aku makan bareng di warung makan tidak jauh dari lapangan
futsal. Seperti sore itu, aku beralasan bahwa motorku bocor padahal aku mau
main futsal. Sebenarnya itu trikku saja untuk mendekati Bang Egi. Dengan alasan
itu, aku bbm dia dan minta dijemput. Tak ku sangka, dia langsung bilang oke!
Bang Egi pun menjemputku dan pulangnya pun aku ikut dia. Jam saat itu
menunjukkan pukul 22.00. Awalnya aku coba-coba saja menawarkan bang Egi untuk
mampir di kosku.
“Nggak
mampir dulu bang?”
“Nanti
kapan-kapan saja Bay. Sudah malam ini,” tolaknya.
“Kenapa
bang? Apa gara-gara malam jumat ya?” aku mencoba menggodanya...
“Nggak
lah Bay, istriku lagi ke kampung. Ada urusan katanya”
“Kalau
gitu nggak ada alasan dong untuk nggak mampir...”
Banag
Egi terdiam sejenak kemudian dia pun menatapku. “Oke, lah Bay... saya mampir
sebentar”
“Gitu
dong bang... Ayo masuk”
Aku
pun mempersilahkan dia masuk dan mengambilkannya minuman dingin. Kami pun
bercerita kesana-kemari, ke atas-ke bawah, ke dalam- ke luar... hingga
pembicaraanku pun mulai menjurus ke hal yang pribadi...
“Bang
Egi… Sudah berapa lama sih menikah kok masih belum punya anak?” pancingku.
”3
tahun Bay” jawabnya singkat.
”Lho
kok belum punya anak… Mungkin Bang Egi kurang genjotannya kali, jati kurang ada
sesuatunya gitu... hehehe,” kataku mulai menjurus.
”Siapa
bilang Bay… orang saya paling jago di ranjang… Istri saya saja kadang minta
ampun ampe nangis-nangis,” jawabnya.
Aku
dan Bang Egi memang dari awal suka bicara apa adanya tapi baru kali ini
menjurus ke masalah ranjang.
”Aahh…Nggak
percaya aku Bang, masa sih ampe nangis-nangis?”
“Jadi
kamu nggak percaya? Apa kamu mau saya kelonin dulu biar percaya?” jawabnya
sambil membetulkan posisi kontol besarnya yang tampak mulai tagang. Pikiranku
semkain tidak menentun membayangkan tangan-tangan Bang Egi menyusuri tiap senti
kulit tubuhku yang mulus ini.
”Nggak
ah bang kebanyakan mah cowok besar di mulut doank… Kaya, tamu gak diundang…
Belum juga disuruh masuk udah keluar duluan.” jawab ku sedikit menantang.
”Bay…
Andai saja kamu cewek, sudah dari dulu kamu saya perkosa...” jawabnya mengagetkan
aku.
Sejenak
aku mencoba memikirkan kata-kata Bang Egi
barusan... Sejak dulu ingin rasanya menikmatin benjolan besar di balik celananya itu.
barusan... Sejak dulu ingin rasanya menikmatin benjolan besar di balik celananya itu.
“Haha
siapa takut... Udah ah bang, jadi ngaco gini omongan kita.” Aku berusaha sok
tidak mau, padahal di dalam hati aku pengen banget bang Egi buka tu celana dan
nyuruh aku ngulum kontolnya sampai croootttt...
Dia
bangkit dari kursinya dan tiba-tiba saja aku merasakan tangan kekar
mencengkeram dadaku dari belakang dan meremasnya seolah payudara wanita dengan
gemasnya, dan nafas memburu terdengar jelas di telingaku.
”Aaahhhh…
Aku udah tahu kok Bay, kamu pengen saya kelonin... Kamu mau saya entot dimana… katakan…
hhhhmmmmm….” katanya sambil terus melumat kupingku.
”Ssshhhh…..aaahhhh
Bang…terusin Bang…. nikmat sekali” jawabku sambil mulai meraih bibirnya, aku
semakin bernafsu ketika tangan Bang Egi turun ke arah pantatku. aku semain gila
menerima rangsangan itu.
“Ooohhhh….
hhhhmmmm…. terusin Bang…. ayo Bang terusin.”
Aku
masih pura-pura tak mengimbanginya. Lalu Bang Egi menarik tanganku masuk ke
kamar.
Sesampainya
di kamar belum sempat aku berbicara, Bang Egi telah memelukku erat dan
menciumiku dengan penuh nafsu.
”Aaahhh…Bang….
ooohhhh…” desahku sambil membalas kecupan-kecupan polisi itu, lidah BangEgi
bermain main di rongga mulutku.
”Sekarang
kamu boleh minta apapun yang kamu mau... Aaaahhh…saya sudah lama ingin
mencumbumu, Bay” kata Bang Egi di sela-sela ciuman mautnya.
Tangan
Bang Egi dengan kasar meremas kedua pantatku, remasan yang kasar semakin
membuat aku gila, tubuhku meliuk-liuk bagaikan penari yang gemulai.
”Bay….
Aaaahhh… saya sudah lama menanti saat-saat seperti ini… Ssshhh…. Aaahhhh…. Saya
akan puaskan kamu.” Kata Bang Egi sambil terus menciumiku. ciuman itu turun ke
bagian putingku, sementara tangan kanan Bang Egi mulai menyelinap di balik celanaku.
“Ooohhh….
Bang …ssshhhh… terus Bang. Puaskan aku malam ini,” ucapku. ”Malam ini aku milik
mu Bang… Aaahhh…. terus Bang… terus…” kata-kata yang tak terkontrol keluar
begitu saja dari mulutku yang merah muda.
Bang
Egi mulai membuka bajuku, dan melepas celanaku dan melemparnya begitu saja. aku
didorongnya ke dinding. Masih dengan beringasnya Briptu Egi menciumi, mengenyot
putingku hingga aku mengeliat geliat tak karuan.
”Bay…
Kamu manis banget, tubuhmu kaya cewek… Bikin abang horny berat... saya ingin
menikmati tubuhmu ini, Bay.” celoteh Bang Egi, pambil putingku yang merah
menjadi sasaran lidah Bang Egi.
“Terus
Bang…isep Bang…isep terus…gigit…gigit putingku Bang, anggap itu puting istri
abang,” ucapku.
”OOohhh…Merahnya….aaahhh…nikmatnya
puting kamu Bay.”
”Ayo
Bang … Cepet bang nikmatin tubuhku ini…Kenyot putingku ini sampai abang puas...
Aahhhkk….Oooohhhh….” Aku memekik ketika Bang Egi tiba-tiba saja menyentuh
bagian yang paling sensitifku.
Tangan
Bang Egi mengelus elus lubang anuskuku yang sudah gatal pengen di jejal kontol
polisi yang gagah perkasa itu.
”Bang…terus
..aaahhh… Masukin jarinya Bang .. Ayo Bang..” Aku memohon padanya.
Bang
Egi memutar badanku hingga aku
membelakanginya dan dia pun mulai jongkok di depan anusku, kemudian Bang Egi me-rimming
anus mungilku dengan rakusnya.
”Ooohhh…Bang…oh
yeah…ahhhh…terus Bang…terus Bang masukin lidahnya yang dalam Bang...”
”Hhmmm….enaknya
anusmu Bay. Kaya memek… Ahhh… Ini kah yang namanya anus cowok cakep? Abang
jilatin sampai kamu puas yasayang...” kata Bang Egi.
”iya
Bang…Jilat bang, seruput... Mainin anusku sampai puas... Iyaaahhh ahhhhhh…terus
Bang... Ooohhhhhh………. aaaaaahhhhhhh….aaaaahhh…. ahhhh… Bang aku… aku …
oohh…Sukaaaa... ayo bangggg...” Aku lepas kontrol dan mengerang seperti orang
kesurupan.
Bang
Egi pun sepertinya ingin sesuatu lebih dan bukan hanya sekedar menyeruput anus.
Dia membopongku keranjang. Kemudian, Bang Egi kembali menciumiku, melumat
bibirku, kembali aku di permainkan nafsuku, kali ini aku lebih agresif, kubalas
ciuman Bang Egi dan tanganku mengelus pundak kekar polisi berbadan besar itu. Ciumanku
merambat ketelinga Bang Egi, kusapu habis telinganya dengan lidahku, kemudian
ciumanku turun ke leher Bang Egi.
”Aaahh…terusin
sayang ciumi aku sampai kamu puas” erangnya.
Tangan
Bang Egi mempermainkan putingku dan memilinnya hingga mengeras.
Tanganku
mulai pindah ke celana Bang Egi dan segera saja aku turunkan celananya.
Terlihat jelas benjolan di balik celana dalam itu. Aku berjongkong di depan Bang
Egi, Perlahan aku turunkan celana dalam itu dan….wow besar banget kontol polisi
ini, gumam ku. Aku pun segera mengulum kontol Bang Egi yang keras seperti
tongkat besi.
”Ooohhhh….terus
isep Bayu sayang… yah… yah… ohhh… aaahhhh” Bang Egi mengerang. ”Aaaahhh…..terus
sayang kulum habis kontolku…aaahhhh.”
Aku
mengulum dan terus memainkan lidahku di ujung kepala kontolnya yang merah
mengkilat, dan menusuk-nusukkan lidahku ke lubangnya yang imut itu.
”Eeemmmm….Bang
…aaahhh kontol Abang enak sekali... Besar... Berurat... Panjang banget... Adek
suka bang...” desahku, sambil terus mengocok batang Bang Egi dengan bibirku, ku
hisap dan ku mainkan buah zakar yang menggelantung itu dengan tanganku.
”Aaaahhhh…..Aaahhhh….
Uhhhhh.... Anj*ng... Enak banget... Ahhhhhhh” Bang Egi mendesah ketika aku menghisap
buah zakarnya yang besar itu.
Bang
Egi menarik bahuku, dan mendorong tubuhku ke ranjang, aku telungkup di ranjang
, dengan posisi setengah badan di ranjang dan kakiku menjuntai ke lantai.
Bang
Egi menarik kakiku agak melebar lalu Bang Egi kemudian sedikit menurunkan
badannya, memukul-mukulkan kontol 18 cm-nya itu ke bongkohan pantatku yang
aduhai.
”Aaahhh…Bang
….ayo Bang …aku sudah tidak tahan jangan permainkan aku Bang... Entot aku
dengan kontol besarmu itu bang... cepattttt bang... ahhhhhh...” kataku
menghiba.
Bang
Egi memegang pinggulku dan kemudian ia segera menusukkan gada yang merah itu ke
lubang anusku.
”Aaahhhkkkk….
Bang sakit Bang…sakit…” teriakku saat kontol besar itu mencoba menyeruak masuk,
aku mencoba menepis rasa sakitnya.
Bang
Egi lalu jongkok di depan anusku dan menyapunya dengan lidah seolah-olah ingin
menambahkan pelumasnya.
”Aaahhh…
Bang… oooohhhh…. terus Bang… terusin Bang…”
”Aku
masukin lagi ya sayang” kata Bang Egi.
Aku
tidak menjawab aku hanya menanti batang itu masuk ke anusku yang sudah lapar
dan haus akan kenikmatan polisi itu.
”Aaaahhhhkkkk….
Pelan-pelan Bang…ouhhhch…sakit Bang…sakit…” rintihku.
Bang
Egi dengan perlahan dan pasti menusukkan kontol besarnya itu ke dalam anus
mungilku.
”Ooohhh
sayang…sempit sekali…seperti punya perawan…aaahhh”
Kontol
itu pun kemudian masuk seluruhnya. Bang Egi diam sejenak, menunggu agar anus
indahku bisa menerima kontol yang besar itu.
”Ahhh
Bang… iyah… iyah… terus Bang.. terus… masukin yang dalam Bang terus… ooohhh...
Hamilin aku bang...”
”Sayang
anus kamu nikmat sekali…. anus kamu sungguh nikmat…aku akan entot kamu
sayang…aku akan memuaskan kamu... terima kontolku ini sayang” oceh Bang Egi.
”Ooohhh
Bang terusin Bang…kontol Abang besar dan nikmat…. oh ya… yah.. yah… ahhhhh....”
erangku diantara sodokan-sodokan kontol Bang Egi yang kian gencar dan dahsyat
itu.
Bang
Egi menarik kontolnya dan memintaku turun ke lantai yang beralaskan selimut,
dia memintaku nungging. Bang Egi membungkukkan bandannya dan kembali menciumi
pantatku, kemudian dia melebarkan kembali bongkohan pantatku. Lagi-lagi lidah Bang
Egi menyapu anusku.
”Aahhkkk…Bang…ooohhh….
terus kan Bang… iyah… jilati Bang.. ayo jilati terus anusku Bang”
”Eemmm…
nikmatnya sayang…aku amat suka anus kamu yang indah ini” kata Bang Egi.
Kemudian
Bang Egi berdiri dan mulai menusuk-nusukkan kontolnya lagi, kenikmatan tiada
tara membawa aku meliuk dan bergoyang mengikuti sodokan demi sodokan dari
kontol Bang Egi.
“Ayo
Bang… yang keras Bang.. yang keras…ooohhh …aaahhh”
”Bang
aku mau keluar Bang…aaahhh… ayo Bang cepetan Bang… yang kenceng Bang terus Bang
sodok lubang aku Bang…entot yang kuat Bang …ayo Bang” kataku
”Iya
sayang aku juga mau keluar ini…aaahhh…”
”Bang…oooohhhh….
aaahhhh aku kelu…arrrr.. aku…aku keluar Bangg...” dengan hentakan keras ke
belakang dan Bang Egi dengan hentakan keras ke depan aku merasakan seakan-akan
kontol itu menembus sampai perutku.
”Aahhhhhh……..sayang….ooooohhhhh….oooohhhhhh”
erang Bang Egi yang di iringi semburan hanggat berliter-liter pejuh di dalam
anusku...
“Ah...
Enak bang... sekarang aku sudah menerima benih-benih calon anak abang...”
“Uhhh...
Ohhh... Terimakasih ya Bay. Jaga benih anak abang... Abang bakalan terus
mencoba hamilin kamu sampai abang punya anak dari kamu, Bay...,” candanya...
“Hahaha...
Abang yakin? Kalau gitu siap nanti kalau Bayu minta ronde dua?” tantangku manja
sambil mengelus rahangnya yang kokoh...
“Ayo,
siapa takut...,” Briptu Egi tersenyum nakal sambil mengecup bibirku mesra...
...
BERSAMBUNG ...
akhirnya..bisa membaca lagi cerita2 hot setelah lama menyepi.
BalasHapusakhirnya...bisa baca kembali maha karya yg hot2 seperti ini..keep update more!!
BalasHapusGw Chinese chubby Jakbar Grogol wa 0811-915-6886 cr TTM or tmn yang kost Grogol sekitarnya khusus bisex or pure top
BalasHapus