Hunk Menu

Overview of the Naolla

Naolla is a novel which tells about life of Hucky Nagaray, Fiko Vocare and Zo Agif Ree. They are the ones who run away from Naolla to the Earth. But only one, their goal is to save Naolla from the destruction.

Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls

Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...

Look

Untuk beberapa pembaca yang masih bingung dengan pengelompokan posting di blog ini, maka saya akan memberikan penjelasannya.
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla

Kamis, 09 Mei 2013

Intermezzo: Mas Toni, Polisi Selingkuhanku



Hai teman-teman, lama aku tidak menulis cerita di blogku ini. Ada yang kangen dengan aku nggak? (Ngarep_bgt). Ya udah kalau nggak ada… yang jelas, kali ini ada sebuah cerita seru yang tidak mungkin aku simpan begitu saja. Kalian mau baca kan? Ayo, Lets go!
Siang itu aku sendirian. Ayah, Mama dan Mbak Maya mendadak ke kabupaten sebelah karena Ayah mbak Maya sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Maya aku menemukan sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. Astaga!! Ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira satu minggu yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Maya dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tersebut di rumah kontrakan Mas Toni. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan VCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut.
Mbak Maya adalah anak om ku. Dia sedang PKL di daerah kami dan untuk sementara tinggal di rumah kecilku. Mbak Maya memang sudah lama kuliah di daerahku namun karena jarak antara kosannya dengan tempat PKL yang cukup jauh akhirnya dia memutuskan untuk sementara waktu tinggal dirumah kami. Ibuku senang-senang saja dengan kedatangan Mbak Maya, hitung-hitung dia punya anak cewek yang bisa di ajak ngobrol or ngerumpi ketika masak.
Kembali ke VCD. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.
Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas dada, kemudian aku elus-elus sendiri putingku sambil sesekali aku remas dan plintir-plintir, uhh.. enak banget.  Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung mengocok-ngocok penis ku. Sensasinya luar biasa!!
Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat mengocok kontolku sementara yang satunya sibuk memilin-milin puntingku sendiri. Dan, “Oohh.. oohh..”
Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet dengan sperma yang menyembur kesana-kemari.
Tiba-tiba,terdengar suara pintu diketuk. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin vCD player tanpa ngeluarin discnya.
“Gawat!” pikirku. “Siapa ya? Jangan-jangan ayah-ibu! Ngapain mereka balik lagi?”. Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren berseragam Polisi. Rupanya Mas Toni pacar Mbak Maya.
“Halo Bayu, Mbak Mayanya ada?”.
“Wah baru tadi pagi ke *****. Emang nggak telpon Mas Toni dulu?”
“Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.”
“Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya.
Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Toni. Mas Toni menyetujui usulku. Ternyata Mbak Maya cuma ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke rumahku, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Kapan lagi ada Polisi keren nginep dirumahku. Kayaknya aku bakalan kejatuhan rezeki nomplok malam ini. Semoga saja pacar-pacarku nggak ada yang datang ke sini. Amin……. Nnnn….
Aku mempersilakan Mas Toni mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi polisi itu yang memang tinggi, berisi dan keren, kubayangkan Mas Toni sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Toni sama Mbak Maya lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke anusku, abis keliatannya enak banget tuh kontol Mas Toni. Hehehehe.. otak Mesum!
“Ada apa Bay, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba.
“Ah, enggak Mas, Bayu bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting.
“Mas Toni nonton TV aja nggak papa kan?”
“Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!”
Aku beranjak masuk kamar. Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku ganteng, kulitku kuning langsat bersih dan lumayan mulus untuk ukuran cowok. Tinggi yang tidak terlalu tinggi dan bahkan aku tampak seperti anak kecil dengan wajahku yang baby-face. Jembutku tumbuh lebat menghiasi kontolku yang masih tertidur. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari vCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Toni menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar.
Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Polisi itu di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget.
Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Toni. Mas Toni tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu.
“Eh, Bayu anu, eh belum tidur ya?” Mas Toni tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vCD player.
”Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat .
“Oh iya deh.”
Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila.
“Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba untuk memancing polisi itu.
“Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Toni agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah pahaku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga paha dan tonjolan kontol di balik celana pendekku semakin terlihat jelas.
“Alaahh nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Maya lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!”
“Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Toni tersipu mendengar ledekanku.
Akupun melanjutkan, “Mas, Lubangku sama punya Mbak Maya lebih enak mana?”.
“Ehh glek! Ngaco kamu Bay. Kamu kan cowok, Maya kan cewek. Kalian beda dong. Kamu homo ya?” Selidik mas Toni.
Sudah kepalang tanggung juga nih. Maka aku lanjutkan untuk menggoda Polisi gagah itu yang sudah sangat horny. “Terus kalo Homo memangnya mas mau ML ama aku?”. Kali ini aku mencopot kaos dan celanaku sehingga tubuhku telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi.
“Aaanu..Eh… Glek! Mmmm…”, Mas Toni tampaknya terbawa suasana dan masuk kedalam jebakan birahiku. Mas Toni tampak melotot menyaksikan tubuh telanjangku. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang.
“Sekarang giliran aku liat punya Mas Toni!”
Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Toni. Aku copoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Toni dari dekat. Badannya Berisi dan seksi. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir.
“Wah gede banget! Aku isep ya Mas!”
Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di TV.
“Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.”
Sungguh nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua tanganku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Toni yang tidak melawan aku perlakukan seperti itu akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh kecilku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas dadaku. Mungkin dia pikir aku ini cewek kali.
“Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas”
Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat.
“Auwh geli nikmat aah ouw!”
Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap putingku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke kontolku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu dijilatinya dengan rakus kepala kontolku sambil sesekali menyeruput kecil atau dihisap dengan kuat. Kayaknya Mas Toni bisek deh. Kok dia bisa mahir gitu ngemut kontolku?
“Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku.
“Slurp Slurp, Kontolkumu enak banget Bay mmh”.
Mas Toni terus turun kebawah dan langsung menjilati anusku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi.
“Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..”
Mas Toni lalu mengambil posisi setengah duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang anusku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam anusku.
“Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..”
Walaupun sudah basah oleh liurnya, tapi anusku masih sangat sempit karena ukuran kontol mas Toni yang gemuk.
“Au.. sakit”
Mas Andi tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Maya anusku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.
“Au.. sakit..”
Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Toni memompa pantatnya maju mundur.
“Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!”
“Aakh! Aakh! Auw!”
Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. Anusku serasa dibongkar oleh tongkat kasti polisi yang kekar itu.
“Ooh.. lebih keras, lebih cepat”. Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami.
Tapi Mas Toni malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Pantatku aku kangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam anusku.
“Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat ‘45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku.
“Ouwh.. enak banget anusmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas. Kalau aku tahu lubang cowok seenak ini… Uhhhh.. aku bakalan ketagihan nusuk kamu… Bay…”
“Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penis Mas juga hebaat, anusku serasa dibor”
Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan, “Aah aku mau keluar Mas..”
Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Toni merasa sesak. Croott-crooott..croott… spermaku mengenai dada dan perut mas Toni.
“Oke, sekarang giliran aku! Rasain ini!!! Ahhhhh…”
Aku mencabut anusku lalu Mas Toni duduk di sofa sambil memamerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, aku kocok dengan lembut. Aku jilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat.
“Crupp.. slurp.. mmh..”
“Oh yes.. kocok yang kuat sayang! Mulut kamu enak banget Bay! Ahhhhh…”
Mas Tonii mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya.
“Crupp crupp slurp!”
“Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!”
Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size milik polisi itu. Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu “Croot.. croot..”
Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa pejuhnya dapat kurasakan dan kutelan.
Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga emapt kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan. Semenjak saat itu aku tahu kalau Mas Toni, si Polisi gagah itu ternyata adalah bisek bahkan yang sangat ironinya dia bisa-bisanya nyium aku dan minta aku isap penisnya ketika berada di toilet rumahku sendiri padahal Mbak Maya sedang menunggu mas Toni di ruang tengah. Pokoknya Mas Toni udah masuk jeratku dan kami sering bersenggama ketika mas Toni menginginkannya.

2 komentar: