Kenalkan
namaku Musa Hidayat. Aku adalah seorang Polisi berpangkat Briptu dan masih
jomblo! Kurang jelas? JOMBLO!!!! Aneh
bukan? Sebenarnya ini tidak aneh menurut aku karena entah mengapa di usiaku
yang sudah 27 tahun ini, aku masih betah tidak memiliki cewek. Keluargaku juga
sudah mulai gelisah untuk mencarikan aku seorang wanita yang mereka anggap
pantas mendampingiku. Jujur saja, sudah banyak acara nge-date aku lalui bareng
cewek yang disarankan oleh keluargaku tetapi satupun tidak ada yang bisa
membuat hatiku bergetar. Mulai dari Guru SD, pegawai negeri, perawat, bidan,
dokter sampai wanita biasa seperti pegawai bank atau sekretaris. Mungkin
keluargaku juga hampir menyerah mengenalkan aku pada para wanita sehingga
mereka menyerahkan semua keputusan padaku. Keputusan untuk ‘nikah’.
Orang-orang
bilang aku ganteng dan kekar. Perawakanku macho dengan tinggi 178 cm. Badanku
terbentuk sempurna karena aku memang suka nge-gym. Di tambah, aku adalah
seorang Polisi yang bertugas di kota ******. Oh, iya satu lagi yang belum aku
beritahu bahwa ada gelar sarjana hukum yang tertera dibelakang namaku. Sungguh
mengenaskan bila dibandingkan dengan ketidak mampuanku mencari wanita.
Sebenarnya bukan tidak mampu, melainkan akunya saja yang tidak suka wanita.
Ups! Akhirnya aku mengaku juga…
Sadar
atau tidak, sebenarnya aku adalah pria ‘sakit’. Semua itu aku sadari sejak aku
duduk di SMA. Aku baru sadar bahwa aku ‘sakit’ ketika aku selalu merasa janggal
jika menjalin hubungan dengan wanita. Aku memang pernah di cap sebagai playboy
waktu SMA. Hampir tiap minggu aku gonta-ganti cewek tetapi itu bukan karena aku
yang mutusin mereka melainkan karena aku dipuusin para cewek. Gaya pacaranku
memang terkenal cuek, dingin, nggak perhatian, tidak romantis dan tidak klop.
Aku sudah beberapa kali berusaha mencoba mencintai wanita tetapi semakin aku
berusaha semakin aku sadar bahwa sebenarnya hatiku tidak tertarik dengan para
gadis. Aku juga pernah beberapa kali ML dengan cewek tetapi setiap ML aku tidak
bisa menikmati persenggamaan kami. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana
lagi. aku sepertinya jijik pada memek apalagi jika melihat memek wanita yang
aku entot becek dan merah. Aku sungguh geli membayangkannya. Inilah yang
membuat aku seperti bingung pada perasaanku sendiri.
Tetapi
ketika Bayu, teman keponakanku, mengenalkan aku pada dunia ‘gay’ akhirnya aku
sadar bahwa ternyata aku lebih suka ngentotin cowok dibandingkan dengan cewek.
Aku bisa muncrat beberapa kali jika ML dengan Bayu dan ini sungguh bertolak
belakang jika dibandingkan saat aku ngentot dengan mantan-mantan cewekku.
Bayu
adalah remaja cowok yang manis, baik dan cakep dimataku. Entah mengapa sejak
bertemu dengannya, perasaan yang aku cari-cari selama ini seolah-olah muncul
begitu saja. Yup, aku suka pada cowok. Aku ingat kejadian pertama kami
melakukan persetubuhan. Bayu menginap dirumah kami saat orang tua Kiky,
kakakku, pergi keluar kota sehingga kami hanya bertiga dirumah. Ketika itu
malam sudah hampir larut, aku dan Bayu yang masih asyik main PS tidak menyadari
itu. Hingga aku melihat Bayu sudah kecapean dan merebahkan kepalanya dibahuku.
Aku sungguh tidak bisa berbuat apa-apa. Aku seperti merasakan getaran hebat
didalam hatiku. jantungku berdegup kencang dan nafasku terasa berat. Aku gugup!
Bayu menatap mataku dan aku juga demikian. Akhirnya entah siapa yang memulai
duluan, bibir kami menyatu dan saling mengecup. Saat itu aku benar-benar merasa
hidup dan menemukan apa yang selama ini aku cari-cari. Kami melanjutkan
persenggamaan kami dikamarku dan aku menikmati persetubuhan pertamaku dengan
Bayu. Sejak saat itulah aku tahu bahwa sebenarnya aku adalah ‘gay’.
Mungkin
itu sedikit gambaran tentangku. Huh…. … Langsung saja ya aku ceritakan
persetubuhan keduaku dengan pacar cowok pertamaku, Bayu. Semoga menikmati.
PERINGATAN!
SEBELUM KALIAN MEMBACA CERITA INI, AKU
SARANKAN JANGAN LUPA SIAPKAN BEBERAPA TISU UNTUK BERJAGA-JAGA KALAU-KALAU ADA
SESUATU YANG KELUAR DARI… EMMM… KALIAN.
Hari
itu kamis sore. Setelah pulang dari dinas rencananya aku langsung pulang
kerumah dan tidak kemana-mana malam ini. Maklumlah nanti malam adalah malam
jumat dan biasanya dimalam itu aku menghadiri acara arisan bapak-bapak di
RT-ku. Namun langit berkata lain. Memang sejak tadi siang aku lihat awan gelap
mulai menghantui langit di kota ku dan benar saja ketika aku sedang mengendarai
motor menuju rumah, akhirnya hujan lebat turun. Jas hujan lupa aku bawa, kalau
mau terus jalan komputer tablet-ku basah jadi aku pikir mendingan aku cari
tempat berteduh dan entah mengapa aku sedang berada di dekat rumah Bayu
sehingga aku putuskan untuk berbelok kerumahnya untuk berteduh. Syukur-syukur
kalau Bayu ada dirumah tetapi kalau nggak ada juga nggak apa-apa. Aku sudah
kenal juga dengan orang tuanya jadi aku tidak terlalu kaku walau tanpa ada Bayu
dirumah itu.
Tit-tit!
Aku bunyikan klakson motorku ketika sudah sampai di dekat teras rumah Bayu. Aku
matikan motorku dan buru-buru turun menuju teras rumah Bayu untuk berteduh.
Dari dalam rumah muncul mamanya Bayu membukakan pintu.
“Eh,
Dayat. Ada apa?”, tanya bu Nunu ramah.
“Bayunya
ada bu?”, tanyaku sambil mengepalkan kedua tanganku menjadi satu di antara
kedua pahaku.
“Ada.
Mungkin lagi mandi. Silahkan masuk nak Dayat. Hujan deras banget lho. Ayo
silahkan…”, tawar bu Nunu.
“Makasih
bu”. Aku masuk kedalam rumah Bayu dan dipersilahkan duduk oleh bu Nunu.
“Bayu
kalau mandi suka lama. Mending nak Dayat langsung ke kamarnya saja”.
Wah,
mamanya Bayu kok seperti memberi kesempatan untuk aku masuk kedalam kamar Bayu
sih? Hmmppp… kesempatan tidak datang dua kali.
Aku
tunggu Bayu setengah jam di ruang tamu tapi kok nggak muncul-muncul juga, maka aku
beranikan diri untuk membuka pintu kamarnya setelah aku ketuk dan tidak ada
jawaban. Toh, mamanya Bayu sudah mengijinkan aku masuk kamar putranya jadi
untuk apa aku takut. Ternyata Bayu sedang mandi, aku mendengar gemericik air
dari kamar mandinya, dan aku melihat
pakaian dalamnya berserakan dilantai. Seketika itu aku merasa terbakar urat
kontolku. Seperti suatu keinginan besar yang sudah lama dipendam dan saat inilah
saat paling tepat untuk dilepaskan. Aku berusaha mengontrol gejolak birahiku
tapi memang nasibku rupanya Bayu keburu keluar kamar mandi dengan telanjang
bulat, sambil mempertontonkan lekuk tubuhnya yang paling aku sukai,
dihadapanku.
“Wowwwww…”
teriak Bayu spontan karena kaget.
“Oooops…”.
Hanya itu kata-kataku dan cepat beringsut kearah pintu kamar.
“Abang
ngapain dikamar aku??” tanya Bayu dengan suara yang tiba-tiba sudah terkendali.
“Sori
Bay, aku gak sengaja!” jawabku sambil membelakanginya.
“Bohong…!
Abang mau ngintip aku yah?” serangnya sedikit menggoda sekarang.
Aku
sempat melirik lagi kearahnya, sekarang handuknya yang sebelumnya melingkar
dibahu telah menutupi selangkangannya.
“Abang
keluar dulu aja deh, kamu cepet pakai baju terus ntar aku baru jelasin
keperluan abang kemari”, cerocosku cepat sambil menarik handle pintu, tapi tiba-tiba
aku berubah pikiran.
Hujan
lebat dan berisik sekali diluar sana, buktinya mama Bayu aja nggak bisa dengar
teriakan Bayu tadi, apa salahnya kalau aku coba berbuat nakal. Toh aku sudah mulai
ngaceng juga melihat Bayu barusan. Aku berbalik, kali ini dengan cepat aku
sergap Bayu. Aaah.. Aku bener-benar sudah seperti binatang buas.
Belum
sempat meronta, aku langsung membekap tubuh Bayu dari depan dan mengunci
mulutnya dengan mulutku supaya dia tidak menjerit. Aku bawa dia ke ranjang dan
masih terus aku kulum bibirnya yang merah itu. Sejurus kemudian aku tarik
handuknya, satu-satunya penutup tubuh yang menempel dibadannya. Benar-benar
indah tubuh pacarku ini hingga aku lupa bahwa pintu belum dikunci.
Aku
jilat dan seruput kedua belah puting Bayu secara bergantian. Supaya jeritannya
tidak terdengar, aku tutup mulutnya dengan tangan kananku, sementara tangan
kiriku menahan rontaannya dan mulutku menjelajah putingnya. Aku terus
mempermainkan puting Bayu dan mulai berani menuntun tangan kiriku menjamah
duburnya . Perlawanan Bayu tidak terlalu berarti buatku. Dia terus
meronta-ronta tapi akhirnya Bayu kehabisan tenaga karena tak mampu melawan
tubuh berototku.
“OOOouh…Ahhhhh….
Uhhh…. Bangghhhhh”, lenguh Bayu saat aku sentuh bibr anusnya. Matanya merem
melek keenakan. Sirna sudah rontaan demi rontaan yang dari tadi dilakukan Bayu,
berganti goyangan pinggul malu-malu dari seorang brondong. Aku mulai merasa Bayu
menyukai permainanku maka aku lepas tanganku dari mulutnya dan mulai mencubiti putingnya
yang mengeras dengan kedua tanganku. Mulutku terus bergulir kebawah, terus dan
akhirnya menuju area pantat Bayu sambil menyapu tubuhnya dengan jilatan sampai
akhirnya aku berhadapan dengan anusnya. Aku intip sedikit, Bayu pura-pura tidak
melihatku, dia palingkan wajah ke samping namun terlihat jelas dia sedang
menanti-nantikan apa yang ingin segera aku lakukan.
Kusapu
bibir anusnya. Pantat Bayu menungging sedikit. Aku sapu sekali lagi belahan pantatnya.
Tubuh Bayu menggelinjang kegelian. Lalu aku lahap lubang anusnya, kusedot-sedot
dan kupilin-pilin dengan lidahku. Bayu langsung menjambak dan menarik-narik
rambutku. Kali ini dia sudah tidak tahan untuk bertindak pasif. Pinggulnya
digoyang-goyang mengikuti irama bibirku melahap duburnya yang kini sudah basah
oleh air liurku.
“Ooooouuch….
ssshttttt….aaahhhh.” rintihnya.
“MMmmhh….
enak ya sayang? Mmmmmmh….” ujarku menyela.
PLAAAKKK!!!!
tamparan telak ke arah pipi kananku. Aku kaget bukan main tetapi tangan itu
kembali menjambak dan mendorong kepalaku supaya terus memainkan anusnya. Aku
semakin bersemangat dibuatnya. Tanda-tanda kalau dia juga mau dientot sama aku
mulai diperlihatkan. Aku semakin intens memberikan variasi sedotan di dubur
Bayu. Tanganku sesekali berputar-putar mengorek bagian luar anusnya. Rupanya Bayu
memiliki bakat terpendam sebagai pemain film porno Gay. Bayu makin belingsatan,
pinggulnya bergerak-gerak dan nafasnya memburu.
“Bangghhhh..Dayyy..attthhh,
mmpfh… te..rus..in.. aaahk.. enak… oooh….”, rintihnya terbata-bata sambil menggigit
bibir bawahnya. “MMmmmmph.. mmpphhhh…. mmpphhfff… aaakhhh…!!”, lenguhnya panjang.
Aku
mengambil posisi disebelah Bayu yang terpejam sambil bertelajang. Aku buka
seragam polisiku dan memeluknya dari samping-belakang. Kubelai rambutnya lalu
menuju ke perutnya. Aku peluk erat dan aku ciumi lehernya.
“Mmh..
wangi tubuh Bayu enak.. wangi khas sabun lemon..”, bisikku ke telinganya.
“Bang..
kenapa nekat sih…?”, lirih bibir manisnya itu berucap.
“Nekat
gimana sayang?? Emang kamu gak suka ya?”, aku bertanya balik.
“
Bayu suka..” jawabnya lirih. Sekarang Bayu berbalik menatapku, “Bang, tadi pas nyedot
terakhir enak bgt!!”.
“Kamu
suka nggak di mainin lubangnya sama lidah abang?”.
“Suka
bangeet… enak banget… Bayu mau lagi!”, jawabnya.
Huff..
tadinya aku berniat memperkosa dengan menanggung segala akibat, ternyata Bayu
manisku ini malah minta lagi.
“Sayang,
kamu mau pegang kontol abang sekarang nggak?”, tanyaku.
“Mauu!”,
jawabnya cepat sambil mengelus kontolku dari luar celana polisiku.
“Kalo
gitu kali ini kamu kocokin punya abang ya..”, pintaku sedikit memelas manja.
Bayu
langsung membuka celana coklatku yang terkekang sabuk polisi, ditangkapnya
batang kontolku yang sudah keras dan dia mulai turun kebawah memberikan
kulumannya.
“Mmmmmh…
enak banget sayang. Kamu jago nyepong !”.
“He-ema,
Hahisha hongkol ahang hehak hahet..hhhhmmm
(iya, habisnya kontol banag enak banget)” jawabnya sambil terus mengulum kontol
20 cm milikku. Dia kemudian mengocok batang kontolku dengan tangan. “Kontol
bang Dayat gede yah.. Enak!”, sambungnya lagi.
“Kalo
enak, diisepin lagi aja sayang…” kataku lagi.
Tiba-tiba batang kontolku digigi-gigit kecil
oleh Bayu.
“Mmmmffh…
enak Bay.. terus Sayang..” pintaku.
Bayu
makin bernafsu mengulumi batang kontol dan biji pelerku. Kepalanya berayun-ayun
memberikan aku kenikmatan.
“Abang ternyata liar juga yah…” katanya.
Bayu
kembali mengulumi batang dan buah zakarku. Aku tidak dapat menjawab sepatah
kata pun. Tiba-tiba aku mulai merasakan
kontolku berkedut-kedut dan siap menyemburkan cairan sperma. Aku goyangan
pinggulku maju mundur seperti sedang bersenggama tapi dengan bibir manis Bayu.
“Bayyy..
terus.. yanghhh.. aku.. udah …arggghhhh!!! “.
CROOTTTT…
CROOTTTT… CROOTTTT… CROOTTTT. Spermaku memenuhi mulut Bayu yang langsung
ditelan habis dan dijilati hingga bersih. Tetapi tidak tahu kenapa, aku tidak
langsung lunglai. Mungkin karena aku memang sangat suka dengan Bayu sehingga batang
kontolku masih keras, namun Bayu berlari ke toilet mungkin dia ingin berkumur
pikirku.
Tak
lama kemudian Bayu kembali kekamar dan langsung mengambil posisi duduk di
pangkal pahaku. Tangannya kembali menggapai kontolku yang masih keras lalu
mulai dikocok-kocok sedikit.
“Abang
mau disedot lagi atau ngerasain lubang adek?”, tanyanya manja sambil merunduk
dan menjilati dengan nakal pangkal kontolku.
“Mmmmfh….
terserah kamu aja sayang…”,jawabku.
Bayu
kembali memberi servis oral padaku. Kontolku ditelan semuanya tetapi aku bisa
merasakan lidahnya didalam sana berputar-putar menyapu kepala kontolku. Sedotan-sedotannya
yang dibarengi gigitan kecil membuat aku merem melek keenakan setengah mati
menahan nikmat.
“Ssssh…..
aahh…..Bayyyy..uuhhhhh.. ohhhhh… jago banget…” kataku. “Naikin abang,
sayanghhh…”, pintaku lagi sambil meresapi nikmatnya kenyotan mulut Bayu.
Bayu
kemudian sambil kembali menduduki pangkal pahaku. Bless.. kontolku tiba-tiba
terasa hangat. Rupanya Bayu nggak mau nunggu lama untuk menjajal kontolku
dilubang anusnya.
“Mmfh..
Kontol abang makin gede ajahhh…”.
Sekarang
posisi kami menjadi Bayu on top, tetapi Bayu merebahkan badannya keatas
badanku, sehingga dia bisa leluasa mencupang dada berototku atau mengulumi
bibirku. Gerakan maju mundurnya pelan dan erotis, saat dia maju aku merasa
seperti kontolku disedot-sedot , lalu saat bergerak mundur pantatnya sengaja
dicondongkan keatas supaya penisku seperti terjepit dinding anusnya.
“Shhh..sssh…
oh yessh… nice baby..”. Aku tidak kuasa menahan desahan. Nikmatnya benar-benar
seperti disurga-dunia. Leher, bahu dan dadaku sudah merah-merah dicupang (bisa
gawat nih kalau temen-temen ampe nanyain bekas cupangan ini), bibirku sampai
cenat-cenut dikulumi, dan kontolku rasanya sedang mengalami kejadian maha
dahsyat.
Aku langsung mengubah sedikit posisiku. Kedua kakiku kutekuk sedikit sebagai kuda-kuda. Aku remas pantat berisi Bayu lalu kuangkat sedikit. Kini ada rongga antara pangkal paha Bayu dan aku. Aku mulai menghujamkan kontolku dengan irama karena sekarang aku yang memegang kendali.
Aku langsung mengubah sedikit posisiku. Kedua kakiku kutekuk sedikit sebagai kuda-kuda. Aku remas pantat berisi Bayu lalu kuangkat sedikit. Kini ada rongga antara pangkal paha Bayu dan aku. Aku mulai menghujamkan kontolku dengan irama karena sekarang aku yang memegang kendali.
“Oooooooh..
mmmfh.. trus Banghhhh.. ahhhh!”. Bayu meracau saat aku menghujamkan keras-keras
batang kemaluanku sampai amblas semuanya. Tiga menit berselang aku mulai bosan,
aku ajak Bayu mengubah posisinya lagi. Aku mau doggy Style, lalu Bayu pun
menuruti dengan berlutut membelakangi aku. Pahanya sedikit direnggang dan
menungging supaya sesuai dengan ketinggian aku yang berdiri dilantai. Lalu aku rangkul
pinggulnya dan kuarahkan kontolku. Aku terkesima melihat keindahan pantat Bayu
yang begitu indah, kulitnya juga putih bersih dan mulus jembutnya juga terawat
. Aku benamkan sedikit demi sedikit kontolku lalu aku pompa dengan penuh
perasaan sesekali aku hujamkan keras-keras secara tiba-tiba.
“Aaakh..
gila kamu Banghhh. Enak bgt!! ssshh…” Kepalanya kini dibenamkan diranjang. Badannya
miring hanya pantatnya saja yang nungging. Bayu sedang melenguh dan merem melek
menerima hujaman kontolku. Pinggulnya ikut diliuk-liukkan membuat rasa kempotan
duburnya makin memijat-mijat batang kontolku. Bayu sudah bermandi peluh dan
terpejam-pejam merem melek.
“Terusin
Banghhh!”. Sekarang dia bangun dan bertumpu pada satu tangannya, tangan yang
lain memainkan kontolnya. Aku percepat aksiku. Aku tambahkan tempo dan hentakan-hentakan
pada duburnya.
“Mmmfh..
yes… yes… akhhh… teruuusss… terusss… mmffh… enak Bang…terusss.. Banghhh!”
“yes..
yes.. aaaaahh…. ssshh……. Hangat banget… lobang Bayuhhh..”.
Aku
kembali merubah posisi. Aku rebahkan tubuh Bayu dan aku minta dia telentang dan
kakinya aku angkat keatas bahu kekarku. Dalam pikiranku, mengentot pacar harus
sambil menatap matanya maka aku mulai dengan pelan-pelan menggesekan kontolku
dibibir anusnya. Sensasi gesekan itu cukup membuat tubuh Bayu menggelinjang.
“Sudah
siap Bay?” tanyaku”.
“iya,
Bang.. masukin aja”, pintanya memelas.
Aku
mulai mengarahkan lagi kontolku dan memasukkan pelan-pelan kepala kontolku.
Hangat banget. Aku goyang-goyangkan pinggulku supaya kontolku bergesekan dengan
dinding anusnya lalu aku masukkan centi demi centi. Bayu menatapku penuh arti.
Bless..
Penisku masuk dengan mulus. Sengaja aku masukkan sampai pol lalu aku diamkan
sejenak. Aku merebahkan tubuh dan menciumi bibirnya sampai ke pangkal lehernya.
“Lihai
banget kamu, sayang.. kerasa banget enaknya” bisikku manis di telinganya.
Tanganku
memilin-milin putingnya supaya lebih deras gairah Bayu meladeni batang kontolku
yang sudah masuk sepenuhnya. Kaki Bayu menjepit pinggulku, lalu ia mulai
menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kanan pelan-pelan.
“Bang,
entotin aku… yang enak..”, pintanya memelas.
Akupun
mulai mengambil posisi gerakan maju mundur diatas tubuh manis cowok yang baru
saja 17 tahun ini aku buat sepelan mungkin supaya tidak menyakitinya.
“Aaakh…
sssh..”, anusnya lebih menjepit lagi.
“Bay,
enak banget lobang kamu..”.
Hujan
deras diluar sana menambah nikmatnya percintaan kami. Bayu mulai menemukan
irama bercinta. Lubang duburnya sudah sangat terbiasa dengan kontolku. Gerakan
demi gerakan, Bayu semakin binal.
“Bang,
aku pengen diatas”, ucap Bayu.
Aku turuti saja, aku merebahkan diriku ke
posisi Bayu tadi. Sekarang Bayu yang asyik sendiri mencari-cari kenikmatan
diatas batang kontolku. Goyangannya semakin panas dan erotis. Tak berapa lama
kembali Bayu meminta gaya doggy style. Anus Bayu yang seret makin kuat memijat-mijat
batang penisku.
“Aawww … nikmat sayang” jawabku.
“oooh…
yes… e…nak… mmfh… ssshh…” Bayu melenguh.
Aku
tarik tubuh Bayu kebibir ranjang, posisinya tidur miring, lalu kubasahi anusnya
dan kontolku dengan ludah dan kuhujamkan kedalam anus Bayu. Kocokanku benar-benar
egois, aku hanya ingin mencapai orgasmeku yang kedua. Permainanku yang kasar mengguncang
tubuh Bayu.
“Sssh…
Bang.. sa..kit…”, rintihnya.
“Tahan
sayang, abang lagi enak nih..”, jawabku.
Genjotanku
semakin kuat dan dalam-dalam. Bayu semakin terpancing birahinya. Bayu
membalikan badannya, kedua kakinya diangkat dan ditumpangkan kepundakku. Aku
peluk kedua paha Bayu sambil terus ngentotin duburnya.
“MMMMmmfhh…
ssssh… terus bang…” rintih Bayu. “Keluarin di dalem aja..”sambungnya lagi.
Kocokanku
makin cepat, anus Bayu makin keras memijit batang kontolku, aku sudah sampai
puncaknya.
Croott….
zzzrt… Crottth.. Crottth… Sperma hangatku menyembur kedalam dubur Bayu seiring
sodokan kontolku. Kontolku terus kukocok, aku pun mengalami orgasme panjang.
Penisku menyembur sekali lagi.
“Aaaaaakhhh….
enak banget ngentot sama kamu Bay” ujarku.
***
Jam
7.30 malam aku terbangun dari tidur sebentarku akibat kecapean habis
bersenggama dengan Bayu. Bayu memanggilku dan mengajak ke ruang makan. Bu Nunu
sudah masak makanan spesial, Sapi masak Jamur, lodeh, dan beberapa sayur lain.
“Nak
Dayat, diluar masih hujan lebat gimana? Apa mau pinjam payung ibu saja? Nanti
biar motor nak Dayat di masukin di garasi.” Bu Nunu membuka pembicaraan.
“Iya
Yat. Biar motor kamu ditaruh disini saja. Takutnya banjir, jadi besok nggak
bisa bawa motor dari sana. Itu aja air udah setinggi lutut dijalanan”, sambung
ayah Bayu.
Bang
Dayat diam sejenak dan tampak berfikir. “Benar juga. Aku nitip motor disini
saja ya pak, bu”.
“Kamu
pulang pakai payung aja dari sini ya. Nanti Bayu ambilin payung buat kamu”,
kata bu Nunu.
“Bayu
aja yang sekalian nganterin aku pakai payung bu, soalnya aku takut kelupaan
balikin payungnya ibu”, jawabku.
“Gimana
Bay?”, tanya bu Nunu.
“Oke
lah…”, sahut Bayu.
Akhirnya
selesai makan Bayu mengantarku kerumah. Jam sudah menunjukan pukul 08:12 pm.
Aku mencium bibir Bayu sebelum masuk kedalam rumah lalu Bayu pun pamit pulang.
Aku benar-benar senang malam ini sampai-sampai aku tidak bisa tidur
membayangkan persetubuhanku dengan bayu tadi sore.
Ahhhh..ahhh…ahhhh….