Hunk Menu

Overview of the Naolla

Naolla is a novel which tells about life of Hucky Nagaray, Fiko Vocare and Zo Agif Ree. They are the ones who run away from Naolla to the Earth. But only one, their goal is to save Naolla from the destruction.

Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls

Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...

Look

Untuk beberapa pembaca yang masih bingung dengan pengelompokan posting di blog ini, maka saya akan memberikan penjelasannya.
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla

Minggu, 31 Maret 2013

Intermezzo: Hujan dan Kontol Polisi untuk Bayu


Kenalkan namaku Musa Hidayat. Aku adalah seorang Polisi berpangkat Briptu dan masih jomblo! Kurang jelas? JOMBLO!!!! Aneh bukan? Sebenarnya ini tidak aneh menurut aku karena entah mengapa di usiaku yang sudah 27 tahun ini, aku masih betah tidak memiliki cewek. Keluargaku juga sudah mulai gelisah untuk mencarikan aku seorang wanita yang mereka anggap pantas mendampingiku. Jujur saja, sudah banyak acara nge-date aku lalui bareng cewek yang disarankan oleh keluargaku tetapi satupun tidak ada yang bisa membuat hatiku bergetar. Mulai dari Guru SD, pegawai negeri, perawat, bidan, dokter sampai wanita biasa seperti pegawai bank atau sekretaris. Mungkin keluargaku juga hampir menyerah mengenalkan aku pada para wanita sehingga mereka menyerahkan semua keputusan padaku. Keputusan untuk ‘nikah’.
Orang-orang bilang aku ganteng dan kekar. Perawakanku macho dengan tinggi 178 cm. Badanku terbentuk sempurna karena aku memang suka nge-gym. Di tambah, aku adalah seorang Polisi yang bertugas di kota ******. Oh, iya satu lagi yang belum aku beritahu bahwa ada gelar sarjana hukum yang tertera dibelakang namaku. Sungguh mengenaskan bila dibandingkan dengan ketidak mampuanku mencari wanita. Sebenarnya bukan tidak mampu, melainkan akunya saja yang tidak suka wanita. Ups! Akhirnya aku mengaku juga…
Sadar atau tidak, sebenarnya aku adalah pria ‘sakit’. Semua itu aku sadari sejak aku duduk di SMA. Aku baru sadar bahwa aku ‘sakit’ ketika aku selalu merasa janggal jika menjalin hubungan dengan wanita. Aku memang pernah di cap sebagai playboy waktu SMA. Hampir tiap minggu aku gonta-ganti cewek tetapi itu bukan karena aku yang mutusin mereka melainkan karena aku dipuusin para cewek. Gaya pacaranku memang terkenal cuek, dingin, nggak perhatian, tidak romantis dan tidak klop. Aku sudah beberapa kali berusaha mencoba mencintai wanita tetapi semakin aku berusaha semakin aku sadar bahwa sebenarnya hatiku tidak tertarik dengan para gadis. Aku juga pernah beberapa kali ML dengan cewek tetapi setiap ML aku tidak bisa menikmati persenggamaan kami. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi. aku sepertinya jijik pada memek apalagi jika melihat memek wanita yang aku entot becek dan merah. Aku sungguh geli membayangkannya. Inilah yang membuat aku seperti bingung pada perasaanku sendiri.
Tetapi ketika Bayu, teman keponakanku, mengenalkan aku pada dunia ‘gay’ akhirnya aku sadar bahwa ternyata aku lebih suka ngentotin cowok dibandingkan dengan cewek. Aku bisa muncrat beberapa kali jika ML dengan Bayu dan ini sungguh bertolak belakang jika dibandingkan saat aku ngentot dengan mantan-mantan cewekku.
Bayu adalah remaja cowok yang manis, baik dan cakep dimataku. Entah mengapa sejak bertemu dengannya, perasaan yang aku cari-cari selama ini seolah-olah muncul begitu saja. Yup, aku suka pada cowok. Aku ingat kejadian pertama kami melakukan persetubuhan. Bayu menginap dirumah kami saat orang tua Kiky, kakakku, pergi keluar kota sehingga kami hanya bertiga dirumah. Ketika itu malam sudah hampir larut, aku dan Bayu yang masih asyik main PS tidak menyadari itu. Hingga aku melihat Bayu sudah kecapean dan merebahkan kepalanya dibahuku. Aku sungguh tidak bisa berbuat apa-apa. Aku seperti merasakan getaran hebat didalam hatiku. jantungku berdegup kencang dan nafasku terasa berat. Aku gugup! Bayu menatap mataku dan aku juga demikian. Akhirnya entah siapa yang memulai duluan, bibir kami menyatu dan saling mengecup. Saat itu aku benar-benar merasa hidup dan menemukan apa yang selama ini aku cari-cari. Kami melanjutkan persenggamaan kami dikamarku dan aku menikmati persetubuhan pertamaku dengan Bayu. Sejak saat itulah aku tahu bahwa sebenarnya aku adalah ‘gay’.
Mungkin itu sedikit gambaran tentangku. Huh…. … Langsung saja ya aku ceritakan persetubuhan keduaku dengan pacar cowok pertamaku, Bayu. Semoga menikmati.

PERINGATAN!
SEBELUM KALIAN MEMBACA CERITA INI, AKU SARANKAN JANGAN LUPA SIAPKAN BEBERAPA TISU UNTUK BERJAGA-JAGA KALAU-KALAU ADA SESUATU YANG KELUAR DARI… EMMM… KALIAN.
Hari itu kamis sore. Setelah pulang dari dinas rencananya aku langsung pulang kerumah dan tidak kemana-mana malam ini. Maklumlah nanti malam adalah malam jumat dan biasanya dimalam itu aku menghadiri acara arisan bapak-bapak di RT-ku. Namun langit berkata lain. Memang sejak tadi siang aku lihat awan gelap mulai menghantui langit di kota ku dan benar saja ketika aku sedang mengendarai motor menuju rumah, akhirnya hujan lebat turun. Jas hujan lupa aku bawa, kalau mau terus jalan komputer tablet-ku basah jadi aku pikir mendingan aku cari tempat berteduh dan entah mengapa aku sedang berada di dekat rumah Bayu sehingga aku putuskan untuk berbelok kerumahnya untuk berteduh. Syukur-syukur kalau Bayu ada dirumah tetapi kalau nggak ada juga nggak apa-apa. Aku sudah kenal juga dengan orang tuanya jadi aku tidak terlalu kaku walau tanpa ada Bayu dirumah itu.
Tit-tit! Aku bunyikan klakson motorku ketika sudah sampai di dekat teras rumah Bayu. Aku matikan motorku dan buru-buru turun menuju teras rumah Bayu untuk berteduh. Dari dalam rumah muncul mamanya Bayu membukakan pintu.
“Eh, Dayat. Ada apa?”, tanya bu Nunu ramah.
“Bayunya ada bu?”, tanyaku sambil mengepalkan kedua tanganku menjadi satu di antara kedua pahaku.
“Ada. Mungkin lagi mandi. Silahkan masuk nak Dayat. Hujan deras banget lho. Ayo silahkan…”, tawar bu Nunu.
“Makasih bu”. Aku masuk kedalam rumah Bayu dan dipersilahkan duduk oleh bu Nunu.
“Bayu kalau mandi suka lama. Mending nak Dayat langsung ke kamarnya saja”.
Wah, mamanya Bayu kok seperti memberi kesempatan untuk aku masuk kedalam kamar Bayu sih? Hmmppp… kesempatan tidak datang dua kali.
Aku tunggu Bayu setengah jam di ruang tamu tapi kok nggak muncul-muncul juga, maka aku beranikan diri untuk membuka pintu kamarnya setelah aku ketuk dan tidak ada jawaban. Toh, mamanya Bayu sudah mengijinkan aku masuk kamar putranya jadi untuk apa aku takut. Ternyata Bayu sedang mandi, aku mendengar gemericik air dari kamar  mandinya, dan aku melihat pakaian dalamnya berserakan dilantai. Seketika itu aku merasa terbakar urat kontolku. Seperti suatu keinginan besar yang sudah lama dipendam dan saat inilah saat paling tepat untuk dilepaskan. Aku berusaha mengontrol gejolak birahiku tapi memang nasibku rupanya Bayu keburu keluar kamar mandi dengan telanjang bulat, sambil mempertontonkan lekuk tubuhnya yang paling aku sukai, dihadapanku.
“Wowwwww…” teriak Bayu spontan karena kaget.
“Oooops…”. Hanya itu kata-kataku dan cepat beringsut kearah pintu kamar.
“Abang ngapain dikamar aku??” tanya Bayu dengan suara yang tiba-tiba sudah terkendali.
“Sori Bay, aku gak sengaja!” jawabku sambil membelakanginya.
“Bohong…! Abang mau ngintip aku yah?” serangnya sedikit menggoda sekarang.
Aku sempat melirik lagi kearahnya, sekarang handuknya yang sebelumnya melingkar dibahu  telah menutupi selangkangannya.
“Abang keluar dulu aja deh, kamu cepet pakai baju terus ntar aku baru jelasin keperluan abang kemari”, cerocosku cepat sambil menarik handle pintu, tapi tiba-tiba aku berubah pikiran.
Hujan lebat dan berisik sekali diluar sana, buktinya mama Bayu aja nggak bisa dengar teriakan Bayu tadi, apa salahnya kalau aku coba berbuat nakal. Toh aku sudah mulai ngaceng juga melihat Bayu barusan. Aku berbalik, kali ini dengan cepat aku sergap Bayu. Aaah.. Aku bener-benar sudah seperti binatang buas.
Belum sempat meronta, aku langsung membekap tubuh Bayu dari depan dan mengunci mulutnya dengan mulutku supaya dia tidak menjerit. Aku bawa dia ke ranjang dan masih terus aku kulum bibirnya yang merah itu. Sejurus kemudian aku tarik handuknya, satu-satunya penutup tubuh yang menempel dibadannya. Benar-benar indah tubuh pacarku ini hingga aku lupa bahwa pintu belum dikunci.
Aku jilat dan seruput kedua belah puting Bayu secara bergantian. Supaya jeritannya tidak terdengar, aku tutup mulutnya dengan tangan kananku, sementara tangan kiriku menahan rontaannya dan mulutku menjelajah putingnya. Aku terus mempermainkan puting Bayu dan mulai berani menuntun tangan kiriku menjamah duburnya . Perlawanan Bayu tidak terlalu berarti buatku. Dia terus meronta-ronta tapi akhirnya Bayu kehabisan tenaga karena tak mampu melawan tubuh berototku.
“OOOouh…Ahhhhh…. Uhhh…. Bangghhhhh”, lenguh Bayu saat aku sentuh bibr anusnya. Matanya merem melek keenakan. Sirna sudah rontaan demi rontaan yang dari tadi dilakukan Bayu, berganti goyangan pinggul malu-malu dari seorang brondong. Aku mulai merasa Bayu menyukai permainanku maka aku lepas tanganku dari mulutnya dan mulai mencubiti putingnya yang mengeras dengan kedua tanganku. Mulutku terus bergulir kebawah, terus dan akhirnya menuju area pantat Bayu sambil menyapu tubuhnya dengan jilatan sampai akhirnya aku berhadapan dengan anusnya. Aku intip sedikit, Bayu pura-pura tidak melihatku, dia palingkan wajah ke samping namun terlihat jelas dia sedang menanti-nantikan apa yang ingin segera aku lakukan.
Kusapu bibir anusnya. Pantat Bayu menungging sedikit. Aku sapu sekali lagi belahan pantatnya. Tubuh Bayu menggelinjang kegelian. Lalu aku lahap lubang anusnya, kusedot-sedot dan kupilin-pilin dengan lidahku. Bayu langsung menjambak dan menarik-narik rambutku. Kali ini dia sudah tidak tahan untuk bertindak pasif. Pinggulnya digoyang-goyang mengikuti irama bibirku melahap duburnya yang kini sudah basah oleh air liurku.
“Ooooouuch…. ssshttttt….aaahhhh.” rintihnya.
“MMmmhh…. enak ya sayang? Mmmmmmh….” ujarku menyela.
PLAAAKKK!!!! tamparan telak ke arah pipi kananku. Aku kaget bukan main tetapi tangan itu kembali menjambak dan mendorong kepalaku supaya terus memainkan anusnya. Aku semakin bersemangat dibuatnya. Tanda-tanda kalau dia juga mau dientot sama aku mulai diperlihatkan. Aku semakin intens memberikan variasi sedotan di dubur Bayu. Tanganku sesekali berputar-putar mengorek bagian luar anusnya. Rupanya Bayu memiliki bakat terpendam sebagai pemain film porno Gay. Bayu makin belingsatan, pinggulnya bergerak-gerak dan nafasnya memburu.
“Bangghhhh..Dayyy..attthhh, mmpfh… te..rus..in.. aaahk.. enak… oooh….”, rintihnya terbata-bata sambil menggigit bibir bawahnya. “MMmmmmph.. mmpphhhh…. mmpphhfff… aaakhhh…!!”, lenguhnya panjang.
Aku mengambil posisi disebelah Bayu yang terpejam sambil bertelajang. Aku buka seragam polisiku dan memeluknya dari samping-belakang. Kubelai rambutnya lalu menuju ke perutnya. Aku peluk erat dan aku ciumi lehernya.
“Mmh.. wangi tubuh Bayu enak.. wangi khas sabun lemon..”, bisikku ke telinganya.
“Bang.. kenapa nekat sih…?”, lirih bibir manisnya itu berucap.
“Nekat gimana sayang?? Emang kamu gak suka ya?”, aku bertanya balik.
“ Bayu suka..” jawabnya lirih. Sekarang Bayu berbalik menatapku, “Bang, tadi pas nyedot terakhir enak bgt!!”.
“Kamu suka nggak di mainin lubangnya sama lidah abang?”.
“Suka bangeet… enak banget… Bayu mau lagi!”, jawabnya.
Huff.. tadinya aku berniat memperkosa dengan menanggung segala akibat, ternyata Bayu manisku ini malah minta lagi.
“Sayang, kamu mau pegang kontol abang sekarang nggak?”, tanyaku.
“Mauu!”, jawabnya cepat sambil mengelus kontolku dari luar celana polisiku.
“Kalo gitu kali ini kamu kocokin punya abang ya..”, pintaku sedikit memelas manja.
Bayu langsung membuka celana coklatku yang terkekang sabuk polisi, ditangkapnya batang kontolku yang sudah keras dan dia mulai turun kebawah memberikan kulumannya.
“Mmmmmh… enak banget sayang. Kamu jago nyepong !”.
“He-ema, Hahisha hongkol ahang  hehak hahet..hhhhmmm (iya, habisnya kontol banag enak banget)” jawabnya sambil terus mengulum kontol 20 cm milikku. Dia kemudian mengocok batang kontolku dengan tangan. “Kontol bang Dayat gede yah.. Enak!”, sambungnya lagi.
“Kalo enak, diisepin lagi aja sayang…” kataku lagi.
 Tiba-tiba batang kontolku digigi-gigit kecil oleh Bayu.
“Mmmmffh… enak Bay.. terus Sayang..” pintaku.
Bayu makin bernafsu mengulumi batang kontol dan biji pelerku. Kepalanya berayun-ayun memberikan aku kenikmatan.
 “Abang ternyata liar juga yah…” katanya.
Bayu kembali mengulumi batang dan buah zakarku. Aku tidak dapat menjawab sepatah kata pun.  Tiba-tiba aku mulai merasakan kontolku berkedut-kedut dan siap menyemburkan cairan sperma. Aku goyangan pinggulku maju mundur seperti sedang bersenggama tapi dengan bibir manis Bayu.
“Bayyy.. terus.. yanghhh.. aku.. udah …arggghhhh!!! “.
CROOTTTT… CROOTTTT… CROOTTTT… CROOTTTT. Spermaku memenuhi mulut Bayu yang langsung ditelan habis dan dijilati hingga bersih. Tetapi tidak tahu kenapa, aku tidak langsung lunglai. Mungkin karena aku memang sangat suka dengan Bayu sehingga batang kontolku masih keras, namun Bayu berlari ke toilet mungkin dia ingin berkumur pikirku.
Tak lama kemudian Bayu kembali kekamar dan langsung mengambil posisi duduk di pangkal pahaku. Tangannya kembali menggapai kontolku yang masih keras lalu mulai dikocok-kocok sedikit.
“Abang mau disedot lagi atau ngerasain lubang adek?”, tanyanya manja sambil merunduk dan menjilati dengan nakal pangkal kontolku.
“Mmmmfh…. terserah kamu aja sayang…”,jawabku.
Bayu kembali memberi servis oral padaku. Kontolku ditelan semuanya tetapi aku bisa merasakan lidahnya didalam sana berputar-putar menyapu kepala kontolku. Sedotan-sedotannya yang dibarengi gigitan kecil membuat aku merem melek keenakan setengah mati menahan nikmat.
“Ssssh….. aahh…..Bayyyy..uuhhhhh.. ohhhhh… jago banget…” kataku. “Naikin abang, sayanghhh…”, pintaku lagi sambil meresapi nikmatnya kenyotan mulut Bayu.
Bayu kemudian sambil kembali menduduki pangkal pahaku. Bless.. kontolku tiba-tiba terasa hangat. Rupanya Bayu nggak mau nunggu lama untuk menjajal kontolku dilubang anusnya.
“Mmfh.. Kontol abang makin gede ajahhh…”.
Sekarang posisi kami menjadi Bayu on top, tetapi Bayu merebahkan badannya keatas badanku, sehingga dia bisa leluasa mencupang dada berototku atau mengulumi bibirku. Gerakan maju mundurnya pelan dan erotis, saat dia maju aku merasa seperti kontolku disedot-sedot , lalu saat bergerak mundur pantatnya sengaja dicondongkan keatas supaya penisku seperti terjepit dinding anusnya.
“Shhh..sssh… oh yessh… nice baby..”. Aku tidak kuasa menahan desahan. Nikmatnya benar-benar seperti disurga-dunia. Leher, bahu dan dadaku sudah merah-merah dicupang (bisa gawat nih kalau temen-temen ampe nanyain bekas cupangan ini), bibirku sampai cenat-cenut dikulumi, dan kontolku rasanya sedang mengalami kejadian maha dahsyat.
Aku langsung mengubah sedikit posisiku. Kedua kakiku kutekuk sedikit sebagai kuda-kuda. Aku remas pantat berisi Bayu lalu kuangkat sedikit. Kini ada rongga antara pangkal paha Bayu dan aku. Aku mulai menghujamkan kontolku dengan irama karena sekarang aku yang memegang kendali.
“Oooooooh.. mmmfh.. trus Banghhhh.. ahhhh!”. Bayu meracau saat aku menghujamkan keras-keras batang kemaluanku sampai amblas semuanya. Tiga menit berselang aku mulai bosan, aku ajak Bayu mengubah posisinya lagi. Aku mau doggy Style, lalu Bayu pun menuruti dengan berlutut membelakangi aku. Pahanya sedikit direnggang dan menungging supaya sesuai dengan ketinggian aku yang berdiri dilantai. Lalu aku rangkul pinggulnya dan kuarahkan kontolku. Aku terkesima melihat keindahan pantat Bayu yang begitu indah, kulitnya juga putih bersih dan mulus jembutnya juga terawat . Aku benamkan sedikit demi sedikit kontolku lalu aku pompa dengan penuh perasaan sesekali aku hujamkan keras-keras secara tiba-tiba.
“Aaakh.. gila kamu Banghhh. Enak bgt!! ssshh…” Kepalanya kini dibenamkan diranjang. Badannya miring hanya pantatnya saja yang nungging. Bayu sedang melenguh dan merem melek menerima hujaman kontolku. Pinggulnya ikut diliuk-liukkan membuat rasa kempotan duburnya makin memijat-mijat batang kontolku. Bayu sudah bermandi peluh dan terpejam-pejam merem melek.
“Terusin Banghhh!”. Sekarang dia bangun dan bertumpu pada satu tangannya, tangan yang lain memainkan kontolnya. Aku percepat aksiku. Aku tambahkan tempo dan hentakan-hentakan pada duburnya.
“Mmmfh.. yes… yes… akhhh… teruuusss… terusss… mmffh… enak Bang…terusss.. Banghhh!”
“yes.. yes.. aaaaahh…. ssshh……. Hangat banget… lobang Bayuhhh..”.
Aku kembali merubah posisi. Aku rebahkan tubuh Bayu dan aku minta dia telentang dan kakinya aku angkat keatas bahu kekarku. Dalam pikiranku, mengentot pacar harus sambil menatap matanya maka aku mulai dengan pelan-pelan menggesekan kontolku dibibir anusnya. Sensasi gesekan itu cukup membuat tubuh Bayu menggelinjang.
“Sudah siap Bay?” tanyaku”.
“iya, Bang.. masukin aja”, pintanya memelas.
Aku mulai mengarahkan lagi kontolku dan memasukkan pelan-pelan kepala kontolku. Hangat banget. Aku goyang-goyangkan pinggulku supaya kontolku bergesekan dengan dinding anusnya lalu aku masukkan centi demi centi. Bayu menatapku penuh arti.
Bless.. Penisku masuk dengan mulus. Sengaja aku masukkan sampai pol lalu aku diamkan sejenak. Aku merebahkan tubuh dan menciumi bibirnya sampai ke pangkal lehernya.
“Lihai banget kamu, sayang.. kerasa banget enaknya” bisikku manis di telinganya.
Tanganku memilin-milin putingnya supaya lebih deras gairah Bayu meladeni batang kontolku yang sudah masuk sepenuhnya. Kaki Bayu menjepit pinggulku, lalu ia mulai menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kanan pelan-pelan.
“Bang, entotin aku… yang enak..”, pintanya memelas.
Akupun mulai mengambil posisi gerakan maju mundur diatas tubuh manis cowok yang baru saja 17 tahun ini aku buat sepelan mungkin supaya tidak menyakitinya.
“Aaakh… sssh..”, anusnya lebih menjepit lagi.
“Bay, enak banget lobang kamu..”.
Hujan deras diluar sana menambah nikmatnya percintaan kami. Bayu mulai menemukan irama bercinta. Lubang duburnya sudah sangat terbiasa dengan kontolku. Gerakan demi gerakan, Bayu semakin binal.
“Bang, aku pengen diatas”, ucap Bayu.
 Aku turuti saja, aku merebahkan diriku ke posisi Bayu tadi. Sekarang Bayu yang asyik sendiri mencari-cari kenikmatan diatas batang kontolku. Goyangannya semakin panas dan erotis. Tak berapa lama kembali Bayu meminta gaya doggy style.  Anus Bayu yang seret makin kuat memijat-mijat batang penisku.
 “Aawww … nikmat sayang” jawabku.
“oooh… yes… e…nak… mmfh… ssshh…” Bayu melenguh.
Aku tarik tubuh Bayu kebibir ranjang, posisinya tidur miring, lalu kubasahi anusnya dan kontolku dengan ludah dan kuhujamkan kedalam anus Bayu. Kocokanku benar-benar egois, aku hanya ingin mencapai orgasmeku yang kedua. Permainanku yang kasar mengguncang tubuh Bayu.
“Sssh… Bang.. sa..kit…”, rintihnya.
“Tahan sayang, abang lagi enak nih..”, jawabku.
Genjotanku semakin kuat dan dalam-dalam. Bayu semakin terpancing birahinya. Bayu membalikan badannya, kedua kakinya diangkat dan ditumpangkan kepundakku. Aku peluk kedua paha Bayu sambil terus ngentotin duburnya.
“MMMMmmfhh… ssssh… terus bang…” rintih Bayu. “Keluarin di dalem aja..”sambungnya lagi.
Kocokanku makin cepat, anus Bayu makin keras memijit batang kontolku, aku sudah sampai puncaknya.
Croott…. zzzrt… Crottth.. Crottth… Sperma hangatku menyembur kedalam dubur Bayu seiring sodokan kontolku. Kontolku terus kukocok, aku pun mengalami orgasme panjang. Penisku menyembur sekali lagi.
“Aaaaaakhhh…. enak banget ngentot sama kamu Bay” ujarku.
*** 
Jam 7.30 malam aku terbangun dari tidur sebentarku akibat kecapean habis bersenggama dengan Bayu. Bayu memanggilku dan mengajak ke ruang makan. Bu Nunu sudah masak makanan spesial, Sapi masak Jamur, lodeh, dan beberapa sayur lain.
“Nak Dayat, diluar masih hujan lebat gimana? Apa mau pinjam payung ibu saja? Nanti biar motor nak Dayat di masukin di garasi.” Bu Nunu membuka pembicaraan.
“Iya Yat. Biar motor kamu ditaruh disini saja. Takutnya banjir, jadi besok nggak bisa bawa motor dari sana. Itu aja air udah setinggi lutut dijalanan”, sambung ayah Bayu.
Bang Dayat diam sejenak dan tampak berfikir. “Benar juga. Aku nitip motor disini saja ya pak, bu”.
“Kamu pulang pakai payung aja dari sini ya. Nanti Bayu ambilin payung buat kamu”, kata bu Nunu.
“Bayu aja yang sekalian nganterin aku pakai payung bu, soalnya aku takut kelupaan balikin payungnya ibu”, jawabku.
“Gimana Bay?”, tanya bu Nunu.
“Oke lah…”, sahut Bayu.
Akhirnya selesai makan Bayu mengantarku kerumah. Jam sudah menunjukan pukul 08:12 pm. Aku mencium bibir Bayu sebelum masuk kedalam rumah lalu Bayu pun pamit pulang. Aku benar-benar senang malam ini sampai-sampai aku tidak bisa tidur membayangkan persetubuhanku dengan bayu tadi sore.
Ahhhh..ahhh…ahhhh….

Kamis, 28 Maret 2013

Intermezzo: Semalam Bersama IPDA Mahmud


Polisi??? Ada yang mau?
“Aku sakit demam mas…” Aku memberitahu Mas Mahmud Septanto-ku.
Polisi 33 tahun berpangkat IPDA itupun tampak khawatir dan kembali berbicara disaluran telepon, “ Adek nggak ke dokter?”
“Udah minum obat kok mas. Paling nanti demamnya udah turun lagi,” jawabku.
“Ya sudah adek istirahat dulu. Nanti mas usahain jenguk adek dirumah ya.”
“Iya mas, makasih.”
Kemudian dia pun menutup teleponnya setelah mengucapkan salam.
Aku  yang sedang terbaring diatas tempat tidur sejak tadi malam merasa agak suntuk juga seharian Cuma bisa tiduran. Badanku rasanya seperti bara api dan inilah yang membuat aku semakin gelisah. Sms di hapeku sudah menumpuk. Banyak teman-temanku yang khawatir karena aku tidak masuk sekolah hari itu. Kak Satria juga mengkhawatirkan keadaanku dan begitu juga dengan bang Wando.
Ya Allah… tolong sembuhkan aku segera. Aku tidak ingin mereka terlalu mengkhawatirkanku.
Malam pun tiba dan sesuai dengan janjinya, mas Mahmud menjenguk aku. Dia membawakan sekantung kresek buah apel untukku.
“Silahkan masuk dek Mahmud. Tuh, Bayu masih belum turun-turun demam,” tunjuk ayah ketika masuk kekamarku bersama mas Mahmud.
“Sejak kapan demamnya pak?” Mas Mahmud duduk didekat ranjangku.
“Sejak tadi malam. Mungkin karena terlalu kecapean main,” kata ayah.
Tak lama kemudian Ibu masuk kedalam kamarku sambil membawakan nampan berisi teh hangat untuk mas Mahmud.
“Ini diminum dulu teh angetnya…,” tawar ibu sambil meletakan segelas teh dimeja dekat tempat tidurku.
Aku hanya membuka mata sedikit lalu kembali terpejam. Aku merasa sangat pusing sekali. Aku tidak memperdulikan lagi perbincangan antara mas Mahmud dengan ayahku.
*** 
Beberapa hari kemudian aku sudah sehat kembali dan beraktifitas seperti biasanya. Untuk merayakan kesembuhanku, mas Mahmud berniat untuk mengajakku makan malam. Kali ini dia rela berbohong dengan istrinya kalau dia ada tugas piket malam itu dan untunglah istrinya percaya. Jadilah kami makan malam disalah satu rumah makan Jepang. Setelah makan entah mengapa mas Mahmud tidak langsung mengantarkan aku pulang kerumah melainkan mengajak aku untuk pergi kesalah satu penginapan di dekat terminal. Lho, ada apa nih? Jangan-jangan…
“Kok kepenginapan mas?”
“Adek nggak mau ya?”, tanya mas Mahmud balik.
“Hmmppp… untuk apa kita kepenginapan?”
“Adek terima enak aja.. hahaha…”
Hmmppp.. sudah aku tebak kalau dia mau sesuatu deh ama aku malam ini. Kami memesan sebuah kamar dan langsung masuk kedalam kamar tersebut. Baru aku melangkahkan kaki untuk masuk kedalam kamar, aku langsung dipeluk oleh mas Mahmud dari belakang. Tubuhnya yang lebih tinggi dari aku mengharuskannya sedikit membungkuk ketika ingin mensejajarkan bagian tubuh tertentunya. Seperti saat ini, dia mencium leherku dan mengigit area itu dengan penuh kelembutan sambil agak membungkukan badan tegapnya. Nafasnya sangat hangat dan menaikkan nafsu birahiku. Kontolnya mulai tampak tegang dari balik celana bahannya yang aku rasakan sudah merojok-rojok pantatku..
Aku raih kepala cepaknya dan aku belai-belai mesra. Tanganku yang nakal juga tidak mau tinggal diam begitu saja. aku langsung mencari kontol mas Mahmud yang sudah keras itu dan aku belai-belai lembut.
Hembusan nafas hangatnya menyentuh leherku dan menstimulasi syaraf-syaraf birahiku.
Entah bagaimana caranya, tiba-tiba tubuhku sudah telanjang bulat dan terbaring dikasur yang empuk dikamar itu. Cuaca malam itu memang cukup gerah karena tampaknya mau hujan. Mas Mahmud mendekat kearahku namun aku tahan laju kakinya dengan bangkit dari tempat tidur dan berdiri telanjang dihadapannya. Aku seka keringatnya sambil kuraba tubuhnya. Kuraba dadanya yang bidang, lalu tangan kiriku turun hingga pusarnya sambil kuciumi dadanya. Sedangkan tangan yang satu lagi membelai punggungnya yang juga berotot. Tubuh mas Mahmud memang sudah tidak mengenakan baju. Makanya aku bisa menikmati keindahan tubuh bagian atasnya yang tetap kencang berotot.
Ketika tangan kiriku meraih kancing celana bahannya, tangan kanannya menangkap tangan kiriku, lalu tangan kirinya meraih pinggangku. Sambil menarik pinggangku, dilumatnya bibirku. Oohh.. aku merasakan sentuhan yang berbeda dari yang pernah aku rasakan sebelumnya. Aku balas dengan melumat bibir bawahnya, lalu kurasakan lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku, kami saling melumat. Lalu di rebahkannya aku, dan dia membuka kancing celananya yang sudah tampak menggunung akibat kontol gedenya yang minta segera dikeluarkan dari dalam kekangan. Pemandangan itu sungguh erotis sekali di hadapanku, aku bangkit lagi dan aku elus celana dalamnya yang terlihat kepenuhan itu. Aku cium bagian atasnya, tak tercium bau khas kontol yang menyengat namun hanya samar-samar saja, tampaknya mas Mahmud cukup sering merawat miliknya itu. Aku kecup kepalanya sambil ku pelorotkan celana dalamnya. Oohh, gelegak nafsuku semakin menggelora. Segera kumasukkan batangnya ke dalam mulutku, aku sedot keluar masuk, aku dengar rintihannya yang membuatku semakin panas. Ketika aku lihat ke atas, tampak dia terpejam menikmati sedotanku. Setelah aku hisap selama kurang lebih sepuluh menit, mas Mahmud menghentikan gerakanku. Di lumatnya lagi mulutku sembari membaringkan aku di tempat tidur. Lalu dilumatnya leherku, sehingga aku kembali menggeliat liar.
”Ekhs.., mas… ohh…. Enak mas… awwww…” Ku cengkeram sprai tempat tidur, sementara tangan yang satu lagi mencengkram punggungnya. Tampaknya mas Mahmud sudah mengetahui kelemahanku, dia segera berpindah untuk melumat putingku. Lidahnya melumat habis kedua pentil susuku. Sementara tangannya terus turun meluncur melalui perutku, sampai pada kontolku yang berbulu tipis dan kini sudah semakin keras. Tangannya terus nakal dan kini sudah mencapai bibir anusku dan tersentuhlah lubang pelepasanku. Aku langsung tersentak, seperti terkena setrum ribuan volt.
“akhs….. Mas… awww… lagihhhh…” jeritku sambil meremas rambutnya. Sementara tangan mas Mahmud bermain di anusku, lidahnya kini turun ke perutku, bermain sebentar di seputar perut lalu kembali turun ke lobang anusku. Kedua belah tangannya memegang kedua belah pantatku, sambil di pandanginya lubang anusku yang indah.
 “Lubang adek indah sekali..”
Perkataan itu seakan memberi suntikan gairah sehingga aku berkata dengan merintih ,“Ayo mas.. jangan di liatin aja.. mulai dong… ”
Langsung di benamkannya bibirnya ke dalam lubang duburku, sementara dahinya menyentuh buah zakarku, sehingga aku langsung tersentak mendongak ke atas. Di julurkannya lidahnya menyapu bagian dalam duburku, sehingga aku merasa seperti ada yang menggelitiki dinding anusku itu.
“Oohhh….terus mashhhhhh…..terus….” rintihku sambil terus meremasi rambut di kepalanya.
Tangannya naik ke putingku, sambil meremasi sesekali dia pelintir kedua putting susuku. Membuatku menjadi semakin liar, dan ku rasakan badai kenikmatan yang terus menggelora di dalam diriku. Sampai akhirnya saat bibir mas Mahmud mengecup lalu menyedot anusku, aku tersentak sedemikian hebatnya sambil menjerit, “Aaakkhhsss…… masshhhhh………”
Aku jambak kepalanya sambil aku angkat pantatku tinggi-tinggi, kedua tanganku agak kencang menjambak rambutnya. Ipda Mahmud pun tak henti-hentinya terus menusuki duburku dengan lidahnya sembari memutarkan kepalanya, dihisap dan dijilatinnya hingga habis anusku itu, aku pun serasa terbang di awan-awan dan menembus langit ketujuh dibuatnya.
Seketika itu tubuhku melemas, mas Mahmud pun merangkak naik ke arahku, di peluknya diriku, di kecupnya keningku lalu dilumatnya bibirku. Akupun membalasnya dengan melumat kembali bibirnya yang menurutku cukup sexy untuk dilumat. Kami saling berpandangan beberapa saat, aku serasa kembali menemukan sesuatu yang kini mengisi relung-relung hatiku.
“Masukin kontolmu mas, tapi pelan-pelan dulu ya. Adek masih agak lemas nih” kataku dengan lirih di telinganya.
“Baik, sayang.”
“Ahhh.. cepetan…”
“Baik, sayang. Aku masukin ya?”
“He eh, tapi pelan pelan lho… adek kan baru sembuh”
Tak lama kemudian, aku rasakan kepala kontolnya yang mengkilap merah menempel pada lubang anusku.
Ada rasa berdebar di hatiku, inilah salah satu kejantanan selain milik polisi Wando yang beruntung dapat memasuki liang senggama milikku. Kurasakan perih ketika kepalanya masuk sedikit di bibir anusku.
“Awwwww, pelann.. agak perih nih mas...”
“Iya sayang, ini juga pelan-pelan koq.” Mas Mahmud kembali menekan pantatnya, dan penisnya kurasakan semakin menyeruak masuk ke dalam anusku.
Aku pun spontan memeluk Mas Mahmud. “AAAakh..masssss….”
“Tahan sedikit sayang!” Polisi itu pun menghentakkan pantatnya dengan sekali hentakan dan seketika kurasakan perih yang kurasakan saat keperjakaanku hilang. Mas Mahmud pun mengangkat pantatnya pelan-pelan, sehingga aku merasa anusku seperti tersedot keluar seiring dengan kontolnya. Lalu ditekannya kembali kontolnya ke dalam lubang duburku, rasa perih yang semula kurasa itu hilang berganti sensasi nikmat di kala kontol mas Mahmud keluar masuk dengan berirama menggelitiki dinding anusku.
“Akhs…enak mas….teruss sayang….”
“Lubangmu seret banget yang, kontolku kayak di urut nih”
Dilumatnya kembali bibirku, kamipun berpagutan sambil bergoyang pelan. Setelah beberapa saat mas Mahmud mengentotiku dengan irama pelan, yang membuatku seakan sedang bercinta dengan kekasih yang telah lama tak bersua, gairahku timbul bersama dengan kekuatan yang mulai pulih setelah sakit beberapa hari yang lalu. Dengan berpelukan, aku gulingkan tubuhnya ke sampingku, kini posisiku ada di atas tubuhnya dengan penis tetap tertancap di anusku.
“Giliranku sayang.. , aku ingin memberikan kamu kenikmatan, seperti yang udah mas berikan kepadaku.”
Ku tekan dadanya yang bidang dengan kedua tanganku, lalu ku angkat pelan pelan pantatku.
“Oookhh….. aaaahhhhhh… awww auhhhh….” Mas Mahmud memegang kedua tanganku sambil matanya membeliak
“Kenapa sayang ?”
“Kontolku kayak di sedot ke atas.”
Akupun tersenyum sambil menurunkan kembali pantatku, aku lakukan beberapa saat, hingga aku lihat mas Mahmud pun merem melek keenakkan. Sesekali aku goyangkan pantatku ke kanan dan ke kiri.
Mas Mahmud pun menyambut hentakanku dengan mengangkat pantatnya ke atas sehingga batangnya terbenam habis ke dalam anusku dan menyentuh prostatku. Akupun mengerang panjang, “Aaakkkkhhhh……….. “
Aku genjot terus kontol mas Mahmud. Dengan liar aku bergoyang sambil mulutku terus menceracau dan mendesis, putingku yang satu dihisapnya, yang satu di pilin-pilin. Lalu tubuhku bergetar hebat, aku cengkeram pundak mas Mahmud. Mas Mahmud pun lalu bangkit, sambil mengangkat tubuhku. Dia membaringkan aku lalu menggenjotnya. Sodokannya begitu cepat sehingga tubuhku terguncang-guncang. Lalu aku dia pun mengerang, “Aaakkkkhhhh……….. bbbaayyyyy………. Aakkuuu uuddaahh mmooo kelluuaarrrr……..”
 Aku dengan sigap langsung melepas kontol mas Mahmud dari duburku lalu menyambarnya  dan mengulumnya. Polisi itu pun langsung mengejang, seketika ditariknya kepalaku sambil menyemprotkan pejunya ke dalam mulut ku.
CCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCCRRRRRRRRRRRRRRRRROOOOOOOOOOTTTT…. CCCCCCRRRRRRROOOOTTTTTTT… CCCCRRRRROOOOOOOOTTTTTTTTTT… CCCCRRROOOOTT!!!
Terasa cairan kental berwarna putih meleleh dari sela-sela bibirku. Akupun kembali mengulum batang mas Mahmud dan membersihkan pejuhnya yang masih ada diujung kontolnya.
Aku benar-benar merasa bugar kembali malam ini. Aku lepas isapanku dari kontol gede mas Mahmud kemudian aku biarkan dia ambruk ketempat tidur dan terpejam disana. Aku ambil hape-ku dan aku baca sms yang masuk. Ternyata ada sms dari mamaku.
“Bay, kamu nginep dimana malam ini?”, tanya mama.
“Di rumah pak Nikki, bu”, bunyi balasanku.
Ada juga sms dari bang Dayat dan bang Wando yang ngucapin selamat tidur untukku. Aku merasa bersalah sudah mengkhianati mereka. Dengan agak lemas, aku masuk kekamar mandi dan membersihkan tubuhku. Dibawah guyuran air, aku termenung sesaat dan duduk menyadari kekeliruanku. Entah mengapa aku tidak sadar, mataku terpejam dan tanpa sadar aku terlelap. Jika bukan karena kepalaku menyentuh dinding, mungkin aku tidak terbangun. Aku buru-buru menyelesaikan mandiku dan kemudian kembali masuk kekamar. Aku berpakaian rapi kemudian tidur disamping mas Mahmud.
Polisi gagah itu telentang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh berototnya. Aku pandangi wajah chinesenya sambil tersenyum kemudian aku tarik selimut dan aku selimuti dia. Aku pun merebahkan diri disampingnya dan ku tutup hari ini dengan senyuman bahagia…