Menurut aturan situs MOTNES, terlarang mencerita-kan tokoh yang
usianya di bawah delapan belas tahun.Yah!Aku selalu berusaha taat dengan
aturan itu.Tapi masalahnya adalah aku tidak selalu tahu umur lak-laki
atau pemuda yang aku cabuli. Bahkan aku juga
merasa tidak pantas jika aku harus tanya dulu umur pemuda yang akan aku
cabuli. Seandainya aku tanyakan pun, dari mana aku tahu bahwa umur yang
dikatakannya itu adalah benar,tidak bohong? Ambil saja contoh
percabulanku dengan Vito. Aku jumpa Vito di Bandara Sukarno-Hatta
Cengkareng ketika akan terbang dari Jakarta ke Denpasar. Waktu itu, di
ruang tunggu aku duduk di samping Vito.Tertarik oleh ketampanan wajahnya
dan juga oleh keatletisan tubuhnya – aku nekat coba-coba menyapa. Aku
memang selalu berhati-hati sekali kalau mau menyapa orang yang tidak aku
kenal.
Ada yang mengatakan bahwa orang laki-laki yang menyapa duluan –
khususnya menyapa anak muda – biasanya lelaki homosex. Entah dari mana
orang mendapat teori itu.Itulah sebabnya kalau aku mau menyapa cowok,
apalagi cowok remaja, aku selalu berpikir dulu seratus kali atau seribu
kali.Dari pada aku “dituduh” sebagai lelaki homosex.
Tetapi melihat ketampanan dan keindahan tubuhnya aku tidak dapat
menghindari [resist] keinginanku untuk menyapa Vito[tentu saja waktu itu
aku belum tahu nama Vito].
Akhirnya aku nekat menyapa :
“Mau berangkat ke Denpasar, Mas?”
“Iya. Pak”, jawabnya.
“Ya. Saya juga”, sambungku.
Demikianlah aku memulai pembicaraan kami. Lalu kami pun berkenalan
dan sejak itu aku tahu bahwa pemuda tampan itu bernama Vito. Vito
mengenakan celana putih dengan T-Shirt garis-garis mendatar [horizontal]
hijau tua dan biru muda, sepatunya berwarna hitam. Vito tampak sportif
dan seperti anak orang kaya.
Aku juga menyebut namaku Juan [dari Juan Carlos]. Seharusnya namaku
dibaca “Huan”.Tapi supaya tidak terdengar aneh di telinga Vito, maka aku
sebut namaku “Yuan”.
Kamipun ngobrol panjang lebar.Ternyata Vito masih duduk di
“high-school”. Aku tidak paham sistem pendidikan di Indonesia, karena
aku memang bukan orang Indonesia.Oleh sebab itu kalau aku menulis di
MOTNES aku menyebutnya:high-school, secondary high-school, dan primary
school.Belakangan Vito juga mengatakan bahwa dia bersekolah di Sekolah
Menengah Kejuruan [SMK},Jurusan Tehnik.Kata Vito, waktu dia masuk SMK,
dia jadi tertawaan teman-teman sekolahnya. Sebab, semua teman sekolahnya
masuk SMU [Sekolah Menengah Umum] yang mungkin setara dengan
high-school di Amerika Serikat.
Jadi,dalam bahasa Indonesia [yang memang baru aku pelajari setelah
aku kerja di Timor Leste], Vito disebut “pelajar” atau “siswa”. Mungkin
dalam bahasa Inggris Vito disebut sebagai “student of a vocational
school?” atau “student of a technical high-school?”.
Kata Vito,dia masuk SMK karena dia ingin belajar sesuatu yang dia
suka.Vito memang hobby otomotif. Oleh karena itu di SMK Vito mengambil
jurusan otomotif. Dari pakaian dan barang-barang pribadi yang dipakainya
aku dapat memperkirakan bahwa Vito anak orang kaya.Vito ke Denpasar
untuk ber-libur saja dan dia memang berangkat sendirian.
Aku kagum sekali pada Vito dan makin lama makin tertarik [naksir]
pada pemuda remaja itu.Apalagi aku mencium bau harum parfumnya yang
jantan dan segar. Aku paling suka pada cowok yang tampan, atletis, dan
harum. Obrolan kami makin jauh dan akhirnya aku jadi tahu bahwa Vito
akan menginap di salah satu hotel bintang lima di Nusa Dua.Kebetulan
hotel itu ada lah hotel langgananku dan juga hotel favoritku. Agaknya
Vito memesan hotel melalui internet atau telpon, langsung dari Jakarta.
Aku membatalkan rencanaku untuk main cabul dengan Alfredo, seorang
staf dari cabang kantorku di Denpasar.Sebagai gantinya aku akan
meng-explore peluang main gila dengan cowok yang bernama Vito itu.Kalau
ternyata Vito tidak mau dicabuli,paling tidak aku bisa berdua-duaan
dengan Vito.Itu sudah membuat senang dan bahagia hatiku.
Pendek cerita,kami janjian untuk tinggal di hotel yang sama.Vito akan
tinggal seminggu di Nusa Dua. Sebagai Country Director di kantorku,
tentu saja aku bisa mencari-cari alasan bahwa aku ada bisnis atau urusan
di Denpasar.Apalagi ada kantor cabang kami di Denpasar.Aku segera
menelpon Alfredo di kantor cabang kami di Denpasar bahwa aku tak usah
dijemput di airport. Aku juga telpon kantorku di Dili, bahwa aku baru
kembali ke Dili seminggu kemudian.
MENGINAP DI NUSA DUA
Demikianlah,setibanya kami di Bandara Ngurah Rai Denpasar aku naik
bis ke hotel bersama Vito. Kami tinggal di dua kamar yang berbeda di
hotel tapi saling bersebelahan.
Setelah check in dan meletakkan barang di kamar, Vito langsung saja
mengajak aku berenang dikolam renang hotel.Aku menurut saja dan kami
berjalan bareng kekolam renang hotel.Kami berdua sama-sama mengenakan
jas-kamar [kamer jas].Di kolam renang kami membuka jas-kamar kami lalu
kami masuk ke air. Vito mengenakan pakaian renang model bikini yang
cukup minim, tubuhnya memang indah.
Otot dadanya amat menonjol ke depan dan sepasang puting susu yang
ketat,tegang,melenting tertancap di tengah-tengah “bukit” dadanya itu!
Perutnya rata dan dihiasi otot membentuk six-packs, lengan dan
tungkainya amat atletis.Kulit tubuhnya putih bersih.Waktu tanpa sengaja
Vito mengangkat tangan -nya keatas aku mencuri pandang pola pertumbuhan
bulu keteknya yang ternyata tumbuh ringan dan memanjang, di sepanjang
dataran ketiaknya.Indah, jantan, dan dewasa sekali tampaknya!
Kami berenang seperti orang sedang berlatih mau ikut pertandingan.
Sekali-sekali kami istirahat lalu melanjutkan lagi latihan sampai satu
jam.
Selesai berenang kami kembali ke kamar untuk ber-pakaian dan siangnya
kami makan siang [lunch] bareng di salah satu restoran hotel itu. Untuk
acara sore kami janjian akan jalan-jalan ke Kuta atau Sanur atau
Denpasar – sekitar jam 17:00.
MENGGAGAHI LOBANG PANTAT VITO
Sekembalinya di kamar aku gelisah sekali. Agaknya aku kasmaran pada
Vito.Nafsuku naik ke otak. Aku memang sudah dua minggu tidak ngeloco,
ngentot, mimpi basah atau pun mengeluarkan pejuh dengan cara lain –
kalau ada! Aku baru saja setengah jam selesai makan siang – tetapi…
berahiku terasa menggelegak.Kalau saja ada Alfredo di situ, pasti sudah
aku hajar boolnya dengan kontolku. Akhir-nya aku tak tahan lagi.Aku
keluar kamar dan lalu mengetuk kamar Vito. Vito membuka sedikit pintu
kamarnya dan menyilahkan aku masuk. Rupanya Vito sedang telanjang bulat,
mungkin dia sedang ganti baju. Vito tidak risih menerima aku di
kamarnya telanjang bulat.Aku sudah tak bisa menahan diriku lagi.. Vito
yang sedang telanjang bulat itu aku peluk, aku dorong ke tempat tidur
dan aku ciumi bibirnya dengan bernafsu.Sambil menciumi bibirnya aku
melepaskan celana dan kancutku.Kontolku yang sudah amat tegang itu lalu
aku embatkan ke bool Vito.Vito mencoba melawan dan menghindar tapi aku
terlalu kuat. Vito aku piting, dan dengan paksa kontolku aku sodokkan ke
silitnya lalu kontolku aku pompakan keluar masuk ke silit Vito.Vito
jadi menggelinjang. Mungkin kesakitan, tapi aku tidak peduli.Aku terus
mengentoti boolnya sampai akhir-nya pejuhku
muncrat:CROOOOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOOT!
Mungkin seperti itulah yang dilakukan oleh Dato’ Seri Dr.Anwar
Ibrahim,kalau benar tuduhan kepada Anwar Ibrahim [Mantan Wakil PM
Malaysia dan yang saat cerita ini ditulis menjadi Ketua {?} Partai
Keadilan di Malaysia] bahwa dia pernah menyodomi supirnya Suryadhrma dan
salah seorang asistennya {laki-laki) yang berumur 20 tahunan.
EPILOG
Aku tidak usah ceritakan apa yang terjadi. Yang jelas Vito marah
besar. Aku diusir dari kamarnya. Untung saja Vito tidak teriak-teriak
memanggil Satpam. Mungkin dia juga malu diperkosa sesama jenis tidak
bisa melawan.
Aku juga tidak yakin bahwa Vito akan mengadukan kepada Polisi atau
pihak berwajib mana pun juga tentang tindakanku itu.Kalu diadukan Vito,
paling -paling tindakanku pada Vito tergolong pada delik “Perbuatan yang
tidak menyenangkan”[walaupun rasa -nya nikmat juga!!!].
Aku cepat-cepat mengenakan celana dan kancutku lalu kabur ke kamarku,
mengemasi barang-barangku dan check out seketika.Aku pesan taxi hotel
untuk pergi ke kantor cabang kami di Denpasar menemui Alfredo.
Yah! Alfredo,karyawan dari kantor cabang kami di Denpasar yang aku
perlakukan seperti “budak sex”. Alfredo pemuda tampan dan penurut.Bahkan
Alfredo saat itu barusan disunat.Luka sunatnya baru saja sembuh dan
kering beberapa hari sebelum itu. Aku memang berniat untuk “mengulum”
kontol Alfredo yang barusan sunat itu untuk pertama kalinya.Aku memang
tidak mau mengulum kontol Alfredo sebelum dia sunat. Alfredo berdarah
campuran Timor dan Portugis – seperti umumnya lelaki dari daerah itu
kulup Alfredo juga panjang – karena itu aku yang membujuk dan setengah
memaksanya agar dia mau sunat – supaya aku bisa menjilati dan menyedot
kontolnya yang besar itu dengan nikmat dan bersih tanpa aku harus
mencium bau bacin smegmanya [ta'i kulat] dan mencecapi rasa pahit ta’i
kulatnya!
Aku menyesal bahwa aku menuruti nafsuku untuk mencari peluang
mencabuli Vito.Aku menyesal juga tidak patuh pada jadwal yang aku buat
sendiri.
Rencananya hari itu aku mampir di Denpasar untuk mencabuli Alfredo
lalu esok harinya aku pulang ke Dili – tempat kerjaku sebagai Country
Director sebuah organisasi internasional di bawah bendera PBB
[Perserikatan Bangsa-Bangsa].Yah! Yang sudah berlalu biarlah
berlalu!Bagaimanapun sayang juga, karena sebetulnya aku masih ingin
menikmati tubuh Vito, pemuda yang barusan menginjak usia delapan-belas
tahun itu! Ternyata kontol Vito besar dan disunat ketat[high and
tight].Pasti nikmat kalau dijilat! Agh!
dari : http://derimu.wordpress.com/2011/01/15/menggagahi-vito-pelajar-lelaki-sekolah-kejuruan/#more-40
Hunk Menu
Overview of the Naolla
Naolla is a novel which tells about life of Hucky Nagaray, Fiko Vocare and Zo Agif Ree. They are the ones who run away from Naolla to the Earth. But only one, their goal is to save Naolla from the destruction.
Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls
Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...
Book 1: Naolla, The Confidant Of God
Book 2: Naolla, The Angel Falls
Please read an exciting romance novel , suspenseful and full of struggle.
Happy reading...
Look
Untuk beberapa pembaca yang masih bingung dengan pengelompokan posting di blog ini, maka saya akan memberikan penjelasannya.
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla
(1)Inserer untuk posting bertemakan polisi dan dikutip dari blog lain;(2)Intermezzo adalah posting yang dibuat oleh pemilik blog;(3)Insert untuk cerita bertema bebas yang dikutip dari blog lain;(4)Set digunakan untuk mengelompokan posting yang sudah diedit dan dikutip dari blog lain;(5)Posting tanpa pengelompokan adalah posting tentang novel Naolla
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar